Home / Romansa / CEO Tampan Itu Ayah Putraku / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of CEO Tampan Itu Ayah Putraku : Chapter 21 - Chapter 30

154 Chapters

21. Kejutan

Alan baru menyadari bila dirinya telah benar-benar melakukan suatu kesalahan besar saat memutuskan untuk menikahi Vina.Wanita yang telah menjadi istrinya beberapa tahun itu sungguhlah merupakan seorang wanita yang begitu keras kepala dan memiliki sifat yang sangat jauh berbeda daripada sang kakak.Namun, dia tidak ingin lagi merasa ditekan oleh istrinya itu sehingga dengan begitu sangat tenang dia pun membalas, "Jika kamu berani membocorkan semua rahasia pernikahan kita maka aku pun tidak akan mempertahankan pernikahan kita lagi."Vina membelalakkan mata, menatap tak percaya kepada suaminya itu. "Ma-maksudmu apa?""Bercerai denganmu," jawab Alan.Bibir Vina seketika bergetar kala mendengarnya, "Kamu bercanda kan? Tidak mungkin kamu akan melakukannya. Kamu tidak bisa menceraikan aku.""Kenapa tidak bisa, Vin?" balas Alan masih dengan mimik wajah yang begitu tenang.Vina membalas perkataan itu dengan dagu terangkat, "Karena keluargamu bergantung kepada keluargaku. Keluargaku yang menyel
Read more

22. Perubahan

Oh, no. Ananta memaksa dirinya untuk tersenyum lalu kemudian mencubit pipinya sendiri agar dia bisa segera tersadar.Dia benar-benar berpikir bila mungkin saja saat ini dia sedang bermimpi atau mungkin melamun.Tidak mungkin Mikael Alexander menjadi CEO yang artinya memimpin di resort tempat di mana dia mengais uang untuk putranya.Hal itu sangatlah mustahil dan hanya ada sepersekian persen saja kemungkinan bisa terjadi.Akan tetapi, Ananta merasakan sakit saat dirinya menarik pipi kanannya dan harus tersentak kaget ketika mendapati hal itu memanglah sebuah kenyataan yang harus dia terima.Suara tepuk tangan dan riuh pun segera memenuhi gedung itu. Ananta juga ikut bertepuk tangan meski di dalam hatinya ia sungguh sangat gelisah."Wah! Luar biasa!" "Kita sangat beruntung sekali mendapatkan CEO seperti beliau!"Yang lain juga ikut menanggapi, "Di bawah kepimpinan dia, resort kita pasti akan lebih jauh maju.""Iyalah, dia dikenal sebagai tangan dinginnya dalam dunia bisnis jadi tak per
Read more

23. Tindakan Awal Mikael

Ketika Andrew akan membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan Ananta, tiba-tiba Mikael mengangkat tangannya dan meminta pria kepercayaannya tersebut untuk diam.Ananta seketika menoleh ke arah Mikael yang kemudian berujar, "Anda akan menjadi sekretaris pribadi saya."Untuk beberapa saat Ananta terlihat terdiam tetapi setelah dia memahami apa yang baru saja dikatakan oleh Mikael, Ananta pun membelalakkan mata, "Apa maksud Anda? Saya menjadi sekretaris pribadi Anda?""Ya."Ananta tak mempercayai hal itu rasanya tetapi pria yang telah menjadi CEO the Himalaya resort itu berubah lagi, "Anda tidak cocok menjadi seorang asisten manajer dan hal itu terbukti dari Anda yang telah gagal mengatasi permasalahan yang sebelumnya."Sungguh ketika Mikael memahami bentuk perkara Ananta, dia sungguh merasa telah menemukan sebuah solusi yang akan bisa membawanya untuk bisa membuat Ananta bertekuk lutut kepadanya.Dia memang tidak mengetahui latar belakang yang membuat Ananta terlihat tidak profesional ke
Read more

