Share

Bab 199. Lancang!

Penulis: Any Anthika
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Kenapa, Fic? Kenapa?" Ellena menangis pilu, kedua tangannya mencengkram rambut Fic dengan kuat, memohon penjelasan. Namun Fic hanya diam, terus mendekap tubuh Ellena yang berada di bawah selimut yang ditariknya erat-erat.

"Kamu tidak mencintaiku, kan? Itulah sebabnya kamu tidak mau melakukannya demi diriku?" Isak Ellena semakin menjadi-jadi. "Padahal, Aku hanya ingin hadiah ini darimu di hari ulang tahunku!" Dia mengulangi permintaannya untuk kesekian kalinya, namun Fic tetap tak bergeming.

"Aku mencintaimu, Ellena," ujar Fic akhirnya, mengangkat wajahnya dari dekapan mereka. Ia menatap mata Ellena yang basah oleh air mata. "Harus bagaimana lagi aku mengatakannya padamu?"

"Kamu bohong!" Ellena mengepalkan tinjunya dan memukul punggung Fic yang sedang berbaring di atas tubuhnya. Mata Ellena berkaca-kaca, menatap tajam ke arah Fic.

"Karena aku sangat mencintaimu, aku tidak akan mungkin merusakmu," ucap Fic lembut, menciumi kening Ellena.

"Aku takut kita tidak bisa bersama, Fic! Apa ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 200. Ellena tidak pernah menyukaimu.

    Keyan sudah melayangkan tinjunya.Namun Fic cepat menangkap tangan itu dengan tepat."Tolong jangan membuat keributan disini, Tuan Muda. Nona Ellena bisa terbangun!" membuang tangan Keyan dengan kasar.Keyan tak peduli itu, kembali melayangkan tinjunya. Namun kali ini Khale cepat mencegah."Cukup!""Khal, Jangan terlalu percaya padanya! Fic ingin mengambil Nona Ellena darimu! Kamu tidak sadar apa?" seru Keyan."Ellena itu, belum milik siapa siapa! Kamu saja yang kelewatan!" sahut Khale."Aku hanya ingin memberinya pelajaran agar dia tau diri! Kalau dia hanya seorang kepala pelayan! Tidak lebih! Sikapnya kenapa Nona Ellena sudah melampaui batas!""Cukup Key, Ayo kita kembali ke kamar!" Sahut Khale.Keyan dan Kimmy mendengus kesal. Sama sama melotot penuh ancaman ke arah Fic, yang juga memberi tatapan tajam kearah keduanya."Heh! Kalian tidak mendengarku?" Khale lagi lagi berseru kepada mereka.Akhirnya Keyan dan Kimmy melangkah penuh kejengkelan mengikuti Khale.Sementara Fic, menghela

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 201. Pengkhianat.

    Hampir setengah harian ini Ellena mengurung diri di kamar. Fic dan Daniah sudah beberapa kali mengetuk pintu untuk mencoba membujuk."Sebenarnya ada apa lagi?" saat ini Glen yang kebetulan sudah pulang dari Kantor menghampiri Fic.Fic hanya bisa menunduk tanpa menjawab pertanyaan Glen."Fic! Kamu tidak mau mengatakannya padaku?" Glen mengulang pertanyaan.Fic menghela nafas cukup panjang, kini melangkah dan duduk di hadapan Nathan."Nona Ellena," Fic menjeda kalimatnya."Katakan saja, Fic! Ada apa?"Fic kembali menghela nafas."Nona Ellena, ingin aku melamarnya segera, Tuan."Glen sama sekali tidak terkejut mendengar ucapan Fic. Dia hanya tersenyum."Lalu? Apa kamu belum siap?" Justru Glen bertanya demikian membuat Fic mendongak. "Bukan aku belum siap, Tuan. Aku hanya ingin membicarakan hal ini pada Tuan Ken terlebih dahulu. Aku hanya ingin memastikan, jika ini tidak akan mengecewakan Tuan Ken. Jika Tuan Ken tidak menyetujuiku, maka aku akan tetap memperjuangkan Nona Ellena." ucap F

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 202. Jangan lindungi aku dengan tubuhmu lagi.

