Beranda / Romansa / My Sexy Sugar Mommy / Bab 161 - Bab 170

Semua Bab My Sexy Sugar Mommy: Bab 161 - Bab 170

424 Bab

Aku Juga Manusia

Jonathan membuang napas kasar. Dia pun tidak bisa memaksa jika Ayana memang tidak mau menerima dirinya.“Aku tahu jika memang tidak bisa memaksa kamu menerimaku. Namun, keberadaanku di sini hanya berharap bisa ikut menjagamu, mengetahui kalau--” Apa yang ingin dikatakan Jonathan terhenti karena dipotong Ayana.“Aku ragu bukan karena tidak mengakui. Tapi aku ragu karena semua orang yang mengaku sebagai keluarga, ternyata tak pernah memperlakukanku seperti keluarga.” Ayana memotong ucapan Jonathan. Dia bicara sambil menundukkan kepala.Deon dan Jonathan pun terkejut, keduanya lantas memandang Ayana yang menundukkan kepala.Deon semakin menggenggam erat telapak tangan Ayana, untuk menguatkan sang istri.“Aku hanya kecewa, kenapa diperlakukan seperti ini. Tapi sekarang aku tahu, alasan mereka menganggapku sebagai peliharaan yang dirawat untuk kepentingan mereka, ternyata aku memang bukan anaknya, hingga dia memperlakukanku seperti ini. Tapi ….” Ayana menjeda ucapannya, rasanya bibir tak s
Baca selengkapnya

Tetap Kakak-adik

Azlan kembali ke apartemen untuk menemui Ayana, tapi sayangnya tidak menemukan sang kakak di sana.“Di mana dia?” Azlan panik dan cemas.“Coba hubungu,” kata Hyuna yang selalu setia menemani pria itu.Azlan pun mencoba menghubungi nomor Ayana, tapi sayangnya tidak diangkat.“Tidak dijawab.” Azlan mencemaskan kondisi Ayana.“Telepon Deon.” Hyuna masih berusaha menyemangati Azlan.Azlan langsung mendial nomor Deon, hingga akhirnya dijawab oleh pria itu.“Kalian di mana? Kenapa tidak di apartemen?” tanya Azlan begitu panggilannya dijawab Deon.Azlan diam mendengarkan, membuat Hyuna penasaran di mana Ayana dan Deon sekarang.“Di mana mereka?” tanya Hyuna.Azlan mengakhiri panggilan, kemudian menatap Hyuna.“Ayana di tempat ayah kandungnya,” jawab Azlan sedikit lemas.“Kita ke sana?” tanya Hyuna.Azlan terlihat ragu menjawab pertanyaan Hyuna.Hyuna memegang tangan Azlan, lantas berkata, “Tidak apa, bukankah kamu dipihaknya. Mau Ayana mengakui siapa yang akan jadi ayahnya, tetap saja kamu a
Baca selengkapnya

Ingin Serumah

Rumah Firman kini digeruduk wartawan. Itu adalah imbas dari pengakuan Jonathan tentang Ayana sebagai anak kandungnya. Semua wartawan kini berbondong-bondong ingin meminta penjelasan dari pihak Firman.“Jika Anda tidak melakukan konferensi pers untuk memberikan penjelasan, saya yakin wartawan akan terus mengejar Anda,” ujar asisten Firman yang datang ke rumah karena dipanggil untuk membantu menyelesaikan masalah itu.Firman panik, tentu saja dia memikirkan plus-minus dari hasil mengungkap fakta yang ada. Andai dia menyangkal bukti yang diberikan Jonathan, maka bisa jadi akan ada serangan balik untuk menyelesaikan masalah ini.“Di mana Suci! Semua ini gara-gara dia!” geram Firman karena istrinya malah pergi.“Pak, lebih baik Anda menemui wartawan. Lantas minta mereka menunggu klarifikasi Anda secara resmi. Saya akan membuatkan catatan agar Anda bisa menjawab dengan benar setiap pertanyaan mereka,” ujar asisten Firman kembali memberi ide.Firman tidak punya cara lain untuk mengatasi masa
Baca selengkapnya

