Home / Pernikahan / Terjerat Gairah Suami Kontrak / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Terjerat Gairah Suami Kontrak: Chapter 71 - Chapter 80

111 Chapters

71. Pemilihan CEO Baru

Andry duduk dengan gelisah di kursinya. Jarinya yang panjang saling bertaut di atas meja. Alvaro tak kunjung datang sedangkan rapat akan segera dimulai.Seseorang berjaket hitam mendekat dan membisikkan sesuatu yang membuat Andry mengangguk-angguk. Kemudian orang itu pergi."Tuan Alvaro datang." Beberapa orang berkata.Alvaro memasuki ruangan bersama Sega dan Pak Zul. Wajah sang lelaki tampan tampak dingin dan datar seperti biasanya. Tak ada yang tahu kalau jauh di dalam lubuk hatinya, kepercayaan dirinya terguncang. Namun kebulatan tekadnya berhasil menutupi segala kekurangannya, apalagi sekarang dia sudah mendapatkan wanita yang utuh. Seorang wanita yang mencintai dan mendukungnya menempuh perjalanan hidupnya.Sekilas gairah panas semalam melintas di benaknya. Alvaro tersenyum kecil. Ternyata Saskia lebih hot dari yang selama ini ditunjukkannya.Alvaro memandang berkeliling. Dia tak melihat Bernard, Kandidat CEO yang diusung Djonny Tumaritis. Alvaro menulis di IPadnya [Mana Bernard
Read more

72. Makan Malam

Semua suara telah dihitung. 32% memilih pejabat CEO sementara, 15% abstain, 53% memilih Andry menjadi CEO. "Selamat kepada Bapak Andryano Regananta Baroto sebagai CEO Bintang Terang Group yang baru," ucap MC disambut tepuk tangan para peserta rapat. Alvaro dan Sega ikut bertepuk tangan. Apapun hasil keputusan rapat, semua harus menerimanya dengan lapang dada.Andry tersenyum lebar. Lobi-lobinya dengan sebagian pemegang saham berhasil. Dia bisa menebak asal angka 32% yang memilih CEO sementara. Itu adalah suara Alvaro yang 30%, sedangkan 15% adalah Djonny Tumaritis yang diwakili oleh sahabatnya dan orang-orang dekatnya."Silakan Bapak Andry untuk menyampaikan beberapa kata pertama sebagai CEO Bintang Terang Group yang baru," ujar MC.Andry berdiri sambil merapikan jasnya, lalu berjalan dengan gagah ke podium diiringi tepuk tangan orang-orang. Sega memandangi langkah adik sahabatnya dengan perasaan entah. Adik sahabatnya itu sekarang menjadi atasannya dan dia tak bisa menolak perintah
Read more

73. Informasi Sega

Sega mengantar Alvaro pulang. Mereka disambut oleh Saskia yang sudah pulang juga dari kedai es krimnya. Wanita cantik itu mengenakan gamis dan jilbab, membuat Sega tanpa sadar terpukau. Matanya tak lepas dari sosok cantik istri sang sahabat dengan mulut sedikit terbuka."Mm ... apa Papa perlu kutemani?" tanya Saskia pada Alvaro. Dalam hati Saskia jadi overthinking, apa dia tak cocok mengenakan hijab sehingga Sega menatapnya terus menerus.Alvaro menggeleng dan berlalu menuju ruang kerjanya. Setelah sampai dan pintu ditutup oleh Sega, Alvaro berbalik menghadap Sega dengan raut wajah kesal."Aku culek matamu kalau lihat istriku terus," tukas Alvaro.Mulut Sega kembali terbuka, lebih lebar daripada sebelumnya."Al? Kamu sudah bisa bicara?" tanya Sega dengan gembira. "Sudah. Awas saja kalau kulihat kamu memelototi Saskia lagi." Alvaro kembali mengancam. Sega tertawa terbahak-bahak."Luar biasa! Kamu bisa bicara dan kalimat pertama adalah kecemburuan!"seru Sega.Alvaro menahan napas. Ket
Read more

