Beranda / Urban / AWAN - THE NEXT SANJAYA / 162. KAMI BUTUH BANTUANMU

Share

162. KAMI BUTUH BANTUANMU

Penulis: sutan sati
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Saat Dian masuk ke dalam ruangan, matanya tampak tajam seperti sedang mencari sesuatu, mungkin karena kebiasaannya sebagai Intel membuat Dian sudah terbiasa berhati-hati dan mengamati segala sesuatunya.

Hanya saja, kebiasaannya ini membuat Dian harus menahan tawa geli dalam hati.

Bagaimana tidak?

Awan yang ia kira adalah seorang dokter jenius dan bisa dikatakan sebagai orang suci, ternyata juga bisa berbuat nakal. Apalagi ia melakukannya di perusahaan yang belum sehari mereka tempati. Meski Awan melakukannya dengan kekasihnya sendiri, tetap saja itu menunjukkan kalau Awan tidak berbeda dengan kebanyakan pria di luaran sana yang juga memiliki nafsu.

Dian merasa tidak heran kalau Awan sampai melakukannya.

Memiliki kekasih secantik Nadya, siapa pria yang bisa tahan hanya mendiamkannya tanpa menyentuhnya?

Meski begitu, Dian bisa mengendalikan ekspresinya dengan sangat baik dan bersikap seolah ia tidak menyadari apa yang terjadi antara sepasang insan di depannya dan berkata dengan santai,
sutan sati

Maaf baru bisa nulis lagi, lur. Lagi teralihkan dengan kesibukan di real. Semoga tidak bosan! Ditunggu saran dan kritiknya. Salam rendang! :)

| 42
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (16)
goodnovel comment avatar
Sadek A W
pokoke sehat selalu boss..
goodnovel comment avatar
Pendita Keramat
thor terlalu banyak sibuknya.. bila tidak sibuk tu thor... sepatutnya ksi update 3 bab la jdi tidak orang bosan menunggu
goodnovel comment avatar
FerRy YoiChi HaYato
lh dek sabun ank mah ji
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   163. WANITA BERBAHAYA!

    "Kamu akan memimpin ekspedisi untuk mencari sisa tim kalian yang selamat dan juga menangkap ular raksasa ini? Kenapa tidak paman atau ayahmu yang turun?" Tanya Awan terkejut mendengar Dian akan memimpin tim untuk ekspedisi berbahaya tersebut.Jelas saja Awan meragukan Dian.Bagaimana tidak? Empat orang elit dalam keluarga Saka yang berada di level pembentukan inti tingkat menengah saja tidak berdaya. Apalagi Dian yang cuma berada di level pembangunan fondasi tahap akhir.Dian menjawab dengan terus terang, "Ayah sedang dalam misi khusus ke provinsi Cendrawasih. Sementara paman Rahman juga dalam misi khusus ke wilayah Timur lainnya. Kamu tentu masih ingat, kakek terluka karena sekte Bulan Darah? Misi ini berkaitan dengan sekte sesat ini. Negara sudah resmi menyatakan sekte ini terlarang dan harus dimusnahkan. Hanya saja, mereka sangat kuat sehingga harus para petinggi dan kekuatan khusus militer yang dikirim untuk menghadapi mereka.""Mereka lagi!" Gumam Awan samar."Kamu kenal orang se

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   164. ORANG KAYA MEMANG BEDA!