24. Tanggapan

"Apa yang kamu perlu takutkan? Kalaupun ada yang mengenalimu, mereka tidak akan bisa berbuat apapun," ucap Mikael.Laki-laki itu saat ini benar-benar menjadi seorang CEO dan bukan seorang pria yang sedang mengejar seorang wanita yang dia inginkan.Mikael Alexander memang dikenal bisa memisahkan dunia kerja dan juga urusan pribadinya.Jika dia dalam situasi di mana dia harus mengeluarkan kemampuan dirinya untuk menyikapi berbagai masalah di perusahaannya maka ini bisa dipastikan laki-laki itu akan mengesampingkan masalah pribadinya sendiri."Baik, Sir." Lagi pula, Ananta tidak memiliki pilihan lain selain menuruti perintah sang CEO."Ayo masuk!" ajak Mikael dan dia pun segera mengikuti Mikael di belakangnya bersama dengan Andrew.Begitu pria asing itu telah tiba di bagian lobby, segera saja ia disambut dengan begitu ramah oleh beberapa staf sekaligus.Hal ini tentu saja dikarenakan penampilan Mikael yang sangat meyakinkan sehingga dia diperlakukan jauh lebih baik dibandingkan dengan ta
Read more

25. Cara Andrew

Sean menatap Mikael dengan wajah polosnya.Sontak Mikael merasakan suatu keanehan dari ekspresi anak itu."Katakan pada Paman, kenapa kamu berniat untuk bersembunyi dari Paman?" tanya Mikael.Sean terdiam. "Kenapa? Apa kamu tidak ingin memberitahu Paman? Kamu tidak menganggap Paman sebagai teman kamu lagi ya?" Mikael sungguh merasa begitu sangat kecewa dan ini lagi-lagi menjadi pertama kali baginya merasakan hal semacam itu.Sean segera menggelengkan kepala, "Tidak, Paman. Sean menganggap Paman sebagai teman baik Sean. Hanya saja ....""Ada apa? Kamu bisa katakan apa saja pada Paman," ujar Mikael, memang sengaja ingin sekali membuat bocah kecil itu lebih terbuka.Dia sebenarnya tidak ingin dikatakan sebagai pemaksa tetapi dia sungguh-sungguh ingin mengetahui apa yang ada di dalam pikiran Sean.Sean terlihat menimbang-nimbang tetapi ketika dia mengamati wajah seorang paman yang memang telah sering sekali menemani dirinya bermain kalah dia sedang menunggu ibunya bekerja itu pun merasa a
Read more

26. Cara Mikael

Mikael menunggu dengan penuh harap. Dia pikir mungkin cara yang Andrew tawarkan bisa saja tepat sasaran sehingga dia tak perlu lagi harus bersusah payah memikirkan strategi membawa Ananta ke ranjangnya."Sir, Anda bisa mengajak Bu Nanta untuk pergi ke klub malam lagi," ucap Andrew.Sesungguhnya cara itu sudah tak pernah dipikirkan oleh Mikael setelah dia mendengar ucapan Ananta yang menyebut dirinya itu bukanlah seorang wanita single. Mikael pikir orang setianya tersebut memiliki sebuah ide yang cemerlang tetapi nyatanya hal itu tanpa alasan sebuah ide kosong yang jelas tak mungkin berhasil."Apa kau lupa kalau dia sudah menolakku?" tanya Mikael pada akhirnya. Laki-laki itu memasang wajah kesal, seakan baru saja diingatkan tentang penolakan Ananta sebelum dia menjadi CEO di the Himalaya Resort itu."Itu baru percobaan pertama, Sir," jawab Andrew, masih mencoba membesarkan hati sang tuan meskipun sebenarnya dia sendiri juga tidak terlalu yakin."Siapa yang tahu, percobaan selanjutnya m
Read more

27. Keteguhan Hati Mikael

Andrew menyadari ketenangan sang majikan yang sekarang ini sedang tak bisa dikendalikan itu. Maka, dia pun tak ingin hanya diam saja. "Apa yang ingin Anda perintahkan kepada saya, Sir?" tanya Andrew dengan sangat hati-hati.Mikael Alexander pun menggelengkan kepala dengan cepat, "Tidak ada. Aku ingin mencoba menggodanya terlebih dulu tanpa adanya informasi apapun tentangnya."Andrew terlihat agak terkejut dengan pernyataan Mikael yang menurutnya memang cukup meyakinkan meskipun dia baru mendengar pernyataan tersebut hari itu. "Anda yakin, Sir? Tidakkah lebih baik kita mengetahui latar belakang keluarganya? Hal itu akan sangat bermanfaat bagi Anda, Sir," jelas Andrew.Mikael tertap menggeleng, "Hal itu malah akan memperumit semuanya. Kan sudah aku katakan, aku hanya ingin tidur dengannya."Andrew tidak percaya. Kalau hanya mengenai kebutuhan ranjang, dia sangat yakin bila lebih banyak wanita yang bisa membuat puas Mikael di ranjang.Sudah tentu ada sedikit urusan lain di dalamnya sehi
Read more

