Home / Romansa / My Sexy Sugar Mommy / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of My Sexy Sugar Mommy: Chapter 131 - Chapter 140

424 Chapters

Diperhatikan Dua Pria

“Ay.” Deon sangat cemas karena mendengar Ayana muntah. Dia ingin masuk kamar mandi, tapi takut Ayana melarang. “Ay, kamu baik-baik saja? Aku masuk, ya.” Deon mencoba meminta izin untuk masuk kamar mandi. Tidak ada jawaban dari Ayana, membuat Deon akhirnya masuk kamar mandi begitu saja. Dia melihat Ayana yang berjongkok di depan kloset. “Ay.” Deon segera menghampiri, bahkan membantu menekan tengkuk agar Ayana bisa muntah. Ayana sampai terbatuk karena terus muntah. Bahkan makanan yang tadi masuk ke lambung pun keluar tak bersisa. Deon menyalakan air untuk menyiram muntahan yang ada di kloset, lantas membantu Ayana berdiri. “Akan kubuatkan minuman hangat dulu,” kata Deon setelah membantu Ayana sampai di ranjang. Ayana memilih merebahkan tubuhnya, lambungnya terkuras habis membuatnya terasa lemas. Deon sendiri buru-buru keluar kamar untuk membuat teh hangat, hingga bertemu dengan Azlan yang juga sedang keluar kamar. “Ada apa?” tanya Azlan yang melihat sang kakak ipar cemas. “Aya
Read more

Bekerja Meski Sakit

“Kamu yakin mau ke perusahaan?” tanya Deon cemas sambil menatap Ayana yang sedang bersiap-siap.Pagi itu Ayana kembali muntah, tapi dia bersikeras ingin pergi ke kantor.“Hari ini aku ada rapat penting, De. Mana mungkin aku tidak ke kantor. Lagi pula tadi hanya mual biasa, nanti aku minum obat setelah rapat dan istirahat sebentar di kantor. Aku janji.” Ayana membujuk suaminya agar tidak mencegahnya pergi.Deon menghela napas kasar, lantas mendekat ke Ayana dan merapikan helaian rambut istrinya itu.“Nanti siang akan kukirim makanan seperti biasa. Jika memang tidak banyak pekerjaan, istirahatlah meski sebentar,” ucap Deon penuh perhatian.Ayana mengangguk-angguk mendengar ucapan suaminya. Dia bahkan memulas senyum manis agar Deon tidak cemas.“Aku nanti akan ke kafe sebentar karena papan namanya jadi dan akan dikirim siang ini. Sekalian melihat kondisi Shirly. Kasihan sekali dia harus sembunyi agar tidak diincar pacarnya yang gila,” ujar Deon benar-benar tidak habis pikir ada pria yang
Read more

Kondisi Memburuk

Deon pergi ke kafe barunya yang belum buka untuk mengurus papan nama yang akan dipasang siang itu. Dia juga sudah membawa makan siang yang akan dibawanya ke kantor Ayana.“Apa kamu membutuhkan sesuatu?” tanya Deon saat menemui Shirly.Shirly tinggal sementara di kafe milik Deon. Dia diberi kesempatan Ayana untuk nantinya membantu di kafe bagian dapur, sekalian bersembunyi dari pacarnya.“Tidak, semua masih ada. Aku berterima kasih karena kalian mau membantuku,” kata Shirly yang sebenarnya malu karena Ayana sangat baik kepadanya.“Baiklah.” Deon mengangguk-angguk paham. “Kamu tidak keluar-keluar, kan?” tanya Deon kemudian untuk memastikan jika Shirly aman di sana.“Tidak, aku hanya keluar di belakang kafe saja untuk mencari sinar matahari atau udara,” jawab Shirly yang sangat patuh dengan perintah Ayana dan Deon.Deon mengangguk lagi, hingga kemudian berkata, “Aku akan pergi lagi. Tetap di sini dan jika memang membutuhkan sesuatu yang mendesak, hubungi aku. Tidak perlu sungkan karena m
Read more

