Home / Pernikahan / Terjerat Gairah Suami Kontrak / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Terjerat Gairah Suami Kontrak: Chapter 81 - Chapter 90

111 Chapters

81. Petugas Datang

Takmir masjid mengikuti sosok-sosok gelap itu diam-diam. Dia berlindung dari satu pohon ke pohon yang lain.Sosok-sosok hitam mengarah ke rumah yang dihuni Pakde Gito. Dia mengenal Pakde Gito dengan baik. Pakde Gito selalu hadir sholat berjamaah di masjid.Orlando dan Alvaro sering berdonasi untuk kebutuhan masjid. Selain itu, setelah menikah, beberapa kali Alvaro muncul di masjid.Itu adalah suatu kemajuan yang baik. Dari yang tadinya tiada menjadi ada. Mungkin istri Alvaro yang menjadi perantara bagi Alvaro untuk memperoleh hidayah. Tak ada yang tahu bagaimana cara Tuhan bekerja.Takmir berhenti di balik sebuah pohon yang merupakan penyejuk jalan, lalu mengintip. Dia berada tak jauh dari rumah Alvaro. Sosok-sosok hitam yang diikutinya memasuki gerbang tinggi rumah mewah itu. Dilihatnya seseorang menemui rombongan berbaju hitam, lalu menaiki sepeda motor dan pergi.Takmir menyadari, orang-orang itu tak berniat baik. Maka diteleponnya Pak RT. Sayangnya ponsel Pak RT mati. Diapun bimba
Read more

82. Terselamatkan

Andry menatap langit-langit ruangan yang semakin samar. Warna merah api menjadi berbayang di matanya. Seluruh tubuhnya sakit sekali, membuat kesadarannya semakin menipis. Paru-parunya sudah tak mampu menghirup asap yang sedemikian tebal, namun dia tak punya pilihan.Pikirannya melayang pada waktu beberapa malam sebelum hari pemilihan CEO Bintang Terang Group. Dia bersama Roni duduk santai di sebuah kafe, membicarakan berbagai macam hal."Apa rencana loe?" Roni yang telah beberapa waktu tinggal di Jakarta dan banyak bergaul dengan warga pun mempunyai beberapa kebiasaan baru. Salah satunya menggunakan loe gue dalam percakapan."Gue mau Bernard nggak sampai ke tempat rapat. Bisa nggak, loe usahain?"' Andry menghembuskan asap rokok."Gampang. Gue jamin loe nggak bakal liat mukanya di rapat," sahut Roni santai. Dia telah menjadi tangan kanan Andry untuk melakukan berbagai hal, termasuk hal-hal tersembunyi. Pergaulannya telah meluas, bahkan ke sisi gelap Jakarta.Andry mengerjap. Memorinyq
Read more

83. Berita Mengejutkan

Sega yang berada di belakang Alvaro juga heran melihat perubahan wajah Saskia yang menjadi cemberut. Tanpa sadar, Sega menahan langkahnya. Dia tak ingin ikut menjadi sasaran Saskia seperti beberapa waktu yang lalu saat sedang bermain catur.Alvaro tetap mendekat, walau hatinya bertanya-tanya."Stop! Papa jangan ke sini!" Tiba-tiba Saskia mengangkat kedua tangannya."Kenapa, Ma? Apa aku bau?" tanya Alvaro tak mengerti. Lelaki tampan itu mengendus tubuhnya sendiri. Dia merasa sudah mandi bersih dan pakaiannya beraroma pelembut pakaian. Memang sih, dia tak pakai parfum..."Kenapa Papa bilang begitu? Papa sedang menyindir aku?" tanya Saskia tajam.Alvaro bertukar pandang dengan Sega yang juga nampak kecut. Sega mengangkat bahu."Bukan ...." Alvaro hendak menjelaskan, akan tetapi Saskia malah menangis. Bahunya yang lecet-lecet bergerak naik turun seiring isaknya. Luka-lukanya sudah dibersihkan dan dirawat. Jilbabnya sobek sebagian, sebagian kecilnya hangus.Saat itulah seorang dokter wanit
Read more