74. Jadi CEO

Andry duduk di kursi CEO dengan puas. Ashley menghampirinya dan menawarkan kopi."Sekarang, aku harus memanggilmu 'Tuan', kata Ashley genit. Dia berdiri di depan meja Andry dengan kedua tangan bertumpu pada meja dan tubuh membungkuk, menampakkan dua gumpalan padat di balik kemejanya yang sengaja tak dikancingkan bagian paling atas.Andry mendegut ludah. Pagi-pagi sudah dikasih sarapan kayak gini..."Kenapa rokmu panjang? Aku tak suka melihatnya." Andry mengomentari rok Ashley yang hampir menyentuh lutut, imbas dari peraturan baru yang dikeluarkan beberapa waktu lalu saat Alvaro merasa gerah melihat karyawati di kantor itu banyak yang mengenakan rok terlalu pendek."Ini? Peraturan HRD terbaru, rok karyawati paling pendek lima senti di atas lutut. Aku juga tak suka memakainya." Ashley menaikkan satu kakinya ke samping sehingga roknya terangkat, memamerkan paha putih mulus.Tok! Tok! Tok!Pintu diketuk dan tanpa menunggu jawaban, Sega masuk ke ruangan si bos sambil membawa berkas-berkas
Read more

75. Laki - Laki Selalu Salah

Andry bepergian keluar kota untuk urusan bisnis selama beberapa hari bersama Ashley. Sega menjadi lebih santai. Lelaki berkacamata itu mengunjungi Alvaro pada Minggu sore. Mereka bermain catur di teras samping dekat kolam renang. Alvaro sudah selesai menjalani sesi latihan berjalan."Mana Saskia?" tanya Sega setelah beberapa saat."Ngapain tanya-tanya istriku," jawab Alvaro, jelas terlihat kesal."Nggak perlu cemburu. Aku cuma mau memuji wawancaranya kemarin. Dia tampil dengan elegan." Sega menyahut santai tanpa merasa ada yang salah."Saskia pergi reuni teman SMA. Acara itu diundur beberapa minggu dan baru terlaksana sekarang. Ngomong-ngomong, bagaimana perkembangan informasi di Beijing?""Masih belum ada perkembangan signifikan. Orangku belum bisa melacak nomor terenkripsi itu." Sega menghembuskan napas. "Keberadaan Blade masih misterius. Kami masih mengecek setiap CCTV yang ada di kota itu. Jumlahnya ribuan, kau tahu kan, itu kota yang sangat padat.""Tak apa. Teruskan saja. Aku ha
Read more

76. Selamat Tinggal, Masa Lalu

"Aahh ...." Andry melenguh panjang, lalu berguling ke sisi perempuan muda yang baru saja dinikmatinya.Perempuan itu segera menyusup ke bahu Andry yang bidang. Jemarinya membuat pola di atas dada sang pria tampan."Kapan Kakak memutuskan Kakak tiriku?" Sang gadis bertanya manja. Andry mendengkus. Dia tak suka diburu-buru terus."Sabar, Irina. Aku belum menemukan alasan yang tepat," sahut Andry malas.Kenapa wanita selalu menuntut lebih jika sudah ditiduri? Kan, itu keinginan mereka berdua, bukan dengan paksaan? Andry merasa terbebani dengan tuntutan itu.Andry menerima apa yang Irina tawarkan karena iseng saja. Sebenarnya tak ada niat untuk melangkah lebih jauh. Andry lebih menyukai Vedrya yang dewasa dan bisa menjaga diri."Lalu apa alasan yang tepat? Bilang saja Kakak bosan." Irina mulai merajuk. Bibirnya maju dua senti. Jemarinya masih bermain di atas dada Andry, namun kukunya yang panjang semakin menancap. "Nanti kupikir alasannya. Aku mau tidur dulu, aku lelah." Andry mengelak
Read more

77. Penyusup

"Apa perlu kamu terlibat sendiri?" tanya sang ayah kepada anaknya yang sedang bersiap-siap hendak melaksanakan niatnya.Si anak berwajah rusak menyelipkan sebilah pisau tajam ke pinggangnya. Pakaian, celana dan sepatunya serba hitam. "Aku harus memastikan semuanya lenyap, Ayah. Tak boleh tersisa satupun dari keluarga itu, terutama lelaki brengsek itu. Aku akan menghadapinya sendiri. " Lelaki berwajah rusak memandang ke cermin dan segera membuang muka. Dadanya berdegup kencang dipenuhi amarah jika melihat pantulan dirinya sendiri. Entah sudah berapa cermin yang dipecahkannya setiap kali dia memandang ke cermin.Wajahnya sekarang menakutkan. Pipi kananya hancur terkena serpihan kaca yang merobek dalam. Tanpa operasi, robekan itu tak akan hilang.Bahkan istri yang dulu memujanya menjadi takut berdekatan dengannya. Wanita itu selalu menghindar. Demikian juga dengan anak-anaknya yang ikut menghindar seperti ibunya.Maka si wajah rusak memilih pindah ke rumah ayahnya sambil menunggu jadwal
Read more