    Saat ini Daniah sudah histeris. Menangis tanpa henti di sisi Ellena yang belum juga sadar.Tim Medis khusus milik keluarga Glen pun sudah dihubungi Fic dan kini sedang dalam perjalanan kemari.Sementara di luar kamar Ellena.Glen matanya sungguhmemerah. Dengan bibir yang cukup bergetar menahan marah ketika mendengar jika Ellena pingsan karena terkena pukulan.Fic dan Khale, dua pria itu sudah menekuk lutut mereka masing masing di hadapan Glen."Maafkan aku Tuan. Maafkan aku, aku tidak bisa melindungi Nona Ellena. Sungguh aku tidak melihat jika Nona Ellena tiba-tiba berlari hanya untuk menghadang Tuan muda dengan badannya." Fic menunduk, mengusap air matanya yang terus saja mengalir tanpa isakan, dari pertama merebahkan tubuh Ellena tadi."Ini semua salahku Paman. Khale yang bersalah. Pukulanku yang sudah membuat Ellena pingsan. Hukum aku Paman. Aku pantas mendapatkan hukuman." Khale pun pasrah.Glen terlihat mengusap wajahnya berkali-kali. Berusaha untuk meredam amarahnya. Namun tang

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 203. Hati tak bisa dipaksa.

    Mendengar itu Fic pun ikut beranjak."Kamu temani Ellena saja Fic." ucap Glen."Aku juga perlu menjelaskannya pada Tuan Ken, Tuan.""Biar kami berbicara dulu. Temani Ellena dulu. Dia membutuhkanmu." Glen menepuk bahu Fic. Fic hanya bisa mengangguk, menatap semua yang kini melangkah keluar kamar.______Terdengar Ken menghela nafas, setelah mendengar semua penjelasan dari Glen.Walau terlihat raut kekecewaan yang tidak bisa disembunyikan dari tatapannya. Tapi Ken berusaha untuk tetap tenang."Kenapa tidak mengatakan ini sejak awal Tuan?" ucap Ken."Maafkan aku Ken. Aku menunggu waktu yang tepat. Aku tidak tau, jika sebelum waktu itu, Khale lebih dulu tau." sahut Glen."Sebagai orang tua, aku tidak mungkin menjadi penghalang untuk kebahagiaan Putriku sendiri. Ku harap kamu bisa mengerti. Tidak ada yang di hati Ellena kecuali Fic. Dan Fic, tidak mungkin berani menghancurkan hatinya." sambung Glen.Semua kini terdiam untuk waktu yang lama."Kamu boleh kecewa padaku Ken, karena aku sudah m

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 204. Kali ini biarkan Ellena bahagia.

    "Tidak mungkin. Mana mungkin? Putriku selalu terlihat baik-baik saja. Apa penyebabnya?" teriak Glen."Tuan, jika hasil dari pemeriksaan, kemungkinan penyakit Nona ini sudah ada sejak Nona Ellena lahir. Tapi karena tubuh Nona selalu sehat dan terjaga, maka tidak terdeteksi dari awal. Dan ku rasa beberapa tahun ini, Nona sudah merasakannya. Mungkin Nona Ellena menyembunyikan hal ini dari kalian, atau Nona Ellena sendiri tidak memperdulikan adanya gejala gejala sakit yang dirasakan.""Itu tidak benar! Kalian pasti sudah salah Diagnosa! Nona selalu baik-baik saja. Sejak kecil dia sangat kuat dan tidak sedikitpun ada keluhan. Aku yang menjaganya sejak dia lahir!" Fic kini mendekat, mencoba menyangkal penjelasan dokter."Tuan Fic. Itu sebabnya tidak terlihat sedikit pun gejala penyakit ini. Tapi seiringnya waktu berjalan, menambahnya usia Nona. Emosinya tidak lagi stabil saat dia masih kanak kanak. Dan mungkin ada hal yang membuat Nona Ellena tertekan akhir-akhir ini.""Apa ini karena pukula

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 205. Rencana pernikahan.