Check Up Menyeluruh

Deon berlarian di koridor perusahaan menuju ke klinik setelah mendapat kabar dari Amel jika Ayana pingsan. Dia kini sudah sampai di klinik dan langsung masuk begitu saja. Deon melihat Kyle, Jonathan, dan Amel di sana.“Di mana Ayana?” tanya Deon sambil mengarah ke tirai yang menjadi penyekat ruangan.Jonathan menatap Deon yang baru saja datang. Kyle sendiri terkejut karena Deon muncul mendadak.Tepat sebelum Kyle menjawab, tirai dibuka dan terlihat dokter yang baru saja memeriksa Ayana.“Bagaimana kondisinya?” tanya Deon langsung.“Tekanan darah Bu Ayana sangat rendah. Saya menyarankan agar Anda membawa Bu Ayana ke rumah sakit untuk check up menyeluruh,” jawab dokter menjelaskan.Deon memandang dokter dengan perasaan cemas dan was-was.Kyle dan Jonathan pun menunggu penjelasan dokter soal kondisi Ayana.“Apa ada hal buruk yang terjadi di tubuhnya?” tanya Deon hati-hati dengan perasaan yang bercampur aduk.Dokter itu hanya tersenyum tipis, hingga kemudian menjawab, “Untuk memastikan ba
Read more

Tidak Menginginkannya?

“Apa? Tunggu!” Deon benar-benar tidak bisa mendengar apa yang dikatakan oleh dokter.Kyle keheranan sampai melotot mendengar Deon bertanya penjelasan dokter.“Heh! Dokter sudah menjelaskan sekencang itu, bagaimana bisa kamu masih bertanya apa terus?” Kyle komplain karena merasa aneh. Dia saja bisa mendengar dengan jelas apa yang dikatakan dokter, lantas kenapa Deon bertanya berulang.Dokter menahan tawa melihat Deon dan Kyle.“Ya, aku tidak dengar. Wajar kalau tanya,” Deon benar-benar tidak mendengar yang dikatakan dokter.“Apa telingamu perlu diperiksa sekalian, mumpung di rumah sakit?” Kyle gemas sendiri mendengar tingkah Deon. Dia mengira pemuda itu hanya bercanda.“Aku serius tidak dengar. Merasa lebih seperti ….” Deon menjeda ucapannya, lantas memandang sang dokter.Deon mendengar apa yang dikatakan dokter, tapi otaknya seperti tidak mau percaya jika itu benar sehingga dia menolak mendengar.“Apa yang Anda katakan tadi?” Deon kembali bertanya ketiga kalinya.Kyle menepuk jidat. D
Read more

Takut Jadi Beban

“Ingat kata dokter, kamu harus mengurangi aktivitas, mengonsumsi makanan yang bergizi, melakukan yoga khusus ibu hamil, juga hal-hal yang tadi disebutkan dokter,” kata Deon mengingatkan saran dari dokter.Ayana menatap Deon yang terlihat senang. Dia tidak bisa berpikir, apakah Deon benar-benar siap menjadi ayah diusianya sekarang.Ayana menggenggam telapak tangan suaminya, memandang dengan tatapan yang sulit dipercaya.“Ada apa, Ay?” tanya Deon melihat tatapan berbeda di mata Ayana.“Kamu siap jadi ayah di usiamu sekarang, De? Aku takut ini menghambat apa yang ingin kamu gapai, apalagi kamu juga belum lulus,” ujar Ayana yang memikirkan masa depan Deon.Deon terkejut mendengar ucapan Ayana, hingga kemudian menggenggam kedua telapak tangan Ayana erat.“Ay, sejak aku menerima pernikahan kita, menerimamu sebagai istri. Aku tidak pernah memikirkan hal selain kebahagiaan keluarga kita. Ya, meski tidak pernah berharap secepat ini, tapi jika sudah diberi, memangnya mau mengelak? Soal usiaku,
Read more

Dijenguk

“Aku tidak menyangka akan jadi paman.”Azlan datang ke rumah sakit untuk melihat kondisi Ayana. Dia melihat sang kakak yang terlihat pucat dan lemah.“Kamu sudah cukup umur untuk jadi paman,” ujar Ayana dengan nada candaan.“Apa Deon sudah cukup umur untuk jadi ayah?” tanya Azlan sambil melirik kakak iparnya.Deon langsung memukul punggung adik iparnya itu dengan kencang, bisa-bisanya Azlan mengatakan dirinya cukup umur atau tidak.“Memangnya umurku masih enam belas tahun, hah!” amuk Deon karena sang adik ipar bicara sembarangan.Azlan memekik punggungnya panas terkena gampar, lantas menatap Deon dengan ekspresi kesal.“Aku hanya tanya, lagian kamu memang masih kecil,” balas Azlan masih saja menggoda sang kakak ipar.Deon mengangkat tangan, hampir saja dia memukul adik ipar yang mulutnya memang susah difilter.Ayana tertawa kecil mendengar perdebatan Deon dan Azlan, meski keduanya sering bertengkar, tapi dua pria itu selalu bisa membuat tertawa.“Jadi kamu sering sakit karena sedang h
Read more

