Semua Bab CEO Tampan Itu Ayah Putraku : Bab 11 - Bab 20

154 Bab

11. Tamu Lain

Sean, si bocah lima tahun itu langsung mendongak ke arah Mikael, "Paman."Dengan senyum yang masih tersungging di bibir, Mikael pun berjalan mendekat dan melihat bocah itu terlihat sedang memegang beberapa lembar kertas. Sean duduk bersila di tanah yang penuh dengan rumput hijau yang terawat dan bersih. "Kamu sedang main apa?" Mikael bertanya dengan nada penuh dengan rasa ingin tahu. "Mau buat pesawat terbang, Paman."Mikael tertarik, "Pesawat terbang? Kamu bisa?""Bisa.""Oh ya? Boleh Paman melihatnya?" Mikael pun semakin antusias.Sean mengangguk pelan tapi anak kecil itu mengernyitkan dahi, seakan agak ragu.Laki-laki itu pun ikut duduk di tanah, tepat di hadapan bocah itu. Dia menatap sang bocah yang sudah mulai melipat-lipat kertas itu. Perhatiannya tak pernah teralih dari tangan mungil itu. Semakin diamati, bagi Mikael Sean sangatlah lucu. Dan ini pertama kalinya, dia berpikir bila seorang anak kecil itu lucu.Namun, setelah Mikael menunggu selama beberapa menit lamanya, an
Baca selengkapnya

12. Kamu Berlebihan

Ananta berusaha mengendalikan diri dan berkata, "Selamat datang di the Himalayan Resort, Bu Alma."Alma menatap cucunya dengan rasa terkejut saat mendengar Ananta berkata dengan formal. Tapi itu semua dilakukan oleh Ananta lantaran perkataan neneknya sendiri yang telah mengeluarkannya dari data keluarga Wiriyo sehingga sudah sepantasnya dia memanggil sang nenek seperti itu.Terlebih lagi, saat ini Alma Wiriyo merupakan tamu mereka sehingga sudah sepantasnya Ananta melakukan hal itu.Vina terlihat menatap dengan tatapan penuh tanya pada sang kakak, sementara Alan tiba-tiba diam membisu."Nanta," panggil Belinda."Kamu bekerja di sini?" Johan bertanya.Ananta mengangguk, "Iya. Tadi saya dengar ada komplain untuk masalah area Cleveland. Mohon maaf, area itu sudah ditempati dan selama satu minggu ke depan tidak bisa ditempati, baru available minggu depan."Alma tersenyum sinis, "Oh, kamu bekerja di sini rupanya.""Iya, benar."Vina yang tidak suka dengan situasi itu pun berujar dengan nada
Baca selengkapnya

13. Adopsi?

Mikael seketika tertawa jengkel, "Bercandamu terlalu belebihan, Helen."Helen membalas, "Aku nggak bercanda, Mike. Kalian memang benar-benar sangat mirip. Kalau kamu nggak percaya, kamu coba lihat foto masa kecil kamu, lalu bandingin sama Sean."Helen terlihat begitu serius tapi Mikael masih tidak terlalu menganggap perkataan sang kakak secara serius.Mikael malah tidak menggubrisnya.Sayangnya, Helen masih gigih dan tidak mau menyerah begitu saja. Helen berkata lagi, "Aku serius. Kamu pasti akan langsung paham apa yang aku maksud."Mikael menggaruk bagian daun telinganya, "Hei, aku memang sering berganti wanita, tapi aku selalu menggunakan pengaman."Sebenarnya Mikael agak kesal jika harus membicarakan masalah kegiatan seksualnya, meskipun itu dengan kakak kandungnya sendiri. Tapi, dia tidak ingin sang kakak salah paham dan malah terus menerus menanyainya jadi dia terpaksa menjelaskan."Wanita yang aku tiduri tidak mungkin hamil karena mereka selalu meminum obat. Paham? lanjut Mikael
Baca selengkapnya