    Fic terdengar mendengkur halus, dengan kepala tersandar di sisi Ranjang dimana Ellena berbaring dengan badan Fic yang terduduk di kursi.Satu tangan untuk bantal kepala, sementara tangan satunya tak lepas dari pinggang Ellena.Ellena yang belum tertidur menoleh. Membelai kepala Fic dengan lembut. Selalu ada kenyamanan tersendiri saat melakukan itu."Fic." Ellena memanggil pelan.Entah, mungkin karena yang ada di otak Fic adalah Ellena seutuhnya, walaupun pelan panggilan Ellena bisa membuat Fic tersentak bangun."Nona. Nona, ada apa? Apanya yang sakit?" Fic cepat meraba tubuh Ellena.Ellena tersenyum. "Kamu tidur?""Ah, maaf. Maafkan aku. Aku tertidur." Fic mengusap wajahnya. Berusaha membuang kantuk yang sangat menggelayut dimatanya."Naiklah. Tidur disini saja." Ellena menepuk kasur disebelahnya."Ah, tidak. Nona Ellena tidur lah. Fic akan menjagamu.""Fic. Aku tau, hampir setiap malam kamu tidak tidur hanya untuk menjagaku. Kamu pasti sangat mengantuk. Tidurlah."Fic pun akhirnya me

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   bab 206. Panik lagi

    Hari ini, Glen menepati janji.Sepulang dari menjenguk Ellena di Rumah sakit, Glen menghubungi Ken untuk membahas rencana persiapan pernikahan Ellena dan Fic.Ken yang saat ini sedang berada di rumah besar keluarga Fiandi bersama Rimbun dan Khale segera berpamitan."Jelek. Tuan Glen meneleponku. Memintaku datang untuk membahas pernikahan Nona Ellena. Aku harus kesana dulu. Kau disini saja bersama Khale, nanti aku jemput." ucap Ken pada Rimbun.Mendengar itu Kakek Fiandi membelalak."Nona Ellena akan menikah?" tanya pria yang sudah terlihat renta itu, bahkan sekarang berjalan sudah dibantu dengan sebuah tongkat khusus."Iya Kek. Nona Ellena akan menikah." Rimbun yang menjawab pertanyaan Kakeknya."Khale? Ah, maksudnya menikah dengan Khale kan? Kenapa kalian diam diam? Tidak memberi tahu Kakek?" Kakek mendekat, duduk di samping Khale."Kakek. Nona Ellena akan menikah, tapi bukan dengan Khale." Rimbun kembali menyahut. Kakek tentu saja semakin terbelalak."Ken! Apa ini maksudnya? Bukank

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 207. Ambil jantungku, untuk nona Ellena!

    Hampir tiga jam, Tim Medis menangani Ellena di Ruangan ICU.Saat ini, Ken dan Rimbun beserta Triple K sudah berada disana karena Glen telah menghubungi Ken mengabarkan kondisi kritis Ellena.Mereka sempat tidak percaya itu, tadinya Glen mengabarkan jika kesehatan Ellena sudah membaik, bahkan hari ini sudah dinyatakan untuk pulang.Semua dipenuhi rasa kekhawatiran yang lebih sekarang. Hingga akhirnya pintu ruangan terbuka dan Dokter sudah terlihat keluar bersama beberapa Tim Medis.Dokter mendekat bersamaan mereka yang juga menghampirinya."Bagaimana keadaan Putriku?""Tuan Glen, sepertinya jantung Nona Ellena bener-bener sudah buruk kondisinya. Kami masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut lagi." jawab Dokter.Mendengar jawaban Dokter semua tertunduk lesu.Terlihat seorang Perawat keluar dari ruangan."Dokter. Nona Ellena sudah sadar. Dia memanggil Tuan Fic.""Kalian boleh masuk. Tapi tolong buat Nona Ellena tetap tenang." Ucap Dokter.Glen dan Daniah melangkah, disusul Fic. Sementara

