Semua Bab CEO Tampan Itu Ayah Putraku : Bab 31 - Bab 40

154 Bab

31. Kesalahan Alan

Desta cepat-cepat turun dari mobil itu dengan Ananta yang menatap bosnya dengan tatapan heran."Ada apa, Sir?" tanya Ananta.Mikael tidak menjawab pertanyaan Ananta dan malah menatap Desta dengan tatapan tidak suka."Apa ada masalah?" Kini Desta yang sedang bertanya pada Mikael.Laki-laki berusia 27 tahun itu juga berpenampilan rapi dan tidak kalah keren dari Mikael. Selain penampilan Desta yang menawan, wajah Desta pun juga sangat tampan. Di samping itu, pekerjaannya pun sangat bagus. Hal itu juga bisa Mikael lihat dari sekali tatap sehingga Mikael semakin kesal karenanya.Mikael tersenyum miring pada pria itu dan kemudian berbicara, "Ini bukan area tempat naik turun orang luar.""Hah?" Ananta terkejut.Desta masih menunggu orang yang dia tebak adalah bos Ananta itu berbicara lebih lanjut agar dia bisa tahu bagaimana bisa bersikap."Mulai sekarang kendaraan yang bukan tamu dari resort ini dilarang masuk ke area ini." Mikael berkata dengan nada dingin dan menatap tajam ke arah Desta.
Baca selengkapnya

32. Penyesalan

Dan sepanjang hari itu, Alan benar-benar merasa tak dapat berkonsentrasi di perusahaannya sendiri dikarenakan otaknya yang sedang melanglang buana tak tentu arah.Dia pun tak bisa berfokus pada beberapa project yang sedang dia tangani hingga akhirnya dia menutup kembali file yang telah dibukanya. Daripada semakin kacau, Alan memilih untuk menunda mengerjakannya saja."Sial, Lan. Lan. Kemarin ngapain sih kamu pakai hilang kendali?" gumamnya penuh penyesalan terdalam.Alan Samudera bukanlah pria yang sangat suci sampai tidak pernah melakukan hubungan badan. Dia tak seperti itu.Sebelum berpacaran dengan Ananta, Alan pernah beberapa kali melakukan hubungan satu malam dengan beberapa wanita dan hal itu selalu berakhir tanpa masalah.Namun, kebiasaannya itu menghilang ketika dia mulai menyukai Ananta dan berpikir untuk selalu setia kepada wanita itu. Ananta membuatnya jatuh cinta dan tak bisa berpaling. Dia juga yakin memperistri wanita cantik itu.Dia tidak pernah menyentuh wanita lain sam
Baca selengkapnya

33. Tertangkap

Mikael Alexander seperti sedang melihat hantu. Laki-laki itu sungguh kesulitan untuk mempercayai apa yang sedang dia lihat. Tetapi anehnya dia malah semakin tertarik dengan pemandangan di depannya itu dan akhirnya berkonsentrasi penuh mengamati keduanya dari jarak yang agak jauh.Meskipun berseberangan dia merasa sangat beruntung sekali karena bisa melihat dari tempatnya duduk lewat kaca jernih yang menghadap langsung ke arah seberang.Kaca itu memang bisa melihat ke arah luar tetapi lain tidak bisa melihat ke arah dalam sehingga hal itu sangat menguntungkan bagi Mikael.Dilihatnya Ananta begitu telaten membersihkan mulut sang bocah dan beberapa kali berbincang riang dengan Sean."Tidak bisa dipercaya," gumam Mikael pelan."Sean anak Ananta? Tapi bagaimana mungkin dia bisa memiliki anak?" ujarnya semakin tidak mengerti.Kepalanya tiba-tiba saja berdenyut dan dia pun semakin kebingungan dengan satu informasi yang baru saja dia dapatkan saat ini.Informasi itu bukanlah sebuah informasi d
Baca selengkapnya

