“Akh … akh ….” Azlan meringis kesakitan saat tangannya diobati Gery, ketika kafe sudah sedikit sepi.“Tadi bilang ga papa, sekarang meringis kesakitan.”Gery benar-benar merasa aneh dengan Azlan. Tadi pria itu terlihat biasa saja, bahkan masih melayani pelanggan dengan baik. Namun, sekarang malah kesakitan saat diobati luka tangannya.“Tadi banyak orang, mana bisa aku mengeluh. Memalukan,” ujar Azlan mengelak.“Memangnya aku bukan orang, sampai kamu ga malu ngeluh dihadapanku?” tanya Gery keheranan.“Ya … itu beda. Yang jelas, aku tidak mau mengeluh di depan orang yang aku tolong. Ntar dikira aku lemah,” balas Azlan yang malu meringis atau mengeluh di depan Hyuna.“Hm … alasan saja.” Gery membersihkan luka Azlan, lantas memberinya obat merah.“Pelan-pelan, itu sakit!’ Azlan merasa lengannya perih.“Kamu ini, sok kuat di depan gadis, jatah ga ada orangnya kamu merengek!”Azlan mencebik disindir Gery, tapi luka itu memang sakit baginya. Dia yang selalu dijaga, tidak boleh lecet sedikit
Baca selengkapnya