Bab terbaru

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 271. Epilog

    Fic tidak menyadari perasaan yang tumbuh di antara mereka. Orang lain juga sama, tidak ada yang tahu apa yang tersimpan di dalam hati Ellena. Namun, suatu saat Ellena tidak mampu menahan lagi dan mulai mengekspresikan perasaannya dengan lebih jelas. Fic hanya menganggap bahwa Ellena begitu karena belum dewasa dan belum mengerti perasaannya. Suatu hari, Ellena yang sudah bukan remaja lagi, mengungkapkan perasaan cinta yang selama ini terpendam.Fic merasa seolah tersambar petir dan sulit memahami apa yang sedang terjadi. "Mana mungkin?" batin Fic. "Aku hanya seorang kepala pelayan, dan usia kita terpaut jauh. Aku bahkan bisa jadi pamanmu, nona!" Namun, Ellena sama sekali tidak peduli dengan alasan tersebut. Ia nekad melakukan apapun untuk bisa bersama Fic. Perasaan Ellena semakin memuncak dan menghempas rasa ragu di hatinya. Fic kini terjebak dalam dilema, antara menerima perasaan Ellena atau tetap pada prinsipnya. Ketika akhirnya ia mulai merasakan getaran yang sama dalam hatinya, ia

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 270. Tuan Fic

    "Diam!" Ellena bersikukuh, masih saja melanjutkan pekerjaannya. Lalu mengambil celana Fic dan meminta Fic untuk mengenakannya dengan sabar.Fic hanya bisa menurut. Ellena memakaikan kemeja putih pada Fic, mengancingkan baju itu."Ellena, aku bisa sendiri." menarik tangan Ellena hingga tubuh Ellena menabrak dadanya."Aku ingin melakukannya Fic. Dengan begitu, aku semakin bahagia." Ellena melepaskan tangan Fic, sekarang memasangkan dasi untuk Fic."Nona."Ellena masih belum selesai merapikan rambut, baju dan dasi Suaminya."Sudah rapi. Tinggal jas nya saja. Dipakai sekarang apa nanti saja?"Fic tak menjawab pertanyaan Ellena. Masih senantiasa menatap wajah Ellena."Fic.""Bisa menikahimu saja, sudah membuatku tak berhenti bersyukur. Jangan melakukan ini lagi. Itu membuatku merasa bersalah."Ellena dengan lembut menarik tengkuk Fic, menciumi wajahnya dengan penuh kasih sayang. "Aku ingin melakukan ini setiap pagi. Kau tidak boleh melarangku, atau aku akan mengadu pada Ayah. Kau sudah men

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 269. Aku ini istrimu, bukan lah Nonamu.

    Fic menarik nafas dalam-dalam dan tersenyum, "Baiklah, Tuan. Jika Anda telah mempercayai saya, saya tidak ingin mengecewakan Anda. Tapi, bolehkah saya mencari pengganti diri saya sebagai Kepala Pelayan?""Ya. Tentu saja. Semua itu ku serahkan padamu. Siapapun yang kau pilih, aku yakin kau sudah memikirkannya dengan baik," jawab Glen dengan mata yang bersinar penuh keyakinan. Fic mengangguk mantap, memperkuat pernyataannya.Mereka kembali ke kamar masing-masing setelah obrolan itu selesai. Langkah mereka terasa lebih ringan, seolah sebuah keputusan besar telah berhasil dilewati bersama. Di balik pintu kamar, Fic tersenyum tipis, merasa yakin akan kebijaksanaan pilihan yang telah dipertimbangkan matang-matang.Malam mulai menggantikan siang. Fic melangkah perlahan, merangkak ke atas ranjang mengikuti Ellena yang sudah lebih dulu berbaring. Mata Fic tak henti memandangi wajah Ellena, tersenyum padanya dengan penuh kebahagiaan. Sejenak Fic merasa puas, menikmati momen itu. Setelah itu, p

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 268. Fic, Pria Multitalenta.