78. Melarikan Diri

Alvaro terduduk dengan Saskia yang ikut bangun sambil mengusap-usap matanya. Suara alarm kebakaran yang nyaring itu mestinya membangunkan semua orang."Ada apa, Pa? Kebakaran? Aku akan keluar memeriksa," kata Saskia. Dia hendak turun dari tempat tidur, namun tak jadi karena Alvaro menarik lengannya dengan keras."Tunggu! Aku cek CCTV dulu, jangan buka pintu!" cegah Alvaro."Aku pakai jilbab dulu." Saskia turun dari tempat tidur, mencari sembarang gamis dan jilbab.Dengan cepat Alvaro menyambar ponselnya dan melihat apa yang sedang terjadi di rumahnya. Alvaro melihat Rumahnya dimasuki oleh segerombolan orang yang berniat jahat. Api membesar di ruang makan. Alvaro juga melihat Bude Darsi dan beberapa pelayan diikat di dapur. Sedangkan di luar kamar Orlando tak nampak pergerakan. Mungkin Orlando tak mendengar keributan itu. Dia sudah tua, fungsi pendengarannya pun menurun.Alvaro mengeluarkan sebuah pistol dari laci meja di sebelahnya yang selama ini selalu terkunci."Bawa ponselmu dan i
Read more

79. Kebakaran

Andry melompat dari tempat tidurnya dengan kaget. Suara alarm kebakaran membangunkannya. Kamarnya sudah dipenuhi asap, membuatnya sulit bernapas. Tanpa pikir panjang, sambil terbatuk-batuk dia menyambar ponsel lalu berlari keluar dari kamarnya.Dilihatnya asap tebal naik dari lantai satu bersama dengan bau bensin yang menyengat. Tirai-tirai panjang menyala semakin besar. Alat pemadam otomatis tidak menjangkau ke situ. Andry juga melihat sebuah sofa berselimut api. Teriakan-teriakan panik bersahutan, diiringi dengan bayangan-bayangan yang berlarian kesana kemari.Alat pemadam api otomatis di rumah itu lebih difokuskan di area dapur dan ruang makan yang letaknya dekat dengan sumber api. Di ruangan-ruangan lain, Alat pemadam api otomatis tidak dapat menjangkau keseluruhan ruang yang luas.Andry berusaha melihat pintu kamar Orlando dan Alvaro yang terletak di seberang tangga, akan tetapi asap yang tebal membutakan penglihatannya. Dia mendengar keributan dari arah itu. Suara orang berteri
Read more

80. Lewat Balkon

Pakde Gito membuka pintu dapur yang terasa panas karena api menjalar ke seantero rumah. Pelayan wanita di sebelahnya tak sanggup lagi menahan rasa takut. Wanita itu berbalik dan lari tunggang langgang ke arah berlawanan.Pakde Gito tak mempedulikannya. Pria tua itu melanjutkan membuka pintu dapur. Asap semakin tebal dan pekat, membuatnya sulit bernapas. Matanya perih dan merah. Sambil mengucek-ucek mata, Pakde Gito memandang sekeliling ruangan yang terbakar. Tak ada orang-orang berpakaian hitam. Dilihatnya sepasang kaki menjulur dari balik kitchen set.Pakde Gito mendekati sepasang kaki itu dengan takut-takut. Bagaimanapun, dia harus siap dengan kemungkinan terburuk.Alangkah leganya Pakde Gito ketika kaki itu bergerak-gerak. Ketika sudah dekat, Pakde Gito melihat Bude Darsi terikat bersama dua pelayan lainnya. Mereka nampak lemas karena terlalu banyak menghirup asap.Pakde Gito mencari pisau lalu melepaskan tali yang mengikat mereka. Dipapahnya Bude Darsi keluar rumah. Tubuh Bude Dars
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status