14. Untuk Apa?

"Dekat-dekat sama dia? Untuk apa?" balas Ananta, masih tidak percaya akan apa yang dikatakan oleh adik yang dulunya begitu dia sayangi itu.Vina membalas, "Jangan pura-pura bodoh! Begitu kamu tahu kita itu milih resort ini, kamu pasti langsung berencana untuk membuat Alan kembali sama kamu kan?"Ananta menggelengkan kepala. Matanya sedikit melebar karena saking terkejutnya adiknya mampu mencurigainya seperti itu."Atas dasar apa kamu berpikir seperti itu? Aku dan Alan sudah selesai di masa lalu dan itu sudah bertahun-tahun lamanya. Kenapa kamu sampai berpikir demikian?" balas Ananta.Vina membuang napas dengan kasar, "Karena kamu pasti mau balas dendam sama aku kan?""Balas dendam gimana?" Ananta kaget."Ya karena setelah kamu pergi dari rumah aku sama Alan pacaran dan akhirnya tunangan. Kami juga sudah menikah." Vina menggerakkan kakinya dengan kesal tetapi pandangannya pada sang kakak sama sekali tidak berubah.Wanita muda itu melanjutkan, "Kamu ingin merusak hubunganku dengan Alan."
Baca selengkapnya

15. Penolakan Alma

Perkataan itu terdengar begitu menyakitkan untuk Vina hingga wanita itu jatuh terduduk lalu menangis lebih keras.Alan, menghela napas panjang, "Sudahlah, Vin. Ini tempat umum, jangan sampai dilihat orang!"Setelah mengatakan hal itu Alan meninggalkan Vina begitu saja. Hati Vina pun semakin hancur."Ini pasti gara-gara kamu ketemu sama Nanta lagi kan, Lan?""Ya, ini semua salah Nanta. Dia ... sudah aku singkirkan tapi masih saja mengganggu," gumam wanita muda itu dengan penuh deraian air mata.Di bagian ruang tunggu, Johan, Belinda dan Alma hanya terdiam. Namun, Johan tiba-tiba memecah kesunyian. "Nanta, sudah lama kita tak bertemu dengannya.""Dia bisa hidup mandiri setelah bertahun-tahun ini. Apakah kita tidak bisa menerimanya kembali, Ma?" Belinda mencoba bertanya.Alma menatap menantunya itu dengan tatapan galak, "Apa maksud dari perkataanmu itu? Menerima Nanta kembali? Kau sudah gila ya?"Belinda mendesah, "Sudah enam tahun lebih, Ma. Barangkali orang-orang juga sudah lupa tentang
Baca selengkapnya

16. Kesialan Ananta

Alan tak bisa berkutik. Sudah sangat jelas bila Alma Wiriyo memang sengaja ingin membuat resort yang menjadi tempat bekerja Ananta itu rugi. "Ayo kita pergi dari sini!" ajak Alma.Wanita tua itu bahkan memerintah salah satu pengawainya, "Katakan kita tidak jadi stay di resort ini. Mereka terlalu lama membuat kita menunggu."Setelah menyebutkan perintah itu, Alma beserta rombongannya meninggalkan The Himalaya Resort tanpa menunggu kedatangan Ananta. Di dalam mobil, Alan berkata, "Sudah puas bikin kakak kandungmu mendapat masalah, Vin?"Vina membalas santai. "Kakak kandungku? Siapa? Aku tak punya kakak."Alan tersentak. "Kau ... apa kau iblis? Kau tidak mengakui Nanta sebagai kakakmu lagi?" balas Alan.Vina tersenyum miring, "Keluargaku saja sudah tak mengakui di sebagai anggota keluarga kami, jadi untuk apa aku masih mengakuinya?"Alan seketika menoleh ke arah jalanan lantaran tak sanggup berbicara dengan istrinya itu lagi. Salah-salah, dia bisa saja kehilangan kendali dan melakukan
Baca selengkapnya

17. Keteguhan

Ananta tersenyum samar menanggapi ucapan Mikael. Namun, ternyata wanita cantik dan luar biasa anggun itu malah tetap menjawab dengan sangat tegas, "Terima kasih atas tawaran mulia Anda, Sir." Mikael hampir-hampir kegirangan karena mengira bila Ananta telah menerima tawarannya. Sayangnya, kemudian Ananta menambahkan, "Tapi sungguh saya tidak memerlukannya, Sir. Saya bisa menyelesaikan urusan saya sendiri." Mikael terkejut seketika. "Mohon maaf, saya permisi dulu," pamit Ananta kemudian. Wanita itu pun pergi meninggalkan Mikael yang terheran-heran. Pria itu saking takjubnya dengan jawaban Ananta sampai terbengong-bengong selama beberapa saat hingga akhirnya dia disadarkan oleh orang kepercayaannya sendiri, Andrew Finn. "Sir, apakah ada sesuatu yang terjadi?" tanya Andrew penasaran. Mikael tiba-tiba tersenyum aneh, "Menarik. Sangat menarik." Andrew pun semakin terlihat begitu penasaran tapi tak berani bertanya lagi. Mikael lalu berjalan sambil diikuti oleh Andrew. Mend
Baca selengkapnya

