Semua Bab Rahim Sewaan Billionaire: Bab 141 - Bab 150

206 Bab

Season II: Hubungan yang Rumit

Season IISetelah menemani Lily makan, Axel meninggalkan calon istrinya di kamar anak-anak. Lily lebih ceria sekarang. Axel mencium kening Lily, “Aku kembali ke kantor dulu. Sampai nanti malam,” ucapnya.“Sampai jumpa,” jawab Lily sambil mengangguk. Keluar dari kamar bayi, Axel memutuskan untuk menyapa Steven yang masih ada di ruang tamu. “Hai, apa kabarmu? Maaf, tadi aku langsung menelepon,” ujar Axel, sambil berjabat tangan. “Baik,” jawab Steven. “Apa kau ada waktu? Aku ingin bicara sebentar. Tapi, aku ingin di tempat lain.”Dahi Axel mengerut, sebenarnya penasaran apa yang dilakukan Lily dengan Steven tadi. “Ini soal kepergian kami tadi,” tambah Steven, suaranya tegas, tatapannya lurus ke arah Axel. Axel menghela napas, “Baik. Di kantorku saja. Aku masih ada beberapa urusan di sana.” Steven mengangguk setuju dengan ide Axel. ***Axel menyelesaikan urusan kantornya dulu. Setelah itu dia duduk di sofa yang ada di ruangannya. “Maaf, selalu membuatmu menunggu,” ucap Axel tidak
Baca selengkapnya

Season II: Masa Silam yang Gelap

Season II“Karena tindakanku menolong mama, semua orang menganggap aku jahat. Adikku sendiri membuangku. Bahkan, aku tidak diundang di pesta pernikahannya. Dan aku tidak punya kesempatan untuk menemui keponakanku sendiri.” Mata Darren berkaca-kaca. “Jahat atau tidak, itu adalah niat dalam hatimu. Bukan dari prasangka orang-orang. Pahamilah.” Steven menatap Darren yang lama-lama terisak. Tak lama, dia membuang pandangannya dan hanya bisa menghela napas. Ruang perawatan itu pun hening dan lebuh dingin dari pada biasanya.“Apakah ... biaya rumah sakit ini ....” “Lily yang membayarnya," sambar Steven dengan yakin. "Aku tidak akan sanggup kalau menanggung semua biaya perawatanmu yang sudah pupuhan ribu dollar."Jawaban itu membuat Darren makin menyesali apa yang sudah dia perbuat dimasa silam kepada Lily.***Axel mempersiapkan makan malam seperti di restoran mewah. Tanpa kursi dan meja. Di balkon kamar Axel, dia menggelar karpet yang halus serta menyalakan lilin untuk menerangi sepanj
Baca selengkapnya

Season II: Perkenalan dan ertemuan Pertama

Season IISuasana di beranda itu sedikit tegang, keduanya terdiam, terdengar suara hembusan angin musim panas. “Apakah boleh?” ulang Axel sekali lagi, dia menggenggam jemari Lily. “Aku pernah gagal dalam berumah tangga. Kali ini aku tidak ingin gagal lagi. Kakakmu akan menjadi bagian dari kita, Li.” Lily masih diam, apa gunanya Axel kenal dengan Darren? Nanti malah Darren Axel merongrong terus. “Aku ... tidak ingin kakakku merepotkanmu,” jawab Lily terpatah-patah. “Lily, ingat kalau kau adalah istriku nanti. Dan aku akan selalu melindungimu. Ingat, kita punya Steven dan ada Tom kalau kau perlukan.” Lily menatap Axel. Lalu mengangguk ragu. “Jangan ragu-ragu. Kau bisa selalu mempercayaiku,” Axel meyakinkan Lily.“Baik,” jawab Lily lirih. Axel langsung memeluk Lily, mengecup puncak kepalanya. “Terima kasih, aku berjanji akan melakukan yang terbaik untukmu.” Lily mengangguk, membiarkan dirinya seperti menyatu dengan Axel. “Besok kita jenguk bersama, bagaimana?” Lily lantas menat
Baca selengkapnya

