Beranda / Romansa / My Sexy Sugar Mommy / Bab 121 - Bab 130

Semua Bab My Sexy Sugar Mommy: Bab 121 - Bab 130

424 Bab

Mengadili Pelaku

Hari berikutnya, Ayana, Kyle, komisi penyidik, dan beberapa staff berkumpul di ruang rapat. Mereka di sana atas perintah Ayana untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. “Seperti yang kalian ketahui. Proposal kita sama dengan proposal AG Group, di mana penemuan ini sungguh membuatku kecewa. Kenapa kalian bisa mencuri ide mereka?” Ayana membuka rapat dengan sebuah pertanyaan sebagai jebakan. “Demi Tuhan, Bu. Saya selaku manager divisi yang menyetujui proposal itu pertama kali, tidak pernah merasa jika proposal yang dibuat anak buah saya adalah hasil curian,” ujar manager itu melindungi anak buahnya yang dianggap sudah jujur. “Saya ketua proyek ini. Semua ide dan desain dikumpulkan berdasarkan dari pemikiran semua tim. Kami menggabungkan menjadi satu, menyusunnya menjadi proposal yang matang sebelum diajukan. Kami benar-benar tidak pernah mencuri atau mengambil ide orang lain. Semisal ada kemiripan, tentu tidak mungkin 99 persen. Saya harap, Bu Ayana melakukan investigasi, kami benar-b
Baca selengkapnya

Sama-sama Korban

Ayana berlari secepat dia bisa, lantas menggapai tangan Shirly dan menariknya dengan cepat, sampai keduanya jatuh di lantai rooftop.Kyle pun berlari mendekat, terkejut karena Ayana dan Shirly jatuh bersamaan.“Ay!” Tentu saja Kyle lebih mencemaskan Ayana yang baru saja sembuh.“Ay, kamu tidak apa-apa?” tanya Kyle sambil membantu Ayana duduk.Siku Ayana terluka, membuat wanita itu meringis tapi ditahan.“Tidak apa, aku baik-baik saja,” jawab Ayana.Ayana dan Kyle menoleh ke Shirly, melihat wanita itu kesakitan sambil memegangi perut.“Shirly, kamu baik-baik saja?” tanya Ayana.Meski dia marah karena Shirly mengkhianati perusahaan, tapi Ayana juga tidak terlalu kejam untuk membiarkan wanita itu bunuh diri.Shirly tidak menjawab pertanyaan Ayana, dua tangannya memegangi perut hingga membuat Ayana dan Kyle bingung.“Kita bawa ke klinik, Kyle.”Ayana meminta Kyle membantunya membawa Shirly ke klinik perusahaan agar bisa diperiksa dokter klinik mereka.Kyle dan Ayana yang memapah Shirly me
Baca selengkapnya

Kebenaran Terbukti

“Kenapa tanganmu?” tanya Deon yang panik ketika melihat siku Ayana tertutup plester.Deon datang ke kantor Ayana siang itu, seperti biasa membawakan makan siang untuk istrinya itu. Dia belum membuka kafe karena masih memesan nama untuk dipasang di depan bangunan kafe.“Oh … tadi ada insiden kecil,” jawab Ayana sambil melebarkan senyum.“Kamu baru saja sembuh, Ay. Kenapa ceroboh?” tanya Deon penuh perhatian, paling tidak bisa melihat istrinya terluka.Ayana mengulas senyum kemudian mengatakan kalau baik-baik saja. Dia pun akhirnya menceritakan apa yang tadi terjadi di rooftop, juga masalah tentang Shirly.“Jadi begitu. Lalu, apa tindakanmu sekarang?” tanya Deon mencari tahu.“Aku sudah membuat keputusan. Bagaimanapun aku tidak bisa mengabaikan sesutu yang bertentangan dengan hatiku,” jawab Ayana lantas memasukkan suapan ke mulutnya.“Hm … aku yakin kamu bisa membuat keputusan yang benar,” balas Deon.Ayana mengunyah makanan sambil menatap suaminya, hingga kemudian mengatakan sesuatu.“
Baca selengkapnya

