Home / CEO / Anak Jenius Milik Sang Presdir / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of Anak Jenius Milik Sang Presdir: Chapter 191 - Chapter 200

271 Chapters

Bab 190. Frustrasi

"Ellena, bukan begitu sayang?" Daniah menurunkan nada suaranya."Lalu?""Ellena." Suara Daniah sekarang penuh kelembutan. Meraih kedua lengan Ellena. Namun, Ellena langsung menepisnya. Perasaan Ellena mulai campur aduk, kecewa dan marah yang terus memuncak. "Ibu tidak pernah memikirkan perasaan Ellena dan Fic. Harusnya ibu tau bagaimana perasaan kami. Ellena mencintai Fic, Bu. Sungguh, cinta yang tulus dan dalam. Ellena tidak ingin berpisah dari Fic. Tolong jangan halangi kami. Ellena rela tidak menjadi Penerus Perusahaan Ayah. Biar Khale saja yang menjadi Penerusnya." Hatinya merasa terpukul, lalu terbesit pikiran, "Apa yang akan terjadi pada masa depan kami? Apakah benar-benar harus berakhir seperti ini?" Ellena menambahkan dengan suara yang semakin serak,"Ellena akan ikut Fic, kemana pun Fic akan pergi nanti jika diusir oleh kalian." Ucapan terakhirnya diakhiri dengan mata yang sudah berkaca-kaca, merasakan hancurnya dunianya dalam sekejap."Ellena, kamu tidak mengerti, nak? Buka
Read more

Bab 191. Aku mencintaimu, Ellena

Fic menahan Daniah. "Nyonya, Tenanglah.""Bagaimana aku bisa tenang? Kamu tidak mendengar putriku terus berteriak seperti itu! Dia akan nekat Fic. Dia akan nekat.Tolong dia. Dia bisa mencelakai dirinya sendiri. Aku takut!" Daniah memukuli dada Fic dengan terisak."Kamu harus bertanggung jawab. Ellena seperti itu karena kamu! Dia menggilaimu Fic. Dia menggilaimu. Tolong Putriku! Ku mohon. Hanya kamu yang bisa membuatnya tenang.""Nyonya tenanglah. Aku akan bertanggung jawab. Aku akan bertanggung jawab." Fic kembali mendudukkan Daniah di sofa."Pelayan!" Fic memangil pelayan.Dua pelayan berlari menghampiri."Bawa Nyonya ke kamarnya!" perintah Fic." Aku tidak mau Fic! Aku khawatir dengan Ellena. Biarkan aku disini.""Nyonya. Pergilah ke kamar. Jika Tuan Glen pulang dan melihatmu seperti ini, maka dia akan marah." ucap Fic."Tapi Ellena bagaimana?""Aku akan menenangkan Nona Ellena. Percayalah padaku." sahut Fic."Benar?"Fic mengangguk. Akhirnya Daniah menurut ketika dua pelayan wanita
Read more

Bab 192. Pertanyaan dari Glen

Dua pelayan wanita berada di kamar Ellena atas perintah Fic, dan mereka terkejut melihat keadaan kamar yang berantakan bak kapal pecah. Mereka bergegas membereskan semuanya, namun tak berani mengajukan pertanyaan sedikit pun, meski penasaran dalam hati. Apakah ada yang terjadi? Apakah Putri Ellena marah besar? Mengapa?Selama ini, Ellena dikenal sebagai gadis yang ceria dan manja oleh para pelayan. Ia selalu bersikap manis, meskipun terkadang kekeraskepalaannya membuatnya sering merajuk. Namun, tak ada tindakan berlebihan yang pernah Ellena lakukan, kecuali hanya mogok makan dan mengurung diri dalam kamar seharian.Dengan sigap, para pelayan melanjutkan pekerjaan mereka, sambil sesekali mencuri pandang pada Ellena yang masih bersandar di ranjang, tampak murung dan berbeda dari biasanya.Fic pergi dan kembali dengan membawa nampan makan siang, meskipun terlambat beberapa jam karena hampir sore. Ia meletakkan nampan di atas meja dan melirik seorang pelayan yang menghampirinya. "Apakah a
Read more

Bab 193. Biar aku saja yang terluka.

