"Bapak, ini Indah, Pak. Minta tolong bukakan pintunya, Pak."Terdengar derap langkah kian dekat. Indah sudah memasang senyum terbaiknya menyambut cinta pertamanya. Namun, senyuman itu luntur dalam sekejap manakala Indah melihat kalau bukan ayahnya lah yang membukakan pintu, melainkan suaminya, Bara. "Kenapa berdiri di luar, Nduk? Ayo masuk, suamimu sudah sejak tadi menunggumu. Kamu ini, jadi istri mbok ya jangan nyusahin suami. Kasihan. Suamimu ini sibuk kerja cari uang buat kamu, jauh-jauh dari kota demi nyusulin kamu ke sini." Hadi memberikan putrinya siraman rohani. Pria itu pun kaget awalnya melihat kepulangan menantunya yang seorang diri, tapi bukan Bara namanya kalau pria itu tak bisa mengarang alibi demi menyelamatkan harga dirinya sebagai suami sekaligus kepala keluarga. "Ayo, masuk. Udara malam nggak baik, kamu baru saja sembuh." Setelah memindahkan oleh-oleh di tangan Indah, Bara menggandeng tangan istrinya untuk masuk. Tubuh Indah menolak kaku, sakit hati membuatnya en
Baca selengkapnya