Rumor di Perusahaan

Ayana pergi ke kantor di hari berikutnya setelah mengambil cuti untuk menyelesaikan masalah skandal yang beredar. Urusan dengan para pemegang saham pun selesai karena mereka memercayai penjelasan Ayana.Sepanjang menuju ruang kerjanya, staff yang bertemu menyapa ramah, tapi jelas ada yang berbeda dari tatapan para staff, setelah masalah status Ayana jelas.“Ay.” Kyle langsung menghampiri Ayana yang baru saja datang.Sejak kemarin Ayana tidak menghubungi Kyle, membuat asistennya itu pun tak menganggu dirinya.“Ada apa?” tanya Ayana yang sudah menghentikan langkah dan kini memandang Kyle.Kyle malah diam menatap Ayana, membuat wanita itu bingung.Ayana memperhatikan sekitar, beberapa staffnya memandang dirinya termasuk Amel.“Ada apa?” tanya Ayana bingung.“Kamu baik-baik saja, kan?” tanya Kyle yang mencemaskan Ayana.Ayana mengulas senyum mendengar pertanyaan Kyle, hingga kemudian menjawab, “Aku tidak akan di sini jika depresi.”Ayana paham ke mana arah pembicaraan Kyle, hingga membala
Baca selengkapnya

Mengambil Empati

“Dia sudah ditahan atas kasus pencemaran nama baik.” Jonathan menemui Ayana di kafe Deon saat siang hari.Ayana sedang membaca berita soal penangkapan Rey.“Baguslah, memang sudah seharusnya dia mendapat hukuman. Dia sudah diberi kesempatan, tapi terus melakukan perbuatan yang sama.” Ayana meletakkan ponsel di meja. Sudah tak ingin membahas tentang Rey lagi.Deon juga ada di sana, melihat sang istri yang mulai terlihat lega.“Sore ini ayahmu akan melakukan konferensi pers, kan? Kamu akan datang ke sana?” tanya Jonathan.Ayana baru ingat akan hal itu. Dia menatap Jonathan lantas menganggukkan kepala.“Aku akan datang tanpa sepengetahuannya, jika dia berani memutar balikkan fakta, aku bisa melawannya,” jawab Ayana tanpa keraguan.“Apa kamu benar-benar sekecewa itu ke Firman?” tanya Jonathan menyelidik, terlebih karena Ayana terlihat emosi saat membahas Firman.Ayana menarik napas panjang dan mengembuskan perlahan. Dia lantas memainkan sedotan yang ada di gelas jusnya.“Jika dibilang kec
Baca selengkapnya

Sumber Energi

Firman terkejut mendengar salah satu wartawan berteriak memanggil nama Ayana. Dia menoleh ke kanan, hingga melihat Ayana dan Jonathan berdiri di dekat ruang tunggu lobi.Para wartawan itu berbondong-bondong mendekati Ayana, tentu saja tujuannya untuk meminta klarifikasi apakah yang dikatakan Firman benar.“Jadi benar jika selama ini Pak Firman tidak tahu kalau pria yang ada di sebelah Anda adalah ayah kandung Anda?”“Apakah Anda mengakui jika selama ini memang Pak Firman tidak tahu soal ayah kandung Anda, juga tahu kalau Anda bukanlah anak kandungnya?”Ayana mengembuskan napas kasar mendengar para wartawan. Dia melirik Firman yang terlihat panik, sebelum kemudian memandang ke para wartawan.“Ya, yang dikatakannya benar. Aku pun berterima kasih karena dia mau merawatku.” Ayana memilih mengiakan karena tidak ingin memperpanjang masalah.Jonathan pun hanya diam, karena baginya semua keputusan ada di tangan Ayana.“Setelah sekian tahun, apa alasan Anda datang lalu mengakui jika saudari Ay
Baca selengkapnya

Provokasi Mendukung Ayana

“Apa kita harus berselisih seperti ini?” “Bukan aku yang menginginkan semua ini terjadi.” “Ay!” Firman menggebrak meja mendengar balasan Ayana. Matanya menatap nyalang ke putri yang sudah dibesarkannya itu. Ayana pun menatap nyalang, begitu tajam karena dia tidak takut sama sekali ke sang ayah, setelah apa yang sudah dilakukan ayahnya selama ini. Firman mendatangi Ayana di kantornya. Tentu saja tujuannya untuk membuat Ayana mundur dari perusahaan. “Berhenti bersikap keras kepala dan menganggap dirimu bisa menguasai semua! Seharusnya kamu sadar diri, semua yang kamu miliki bukanlah hakmu!” Firman mencoba menekankan kembali status Ayana. Ayana melirik tajam ke sang papa, tidak menyangka jika Firman akan menunjukkan niat aslinya terhadap Ayana. “Menguasai semua? Siapa yang berusaha menguasai semua? Itu hanya pikiran Papa yang penuh dengan ketakutan. Papa takut aku mengambil semua, hingga berpikir aku demikian.” Ayana bicara dengan suara lugas dan tegas. “Perusahaan ini memang buk
Baca selengkapnya