Fic menunduk, matanya berkaca-kaca. "Tentu saja, Tuan," bisiknya lirih. "Apa kau berani bersumpah untuk itu?" pertanyaan itu membuat Fic menelan ludah, ia ragu untuk menjawab.Daniah merasa kecanggungan di antara mereka dan segera menepuk punggung suaminya, menawarkan solusi. "Bicaralah di luar. Ellena akan terganggu mendengar suara kalian. Aku akan menemani putrimu malam ini." Glen mengangguk, mengatur nafas, lalu berdiri tegap. "Ada yang ingin kubicarakan denganmu. Ayo ikutlah," perintahnya sambil melirik Fic yang masih terdiam. Fic menoleh pada Daniah, mencari persetujuan dari matanya. Daniah tersenyum lembut dan mengangguk, memberi dukungan. Fic pun menghela napas dan mengikuti langkah Glen..Kini mereka berdua sudah duduk berhadapan, suasana tegang membungkus mereka. Mereka terdiam, tak ada yang saling menatap, menahan harapan dan kekecewaan masing-masing. Terhening cukup lama, hingga suara Glen yang serak memecah kesunyian yang menindih di antara mereka."Aku ingin bertanya p
Read more

Bab 194. Retak seribu.

Bukan hanya hati Fic saja yang saat ini tengah Jedah jedug tak karuan memikirkan hubungannya dengan Ellena yang akan dibawa kemana.Glen dan Daniah pun sama saja. Mereka tidak bisa untuk tenang dan menganggap hal ini sepele. Hanya saja, mereka menutupi dengan rapih di depan Ellena. Seolah tidak ada yang perlu dikhawatirkan.Ellena tersenyum senang dan bahagia. Mereka pun tidak pernah ada yang tau, jika jauh di lubuk hati Ellena terselip keraguan yang cukup besar atas keberhasilan hubungannya dengan Fic.Ellena hanya berpura pura tenang? Tentu saja. Ellena tetap berusaha menyuguhkan senyuman termanisnya, baik di depan Fic ataupun Ayah dan Ibunya.Ellena tau, Ayah dan Ibunya cukup mencemaskan hal ini. Ellena tau, jika Fic pun mengkhawatirkan ini. Tapi satu hal yang membuat Ellena yakin, dan tidak bisa tergoyahkan lagi. Cinta! Cinta diantara dia dan Fic yang begitu besar dan tulus, akan mengalahkan segalanya.Hari berganti, Ellena tidak mau lagi untuk kembali ke kampus. Dan memutuskan un
Read more

Bab 195. Memalukan.

"Argh..... Menyebalkan! Menyebalkan sekali!" teriak Elfa. Ia sedang melenggang di jalanan."Bekerja di Rumah itu hanya makan hati!""Berniat untuk mendekati Kak Fic! Yang ada hatiku tercabik cabik. Kalau begitu caranya, mana mungkin aku bisa menang bersaing dengan Nona Ellena. Huh! Mundur teratur iya." menggerutu sambil menendang botol minuman bekas."Kak Fic memang sangat tampan. Wajar kalau Nona Ellena menggilainya. Nona Ellena juga sangat cantik. Mana mungkin Kak Fic menolaknya. Pasangan yang serasi. Sama sama Cantik dan Tampan, sama sama saling mencintai. HM...!" Elfa tersentak sendiri dengan ucapannya. Cepat cepat menutup mulutnya."Bicara apa aku ini. Kenapa malah mendukung mereka? Ah, aku kan berniat untuk mendapatkan hati Kak Fic. Semangat dong, Elfa." Dia akhirnya menyemangati diri sendiri."Hihi.. Aku ini. Apalah aku, Kak Fic saja tidak pernah melirikku sedikitpun." Elfa kembali merasa hancur. Kembali putus asa."Ayah...! Kamu benar-benar ya! Kamu sudah menjerumuskan aku ke
Read more

Bab 196. Kita harus mendukung Tuan Fic!

Brak!Elfa membuka pintu dengan kasar, lalu berjalan dengan cepat dan membanting bokongnya di sofa."Heh! Apa apaan kamu ini?" seru Sang Ayah yang kaget melihat kedatangan Anaknya dengan cara seperti itu.Ayah mendekati, menunjuk kening Elfa yang bersungut-sungut."Kenapa pulang? Kamu bandel sekali Elfa. Izin tidak tadi hah?"Elfa menepis tangan Ayahnya dengan kqsar. "Aku tidak mau bekerja disana lagi!""Hah! Apa kamu bilang?" Ayah melotot."Aku tidak mau bekerja disana lagi, Ayah! Dengar tidak sih? Aku hanya makan hati saja! Tidak mau!"Ayah makin melotot melihat anaknya seperti itu ."Memang kenapa? Apa kamu disiksa disana?" pertanyaan Ayah malah seperti menghakimi."Bukan disiksa, tapi tersiksa!""Hiks.. Hiks... Ayah! Aku sedih sekali." Elfa menangis, memeluk Ayahnya."Mana bisa aku mendekati Kak Fic?"Ayah kini membelai dengan lembut kepala Elfa."Hus, jangan begitu Elfa. Kan kamu baru saja berusaha. Harus bersabar dong. Usaha itu perlu waktu, butuh proses. Dan itu tidak mungkin a
Read more

Bab 197. Apa aku sanggup?