    "Orang penting mana yang akan datang sampai kita harus menunggunya seperti ini?" Tanya salah seorang prajurit elit wanita dengan menahan kesal.Dia merupakan satu dari enam orang prajurit keluarga Saka yang berada di ranah pembentukan inti tahap awal dan berpikir, dengan tingkatnya saat itu ia seharusnya menjadi orang yang dihormati ketiga dalam tim ekspedisi kali ini setelah tiga senior di atasnya dan Dian Saka sendiri tentunya.Namun, Dian yang menjadi pemimpin tim ekspedisi justru harus menunggu dan membuat semua anggota timnya juga mengikuti keinginan sang nona muda.Hanya saja, setelah lebih dari tiga puluh menit dari waktu harusnya mereka berangkat, orang yang ditunggu belum juga muncul.Hal itu membuat beberapa orang tampak tidak puas dan menahan kekesalan dalam hati.Anehnya, Dian yang biasanya paling tidak suka dengan keterlambatan atau ketidakdisiplinan dan akan menghukum setiap bawahannya yang ngaret meski itu hanya satu menit. Kali ini justru tidak mengucapkan apa-apa dan

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   164. MANGSA BERUBAH MENJADI PEMANGSA

    Pilihan Dian menggunakan Helikopter terbukti memang tepat.Karena kurang dari enam puluh menit kemudian, mereka sudah sampai di kaki gunung Wanea. Jika saja mereka memaksakan menggunakan kendaraan darat, mereka mungkin baru sampai dimaki bukit Wanea sehari kemudian."Nona, kita tidak bisa terbang lebih jauh lagi. Bagaimana?" Tanya pilot meminta pertimbangan Dian.Dian melihat ke bawah dan memperhatikan keadaan sebentar dan segera mengerti alasan kenapa pilotnya mengatakan kalau helikopter mereka tidak bisa lagi terbang lebih jauh. Itu karena udara disini begitu kencang bahkan saat mereka masih berada di kaki pegunungan sekalipun dan tidak tertutup kemungkinan akan jauh lebih berbahaya saat mereka semakin masuk ke dalam pegunungan."Baiklah, kalau begitu kita akan turun di sini." Ucap Dian memutuskan.Tidak sama seperti pendaratan pada umumnya. Karena semua penumpang pesawat adalah kultivator, jadi helikopter tidak perlu mendarat untuk menurunkan semua orang.Pilot hanya mencari tempa

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   165. ULAR PEMANGSA

    Ular besar yang sudah bersiap pergi dibuat terkejut dengan kemunculan Awan yang tidak terduga dan tiba-tiba sudah berada tepat di atas kepalanya.Siapa sangka, mangsa yang ia kira paling lemah sebenarnya adalah yang paling berbahaya.Tidak ingin menjadi sasaran empuk begitu saja, ular tersebut dengan lincah berkelit dan rahangnya yang besar terbuka lebar melesat ke arah atas dan bersiap menerkam Awan."Swing!"Hanya saja, kecepatan ular masih kalah jauh dibanding lawan dan ular besar tersebut hanya berhasil menerkam sisa bayangan Awan sebelum ia merasakan kepalanya seperti terbang ke udara dan dengan mata terbelalak lebar, ular tersebut melihat tubuhnya sendiri tergeletak di atas tanah.Itu adalah pemandangan terakhir yang bisa dilihat oleh ular besar tersebut. Karena setelah itu, napasnya berhenti untuk selamanya.Yang paling terkejut setelah melihat kejadian super cepat itu, tentu saja Dian dan semua prajurit elit keluarga Saka.

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   166. SAINGAN CINTA

    Kata-kata Awan seakan menghancurkan harapan yang sempat muncul dalam diri Dian dan yang lainnya.Bagaimanapun, sosok yang akan mereka hadapi adalah Imoogi,mular setengah naga. Di mana tim mereka sebelumnya yang terdiri dari tiga orang tahap pembangunan inti tahap menengah saja tidak diketahui bagaimana nasibnya. Meski jumlah mereka sekarang lebih banyak tetua Armen dan yang lainnya masih belum yakin bisa menghadapi makhluk itu secara langsung.Harapan mereka sekarang adalah bisa menemukan tim sebelumnya dan membawa mereka kembali lalu menemukan empedu Tangkalaluk yang berusia lebih se abad.Sekarang, mereka sudah menemukan empedu ular Tangkalaluk secara tidak terduga dan tinggal mencari tim ekspedisi yang masih selamat. Namun, karena ucapan Awan sebelumnya, membuat mereka tersadar kalau misi selanjutnya jauh lebih berbahaya. Karena mereka akan memasuki wilayah teritori Imoogi.Saat semua orang sedang mengkhawatirkan bagaimana cara menyelamatkan rekan mere

