"Sayang, ini perusahaan siapa? Kamu ada kenalan di sini?" Tanya Nadya saat Awan membawanya ke sebuah perusahaan.Itu adalah sebuah perusahaan kosmetik terkenal di kota Samarda.Ternyata, saat Sigit dan Wina memberikan perusahaan pada Awan, keduanya tidak menjelaskan kalau perusahaan yang akan mereka berikan ternyata adalah salah satu perusahaan kosmetik terkenal di kota itu.Awan sendiri bahkan juga terkejut saat pertama kalinya mampir ke perusahaan yang sebentar lagi akan menjadi miliknya dan Nadya tersebut.'Astaga! Mereka tidak menjelaskan kalau perusahaannya sebesar ini!' Bathin Awan tercengang.Sebelumnya, saat Sigit mengatakan kalau perusahaan yang akan ia berikan adalah salah satu perusahaan yang ia rintis lama bersama istrinya dan mereka tidak punya cukup waktu untuk mengurusnya. Karena itu mereka memberikan perusahaan tersebut pada Awan.Saat itu, yang terbayang dalam benak Awan adalah perusahaan kosmetik biasa berskala
"Sayang, katakan padaku! Apa ini benar-benar nyata? Aku tidak sedang bermimpi, 'kan?" Tanya Nadya dengan wajah terlihat linglung meski mereka baru saja selesai serah terima perusahaan dan Sigit sendiri yang memperkenalkan mereka pada seluruh karyawan dan staf perusahaan.Saat ini, hanya ada Nadya dan Awan dalam ruangan khusus direktur utama."Aww." Erang Nadya terkejut saat Awan tiba-tiba mencubit pipinya."Bagaimana? Sekarang kamu percaya kalau ini semua bukan mimpi, 'kan?" Tanya Awan sambil terkekeh.Nadya memanyunkan bibirnya seraya mengusap pipinya, "Iya, tapi gak usah mencubit terlalu keras juga." Ucap Nadya merenggut."Tunggu dulu! Tapi, bagaimana bisa pak Sigit memberikan perusahaan sebesar ini pada kita?" Tanya Nadya lagi seakan masih tidak percaya jika mereka menerima perusahaan dengan aset puluhan milyar itu begitu saja.Awan menceritakan kalau sehari sebelumnya ia berhasil menyembuhkan putri satu-satunya Sigit yang sudah lama sakit parah. Namun, Awan sengaja melewatkan ceri
Saat Dian masuk ke dalam ruangan, matanya tampak tajam seperti sedang mencari sesuatu, mungkin karena kebiasaannya sebagai Intel membuat Dian sudah terbiasa berhati-hati dan mengamati segala sesuatunya.Hanya saja, kebiasaannya ini membuat Dian harus menahan tawa geli dalam hati.Bagaimana tidak?Awan yang ia kira adalah seorang dokter jenius dan bisa dikatakan sebagai orang suci, ternyata juga bisa berbuat nakal. Apalagi ia melakukannya di perusahaan yang belum sehari mereka tempati. Meski Awan melakukannya dengan kekasihnya sendiri, tetap saja itu menunjukkan kalau Awan tidak berbeda dengan kebanyakan pria di luaran sana yang juga memiliki nafsu.Dian merasa tidak heran kalau Awan sampai melakukannya. Memiliki kekasih secantik Nadya, siapa pria yang bisa tahan hanya mendiamkannya tanpa menyentuhnya?Meski begitu, Dian bisa mengendalikan ekspresinya dengan sangat baik dan bersikap seolah ia tidak menyadari apa yang terjadi antara sepasang insan di depannya dan berkata dengan santai,
"Kamu akan memimpin ekspedisi untuk mencari sisa tim kalian yang selamat dan juga menangkap ular raksasa ini? Kenapa tidak paman atau ayahmu yang turun?" Tanya Awan terkejut mendengar Dian akan memimpin tim untuk ekspedisi berbahaya tersebut.Jelas saja Awan meragukan Dian.Bagaimana tidak? Empat orang elit dalam keluarga Saka yang berada di level pembentukan inti tingkat menengah saja tidak berdaya. Apalagi Dian yang cuma berada di level pembangunan fondasi tahap akhir.Dian menjawab dengan terus terang, "Ayah sedang dalam misi khusus ke provinsi Cendrawasih. Sementara paman Rahman juga dalam misi khusus ke wilayah Timur lainnya. Kamu tentu masih ingat, kakek terluka karena sekte Bulan Darah? Misi ini berkaitan dengan sekte sesat ini. Negara sudah resmi menyatakan sekte ini terlarang dan harus dimusnahkan. Hanya saja, mereka sangat kuat sehingga harus para petinggi dan kekuatan khusus militer yang dikirim untuk menghadapi mereka.""Mereka lagi!" Gumam Awan samar."Kamu kenal orang se