"Ee, Ya sudah ya sudah. Baiklah." Ayah mendorong tubuh Elfa agar masuk ke dalam Taksi."Begitu dong, sekali kali Ayah yang menurutnya, jangan aku terus yang disuruh menurut.""Ah, baiklah. Hati hati ya Nak. Ingat pesan Ayah.""HM.." Elfa menyambut tangan Ayahnya , sebelum akhirnya sang taksi pun melaju."Dasar Anak Muda jaman sekarang. Susah jika sudah urusan hati. Hem... Tidak seperti aku dulu. Cus , ketemu langsung lamar dan nikah. Tidak seribet Anak jaman sekarang." Ayah menggeleng gelengkan kepala, melangkah untuk kembali ke rumah.Sementara di kediaman Glen Alazka.Ellena sedang duduk di ruangan tengah. Tentu saja ada Fic yang senantiasa di sisinya selalu. Mana bisa Fic tidak ada. Ellena pasti akan berteriak.Fic menghela nafas, seperti sedang merangkai kata untuk memulai bicara. Ellena mengerti itu. Tapi sengaja tidak ingin bertanya."Nona!" Fic akhirnya membuka suara."Em.." Ellena mendekatkan wajahnya."Apa? Mau bicara apa? Gelisah sekali?"Fic tersenyum, hanya bisa memandang
Read more

Bab 198. Malam di Villa puncak.

Khale membawa Ellena duduk di bangku panjang yang dekat dengan api unggun.Melirik dua saudaranya yang sibuk menyantap Barbeque dan jagung bakar."Apa kamu senang berada di Villa ini?" tanya Khale, hanya sekedar basa basi."Tentu saja. Aku sudah lama tidak menghirup udara segar Villa ini. Setelah hampir sepuluh tahun lamanya.""Kamu benar. Dulu kita sering kemari bersama orang tua kita. Apa kau ingat, bagaimana kamu begitu nakal dulu?""Kamu yang nakal Khal, sampai aku membencimu dan kedua saudaramu itu." sangkal Ellena melirik Keyan dan Kimmy yang melempar senyuman padanya.Khale terbahak."Itu kan dulu. Karena kita semua masih kecil. Sekarang berbeda. Lihatlah, mereka berdua sudah dewasa dan begitu tampan. Begitu juga denganku."Ellena tergelak mendengar itu. "Kamu benar. Kalian sudah dewasa dan Tampan. Tapi sayang , masih saja nakal." Ellena meninju lengan Khale yang langsung menangkap tangannya.Fic bisa melihat itu dari kejauhan. Mendengar keduanya tertawa bahagia.Fic memejamkan
Read more

Bab 199. Lancang!

"Kenapa, Fic? Kenapa?" Ellena menangis pilu, kedua tangannya mencengkram rambut Fic dengan kuat, memohon penjelasan. Namun Fic hanya diam, terus mendekap tubuh Ellena yang berada di bawah selimut yang ditariknya erat-erat."Kamu tidak mencintaiku, kan? Itulah sebabnya kamu tidak mau melakukannya demi diriku?" Isak Ellena semakin menjadi-jadi. "Padahal, Aku hanya ingin hadiah ini darimu di hari ulang tahunku!" Dia mengulangi permintaannya untuk kesekian kalinya, namun Fic tetap tak bergeming."Aku mencintaimu, Ellena," ujar Fic akhirnya, mengangkat wajahnya dari dekapan mereka. Ia menatap mata Ellena yang basah oleh air mata. "Harus bagaimana lagi aku mengatakannya padamu?""Kamu bohong!" Ellena mengepalkan tinjunya dan memukul punggung Fic yang sedang berbaring di atas tubuhnya. Mata Ellena berkaca-kaca, menatap tajam ke arah Fic. "Karena aku sangat mencintaimu, aku tidak akan mungkin merusakmu," ucap Fic lembut, menciumi kening Ellena."Aku takut kita tidak bisa bersama, Fic! Apa ka
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
28
DMCA.com Protection Status