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   167. SERANGAN LEBAH API NERAKA

    Rombongan Dian baru saja berjalan sepuluh menit ketika sekumpulan badak bertanduk besi tiba-tiba muncul dari dalam hutan dan berlari tepat ke arah mereka.Edi yang berdiri paling depan sengaja memanfaatkan momentum tersebut untuk unjuk gigi. Ia berteriak, "Semuanya mundur!""Hanya sekumpulan hewan bodoh!" Ujar Edi angkuh.Edi sama sekali tidak menganggap puluhan badak bertanduk besi tersebut sebagai ancaman dan berniat menghadapinya seorang diri. Ia terlihat begitu percaya diri dengan kemampuannya. Karena itu, ia meminta semua orang untuk mundur dan membuat Dian melihat kemampuannya.Dian dan yang lainnya tampak ingin membantu Edi. Bagaimanapun, ini adalah ekspedisi mereka. Tentu saja, Dian tidak ingin Edi sampai membahayakan nyawanya.Namun, sebelum Dian dan yang lainnya bergerak, Awan sudah terlebih dahulu meraih lengannya dan menahannya."Bukankah Edi sudah menyuruh kita untuk mundur? Mari kita tonton saja dari sini." Ucap Awan sambil tertawa seolah tidak peduli dengan nyawa Edi."

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   168. SEPERTINYA DUNIA SUDAH TERBALIK

    "Tu-tuan muda Edi, kita, kita tidak bisa menghadapi monster-monster ini." Ujar Shelma dengan suara tertahan.Saat ini hanya tersisa mereka berdua. Mustahil mereka membunuh semua lebah api neraka meskipun Edi memiliki pedang pusaka Halimun di tangannya. Jika mereka mereka terus memaksa, hanya ada kematian di depan mereka.Shelma cukup sadar dengan kondisi ini. Apalagi, semua rekannya yang bertarung dengan mereka sebelumnya tampak aman berlindung di balik kelompok Awan. Seolah area tempat mereka berada tidak terlihat oleh kawanan lebah api neraka ganas tersebut.Shelma ingin mendukung Edi karena berpikir bahwa tuan muda dengan latar belakang keluarga kuat seperti Edi lah yang pantas bersanding dengan nona mudanya. Itu sebabnya, Shelma sejak awal selalu menunjukkan keberpihakannya pada Edi dan membenci Awan.Meski begitu, di saat kondisinya sedang terdesak seperti sekarang, Shelma terpaksa harus menundukkan kepalanya dan mengakui keunggulan Awan dibanding ha

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   169. TRIK KECIL AWAN

    "Mundurlah! Dari sini, biar aku yang mengurusnya." Ujar Awan memerintahkan semua orang untuk mundur.Lalu, setelah semua orang menjauh, Awan mengambil setumpuk semak liar dan beberapa ranting. Setelah itu, Awan membuat sebuah formasi kecil menggunakan ranting dan kemudian melumuri tumpukan semak yang ia ambil sebelumnya dengan darah ular sebelum menumpuknya di tengah formasi.Setelah semuanya siap, Awan membaca mantra dan kemudian membakar tumpukan semak tersebut yang membuat asap tebal segera muncul. Ajaibnya, asap tebal yang muncul segera menyebar dengan sangat cepat seolah membentuk perisai kabut menutupi semua orang.Kawanan lebah api neraka yang sedang marah coba menyerang Edi dan kelompok Shelma yang telah membunuh kawanan mereka sebelumnya.Namun, begitu mereka masuk ke dalam formasi asap yang dipasang Awan, kawanan lebah api neraka tiba-tiba menjadi ketakutan yang membuat mereka tidak lagi berminat untuk menyerang sebelum akhirnya berbalik pergi begitu saja."Hah, hanya begitu