Rencana Masing-masing

“Ada apa, hm?” Deon menatap Ayana yang terlihat lelah. Dia menarik kursi dan ikut duduk berhadapan dengan Ayana.Siang itu Ayana datang ke kafe untuk makan siang seperti biasa. Dia duduk di salah satu meja dengan makanan yang baru saja disajikan oleh sang suami.“Tidak ada, aku hanya lapar,” jawab Ayana sambil melebarkan senyum.Ayana mengambil sendok, bersiap menikmati makan siang yang disajikan suaminya.“Apa pekerjaan di kantor sangat banyak?” tanya Deon sambil memperhatikan Ayana yang sedang makan.Ayana memandang Deon sekilas sembil menganggukkan kepala, sebelum kemudian kembali menatap hidangan yang tersaji dan menyantapnya dengan lahap.“Makan pelan-pelan,” ucap Deon memperhatikan Ayana yang makan sedikit terburu.Ayana hanya mengangguk mendengar ucapan suaminya. Dia fokus ke makanan, seolah makanan itu alat pelampiasan kekesalan yang sejak tadi dipendam.“Ada pelanggan, aku ke dapur dulu. Kalau butuh apa-apa, bilang saja,” ucap Deon di akhiri mengusap pucuk kepala Ayana lembut
Baca selengkapnya

Benteng Diri

Ayana datang ke tempat yang sudah dijanjikan untuk bertemu Suci. Dia masuk ke sebuah kafe, mengedarkan pandangan hingga melihat Suci mengulas senyum ke arahnya.Ayana pun berjalan ke arah Suci. Terkadang dia berpikir, sekejam apa pun sang mama bersikap, tapi tetap saja wanita itu ibunya.“Akhirnya kamu datang. Mama memesan jus untukmu,” ucap Suci terlihat senang bisa melihat putrinya.“Terima kasih,” ucap Ayana lirih sesaat setelah duduk berhadapan dengan sang mama.Suci mengangguk senang, terus menatap Ayana yang terlihat biasa saja.“Bagaimana kondisi kesehatanmu dan janinmu?” tanya Suci berbasa-basi.“Sangat baik,” jawab Ayana singkat.“Baguslah.” Suci mengangguk-anggukan kepala.Ayana menatap sang mama, merasa aneh karena Suci tiba-tiba ingin menemuinya.“Kenapa Mama tiba-tiba ingin bertemu denganku?” tanya Ayana to the point.Suci terkejut mendengar pertanyaan Ayana, tapi dia pun tidak heran jika Ayana bersikap dingin kepadanya.“Tidak kenapa-kenapa. Mama hanya ingin melihatmu,”
Baca selengkapnya

Tetap Kuat

Ayana berjalan mendekat dengan ekspresi wajah datar. Lantas berhenti tepat di dekat orang yang hendak menemuinya.“Kenapa Anda ingin menemuiku?” tanya Ayana sambil memandang wanita yang duduk di sofa.Wanita itu berdiri, dia adalah ibu Rey. Wanita itu tersenyum dan buru-buru menghampiri Ayana.“Ada yang ingin aku bicarakan denganmu, Ay.” Wanita itu bicara sambil menatap penuh harap.Ayana menaikkan satu sudut alis mendengar ucapan wanita itu. Hingga dia akhirnya mengajak ibu Rey ke ruang kerjanya.“Apa yang ingin Anda bicarakan?” tanya Ayana sambil menatap tajam ke mantan calon mertuanya itu.“Ini soal Rey. Apa kamu tidak bisa mencabut berkas laporan tentangnya? Aku tahu kamu kesal ke Rey, tapi setidaknya tolong pandang aku, Ay. Dulu kita berhubungan baik, ya meski semua harus berakhir karena kelakuan Rey. Aku hanya tidak bisa melihatnya dipenjara.”Ibu Rey pun mengemukakan alasannya menemui Ayana.“Tidak bisa atau malu melihatnya dipenjara?” Sebuah pertanyaan terlontar dari bibir Aya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1516171819
...
43
DMCA.com Protection Status