    "Ellena, ayo kemari, Nak." ajak Daniah ramah. Glen juga menoleh ke arah Fic dengan tatapan yang sama hangatnya, "Ayo Fic, ajak istrimu makan bersama kami."Fic mengangguk, menarik kursi untuk Ellena dan kemudian duduk di sebelahnya. Meskipun bukan pertama kalinya dia berada dalam situasi ini, bahkan seringkali dia makan bersama mereka di masa lalu, namun suasana kali ini terasa berbeda. Fic merasa canggung, jantungnya berdebar kencang. Dahulu, dia hanya duduk di sini sebagai kepala pelayan yang setia. Namun sekarang, perannya telah berganti. Menjadi seorang menantu keluarga ini.Dua orang di hadapannya adalah sosok yang ia segani dan hormati selama ini, tuan dan nyonyanya. Dan tak disangka, kini mereka telah menjadi mertuanya. Fic menelan ludah, mencoba menyembunyikan kegugupan yang menjalar di seluruh tubuhnya.Daniah bergerak mengambil piring untuk Glen dan dirinya, lalu mengayunkan tangan ke arah piring Ellena dan Fic. Namun, tiba-tiba Fic menahan tangan Daniah. "Nyonya, biar saya

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 267. Mau panggil apa coba?

    Lebih dari dua minggu sudah, Fic dan Ellena tinggal di villa puncak ini. Dan Pagi ini, Fic terlihat sibuk berkemas. Ellena duduk di samping tempat tidur dengan wajah murung dan bahunya yang terkulai. Semalam, Fic mencoba meyakinkan Ellena untuk pulang, bukan karena ia tidak ingin memenuhi keinginan Ellena untuk berlama-lama di sini, melainkan karena kekhawatiran terhadap rumah yang ditinggalkannya. Fic tak bisa menepis rasa cemas, terutama tentang kesepian yang pasti dirasakan Daniah tanpa Ellena sang putri.Setelah berbagai usaha Fic untuk merasuk, akhirnya Ellena mau pulang dengan imbalan janji berbulan madu ke Kampung halaman Ilham. Walaupun tampak masih belum sepenuhnya ikhlas, Ellena bertanya, "Jadi, setelah ini kita akan pergi ke Lampung, ya Fic?"Fic hanya mengangguk sambil mencium pucuk kepala Ellena, mengekspresikan rasa sayangnya padanya. Mereka berdua duduk di belakang mobil yang melaju perlahan meninggalkan Villa Puncak, tempat yang menyimpan begitu banyak kenangan manis

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 266. Niat curang Fic.

    "Dasar sialan! Arg..!" bentak Keyan kesal, lalu meninju lengan Kimmy dan Khale bergantian. Tapi, perlahan ia ikut tertawa juga. Mereka masih terdengar tertawa bahagia, saling bercanda, sampai melangkah ke kamar masing-masing. "Besok, aku tidak mau lagi satu mobil dengan kalian! Mulai besok, kita akan membawa mobil masing-masing!" seru Keyan, wajahnya merah padam, sebelum menutup pintu kamarnya dengan keras.Sementara di sisi lain.Menuju Villa Puncak,Fic dengan lembut menuntun Ellena, melewati batu-batu hitam kecil yang tersusun apik di jalan setapak. Mereka berada di taman, tepat di luar Villa Puncak. Fic mengajak Ellena menuju bangku khusus yang lengkap dengan meja bundar berisi buah-buahan segar dan minuman yang menggoda. Fic mempersilahkan Ellena duduk, layaknya mempersilahkan seorang putri kerajaan. "Silahkan Tuan Putri," ucapnya sambil membungkukkan tubuh.Ellena tergelak dan menutup mulutnya dengan tangan. Ia duduk dan melihat sekitarnya, merasakan keindahan sore itu. "Ah Fic