Bab terbaru

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   179. BAJINGAN NEKAD

    "Apa yang mereka lakukan?""Bodoh! Mereka malah melakukannya sendiri tanpa perlu kita paksa. Hahaha!"Melihat dua tetua keluarga Saka yang dengan 'bodoh'nya coba menyelamatkan dua rekannmereka yang ada di tengah kolam membuat Edi tertawa terbahak-bahak. Ia melihat kalau keduanya sudah melakukan tindakan sangat bodoh tanpa menyadari ada sesuatu di bawah permukaan kolam.Benar saja, saat keduanya melintasi permukaan kolam yang tenang, monster ular yang sedang bersembunyi di bawah kolam langsung menyergap dan hampir saja menelan keduanya secara hidup-hidup. Jika saja Awan tidak datang tepat waktu, niscaya keduanya sudah berpindah alam dan menjadi bagian dari isi perut sang ular.Meski begitu, apa yang dilakukan Awan tidak memberi dampak apa-apa selain hanya berhasil mengalihkan perhatian si ular. Bahkan dengan serangan seperti itu tidak meninggalkan satu goresan di permukaan kulit ular monster tersebut.Edi tertawa mencemooh, "Hahaha, dia pikir dia siapa? Menyerang binatang spritual ting

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   178. KEMUNCULAN SOSOK ULAR RAKSASA

    Di tempat lain.Ribuan binatang spritual berlarian masuk ke dalam gua seolah sedang berlomba untuk berebut makanan. Derap langkah mereka yang besar membuat seluruh gua bergetar hebat seolah sedang dilanda gempa bumi.Pemandangan ini akan membuat siapapun gemetar ketakutan. Bahkan tiga tetua pembentukan jiwa yang dibawa oleh Edi tidak urung merasa khawatir. Jika jumlahnya puluhan, mereka mungkin masih dapat dengan mudah membunuhnya layaknya menginjak kawanan semut.Namun, jika jumlahnya sudah sebanyak ini, mereka tidak akan bisa keluar tanpa cidera."Tuan muda, situasi ini tidak terlihat bagus. Kita harus bergerak cepat!""Tetua, apa yang harus kita lakukan sekarang?" Edi yang ditanya seperti itu justru balik bertanya dengan ekspresi bingung dan tegang.Kepercayaan diri yang ia tunjukkan beberapa menit sebelumnya sudah berubah menjadi ekspresi tegang. Rencana yang seharusnya mudah justru menjadi sangat sulit saat ini. Meskipun mereka berhasil mendapatkan teratai bumi dan inti monster

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   177. PENGKHIANAT

    "Tetua Arsyad, kenapa anda berhenti di sini?" Tanya salah seorang prajurit keluarga Saka heran.Karena tetua Arsyad yang memimpin mereka tiba-tiba berhenti, membuat semua orang di belakangnya ikut berhenti dan menatapnya dengan penuh tanya,Seharusnya mereka harus bergegas kembali ke kediaman keluarga Saka. Karena disamping mereka harus membawa pil untuk kepala keluarga, mereka juga harus segera melaporkan tentang misi penyelamatan dua tetua mereka yang dipimpin oleh Dian dan meminta tim bantuan.Namun, bukannya harus bergegas kembali, tindakan tetua Arsyad yang tiba-tiba berhenti dan menunjukkan gelagat mencurigakan membuat semua orang kebingungan."Cony, serahkan pilnya padaku!" Ujar tetua Arsyad mengulurkan tangannya."Tetua, apa maksudmu? Kita harus bergegas kembali dan melapor pada keluarga utama." Ujar prajurit Cony tidak langsung menuruti permintaan seniornya tersebut."Apa perintahku kurang jelas? Cepat, serahkan pil itu padaku!" Ulang tetua Arsyad dingin."Maaf, tetua! Kami t