Season II: Persiapan Pernikahan Lily dan Axel

Season II“Apa-apaan? Apa kau sama sekali tidak menghargai aku, meski sedikit?” suara Darren rendah, hampir tidak terdengar. “Kau ini adikku satu-satunya, Li.” “Justru karena kau adalah saudara kandungku. Aku menjaga hubungan ini agar selalu rukun. Aku tidak mau kalau nanti kau bertingkah dan menyusahkanku seperti beberapa tahun lalu,” Lily menjelaskan panjang lebar. “Kau adalah kakakku, biar bagaimana pun kau yang akan mengantarku ke altar. Kalau kau bersedia. Aku tidak akan memaksa.” Axel membeku menatap Lily yang begitu berani berkata-kata. Mana sangka? Darren terdiam, begitu juga Steven.“Aku pikir cukup. Aku pamit dulu,” pamit Lily. “Sampai bertemu di pernikahan.” Axel menundukkan kepala ke arah Darren, lalu pergi meninggalkan ruang perawatan. Tidak bersalaman atau juga mengucapkan kata perpisahan. Axel langsung berjalan ke luar. Steven juga tidak bisa berkata apa-apa. Dia mengikuti Axel dan Lily keluar dari ruangan, Lily lemas terduduk di kursi ruang tunggu. Napasnya me
Baca selengkapnya

Season II: Our Special Day!

Season IISemua mata tertuju ke arah suara pintu yang terbuka. Apalagi ketika seseorang muncul dan mengatakan, “Aku yang akan mengantar Lily ke altar dan juga yang akan menyerahkan ke Axel waktu first dance.” Ruangan rapat itu menjadi hening begitu Darren bersuara. Axel memerhatikan kecanggungan dan ketegangan di ruangan rapat itu. Jadi, dia berdiri dan menghampiri Darren.“Ah, semuanya, perkenalkan, ini adalah Darren, kakak dari Lily,” ucap Axel sambil tersenyum ke semu peserta rapat yang ada. Pengatur cara mengkonfirmasi tugas Darren, jadi, nanti Anda yang akan mengantar Lily?” “Ya, betul sekali,” jawab Darren. Axel lantas menggeser kursi agar Darren bisa duduk di antara peserta rapat. “Aku tunggu di luar saja,” ujar Steven canggung, rasanya sudah cukup dia mengantar Darren sampai ke ruangan ini. Lily menoleh ke arah Darren, dan tersenyum, seperti mengucap terima kasih. Malamnya, Darren dikenalkan secara resmi ke keluarga Axel. Lewat acara makan malam bersama di hotl tempat
Baca selengkapnya

Season II: Keponakan Darren

Season IIResepsi pernikahan berlanjut hingga malam. Di tengah persiapan resepsi, Lily bersama keluarga yang lain, menunggu di ruangan VIP. Karena ada Darren, Lily mengenalkan anak-anaknya. Lily hanya pikir ini sudah saatnya.“Darren, aku mau memperkenalkan anak-anakku,” Lily berkata, sambil tersenyum. “Mereka—keponakanku?” Mata Darren berbinar, melihat kedua anak lucu yang gendongan Lily dan satu lagi di gendongan Axel. “Ya, mereka kembar,” jawab Lily sambil tersenyum. Anak-anak itu sedang tidur dengan pulas. “Astaga, mereka lucu-lucu, boleh aku menggendongnya?” seru Darren, matanya kali ini berkaca-kaca. Dia berkata kepada Axel. “Siapa nama mereka?” “Ini Charlotte,” ujar Lily sambil memberikan anaknya ke gendongan Darren. “Kalau yang Axel gendong, Aiden,” paparnya. Darren mengambil anak itu dengan hati-hati, “Mereka kecil sekali,” katanya berbisik. “Apakah mereka tidak terusik kalau sedang ramai begini?” “Tidak. Mereka akan tenang, setelah ini akan naik ke kamar lagi, karena
Baca selengkapnya

Season II: Istri yang Cantik

Season IIPesta resepsi selesai lewat tengah malam. walau acara selesai, Axel mengobrol, dan minum bersama beberapa teman dekatnya. Obrolan mereka menurut Lily tidak relevan dengan dirinya, malah membuatnya minder. Kebanyakan Lily tidak mengalami apa yang Axel alami dulu. Sekolah di sekolah kenamaan, kuliah di universitas yang kebanyakan orang kaya. Untung ada Kate di dekat Lily, kalau Meredith tidak kalah sibuk dengan Nyonya Margot yang menjamu para tamu. Meski acara selesai, Nyonya Margot juga masih beramah tamah. “Axe, aku kembali ke kamar duluan,” pamit Lily. Axel mencegah, menggenggam tangan Lily. “Nanti dulu. Apa kau selelah itu?” Lily menundukkan badan, berbisik. “Aku bosan. Pembicaraan mereka tidak sama denganku.” Axel menatap Lily, “Baik. Aku akan segera menyusul,” janji Axel. “Tolong, jangan tidur dulu,” kata terakhirnya sambil tersenyum miring. Lily membalasnya dengan senyuman, “Aku tidak tahu apakah akan tahan terjaga atau tidak,” ledeknya. Axel tertawa kecil, mata
Baca selengkapnya

