Home / Romansa / My Sexy Sugar Mommy / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of My Sexy Sugar Mommy: Chapter 171 - Chapter 180

424 Chapters

Berniat Mengganti

“Jika Papa tidak bisa cerita, tidak masalah. Aku hanya tanya saja,” ujar Ayana yang merasa tak enak ketika melihat ekspresi Jonathan yang terlihat bingung.Jonathan tersenyum mendengar ucapan Ayana, hingga kemudian menghela napas kasar.“Seharusnya Papa cerita agar kamu tidak salah paham atau bertanya-tanya. Hanya saja awalnya berniat akan membicarakan ini nanti, tapi melihatmu yang siap tahu soal keluarga Papa, jadi tidak ada salahnya bercerita sekarang,” ujar Jonathan mengulas senyum.Ayana mengangguk-angguk, lantas menunggu sang papa bercerita.“Papa menikah dengan wanita Inggris. Dia baik dan ramah, sikap yang membuat papa benar-benar yakin menikahinya, setelah merasa dicampakkan mamamu,” ujar Jonathan menceritakan wanita yang bisa membuatnya move on dan menjalani hari dengan penuh rasa bahagia.“Apa dia tahu kalau Papa ke sini untuk mencariku? Dia tidak marah?” tanya Ayana yang penasaran.“Seharusnya dia tahu,” jawab Jonathan.“Seharusnya? Kenapa seharusnya? Papa tidak cerita ke
Read more

Keputusan Rapat

Ayana terkejut dengan apa yang dilihatnya. Hingga dia menoleh ke Kyle seolah meminta penjelasannya.Kyle hanya melebarkan senyum, lantas mengangguk sebagai isyarat agar Ayana tenang dan yakin.Firman terlihat geram dan kesal. Merasa dikhianati karena semua staff kini memihak ke Ayana. Dia sekarang ini sedang membaca hasil petisi yang dibuat oleh para staff, di mana di sana tertera jika 98 persen staff perusahaan meminta Ayana tetap memimpin perusahaan.“Petisi ini juga ditandatangani oleh beberapa klien besar. Semalam bahkan ada yang menghubungi saya, lantas mengatakan jika akan mengakhiri kerjasama jika bukan Bu Ayana yang memimpin perusahaan ini. Apakah Anda yakin ingin mengganti beliau?” tanya pemegang saham yang pertama kali memberikan data petisi itu.“Jika sudah seperti ini, kita lebih baik ambil aman saja. Jika kita memaksa untuk mengganti Bu Ayana, takutnya akan terjadi kesinambungan tak berujung,” ujar salah satu pemegang saham lain.Firman mengepalkan telapak tangan erat. Ti
Read more

Akan Tetap Waspada

Ayana bergeming dengan rasa tak percaya, memandang lurus ke depan sambil menggelengkan kepala pelan. Jonathan mendekat lantas menepuk pundak Ayana. Dia tersenyum kecil ke putrinya itu. “Mereka membela dan mendukungmu. Kamu layak dapat sambutan,” ucap Jonathan. Amel dan yang lain bertepuk tangan, mereka begitu senang karena mendapat kabar Ayana tidak jadi dilengserkan. Mereka berdiri di depan ruang kerja Ayana, menunggu atasannya datang untuk memberi selamat. “Petisi itu yang membuat Amel, kamu harus memberinya bonus tambahan karena usahanya menyebar petisi sampai klien dan rekan bisnis kita berhasil,” bisik Kyle kemudian. Ayana sangat terharu, benar-benar tidak menyangka jika semua begitu antusias mendukung dan melindungi dirinya. Dia pun berjalan mendekat, lantas memeluk Amel. “Terima kasih,” ucap Ayana sambil mengusap punggung Amel. “Mendapat ucapan terima kasih dari Bu Ayana, seperti sebuah kebanggaan buat saya.” Tak hanya Amel, Ayana pun berterima kasih ke semua staffnya. J
Read more