34. Nggak Punya Ayah

Andrew hanya bisa terdiam dan tak berani mengucapkan sepatah kata pun ketika mendengar umpatan sang tuan.Mikael rasanya ingin segera keluar dari mobilnya dan kemudian meminta penjelasan atas kebohongan yang telah dilakukan oleh Ananta.Namun, Andrew yang seperti mengetahui niat sang tuan pun segera berujar cepat, "Sir, Anda tidak bisa ke sana, karena jika mereka tahu Anda sedang mengikuti mereka, itu tidak akan bagus untuk reputasi Anda."Mikael pun berusaha keras menahan diri dan dengan menghembuskan napasnya secara berulang. Dia pun akhirnya bisa mendapatkan kembali ketenangannya setelah berkali-kali mencoba."Lalu, kenapa Sean berkata kalau dia tidak pernah bertemu dengan ayahnya? Apa mungkin anak kecil itu juga telah berbohong padaku?" Belum sempat Andrew mengatakan pendapatnya, dia sudah mendengar Mikael berkata lagi, "Wah! Apa jangan-jangan Ananta juga mengajarinya berbohong? Luar biasa!"Mikael bertepuk tangan karena jengkel."Inilah yang membuatku malas sekali berurusan denga
Baca selengkapnya

35. Kado Ulang Tahun

"Temen-temen Sean di day care." Bocah itu menjawab dengan begitu sangat polos sehingga Ananta malah semakin kesal pada bocah-bocah yang telah mengatakan hal itu kepada putranya.Bagaimana bisa anak-anak seusia Sean berpikir seperti itu?Di dalam hatinya dia mengumpat pada orang tua yang tidak bisa di putra-putri mereka agar memiliki kesopanan sehingga tidak mengatakan hal-hal yang menyakiti hati orang lain seperti yang baru saja terjadi itu.Tak mau membuat putranya semakin berkecil hati, Ananta pun mencoba untuk membesarkan hati sang putra dengan berkata, "Sayang, itu sama sekali tidak benar. Papa Sean itu sama sekali tidak meninggalkan Sean. Dia ... dia hanya pergi karena memiliki urusan di tempat yang sangat jauh."Akhirnya penjelasan seperti itulah yang dipilih oleh Ananta dengan harapan putranya akan dengan mudah memahaminya."Ke mana, Ma?" tanya Sean lagi.Desta yang melihat adegan itu pun semakin merasa begitu bersalah karena dirinyalah yang tadi memulai topik itu sehingga malah
Baca selengkapnya

36. Expired

Meskipun tidak terlalu sedih tetapi Desta tetap saja pasti akan kehilangan sosok Haruka yang telah menjadi pusat poros hidupnya selama beberapa waktu ini.Gadis itu bukan hanya sosok pacar tapi juga sosok teman yang selalu ada untuknya. Walaupun dia pun yakin bila Haruka tidak mungkin berubah dan membiarkannya sendirian, tapi dia pun juga pasti akan merasa sedikit tidak nyaman ketika berada di dekay Haruka.Namun, dia tidak memiliki pilihan lain selain menerima semua kenyataan itu sehingga dia bisa melangkah ke depan dengan tenang."Ini hanya salah satu perjalanan hidup, Des. Nggak masalah."Haruka sendiri malah begitu sangat lega karena telah menyatakan perasaannya yang sesungguhnya kepada Desta dan pulang dalam keadaan yang cukup riang.Walaupun dia juga merasa kehilangan Desta, tapi tidak adil bagi Desta jika hubungan itu dilanjut. Jelas sekali bila dia tak bisa setia pada Desta dan hal itu malah akan membuat hubungan keduanya tidak berjalan dengan sehat."Kok kamu nggak bareng sam
Baca selengkapnya

37. Selidiki!

"Nyumpahin? Ya bukan begitu, tapi lebih ke berharap kalau kamu memang bisa balikan sama dia karena dia itu laki-laki yang baik buat kamu. Sayang banget kalau laki-laki kaya Alan malah kamu lepas gitu aja," ucap Ananta.Haruka pun cemberut seketika ketika mendengarnya dan segera membalas tanpa ampun, "Kalau kamu memang tahu dia itu laki-laki yang sangat baik, kenapa nggak kamu aja yang ambil dia jadi pacar kamu?"Aneh. Entah mengapa kalimat itu terlontar begitu saja dari mulut Haruka. Tapi, kalau dipikir-pikir, Alan memang cocok-cocok saja jika menjadi ayah Sean.Ananta memutar bola matanya malas dan segera melempar sahabatnya itu dengan menggunakan sebuah bantal besar.Haruka tertawa tanpa rasa bersalah, "Kok ngamuk? Ya kata kamu kan dia baik banget jadi kenapa kamu nggak jadiin si Desta sebagai ayah pengganti buat Sean aja?"Benar. Itu sekali lagi tak terpikirkan dengan matang di dalam kepalanya, tapi Haruka senang mengatakannya."Heh, makin ngawur aja kamu ngomongnya!" Ananta mendeli
Baca selengkapnya