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   176. SIAPA MENJEBAK SIAPA

    Ternyata, Awan sudah memperhitungkan semua kemungkinan bahaya yang dapat membahayakan dirinya dan orang-orang disekitarnya. Itu termasuk semua orang yang pernah menentang Awan seperti halnya kelompok Shelma.Tetua Dion sempat meragukan kecurigaan Awan saat itu. Menurutnya, Shelma seperti halnya semua prajurit dalam keluarga Saka adalah karakter yang sangat loyal. Karena salah satu persyaratan agar mereka bisa diterima sebagai prajurit keluarga Saka adalah mereka harus bersumpah setia menggunakan darah yang membuat mereka tidak bisa mengkhianati keluarga Saka.Hanya saja, alasan akan cukup masuk akal dengan menjelaskan kalau dirinya hanya orang luar yang membuat Shelma ataupun rekan-rekannya bisa saja menghabisi dirinya. Ditambah jika ada seseorang yang mampu meyakinkan mereka.Siapa lagi, kalau bukan Edi Purnama.Itu sebabnya, sesaat sebelum masuk ke dalam gua, sesuai dengan arahan Awan, tetua Dion sengaja memberi tanggungjawab pada Shelma dan rekan-rekannya secara khusus menjaga keam

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   175. DIA TIDAK AKAN MEMBUNUHKU

    Edi sempat salah tingkah saat Awan tiba-tiba bertanya padanya dan menjawab dengan nada agak tinggi, "Apa maksudmu bertanya seperti itu? Bagaimana aku tahu apa yang ada di dalam sana! Seperti kata Dian, seharusnya kita menyelamatkan tetua Elang dan tetua Evan sebelum ular monster itu kembali.""Begitukah?" Ujar Awan dengan senyum licik yang membuat Evan merasa gelisah layaknya seorang maling yang baru saja tertangkap basah."Bagaimana kalau kamu sudahi saja sandiwara ini, tuan muda Edi? Atau, aku sendiri yang akan membongkar kebohonganmu?""Kebohongan apa maksudmu? Jika ada yang perlu dicurigai di sini maka itu adalah kamu. Kita semua sudah melihat kalau dua tetua Saka ada di sana. Tapi, bukannya bergegas menyelamatkan mereka, bajingan ini justru membuat tuduhan tidak mendasar dan mengulur waktu yang membuat nyawa mereka bisa saja tidak dapat diselamatkan." Balas Edi ketus dan membalikkan semua kesalahan pada Awan.Selain tetua Dion, para prajurit keluarga Saka tampak mulai termakan de

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   174. MASUK KE DALAM GUA

    Rombongan Awan masuk ke dalam gua.Gua itu sendiri memiliki lebar tidak lebih dari dua setengah meter.Hanya saja, siapapun yang masuk ke dalam gua akan merasakan tekanan yang sangat besar seolah mereka sedang memasuki mulut harimau. Tidak terkecuali mereka yang berada di ranah pembentukan inti seperti halnya tetua Dion dan yang lainnya. Mereka merasakan tekanan yang belum pernah mereka hadapi.Tidak heran, Dian yang berada di ranah pembentukan fondasi tampak begitu tertekan. Sampai-sampai ia tidak berani berada jauh dari sisi Awan. Berada di dekat Awan satu-satunya cara yang membuatnya merasa agak aman.Karena di dalam gua terdapat binatang spritual tingkat empat dan juga lebar gua yang relatif sempit, mereka tidak memiliki pilihan selain berjalan kaki dan berusaha untuk menyembunyikan hawa keberadaan mereka.Hanya saja, belum lama mereka berjalan masuk ke dalam gua, mereka terpaksa berhenti karena di depan mereka terdapat beberapa lorong.Tanpa mereka sadari, gua tempat mereka ber