84. Setelah Semalam

Alvaro menelepon Pakde Gito, mengabarkan keadaan diri dan keluarganya. Pakde Gito, Geo dan para pelayan masih berada di kediaman Alvaro, menunggu api berhasil dipadamkan. Sebagian pekerja yang merasa sakit dilarikan ke rumah sakit. Orang banyak berkerumun di depan pagar yang dijaga oleh polisi. Banyak yang memvideokan kobaran api yang masih semangat menari di rumah itu. Beberapa berkasak kusuk memperkirakan kerugian akibat kebakaran.Alvaro ["Apa semua orang sudah keluar rumah, Pakde?"]Pakde Gito [" Kami tidak menemukan Monte dan seorang security bernama Jiran, Tuan."]Alvaro ["Monte? Anak muda yang baru bekerja beberapa bulan itu?"]Pakde Gito ["Benar, Tuan. Monte baru tujuh bulan di sini dan sekarang menghilang. Saya khawatir dia dan Jiran terjebak di dalam, Tuan."]Alvaro menghela napas panjang. Raut wajahnya muram.Alvaro ["Kita tunggu petugas selesai bekerja. Pakde dan lainnya bisa ke rumah temanku yang baru saja kusewa untuk sebulan. Akan kukirim alamatnya. Apa Geo membawa pon
Read more

85. Rumah

Andry tersadar dengan rasa sakit di sebagian tubuhnya yang sudah terbebas dari obat bius. Wajahnya kebas dan matanya tak dapat melihat dengan jelas karena bengkak parah. Perutnya diperban tebal, rasanya kaku dan sakit sekali. Andry tak bisa bergerak sama sekali. Rahangnya pun kaku. Mulutnya kering kerontang. ."Tuan, Tuan sudah sadar?" Wiji yang duduk di sofa segera bangkit lalu mendekat. Andry hanya mengedipkan mata. "Saya akan memanggil dokter dan memberitahu Tuan Alvaro." Wiji berbalik untuk memanggil dokter. Dengan cepat, dokter datang bersama seorang perawat.Dokter selesai memeriksa Andry, lalu memberitahukan hasilnya kepada Wiji.Andry mendengarkan dokter itu bicara. Dia menjalani operasi besar termasuk pemotongan usus yang membuatnya harus berada dalam pengawasan medis selama beberapa bulan ke depan. Itu berarti, dia tak akan bisa juga menjalankan tugasnya sebagai CEO Bintang Terang Group. Wiji menelepon Alvaro untuk mengabarkan keadaan terkini. Alvaro memberinya beberapa
Read more

86. Ke Dokter

Alvaro dan Saskia menuju ke dokter dengan diiringi Piliang dan Riko di mobil berbeda. Saskia menoleh, mengamati mux hitam itu."Kenapa, Ma?" Alvaro yang melihat gerakan Saskia bertanya."Nggak apa-apa. Aku cuma belum terbiasa dengan pengawal. Rasanya lucu," jawab Saskia."Kamu tak perlu khawatir. Mereka profesional." Alvaro menenangkan. "Oiya, kudengar Hanifah hendak full melanjutkan kuliah?"Saskia kembali duduk menghadap ke depan."Iya, dia diterima di Universitas negeri. Dia ingin bekerja part time di malam hari saja karena siang dia kuliah. Posisi apa yang bisa begitu?""Dia ambil jurusan apa?""Perawat.""Dia bisa shift dengan Wiji untuk mengurus Kakek. Wiji pasti senang juga karena tugasnya akan lebih ringan. Hanifah bisa bertugas delapan jam, di luar itu dipegang Wiji seperti biasa," kata Alvaro.Tadinya Alvaro hendak memberi pekerjaan di kantornya untuk Hanifah, tetapi setelah mendengar Hanifah mengambil jurusan perawat, Alvaro memutuskan untuk menugaskan gadis itu sebagai per
Read more

87. Ngidam

Alvaro mengamati rumah ketiga yang ada dalam listnya. Hari sudah menjelang gelap."Rumah ini sangat strategis dan lingkungannya aman. Tuan akan merasa senang di sini. Pemilik lamanya, sepasang suami istri yang sudah tua, pindah ke apartemen agar mudah mengurusnya, karena rumah sebesar ini lebih cocok untuk orang yang sedang membesarkan anak. Tuan lihat, sisi samping rumah ini mempunyai halaman yang cukup besar. Sangat aman untuk bermain anak-anak di sana. Sedangkan kolam renang terletak di sisi halaman yang berbeda." Agen penjual rumah menjelaskan."Apa pemilik sebelumnya tak memiliki anak?" tanya Alvaro."Mereka punya tiga anak, namun dua ada di luar negeri sedangkan yang di Indonesia pindah ke rumah suaminya. Mengurus rumah sebesar ini sangat merepotkan dan terasa sunyi bagi kedua orangtua itu. Tuan sendiri sudah punya anak berapa?" Agen balik bertanya.Tanpa sadar Alvaro tersenyum kecil, membayangkan dia akan menyandang gelar ayah sebentar lagi. Dibayangkannya dia dan Saskia duduk
Read more