38. Pastikan Dulu!

"Selidikilah kalau kamu mau tahu kebenarannya!" ucap Arsen dengan raut wajah yang serius.Mikael sulit untuk meyakinkan dirinya sendiri bila ada sebuah kemungkinan Sean adalah anaknya. Tapi Arsen tidak membiarkan sahabatnya itu untuk ragu-ragu lagi sehingga dia pun berujar, "Heh, kamu coba pikir lebih dalam deh mengenai hal ini.""Apa lagi maksudmu?" tanya Mikael dengan nada heran.Arsen kini merasa bila dirinya lebih pintar daripada Mikael, sebab untuk urusan seperti ini nyatanya dia lebih peka dan realistis dibandingkan dengan temannya itu.Padahal dulu di saat mereka masih berkuliah di universitas yang sama, selain menonjol karena ketampanannya yang sanggup memikat semua wanita, Mikael juga dikenal sebagai salah satu mahasiswa yang paling cerdas hingga pria itu juga menjadi asisten dosen kala itu.Namun, sungguh kali ini Mikael yang dia kenal tidaklah seperti Mikael yang dulu yang bisa benar-benar menggunakan otaknya dengan benar."Mike, semua orang tahu kalau kamu itu nggak pernah
Baca selengkapnya

39. Ananta Wiriyo

"Iya, memang aku," jawab Mikael.Aneh memang tapi dia memang merasa sangat bangga akan hal itu.Bukan berarti dia tidak menghargai Ananta namun justru sebaliknya. Pria itu merasa Ananta sangat spesial karena menjadi satu-satunya wanita yang masih perawan yang dia sentuh.Arsen pun segera menjentikkan jarinya di depan wajah Mikael dan berujar penuh rasa iri, "Nah, bukannya sudah jelas berarti tidak mungkin ada orang lain sebelum kamu yang menyentuhnya dan tentu saja itu berarti kemungkinan besarnya hanyalah ayah dari anak itu kalau tidak kamu ya orang-orang setelah kamu yang menyentuh dia."Kini penjelasan Arsen memang masuk akal.Ah, Mikael menggigit bibirnya tetapi dia pun saat ini paham akan apa yang dimaksud oleh Arsen."Tapi, Mike. Kalau kamu mau menyelidikinya berarti kamu jelas membutuhkan waktu yang cukup panjang karena kamu sendiri juga sudah bercerita kepadaku kalau informasi yang bisa kamu temukan tentang wanita itu sangatlah sedikit." Arsen kembali melempar sebuah argumen.M
Baca selengkapnya

40. 99,99 Persen

"Astaga, kau sudah gila ya?" Arsen tak tahan lagi dengan kebodohan yang diperlihatkan oleh temannya itu.Mikael memutar bola mata memalas."Ayolah!" ucap Mikael mulai jengkel.Dia sendiri memang tidak bisa berpikir dengan jernih saat ini. Dan hal ini dikarenakan gempuran cerita-cerita yang dilempar oleh Arsen kepadanya tentang Ananta Wiriyo."Mike, kan kamu dekat dengannya. Maksudku, dia kan jadi anak buahmu di resort itu. Kenapa kamu nggak tanya langsung pada dia?" ucap Arsen.Mikael mendesah sebal. "Sen, kalau bertanya kepadanya itu semudah yang kau katakan, aku sudah melakukannya semenjak dulu. Tak perlu membuang uang dan waktu untuk mendekatinya."Arsen membuang napas dengan kasar. "Dia sangat tertutup. Dia tak mungkin mengatakan hal yang sejujurnya kepadaku, aku sangat yakin itu," kata Mikael.Arsen menoleh ke arah Mikael, "Lalu, apa yang akan kau lakukan selanjutnya?""Akan aku buktikan dulu tentang kebenaran anak itu," jawab Mikael.Arsen mendengus malas, "Itu sudah seratus per
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
16
DMCA.com Protection Status