Jatuh dan Malu

“Jadi, Pak Rey. Apa Anda ingin membuat pembelaan? Di sini sudah jelas Anda menyabotase serta telah melakukan penipuan.”Staff memberikan salinan bukti-bukti yang diberikan Ayana ke Rey.Rey tentu saja tidak bisa mengelak. Semua kejahatannya terbongkar dan kini harus menanggung malu.“Kami selalu melakukan pelelangan dengan cara yang sehat, serta menjunjung tinggi kejujuran. Kami sangat kecewa karena Anda sudah berani melakukan penipuan seperti ini,” ungkap staff pelelangan.Ayana duduk dengan santai mendengarkan Rey dihakimi.“Saya tidak tahu jika proposal yang diajukan adalah hasil mencuri. Saya menerima proposal yang sudah matang dari tim perencana, sebelum diserahkan untuk pelelangan. Jika memang ada kesalahan seperti ini, berarti semua adalah tanggung jawab tim perencana,” ujar Rey membela diri dengan mengambinghitamkan anak buahnya.“Jika salah, mengaku saja agar sanksi yang kamu dapat tidak bertambah berat,” cibir Ayana karena Rey masih saja mengelak.Rey dan Abigail langsung me
Baca selengkapnya

Aneh

“Makan yang banyak, bukankah sekarang sudah tidak ada yang kamu cemaskan lagi. Apa yang seharusnya menjadi milikmu, kini kembali untukmu.”Deon sangat senang mengetahui Ayana mendapatkan proyek yang diinginkan. Ayana pulang malam karena harus mengurus persiapan kontrak dan proyek yang baru saja diterima.“Kamu benar-benar ingin membuatku gemuk, hm ….” Ayana tertawa kecil setelah melontarkan kalimat candaan itu.“Aku senang melihatmu makan dengan lahap, tidak seperti awal ketika kita baru menikah. Dari setengah piring nasi, hanya beberapa sendok yang kamu makan,” ujar Deon mengingat betapa sedikitnya makanan yang masuk ke lambung istrinya.Ayana tertawa lagi, tidak menyangka jika Deon ternyata mengingat hal-hal kecil seperti.“Dulu aku tidak tahu kalau masakanmu sangat enak, beda dengan sekarang,” balas Ayana sambil memasukkan suapan ke mulut.Deon pun senang Ayana menyukai masakannya, meski bukan menu restoran bintang lima, tapi Ayana tetap menyukainya.“Oh ya, bagaimana Shirly?” tany
Baca selengkapnya

Menikmati Kebersamaan

Deon naik ranjang menyusul Ayana yang sudah duduk di ranjang duluan. Dia lantas menyandarkan kepala di pundak istrinya itu, membuat Ayana keheranan.“Kenapa? Kenapa bersikap manja, hm?” tanya Ayana sambil melirik Deon yang bersandar padanya.“Tidak apa, hanya senang bergelayut seperti ini,” jawab Deon kemudian merangkul lengan Ayana.Ayana keheranan tapi membiarkan saja.“Kapan rencana mau buka kafenya?” tanya Ayana sambil meletakkan ponsel di nakas. Satu tangan lantas mengusap rambut Deon.“Mungkin minggu depan, aku harus mempersiapkan semua dengan matang. Juga ada yang ingin aku lakukan, agar merasa tenang, Ay.” Deon mengangkat kepala dari pundak Ayana, lantas menatap istrinya yang sudah memandang.“Apa?” tanya Ayana.“Meminta restu Ibu dan Ayah, juga menemui Karin untuk meminta maaf kepadanya,” jawab Deon.“Karin?” Dahi Ayana berkerut halus karena Deon menyebut nama wanita itu.“Ya, calon istri Kak Tirta yang sekarang di rumah sakit jiwa,” ujar Deon menjelaskan.Ayana diam sejenak.
Baca selengkapnya

Ini Takdir

“Bu.”Staff divisi perencanaan proyek menyapa Ayana yang baru saja selesai menghadiri rapat.“Ya.” Ayana membalas sapaan itu ketika melihat siapa yang menghampirinya.“Saya mau tanya. Apa benar Shirly sedang hamil? Saya dengar dia melakukan semua kesalahan karena terpaksa,” ujar staff yang bekerja satu tim dengan Shirly sebelumnya.“Ya, itu benar.” Ayana menjawab dengan tegas.Staff itu menunduk seolah menyesal, hingga kemudian bertanya, “Apa dia dipenjara?”Ayana menggelengkan kepala, hingga kemudian menjawab, “Aku akan sangat dianggap tak berperikemanusiaan dengan menjebloskannya ke penjara, mungkin aku juga akan dianggap tak adil karena tidak memprosesnya secara hukum. Namun, tentunya kalian yang punya hati, pasti bisa menilai dan memaklumi keputusan yang aku buat.”Staff itu mengangguk-angguk paham, sebelum kemudian membalas, “Saya kagum sama Bu Ayana yang masih mau memberinya kesempatan untuk tak dihukum, meski akhirnya dikeluarkan dari perusahaan. Saya hanya menyesal karena suda
Baca selengkapnya