Season II:Pertemuan dengan Robert

Season II“Nona? “Aku bisa membawamu ke klinik terdekat,” tawarnya. Bree menganga lalu menelan ludah, entah sudah berapa lama dia tidak menikmati lelaki. Kalau dulu dia selalu merasa kurang dengan Axel, selalu ada Diego yang melengkapinya. “Tidak. Tidak ada yang sakit. Aku permisi dulu,” pamit Bree, berjalan melewati pria itu. Sial seribu sial, gerutu Bree. Bukannya melupakan dan membuang jauh kenangan dengan Axel, dia malam ingin menikmati tubuh pria itu. Bree merana di kamarnya sendirian. Sebelum makan malam, wanita itu memutuskan untuk pergi ke restoran yang ada di hotel ini. Mungkin meminum alkohol akan menjadi obat kesepian yang tebaik. Wanita itu memilih gaun terbaik. Sama seperti yang dia lakukan beberapa tahun lalu dengan bersama Axel. Bedanya, malam ini dia sendirian. Bree memilih gaun mini marun terbuka, dan selop dengan tumit tinggi emas. Dandan secantik yang dia bisa. Entah, malam ini hanya ingin saja. Bree berjalan dengan percaya diri memasuki area bar. Duduk di
Baca selengkapnya

Season II: Perjalanan Rahasia

Season IILily dan Axel keluar dari kamar menjelang makan siang. Mereka berpapasan dengan Steven, ketika akan masuk lift. Lily dan Axel memelototi Steven, rambutnya basah, memakai kaus putih dan celana jin. “Apa? Kenapa kalian memandangku begitu?” tanyanya. “Apa kau tadi malam bersama dengan Meredith?” tanya Lily polos. Melihat rupa wajah Steven, tampaknya bukan hanya Lily dan Axel saja yang menikmati malam pertama sebagai pengantin. Ting! Pintu lift terbuka, dan Steven menghela napas lega, Lily tidak akan mendesak menjawab pertanyaan itu. Namun sial untuk Steven. Di lift hanya ada mereka bertiga. “Steve, kau tidak menjawab pertanyaanku?” desak Lily, sambil menatap wajah Steven. Steven memutar bola mata, “Tidak Lily, aku sibuk dengan kakakmu. Dia mabuk dan Meredith sibuk dengan Nyonya Margot. Hm?” lelaki itu lantas memutar balik badannya agar tidak berhadapan dengan Axel dan Lily. “Ke mana Darren?” tanya Lily. Axel hanya menatap Lily, tidak berkata apa-apa, dia mengantungkan
Baca selengkapnya

Season II: Romantisme di Barcelona

Season IIAxel membangunkan Lily begitu pesawat yang mereka tumpangi akan mendarat. Tanda sabuk pengaman sudah menyala. Tidur Lily sangat pulas sampai Axel tidak tega sendiri. “Li, sudah hampir sampai. Pesawatnya sebentar lagi mendarat,” kata Axel pelan. Lily mengesampingkan rasa kantuknya. Begitu Axel bilang sebentar lagi akan mendarat, rasa antusiasnya pun bangkit. Seperti apa negara ini? Pasti indah, pikirnya. “Kau lelah?” tanya Axel berbisik ke arah Lily. Namun, Lily menggeleng, “Tidak. Aku tidak sabar ingin segera melihat negara ini.” Axel tersenyum, “Aku senang kalau kau senang.” Lily tidak berhenti tersenyum ketika mereka ada dalam mobil jemputan yang akan membawa mereka ke hotel. “Waw, negara ini indah, ya!” seru Lilmy kepada Axel. Matanya melebar, tidak sabar ingin mencoba segalanya. Makanan, tempat-tempat wisata.Lily seperti lupa sesaat siapa dirinya saat ini. Dia melihat ke arah anak-anaknya, yang sedang menyusu. Atau Aiden yang sedang terjaga. Namun, Lily menga
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
21
DMCA.com Protection Status