18. Ketahuan

Ananta terdiam selama beberapa saat tetapi kemudian dia pun memberi jawaban pada Mikael yang sedang memang menunggu jawabannya, "Sir, saya bukanlah seorang wanita yang masih single sehingga bebas melakukan apapun.. Saya tidak mungkin pergi ke tempat-tempat seperti itu."Mendengar pernyataan Ananta, lelaki berwajah tampan itu pun kaget seketika. Ia bahkan seolah baru saja mendapatkan sebuah berita yang seakan telah mengguncang dirinya.Mikael terlihat begitu tidak bisa menerima kenyataan itu."Apa maksud Nona ... Anda telah berkeluarga?" tanya Mikael.Ananta pun hanya menjawab dengan sebuah senyuman yang diyakini Mikael bahwa wanita itu memang telah menyatakan jika dirinya sudah berkeluarga.Mikael sungguh tidak pernah mengira jika wanita yang dia kira masih sangat muda itu telah menikah. Hal ini pun menjadi salah satu hal yang membuat Mikael begitu sulit untuk mempercayainya. Akan tetapi, Mikael tidak bisa mengingkari fakta itu dan akhirnya terpaksa harus mempercayai apa yang sudah di
Baca selengkapnya

19. Rahasia

Helen pun hanya bisa menganggukkan kepalanya dan tidak lagi bertanya kepada saudaranya tersebut.Helen percaya Mikael tidak pernah mengingkari apa yang dia katakan sebab hal itu memang telah diajari oleh kedua orang tuanya semasa mereka masih hidup.Di sore hari, Mikael kembali ke taman di mana biasanya dia bertemu dengan anak kecil yang telah membuatnya merasa begitu senang saat berada di negara itu.Pria itu bahkan datang terlebih dulu di sana dan langsung duduk di sebuah taman yang menghadap ke arah pepohonan yang rindang.Hanya 10 menit berselang, Sean datang sembari membawa dua kresek berukuran sedang dan berjalan dengan riang menuju ke arah Mikael."Apa yang sedang kau bawa itu?" Mikael bertanya kepada sang anak kecil."Mainan. Apa Paman mau bermain dengan Sean lagi?" tanya Sean.Tanpa ragu Mikael pun menganggukkan kepalanya, "Tentu saja, untuk apa Paman ke sini kalau tidak bermain denganmu?"Sean seketika tersenyum lebar dan segera saja membuka mainan itu di sana. Mikael yang s
Baca selengkapnya

20. Perayaan

Sebagai anak yang baik, Sean pun menepati janjinya dan tidak pernah mengatakan hal yang telah dibisikkan kepadanya oleh Mikael kepada siapapun.Bocah kecil itu bahkan juga tidak menceritakan kepada ibunya dan hanya tersenyum riang gembira ketika di malam hari diminta tidur oleh sang ibu.Di belahan bumi yang lain, keluarga Wiriyo dan Samudera sedang menggelar sebuah pesta perayaan berkaitan dengan keberhasilan Alan Samudera dalam mengelola bisnis miliknya sendiri.Perayaan tersebut digelar di sebuah hotel yang sangat mewah dan dihadiri oleh begitu banyaknya pebisnis di Indonesia.Seluruh anggota dua keluarga itu hadir di sana dan terlihat memasang senyum lebar ketika menyapa para tamu.Hal itu juga terlihat di bibir Vina Wiriyo yang terlihat mendampingi sang suami di manapun Alan pergi.Saat ini Vina sedang berdiri di samping Alan untuk menyambut kedatangan beberapa CEO ternama di kota itu."Selain bisnis Anda yang berjalan dengan begitu lancar, Anda juga begitu pintar telah memilih sa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
16
DMCA.com Protection Status