Pasangan Toxic

“Totalnya tujuh puluh ribu.” Azlan sedang melayani pelanggan yang datang ke kafe. Gadis yang sedang membeli minuman dan makanan itu pun mengulurkan kartu debit untuk pembayaran. “Mohon tunggu sebentar,” kata Azlan sambil menerima kartu itu. “Lama ga papa,” balas gadis yang berdiri di depan Azlan sambil tersenyum. Azlan hanya mengulas senyum mendengar ucapan gadis itu. Sepertinya dia sudah lincah menghadapi para pelanggan setelah belajar dari Gery dan Deon sebelumnya. Bersamaan dengan Azlan yang sedang membalas senyum pelanggan, Hyuna datang untuk mengunjungi kekasihnya itu. Namun, ekspresi wajahnya langsung berubah ketika melihat Azlan tersenyum ke gadis lain. Hyuna buru-buru mendekat dan berdiri di samping pembeli. Dia melirik tajam melihat gadis itu senyum-senyum ke Azlan. “Sayang, kamu sudah makan siang?” Tanpa berpikir panjang, Hyuna langsung menyebut sayang ke Azlan. Gadis di sebelah Hyuna terkejut sampai menoleh, melihat Hyuna yang tersenyum ke Azlan. Azlan sendiri menol
Baca selengkapnya

Orang Tua Toxic

“Sembunyikan aku.”Azlan panik dan bingung harus bagaimana atau bersembunyi di mana.Gery pun kebingungan, kenapa Azlan ingin bersembunyi. Dia sampai menurunkan pandangan ketika melihat Azlan berjongkok.“Kamu ini kenapa?” tanya Gery kebingung, melihat Azlan yang mengisyaratkan agar dirinya diam menggunkana telunjuk.“Tidak usah bersembunyi. Keluar!” titah Firman yang akhirnya mengetahui jika Azlan bekerja di kafe itu.Gery menatap Azlan yang ketahuan, meminta agar Azlan bangun dan menemui Firman.Azlan mencebik kesal, kenapa sang papa tidak bisa membiarkannya saja. Dia pun akhirnya berdiri, melihat sang ayah yang sudah memasang wajah garang.Keduanya akhirnya duduk di salah satu meja yang ada di kafe. Azlan melihat dua bodyguard yang biasa menjaganya berdiri di depan pintu, bahkan membalikkan tulisan open ke close yang membuat pelanggan tak ada yang bisa masuk.“Apa Papa harus melakukan ini? Papa akan membuat rugi kalau menutup kafe di jam buka,” ujar Azlan memprotes tindakan sang ay
Baca selengkapnya

Melawan Mertua

Firman benar-benar tidak menyangka Deon akan ikut campur urusan keluarganya.“Siapa kamu sampai berani ikut campur masalah keluargaku. Ingat, kamu tidak akan pernah ada di sini jika bukan karena aku yang menikahkan kalian. Jadi ingat siapa dan apa posisimu!” Firman mencoba menggertak Deon agar tidak ikut campur.Ayana terkejut mendengar Firman membahas itu. Dia menatap suaminya dari belakang, takut jika Deon berkecil hati.Deon menatap Firman dengan ekspresi wajah datar, tapi meski demikian dia pun terlihat tenang saat mendengar ucapan Firman yang menyakitkan.“Sepertinya bicara formal pun akan terasa aneh ketika meluapkan amarah. Jadi biarkan aku bicara sebagai siapa aku di sini.” Deon membuang sikap formalnya sebab sang mertua memancing emosinya.Firman terhenyak melihat tatapan Deon yang begitu tajam.“Ayana adalah istriku. Dia sudah menjadi hakku, milikku yang tidak bisa kamu sentuh tanpa persetujuanku. Ingat, kamu yang memberikan tangannya kepadaku, jadi kamu masih ingin menyakit
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
43
DMCA.com Protection Status