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 265. Keyan Merana

    Saat ini di kediaman Ken, Khale dan Kimmy melangkahkan kaki mereka ke dalam rumah dengan langkah gontai. Keyan menyusul dari belakang, tetapi mulutnya tak berhenti mengomel, mengumpat dua kakaknya yang sama sekali tidak menggubrisnya. Ketiga pemuda itu menghempaskan bokong mereka ke sofa dengan kasar, tak peduli dengan tas yang belum mereka taruh. "Aku kesal!! Hari ini aku kesal dengan kalian berdua!" ujar Keyan kesal sambil menunjuk kedua kakaknya."Apa sih anak ini?" balas Khale sambil melotot."Tau tuh!" Kimmy ikut melotot dengan wajah tidak senang.Keyan sudah berdiri, marah, dan menggerakkan tangannya hendak memukul kepala Kimmy, namun ditangkap oleh Kimmy. "Haha.. Keyan rupanya iri kepada kita, Khal. Dia tidak bisa mendekati wanita incarannya, berbeda dengan kita." ejek Kimmy sambil melepaskan tangannya dari Keyan. Khale hanya menanggapi dengan senyuman sinis, menambah rasa kesal Keyan semakin mendalam."Siapa bilang iri? Aku cuma ngerasa tidak dianggap oleh kalian. Kalian s

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 264. Masih bulan madu.

    Mereka baru saja selesai menikmati hidangan makan malam. Fic duduk bersandar di sofa sambil menggelar lengannya ke arah Ellena yang duduk didepannya tanpa jarak. Ellena menyandarkan punggungnya di dada Fic yang hangat. Kedua tangan Fic membelai perut Ellena seolah memberikan rasa nyaman pada istrinya ini, sementara lehernya dielusnya dengan lembut. "Fic, kenapa saat yang tadi itu kamu mendadak menjadi cerewet sih?" Ellena bertanya dengan nada iseng, sambil tangannya asyik mengutak-atik ponselnya.Fic tersenyum kecil. "Siapa yang cerewet? Aku?" dia menanggapi dengan nada bercanda."Padahal kamu sedang kesulitan bernafas, aku hanya peduli dan mencoba mengetahui penyebabnya." Jawab Ellena."Susah bernafas? Memang kenapa, ya? Apa aku menekan tubuhmu terlalu keras? Sepertinya tidak." Fic berkata sambil melanjutkan elusan lembutnya di leher Ellena, tangannya kadang bergerak meraba-raba sekilas membuat Ellena menggelinjang. "Ya... aku tidak tahu. Rasanya sesak saja," jawab Ellena, sambil ter

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 263. Bulan madu versi Ellena.

    Fic melucuti pakaian Ellena. Sekali lagi mengamati tubuh indah itu sambil tangannya bergerak aktif. Menyentuh semua itu tanpa terlewat.Fic menyisir setiap bagian tubuh Ellena dengan bibirnya. Hingga sampai pada Area sensitif. Fic merenggangkan kedua paha Ellena. Dan memposisikan wajahnya. Ellena menggeliat bak cacing kepanasan karena ulah Fic. Meremas kuat rambut Fic hingga berantakan."Fic, berhenti." nafasnya tersengal sengal.Fic mendongak, menatap wajah Ellena yang sudah memerah. Fic tersenyum, menyambar bibir itu. Hanya sebentar, lagi lagi turun perlahan dan kembali lagi ke area sensitif.Ellena menegang, Fic belum berhenti. Masih berada disitu. Fic benar benar ingin membuat Ellena menggelinjang tak karuan. Hingga Ellena menggoyahkan tubuhnya tanda tak sanggup lagi."Ah, Fic. Berhentilah. Ku mohon." Mendorong kepala Fic.Fic akhirnya berhenti , memandangi tubuh yang terus menggeliat itu."Fic. Kamu menyiksaku!"Fic hanya tersenyum, kembali menyerang wajah leher dan dada Ellena,

DMCA.com Protection Status