Home / Urban / AWAN - THE NEXT SANJAYA / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of AWAN - THE NEXT SANJAYA: Chapter 151 - Chapter 160

180 Chapters

151. TETAP SAJA 'DIA' YANG TELAH MENYELAMATKANKU

"Ko-komandan Rahman?" Ujar Lona terkejut begitu menyadari siapa sosok yang baru saja 'masuk' ke dalam ruangan tempat ia disekap.Lona tidak tahu bagaimana menggambarkan kata yang tepat untuk masuk karena komandan Rahman seperti dilemparkan ke dalam ruangan dibanding istilah masuk pada umumnya.Meski begitu, melihat komandan Rahman ada di sana, Lona bisa bernapas lega. Bagaimanapun, komandan Rahman adalah seorang jenderal bintang satu angkatan darat yang sangat populer dan bersama kakaknya, Arman Saka mereka telah menjadi panutan bagi rakyat kota Samarda. Sehingga, meski belum pernah bertemu langsung dengannya, Lona bisa langsung mengenalinya.Pertanyaannya, bagaimana mungkin seorang jenderal angkatan darat bisa muncul di sana? Apa ia datang untuk menyelamatkan dirinya?Masalahnya, siapa dia sampai membuat seorang jenderal bintang satu datang secara khusus untuk menyelamatkannya? Atau mungkin ia datang atas perintah permintaan Awan?Tidak! Bagaimana mungkin Awan bisa kenal dengan Rah
Read more

152. LONA TELAH KEMBALI

"Awan, keluar kamu! Kamu harus menjauhi putriku sekarang juga!"Di luar kamar, terdengar teriakan suara Alina yang memaksa masuk ke dalam kamar. Sementara Arya terdengar beberapa kali bicara untuk menahan istrinya agar tidak masuk."Sepertinya kita harus keluar." Ucap Nadya dengan senyum canggung dan tidak berdaya.Awan baru saja menceritakan apa yang terjadi setelah ia tidak sadarkan diri dan yang terpenting, Nadya sangat senang karena memiliki kekasih yang memiliki kemampuan penyembuhan yang sangat luar biasa. Karena Awan tidak hanya berhasil menyembuhkan bekas tamparan Gading tapi juga menghilangkan bekas lukanya.Siapapun wanitanya, mau itu cantik atau biasa, mereka pasti tidak akan percaya diri jika memiliki bekas luka di wajahnya. Bagi wanita, wajah adalah harta berharga yang tidak kalah pentingnya dengan kehormatan mereka."Tidak apa-apa! Percayakan saja pada Erika dan keluarga Saka. Mereka pasti bisa menemukan dan menyelamatkan Lona!" Ucap Nadya seraya mengenggam tangan Awan.
Read more

153. WANITA YANG BERBAHAYA

'Gila! Orang seperti apa dia sebenarnya? Aku bahkan tidak bisa merasakan kedalaman reikinya sama sekali!' Pikir prajurit utusan Rahman tampak agak canggung saat pertama kali bertemu dengan Awan.Sebelum pergi, komandan mereka sudah menjelaskan sedikit tentang kemampuan Awan.Saat itu, mereka masih meragukan jika Awan sekuat yang digambarkan komandan mereka. Mengingat usianya yang bahkan jauh lebih muda dari mereka.Namun, setelah bertemu langsung dengan Awan, mau tidak mau mereka bisa mengerti kenapa komandan mereka begitu memandang tinggi pemuda di depan mereka tersebut.Jika seorang kultivator tidak dapat merasakan kedalaman reiki seseorang maka kemungkinannya hanya ada dua yaitu antara orang itu benar-benar tidak memiliki reiki atau kemampuannya berada jauh di atas mereka sehingga tidak bisa terbaca.Namun, setelah melihat Awan dan kemampuannya berpindah tempat secara ajaib seperti yang digambarkan Rahman maka kemungkinannya adalah yang kedua, kemampuan Awan berada jauh di atas mer
Read more