"Orang penting mana yang akan datang sampai kita harus menunggunya seperti ini?" Tanya salah seorang prajurit elit wanita dengan menahan kesal.Dia merupakan satu dari enam orang prajurit keluarga Saka yang berada di ranah pembentukan inti tahap awal dan berpikir, dengan tingkatnya saat itu ia seharusnya menjadi orang yang dihormati ketiga dalam tim ekspedisi kali ini setelah tiga senior di atasnya dan Dian Saka sendiri tentunya.Namun, Dian yang menjadi pemimpin tim ekspedisi justru harus menunggu dan membuat semua anggota timnya juga mengikuti keinginan sang nona muda.Hanya saja, setelah lebih dari tiga puluh menit dari waktu harusnya mereka berangkat, orang yang ditunggu belum juga muncul.Hal itu membuat beberapa orang tampak tidak puas dan menahan kekesalan dalam hati.Anehnya, Dian yang biasanya paling tidak suka dengan keterlambatan atau ketidakdisiplinan dan akan menghukum setiap bawahannya yang ngaret meski itu hanya satu menit. Kali ini justru tidak mengucapkan apa-apa dan
Pilihan Dian menggunakan Helikopter terbukti memang tepat.Karena kurang dari enam puluh menit kemudian, mereka sudah sampai di kaki gunung Wanea. Jika saja mereka memaksakan menggunakan kendaraan darat, mereka mungkin baru sampai dimaki bukit Wanea sehari kemudian."Nona, kita tidak bisa terbang lebih jauh lagi. Bagaimana?" Tanya pilot meminta pertimbangan Dian.Dian melihat ke bawah dan memperhatikan keadaan sebentar dan segera mengerti alasan kenapa pilotnya mengatakan kalau helikopter mereka tidak bisa lagi terbang lebih jauh. Itu karena udara disini begitu kencang bahkan saat mereka masih berada di kaki pegunungan sekalipun dan tidak tertutup kemungkinan akan jauh lebih berbahaya saat mereka semakin masuk ke dalam pegunungan."Baiklah, kalau begitu kita akan turun di sini." Ucap Dian memutuskan.Tidak sama seperti pendaratan pada umumnya. Karena semua penumpang pesawat adalah kultivator, jadi helikopter tidak perlu mendarat untuk menurunkan semua orang.Pilot hanya mencari tempa
Ular besar yang sudah bersiap pergi dibuat terkejut dengan kemunculan Awan yang tidak terduga dan tiba-tiba sudah berada tepat di atas kepalanya.Siapa sangka, mangsa yang ia kira paling lemah sebenarnya adalah yang paling berbahaya.Tidak ingin menjadi sasaran empuk begitu saja, ular tersebut dengan lincah berkelit dan rahangnya yang besar terbuka lebar melesat ke arah atas dan bersiap menerkam Awan."Swing!"Hanya saja, kecepatan ular masih kalah jauh dibanding lawan dan ular besar tersebut hanya berhasil menerkam sisa bayangan Awan sebelum ia merasakan kepalanya seperti terbang ke udara dan dengan mata terbelalak lebar, ular tersebut melihat tubuhnya sendiri tergeletak di atas tanah.Itu adalah pemandangan terakhir yang bisa dilihat oleh ular besar tersebut. Karena setelah itu, napasnya berhenti untuk selamanya.Yang paling terkejut setelah melihat kejadian super cepat itu, tentu saja Dian dan semua prajurit elit keluarga Saka.
Kata-kata Awan seakan menghancurkan harapan yang sempat muncul dalam diri Dian dan yang lainnya.Bagaimanapun, sosok yang akan mereka hadapi adalah Imoogi,mular setengah naga. Di mana tim mereka sebelumnya yang terdiri dari tiga orang tahap pembangunan inti tahap menengah saja tidak diketahui bagaimana nasibnya. Meski jumlah mereka sekarang lebih banyak tetua Armen dan yang lainnya masih belum yakin bisa menghadapi makhluk itu secara langsung.Harapan mereka sekarang adalah bisa menemukan tim sebelumnya dan membawa mereka kembali lalu menemukan empedu Tangkalaluk yang berusia lebih se abad.Sekarang, mereka sudah menemukan empedu ular Tangkalaluk secara tidak terduga dan tinggal mencari tim ekspedisi yang masih selamat. Namun, karena ucapan Awan sebelumnya, membuat mereka tersadar kalau misi selanjutnya jauh lebih berbahaya. Karena mereka akan memasuki wilayah teritori Imoogi.Saat semua orang sedang mengkhawatirkan bagaimana cara menyelamatkan rekan mere