Pacar Aku

“Kemarilah.” Ayana meminta Deon untuk mendekat dan duduk bersamanya.Deon yang baru saja membuat susu dan mengupas buah pun tersenyum sambil berjalan mendekat ke Ayana. Dia meletakkan segelas susu dan piring berisi potongan buah di meja, lantas duduk berdampingan dengan Ayana.“Makan buahnya,” ucap Deon sambil menusuk potongan buah dengan garpu. Dia lantas menyodorkan potongan buah ke mulut Ayana.Ayana membuka lebar mulut, menerima suapan Deon lantas bergelayut manja di lengan pemuda itu.Deon melirik Ayana yang manja, sangat bertolak belakang dengan saat Ayana bekerja.“Buku mulutmu.” Deon kembali menyuapi.Ayana menerima suapan dari suaminya, masih bergelayut manja sambil menyandarkan kepala di pundak.“Kenapa? Apa ada masalah?” tanya Deon yang aneh karena Ayana sangat manja.“Tidak ada. Aku hanya ingin dekat denganmu,” jawab Ayana lantas membuka mulut lagi ingin meminta suapan.Deon penuh kesabaran menyuapi Ayana, menyenangkan hati sang istri yang sedang dalam mood bagus.“Entah k
Read more

Tidak Direstui

“Ada apa?” tanya Azlan karena Hyuna terlihat lemas.“Tidak ada. Mama tumben minta aku pulang cepet, sudah gitu sambil marah-marah,” jawab Hyuna, kemudian memasukkan ponsel ke tas.“Kalau gitu kita pulang saja, takutnya nanti mamamu semakin marah,” ujar Azlan sambil mengajak berdiri Hyuna.Hyuna terlihat belum rela pulang karena masih ingin menghabiskan waktu bersama Azlan. Jarang-jarang mereka punya waktu berdua sebanyak ini karena Azlan terus bekerja.“Ayo.” Azlan sudah berdiri sambil mengulurkan tangan ke Hyuna.Hyuna menggapai tanga Azlan, lantas berdiri untuk meninggalkan tempat itu.“Aku akan mengantarmu ke apartemen dulu,” kata Hyuna saat keduanya sampai di parkiran mobil.“Tidak usah, aku bisa naik bus atau taksi. Kamu pulang saja tidak usah mengantarku,” ujar Azlan sambil membuka pintu untuk Hyuna.“Kamu yakin? Aku bisa mengantarmu sebentar,” balas Hyuna meyakinkan.“Iya yakin,” ucap Azlan, “rumahmu dan apartemen Ayana berlawanan arah, nanti akan makan waktu lama dan mamamu bi
Read more

Mendadak Galau

“Sarapan, Lan. Jangan lihat ponsel terus.”Ayana memperhatikan sang adik yang terus memandangi ponsel ketika sedang sarapan.Deon yang duduk di sebelah Ayana pun memandang Azlan yang terlihat gusar.Azlan meletakkan ponsel di meja, kemudian menghela napas kasar.“Ini aneh,” ujar Azlan.“Aneh apanya?” tanya Deon kemudian memasukkan suapan ke mulut.“Sejak dari semalam, pesanku tidak dibaca Hyuna,” jawab Azlan kemudian memandang Deon dan Ayana bergantian.Ayana dan Deon langsung mengerutkan alis mendengar jawaban Azlan.“Apanya yang aneh? Mungkin dia sudah tidur atau memang sedang tidak buka ponsel,” ujar Ayana merasa adiknya yang aneh karena galau pesan chat tidak dibalas sang kekasih.“Ga mungkin, Ay. Hyuna itu tidak pernah sekalipun melewatkan chatku, bahkan dia tidak pernah membuatku menunggu. Dia selalu balas pesanku jika memang belum tidur, kalau sudah tidur, biasanya pagi-pagi sudah balas. Ini aku chat pun tidak dibaca,” balas Azlan menyanggah pendapat sang kakak.Azlan mendadak
Read more

Syarat Agar Bersama

Azlan benar-benar pergi ke rumah orang tua Hyuna. Dia baru saja turun dari taksi, kini memandang ke gerbang yang menjulang tinggi dengan rumah mewah yang berdiri di dalamnya.Sesuai ucapan Deon, rumah itu benar-benar tertutup dari gerbang, sehingga Azlan pun pergi mendekat ke pos yang ada di dekat gerbang bagian dalam.“Permisi!” Azlan mencoba memanggil satpam.Seorang pria paruh baya keluar dari pos, menatap Azlan yang ada di luar gerbang.Azlan tersenyum sambil mengangguk, lantas menyampaikan maksud kedatangannya.“Maaf, saya mau ketemu Hyuna. Apa dia ada di rumah?” tanya Azlan sopan.“Memang kamu siapa Non Hyuna?” tanya satpam itu menanggapi ucapan Azlan.Azlan bingung harus menyebut dirinya apa, kalau menyebut kekasih, takutnya jadi masalah sebab Azlan belum tahu masalah yang terjadi di rumah itu.“Bisa katakan, Azlan ingin bertemu.” Azlan hanya bisa menjawab seperti itu.Satpam itu memperhatikan penampilan Azlan, hingga kemudian meminta Azlan untuk menunggu di sana. Satpam itu ti
Read more