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   173. KITA IKUTI RENCANANYA

    Keserakahan terkadang membuat seseorang bisa kehilangan akal sehat dan nuraninya. Itulah yang terjadi pada Edi Purnama.Menurut Awan, Edi memiliki tujuan utama yang membuatnya sampai rela menjadikan wanita yang disukainya sebagai alat untuk mendapatkan keinginannya. Bisa jadi, Awan dan tim keluarga Saka akan dijadikan sebagai pengalih perhatian.Hanya saja, Awan tidak bisa menyimpulkan apa yang sedang dicari oleh Edi sampai berani mengorbankan banyak orang untuk mendapatkan keinginannya. Yang bisa dilakukan Awan saat ini adalah mengikuti permainan Edi dan membuat langkah antisipasi untuk menghindari jatuhnya korban di pihak mereka.Setelah menjelaskan rencananya pada tetua Dion, Awan lalu membuat pil pemulihan untuk kepala keluarga Saka seperti janjinya. Yang mengejutkan, pembuatan pil ini sendiri tidak menggunakan tungku alkimia seperti kebanyakan alkemis lainnya dan Awan bahkan hanya membutuh waktu kurang dari lima menit untuk memurnikan empat pil tingkat atas."Astaga! Dokter jeni

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   172. RENCANA AWAN

    Awan dan tetua Dion sampai di area pinggir hutan yang relatif sangat sepi dan bagian belakang mereka adalah tebing yang cukup tinggi. Sebuah tempat yang cukup ideal untuk meramu pil."Dokter jenius Awan, katakan saja, apa yang anda ingin saya lakukan?" Tanya tetua Dion begitu hanya ada mereka berdua di tempat tersebut.Awan tersenyum kecil dan berkata, "Hmn, tetua Dion sangat bijak. Saya kagum, tetua dapat membaca maksud saya mengajak anda ke sini.""Jangan mengejek saya, dokter jenius Awan! Di depan anda, saya justru tidak ada apa-apanya.""Saat anda mengajak saya untuk menjaga anda membuat pil, saya menyadari kalau ada sesuatu yang anda inginkan dari saya tapi tidak ingin diketahui oleh yang lainnya. Saya melihat anda dapat mengalahkan hewan spritual tingkat tiga dengan mudah. Bagi orang lain, mungkin itu suatu keberuntungan karena mengira tetua Armen sudah tenaga dan melukai monster itu sebelumnya. Tapi, saya tidak melihatnya demikian. Ular itu bahkan tidak terluka sama sekali oleh

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   171. DOKTER DAN JUGA ALKEMIS

    "Sekarang, apa yang harus kita lakukan?" Tanya Dian meminta saran Awan dan para tetua.Meski dalam hati Dian sangat ingin menyelamatkan dua orang tetuanya yang ditangkap oleh monster ular tersebut. Namun, Dian masih dapat mengendalikan ketenangannya dan mempertimbangkan jalan terbaik yang harus mereka ambil.Misi menyelamatkan dua tetuanya jelas adalah misi yang hampir mustahil. Pertama, mereka tidak tahu bagaimana nasib kedua tetua tersebut saat ini. Entah mereka masih hidup atau sudah mati. Kedua, kalaupun mereka nekad pergi menyelamatkan keduanya, peluang keberhasilan mereka sangatlah kecil.Bagaimanapun lawan yang menanti mereka adalah binatang spritual tingkat empat. Sementara mereka hanya memiliki empat ahli pembentukan inti tahap menengah. Itupun jika Edi Purnama bersedia membantu mereka serta ditambah oleh lima orang pembentukan inti tahap awal.Untuk Awan sendiri, Dian tidak mungkin melibatkannya dalam misi berbahaya ini. Bagaimanapun, Awan adalah harapan kesembuhan kakeknya.

DMCA.com Protection Status