154. KETUA SERIKAT DAGANG

Hanya saja, memiliki uang saja tidak cukup untuk mendirikan perusahaan apalagi di kota Samarda ataupun di seluruh pulau Kalmata.Erika menjelaskan kalau pasar bisnis di kota Samarda dikelola oleh sebuah serikat dagang atau istilah umumnya serikat dagang.Jika Awan dan Nadya ingin mendirikan perusahaan, mereka harus mendapat ijin dari serikat dagang kota Samarda.Untungnya, Awan dan Nadya tidak perlu repot-repot mencari mereka ataupun sampai harus membuat janji bertemu yang entah kapan waktunya. Karena Erika mengenal langsung ketua serikat dagang kota Samarda.Awan hampir saja lupa kalau Erika adalah putri keluarga Harsya yang merupakan keluarga kelas satu. Tentunya ia memiliki banyak relasi orang-orang penting.Jadi, diputuskan hari itu kalau Erika dan Awan akan pergi menemui ketua serikat dagang kota Samarda berdua. Sementara, Nadya menemani Lona beristirahat di rumah."Baguslah! Paman Sigit bisa bertemu kita hari ini." Ujar Erika senang saat membaca pesan di ponselnya.Ketua Serikat
Read more

155. KAMI MOHON, OBATI PUTRI KAMI!

Sigit segera membuang gengsinya dan bersama istrinya, mereka berdua membungkuk ke arah Awan untuk menunjukkan rasa hormat seperti yang seharusnya mereka lakukan. Hanya saja, mereka terlalu cepat menilai orang dari penampilan luarnya membuat mereka memandang rendah Awan.Sekarang, dengan analisa akurat Awan tentang penyakit mereka, keduanya tidak lagi bisa meragukan kemampuan Awan."Dok-dokter jenius Awan! Mohon maafkan sikap kami sebelumnya. Kami telah keliru menilai anda sebelumnya. Sebagai orang tua, kami hanya menginginkan yang terbaik untuk kesembuhan putri kami satu-satunya dan sempat meragukan anda. Kami mohon anda tidak tersinggung!" Ucap Sigit berterus-terang mengakui kesalahannya.Sebagai seorang pemimpin serikat dagang kota Samarda, Sigit sangat paham bagaimana bertindak sesuai dengan situasi. Saat salah, ia akan mengakui kesalahannya dengan jantan. Itu sebabnya ia bisa mencapai posisinya sekarang tanpa tergantikan.Lalu, dengan sikap rendah hati, keduanya meminta bantuan Aw
Read more

156. SIAPA GURUMU?

"Mr. Sigit, saya harap anda tidak salah paham! Semua ini adalah prosedur yang saya terapkan demi kesembuhan nona Sherin. Anda tahu sendiri kalau kondisi putri anda sangat rentan jadi tidak sembarangan orang asing bisa menyentuhnya atau itu akan memperparah penyakitnya." Ujar dokter Toni seraya melirik sinis ke arah Awan.Meski belum berkenalan dengan Awan, nalurinya mengatakan kalau Awan adalah dokter yang didatangkan Sigit untuk menyembuhkan Sherin. Itu artinya pria itu akan menjadi saringan.Sebagai seorang dokter syaraf terkenal, tentu saja Toni sangat anti ada saingan yang dapat mempengaruhi reputasinya.Sigit mengangguk ringan dan bisa memahami alasan Tomi sehingga ia mengurungkan niatnya untuk memarahi perawat wanita yang telah lancang menegur Awan sebelumnya.Karena itu, Sigit segera berkata pada Toni, "Kalau begitu saya dapat memaklumimya. Tapi, beliau bukan orang sembarangan. Dia adalah dokter jenius Awan.""Saya harap anda jangan tersinggung karena saya mengajak dokter jeni
Read more

157. KENAPA KAMU YANG PANIK?

Suasana menjadi canggung begitu Awan yang acuh tak acuh tidak mengakui Alice sebagai muridnya. Ia bahkan hanya menatap Alice sekilas dan malah tampak kesal karena Alice membuat pengakuan sepihak seperti itu.Gila! Situasi macam apa ini?Bahkan jika kamu tidak pernah menerima Alice sebagai murid sekalipun, paling tidak jangan menolaknya secara langsung di depan umum seperti ini!Anehnya, bukannya marah ataupun kesal karena Awan menolak mengakuinya, Alice justru mengucapkan kalimat yang membuat semua orang semakin tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi."Tidak masalah! Dalam hatiku, aku sudah menganggap anda sebagai guruku. Sampai anda menerimaku, sampai saat itu aku tidak akan pernah menyerah!" Ujar Alice dengan tatapan penuh kekaguman.Gubrak! Toni yang mendengarnya merasa ingin membenturkan kepalanya ke lantai karena saking tidak percayanya.Bukankah ini sama saja cintanya sudah ditolak namun masih nekad untuk berjuang?Toni tidak mengerti apa yang dipikirkan Alice hingga beg
Read more