88. Asem

Perjalanan yang ditempuh hampir tujuh jam pulang pergi itu membuahkan hasil yang memuaskan. Keluarga Bude Darsi mau memberikan sawonya walaupun Alvaro mengetuk dan mengejutkan mereka semua tengah malam. Seorang nenek dan cucu perempuannya telah membantu mewujudkan keinginan Saskia yang hamil muda.Alvaro menyodorkan sebuah amplop untuk mengganti sawo-sawo yang dipetik olehnya dan Mang Deden tengah malam itu, namun nenek dan cucu keluarga Bude Darsi tak mau menerimanya. Mereka sudah senang karena Bude Darsi mengunjungi Mereka dalam keadaan sehat. Bude Darsi berjanji akan berkunjung saat liburan. Alvaro pulang dengan hati puas. Sawo yang didapatnya bagus-bagus. Matangnya pas, tidak lembek dan tidak keras. Meskipun bajunya menjadi kotor dan badannya berkeringat, tetapi bayangan Saskia memakan sawo-sawo itu membuatnya senang."Bude, terimakasih. Nyonya pasti sangat senang melihat sawo-sawo ini," kata Alvaro tulus kepada Bude Darsi yang duduk di sebelah Mang Deden."Ah, Tuan tak perlu ber
Read more

89. Berkah

"Hari ini aku boleh ikut Papa melihat rumah?" tanya Saskia saat sarapan. Wajahnya ceria, tak nampak lagi bekas kesedihan semalam. Sebaliknya, Alvaro beberapa kali menggaruk tubuhnya yang masih gatal akibat gigitan semut pohon sawo. Manik biru Alvaro pun terlihat mengantuk."Boleh dong. Nanti kita lihat rumah yang paling Papa suka dan kita bicarakan, ya," jawab Alvaro lembut. Sebenarnya dia ingin tidur lagi setelah sarapan, tetapi karena Saskia ingin keluar rumah, ya sudahlah. Tidurnya bisa ditunda nanti siang."Al, bagaimana keadaan Andry? Kamu sudah sempat menjenguknya?" sela Orlando. "Belum, Kek. Kemarin-kemarin aku repot sekali. Akan kuusahakan menjenguknya hari ini. Apa Kakek mau ikut?" Alvaro menatap Orlando. "Tidak. Badanku semakin lemah akhir-akhir ini. Rasanya sangat tak enak. Aku ingin istirahat saja," tolak Orlando."Apa kata dokter, Kek?" "Tak ada yang baru. Memang begitu, katanya. Disuruh rileks, tak banyak pikiran, menikmati hidup. Huh, bagaimana bisa menikmati hidup k
Read more

90. Jika Hanya Diam

"Mama yakin mau ikut menjenguk Andry? Kudengar kondisinya cukup parah, aku takut Mama pingsan atau seperti itu." Alvaro memastikan setelah mereka selesai dengan rumah yang baru dibeli."Pa, aku pernah melihat kondisi Papa yang parah. Aku yakin tak akan pingsan karena sudah pernah melihat yang lebih parah," sahut Saskia percaya diri. Dia pernah melihat darah Alvaro yang tergeletak di jalanan, dan itu adalah pemandangan yang sangat mengerikan. Saskia yakin, kondisi Andry sekarang lebih baik dari itu."Baiklah." Alvaro memerintahkan Pil untuk mampir ke toko buah sebelum ke rumah sakit.Keduanya sampai di depan pintu kamar Andry. Ada Denis yang berdiri di samping pintu."Selamat siang, Tuan," sapa Denis hormat."Siang. Ada siapa di dalam?" tanya Alvaro."Ada Pak Roni, teman Tuan Andry. Saya akan mengabarkan kedatangan Tuan," jawab Denis, lalu bergegas masuk.Tak lama kemudian Denis kembali. Alvaro dan Saskia masuk, bertemu dengan Andry yang terbaring di tempat tidur rumah sakit bersama Ro
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status