28. Ada di Kontrak Kerja?

"Selamat pagi, Sir," ucap kedua staf tersebut tergagap.Mikael membalas dengan sebuah anggukan dan segera saja dia berjalan lebih cepat menuju ke ruangannya.Di sana dia sudah melihat Ananta yang sedang menata mejanya."Selamat pagi, Sir!" sapa Ananta seperti biasa tetapi laki-laki itu anehnya tak membalas ucapannya.Ananta pun mengerutkan dahi dan mulai sedikit agak bingung tapi dia mencoba untuk bersikap biasa saja seolah Mikael tidak mengacuhkannya."Apa Anda ingin disiapkan kopi sekarang, Sir?" tawar Ananta.Mikael menjawab, "Tidak."Dia berjalan ke arah mejanya dan kemudian duduk selama beberapa menit tapi akhirnya dia kembali berdiri.Ananta mengamati dengan heran."Andrew, siapkan mobil!" Mikael memerintah.Ananta tentu saja terkejut dengan perintah itu tetapi dia melihat Andrew tak mengatakan apapun dan hanya melakukan apa yang diperintahkan kepadanya.Apa yang terjadi?Namun, begitu Andrew keluar dari ruangan itu, Ananta dengan cepat segera bertanya, "Sir, apa Anda mau pergi?"
Read more

29. Mana Alan?

Melihat cara Ananta menatap dirinya dengan tidak nyaman itu membuat Mikael malah semakin kesal. "Memang tidak ada di dalam kontrak kerja, tapi kamu tidak bisa seenaknya," ucap Mikael.Ananta tentu saja semakin kebingungan tetapi kemudian Michael yang sudah terlanjur berkata hal yang seharusnya tidak dia katakan itu pun berkata lagi, "Ingat kamu masih memiliki tanggungan yang belum kamu selesaikan dengan masalah keuangan."Ananta terkejut ketika masalah itu dibawa-bawa tetapi karena dirinya tidak ingin menambah masalah lagi dia pun kemudian hanya bisa berujar, "Baik, Sir. Soal itu akan segera saya selesaikan."Dia pun kemudian undur diri dan bergegas ke ruangan Sherly."Ada apa denganmu?" tanya Shirley, mantan bosnya yang sebenarnya memang cukup bersahabat dengannya."Bu, apa saya tidak bisa kembali ke pekerjaan saya yang semula saja?" Sherly pun terbelalak kaget, "Apa maksudmu? Kamu mau menjadi Asisten manager lagi?""Iya, Bu."Sherly mendecak lidah dan menatap Ananta dengan tatapan
Read more

30. Pacar?

Malam itu juga Vina meminta barang yang dia pesan itu dikirimkan langsung ke alamat apartemen yang dia tinggali bersama dengan Alan.Dia dan Alan meman sudah tinggal terpisah dari kedua orang tuanya semenjak mereka menikah. Keputusan itu dipilih oleh Alan dikarenakan tak ingin diganggu rumah tangganya yang hanya pura-puraan itu oleh keluarga Wiriyo.Vina saat ini sedang menunggu suaminya pulang sambil meminum cokelat panasnya yang baru saja dia buat. Wanita itu melihat ke arah jam dinding dan menghitung mundur hingga kemudian dia mendengar pintu apartemen mereka terbuka yang menandakan Alan sudah pulang.Vina tetap berada di dapur sembari menyesap minumannya dan hal itu membuat Alan terkejut saat melihat istrinya masih terjaga di sana."Kamu belum tidur?" tanya Alan.Vina menggelengkan kepala dan mengangkat gelasnya, secara tidak langsung sedang memberitahu Alan tentang kegiatannya.Aroma cokelat panas segera sampai di hidung Alan dan hal itu juga sudah diperkirakan oleh Vina. Alan ju
Read more
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status