Tambahan Karyawan

Shirly menjaga bagian depan sendirian karena Azlan pergi. Kafe tidak terlalu ramai sebelum jam makan siang, sehingga Shirly pun tidak terlalu repot bekerja sendiri.Suara pintu terbuka terdengar, Shirly langsung menyambut ramah orang yang baru saja menginjakkan kaki di kafe.“Selamat datang,” sapa Shirly dengan senyum hangat di wajah.Pria yang baru masuk ternyata Gery. Dia langsung berjalan menghampiri meja Shirly.“Mau pesan apa? Kami ada menu promosi spesial hari ini,” ucap Shirly dengan ramah dan lincah saat melayani pelanggan.“Oh … aku tidak ingin memesan sesuatu, hanya ingin bertemu Deon. Dia ada?” tanya Gery to the point.“Mas Deon? Dengan siapa, ya? Biar aku sampaikan,” kata Shirly.“Bilang saja Gery nyari,” ujar Gery.Shirly mengangguk lantas pergi ke pintu yang terhubung dengan dapur. Dia membuka sedikit pintu dan melongokkan kepala ke dalam.“Mas, ada temannya. Namanya Gery.”Deon sedang membersihkan sayuran saat mendengar suara Shirly, lantas menoleh dan melihat Shirly me
Read more

Butuh Solusi

“Ada apa? Kamu sudah bertemu Hyuna? Dia baik-baik saja, kan?”Deon mengajak masuk Azlan ke ruangannya, sebab adik iparnya itu terlihat frustasi. Mengajak duduk berdua, mungkin bisa membuat Azlan mau menceritakan apa yang terjadi.Azlan mengusap kasar wajahnya, hingga mendengkus seperti ada beban berat yang sedang ditanggungnya.Deon pun sabar menunggu sampai Azlan benar-benar siap untuk bercerita.“Aku ke rumah Hyuna dan bertemu ibunya,” ujar Azlan membuka cerita.Deon menunggu sambil mendengarkan cerita Azlan.“Aku tidak bertemu Hyuna. Sepertinya dia baik, hanya saja memang tidak boleh menemuiku,” ujar Azlan lagi.“Bibi melarangmu bertemu dengan Hyuna? Alasannya?” tanya Deon menyelidik.Azlan lagi-lagi mendengkus kasar, hingga kemudian menceritakan semua yang terjadi. Dia sekarang benar-benar harus bagaimana.“Jalan apa pun yang aku ambil, semua sama-sama akan menusukku. Aku harus bagaimana?” tanya Azlan sambil memandang Deon.Deon pun diam sambil berpikir setelah mendengar cerita Az
Read more

Nasihat Ayana

“Di mana Azlan?” tanya Ayana begitu datang ke kafe.Deon terpaksa menghubungi Ayana karena Azlan terus berada di ruangan Deon tak mau keluar.“Dia di ruanganku,” jawab Deon sambil menunjuk ke pintu yang berada di samping pintu dapur.Ayana berjalan menuju ruangan Deon, lantas masuk dan melihat sang adik berbaring sambil menutup kedua mata menggunakan lengan.Ayana menutup pintu perlahan, kemudian berjalan menghampiri Azlan lantas duduk di sisi adiknya itu.“Lan.” Ayana menyentuh lengan Azlan perlahan agar tidak terkejut.Azlan terkejut hingga membuka mata dengan cepat. Dia melihat Ayana yang sudah memandangnya. Dia buru-buru duduk saat melihat sang kakak di sana.“Kamu ke sini untuk makan siang?” tanya Azlan kemudian mengusap wajahnya kasar.Ayana menatap sang adik, melihat mata Azlan yang merah dan kelopak mata sedikit bengkak.“Apa ada masalah? Kenapa nangis?” tanya Ayana penuh kelembutan.Azlan terkejut mendengar pertanyaan Ayana, hingga kemudian menggelengkan kepala.“Tidak ada, a
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
43
DMCA.com Protection Status