158. BECIK KETITIK OLO KETORO

Melihat adiknya terpojok layaknya seorang tersangka dimana semua orang disekelilingnya menatapnya dengan tatapan menghakimi, membuat perasaan Wina sebagai seorang kakak menjadi tidak tega."Dokter jenius Awan, apa sudah pasti penyebab penyakit putri kami adalah guna-guna?""Tidak diragukan lagi! Seratus persen penyebabnya adalah guna-guna." Ujar Awan tanpa ragu.Wina menatap adiknya sejenak dan berkata dengan ragu, "Tapi, tidak mungkin adikku akan sampai hati mencelakai putri kami. Selama ini, Teguh dan Sherin begitu dekat. Kedekatan mereka bahkan lebih erat dibandingkan dengan ayahnya sendiri. Anda tahu sendiri, kami berdua sangat sibuk dengan pekerjaan jadi Teguh lah yang lebih sering menghabiskan waktu bersama dengan Sherin."Selain itu, Wina dan suaminya sudah banyak membantu kehidupan Teguh. Mulai semenjak ia kuliah hingga pekerjaannya sekarang. Karena berkat posisi suaminya sekarang, Teguh bisa menjabat sebagai manajer di salah satu perusahaan di bawah asosiasi serikat dagang ko
Read more

159. ALASAN SEBENARNYA

"Aaaa.." Wina reflek berteriak ketakutan saat melihat adiknya yang telah berubah seperti iblis pembunuh dan tiba-tiba menyerang ke arah Awan dengan masing-masing jarinya mengeluarkan kuku panjang dan runcing.Bahkan setelah melihatnya secara langsung, Wina masih sulit mempercayai bahwa makhluk mengerikan itu adalah adik kandungnya sendiri. Apalagi, perubahan Teguh tidak hanya pada penampilannya yang terlihat mengerikan tapi juga aura membunuh yang terasa begitu kentara mengelilinginya.Saat serangan Teguh datang, alih-alih menghindar Awan justru terlihat seperti sengaja menantikan serangan tersebut.Karena begitu dua cakar Teguh melesat dari dua sisi depan dan menargetkan titik vitalnya, Awan dengan gerakan tenang dan sangat cepat menjentikkan satu jari telunjuk kanannya tepat menyasar bagian tengah dahi Teguh."Tap!"Dari ujung jari Awan tampak sebuah sinar terang yang kemudian meresap masuk ke dalam kening Teguh. Sebelum akhirnya membuat Teguh yang sedang mengamuk jatuh tersungkur d
Read more

160. KEJUTAN UNTUK NADYA

"Sayang, ini perusahaan siapa? Kamu ada kenalan di sini?" Tanya Nadya saat Awan membawanya ke sebuah perusahaan.Itu adalah sebuah perusahaan kosmetik terkenal di kota Samarda. Ternyata, saat Sigit dan Wina memberikan perusahaan pada Awan, keduanya tidak menjelaskan kalau perusahaan yang akan mereka berikan ternyata adalah salah satu perusahaan kosmetik terkenal di kota itu.Awan sendiri bahkan juga terkejut saat pertama kalinya mampir ke perusahaan yang sebentar lagi akan menjadi miliknya dan Nadya tersebut.'Astaga! Mereka tidak menjelaskan kalau perusahaannya sebesar ini!' Bathin Awan tercengang.Sebelumnya, saat Sigit mengatakan kalau perusahaan yang akan ia berikan adalah salah satu perusahaan yang ia rintis lama bersama istrinya dan mereka tidak punya cukup waktu untuk mengurusnya. Karena itu mereka memberikan perusahaan tersebut pada Awan. Saat itu, yang terbayang dalam benak Awan adalah perusahaan kosmetik biasa berskala
Read more
PREV
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status