Peduli dan Tidak Peduli

Azlan sudah bangun awal karena harus pergi ke kafe. Dia minta izin berangkat pagi agar sore hari bisa menjenguk Ayana. Pria itu sedang di dapur membuat sarapan, hingga mendengar suara bel beberapa kali. “Siapa yang datang sepagi ini?” Azlan bertanya-tanya, hingga kemudian panik. “Bagaimana kalau Papa?” Azlan takut dan bingung. Dia berjalan ke arah pintu, kemudian melihat monitor yang terpasang di dekat pintu. Azlan terkejut melihat siapa yang kini berdiri di depan pintu apartemen. Pria itu pun membuka pintu, melihat sang mama berada di sana. “Ma, kenapa datang sepagi ini?” tanya Azlan keheranan. “Apa tidak boleh?” Suci memandang putra yang kabur dan tak mau pulang ke rumah itu. Azlan diam dan memilih membuka lebar pintu untuk mempersilakan Suci masuk. Suci masuk ke apartemen milik Ayana, lantas menghentikan langkah melihat foto Ayana dan Deon saat menikah dipajang di ruang tamu. Bingkai besar membalut foto pernikahan Ayana dan Deon yang terlihat hangat dan penuh kebahagiaan.
Read more

Putriku

Suci pergi dari apartemen Ayana dengan perasaan bimbang. Dia kini berada di mobil yang melaju di jalan raya. Dia memegangi dada, rasanya sebah mendengar ucapan Azlan yang memang sebuah fakta. “Pak, antar aku ke rumah sakit,” perintah Suci ke sopir. “Baik, Nyonya. Rumah sakit mana?” tanya sang sopir. Suci menyebutkan rumah sakit yang tadi disebutkan Azlan. Dia memang sudah jahat karena tidak pernah perhatian ke Ayana, tapi meski begitu Suci tetap seorang ibu yang mengandung dan melahirkan Ayana. Sopir pun melajukan mobil menuju ke rumah sakit yang disebutkan Suci. Suci berjalan di koridor rumah sakit mencari ruang inap Ayana. Dia membaca penunjuk arah ruangan-ruangan yang ada di rumah sakit itu. “Harusnya ke sana,” gumam Suci sambil menunjuk ke arah kanan. Suci berjalan ke arah kanan, hingga langkahnya terhenti saat melihat seorang pria berdiri menatapnya dari jauh. Suci sedikit terkejut, tapi kemudian memilih kembali mengayunkan langkah. Jonathan melihat Suci yang berjalan ke a
Read more

Mertua Perhatian

“Apa kita selama ini sudah sangat keterlaluan ke Ayana?”Pertanyaan itu terlontar dari bibir Suci ketika bicara dengan Firman.Firman baru saja selesai mandi, dia menoleh ke sang istri dan dahinya berkerut halus mendengar apa yang dikatakan Suci.“Apanya keterlaluan? Membesarkan, menyekolahkan, bahkan kini membuatnya sukses. Apa yang keterlaluan? Kecuali kita menelantarkan dan tidak memberinya makan, itu keterlaluan!” Firman bicara tanpa menatap Suci, sedikit emosi karena pertanyaan istrinya itu.Suci berdiri mendengar apa yang dikatakan Firman, hingga kemudian kembali berdebat.“Kita membedakannya. Saat Azlan belum ada, kamu sangat menyayanginya, tapi begitu Azlan lahir, sikapmu berubah,” ujar Suci mengingat masa kecil anak-anaknya.Firman membalikkan badan, lantas memandang Suci.“Tentu saja berubah karena aku mendapatkan anakku sendiri. Aku mau menerima dia saja seharusnya kamu bersyukur. Kenapa membahas itu?” Firman mulai terpancing emosi lagi.“Kita dulu menikah karena kamu membu
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
43
DMCA.com Protection Status