Share

12. Kamu Berlebihan

Penulis: Zila Aicha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-04 12:16:55
Ananta berusaha mengendalikan diri dan berkata, "Selamat datang di the Himalayan Resort, Bu Alma."

Alma menatap cucunya dengan rasa terkejut saat mendengar Ananta berkata dengan formal. Tapi itu semua dilakukan oleh Ananta lantaran perkataan neneknya sendiri yang telah mengeluarkannya dari data keluarga Wiriyo sehingga sudah sepantasnya dia memanggil sang nenek seperti itu.

Terlebih lagi, saat ini Alma Wiriyo merupakan tamu mereka sehingga sudah sepantasnya Ananta melakukan hal itu.

Vina terlihat menatap dengan tatapan penuh tanya pada sang kakak, sementara Alan tiba-tiba diam membisu.

"Nanta," panggil Belinda.

"Kamu bekerja di sini?" Johan bertanya.

Ananta mengangguk, "Iya. Tadi saya dengar ada komplain untuk masalah area Cleveland. Mohon maaf, area itu sudah ditempati dan selama satu minggu ke depan tidak bisa ditempati, baru available minggu depan."

Alma tersenyum sinis, "Oh, kamu bekerja di sini rupanya."

"Iya, benar."

Vina yang tidak suka dengan situasi itu pun berujar dengan nada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    13. Adopsi?

    Mikael seketika tertawa jengkel, "Bercandamu terlalu belebihan, Helen."Helen membalas, "Aku nggak bercanda, Mike. Kalian memang benar-benar sangat mirip. Kalau kamu nggak percaya, kamu coba lihat foto masa kecil kamu, lalu bandingin sama Sean."Helen terlihat begitu serius tapi Mikael masih tidak terlalu menganggap perkataan sang kakak secara serius.Mikael malah tidak menggubrisnya.Sayangnya, Helen masih gigih dan tidak mau menyerah begitu saja. Helen berkata lagi, "Aku serius. Kamu pasti akan langsung paham apa yang aku maksud."Mikael menggaruk bagian daun telinganya, "Hei, aku memang sering berganti wanita, tapi aku selalu menggunakan pengaman."Sebenarnya Mikael agak kesal jika harus membicarakan masalah kegiatan seksualnya, meskipun itu dengan kakak kandungnya sendiri. Tapi, dia tidak ingin sang kakak salah paham dan malah terus menerus menanyainya jadi dia terpaksa menjelaskan."Wanita yang aku tiduri tidak mungkin hamil karena mereka selalu meminum obat. Paham? lanjut Mikael

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    14. Untuk Apa?

    "Dekat-dekat sama dia? Untuk apa?" balas Ananta, masih tidak percaya akan apa yang dikatakan oleh adik yang dulunya begitu dia sayangi itu.Vina membalas, "Jangan pura-pura bodoh! Begitu kamu tahu kita itu milih resort ini, kamu pasti langsung berencana untuk membuat Alan kembali sama kamu kan?"Ananta menggelengkan kepala. Matanya sedikit melebar karena saking terkejutnya adiknya mampu mencurigainya seperti itu."Atas dasar apa kamu berpikir seperti itu? Aku dan Alan sudah selesai di masa lalu dan itu sudah bertahun-tahun lamanya. Kenapa kamu sampai berpikir demikian?" balas Ananta.Vina membuang napas dengan kasar, "Karena kamu pasti mau balas dendam sama aku kan?""Balas dendam gimana?" Ananta kaget."Ya karena setelah kamu pergi dari rumah aku sama Alan pacaran dan akhirnya tunangan. Kami juga sudah menikah." Vina menggerakkan kakinya dengan kesal tetapi pandangannya pada sang kakak sama sekali tidak berubah.Wanita muda itu melanjutkan, "Kamu ingin merusak hubunganku dengan Alan."

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    15. Penolakan Alma

    Perkataan itu terdengar begitu menyakitkan untuk Vina hingga wanita itu jatuh terduduk lalu menangis lebih keras.Alan, menghela napas panjang, "Sudahlah, Vin. Ini tempat umum, jangan sampai dilihat orang!"Setelah mengatakan hal itu Alan meninggalkan Vina begitu saja. Hati Vina pun semakin hancur."Ini pasti gara-gara kamu ketemu sama Nanta lagi kan, Lan?""Ya, ini semua salah Nanta. Dia ... sudah aku singkirkan tapi masih saja mengganggu," gumam wanita muda itu dengan penuh deraian air mata.Di bagian ruang tunggu, Johan, Belinda dan Alma hanya terdiam. Namun, Johan tiba-tiba memecah kesunyian. "Nanta, sudah lama kita tak bertemu dengannya.""Dia bisa hidup mandiri setelah bertahun-tahun ini. Apakah kita tidak bisa menerimanya kembali, Ma?" Belinda mencoba bertanya.Alma menatap menantunya itu dengan tatapan galak, "Apa maksud dari perkataanmu itu? Menerima Nanta kembali? Kau sudah gila ya?"Belinda mendesah, "Sudah enam tahun lebih, Ma. Barangkali orang-orang juga sudah lupa tentang

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    16. Kesialan Ananta

    Alan tak bisa berkutik. Sudah sangat jelas bila Alma Wiriyo memang sengaja ingin membuat resort yang menjadi tempat bekerja Ananta itu rugi. "Ayo kita pergi dari sini!" ajak Alma.Wanita tua itu bahkan memerintah salah satu pengawainya, "Katakan kita tidak jadi stay di resort ini. Mereka terlalu lama membuat kita menunggu."Setelah menyebutkan perintah itu, Alma beserta rombongannya meninggalkan The Himalaya Resort tanpa menunggu kedatangan Ananta. Di dalam mobil, Alan berkata, "Sudah puas bikin kakak kandungmu mendapat masalah, Vin?"Vina membalas santai. "Kakak kandungku? Siapa? Aku tak punya kakak."Alan tersentak. "Kau ... apa kau iblis? Kau tidak mengakui Nanta sebagai kakakmu lagi?" balas Alan.Vina tersenyum miring, "Keluargaku saja sudah tak mengakui di sebagai anggota keluarga kami, jadi untuk apa aku masih mengakuinya?"Alan seketika menoleh ke arah jalanan lantaran tak sanggup berbicara dengan istrinya itu lagi. Salah-salah, dia bisa saja kehilangan kendali dan melakukan

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    17. Keteguhan

    Ananta tersenyum samar menanggapi ucapan Mikael. Namun, ternyata wanita cantik dan luar biasa anggun itu malah tetap menjawab dengan sangat tegas, "Terima kasih atas tawaran mulia Anda, Sir." Mikael hampir-hampir kegirangan karena mengira bila Ananta telah menerima tawarannya. Sayangnya, kemudian Ananta menambahkan, "Tapi sungguh saya tidak memerlukannya, Sir. Saya bisa menyelesaikan urusan saya sendiri." Mikael terkejut seketika. "Mohon maaf, saya permisi dulu," pamit Ananta kemudian. Wanita itu pun pergi meninggalkan Mikael yang terheran-heran. Pria itu saking takjubnya dengan jawaban Ananta sampai terbengong-bengong selama beberapa saat hingga akhirnya dia disadarkan oleh orang kepercayaannya sendiri, Andrew Finn. "Sir, apakah ada sesuatu yang terjadi?" tanya Andrew penasaran. Mikael tiba-tiba tersenyum aneh, "Menarik. Sangat menarik." Andrew pun semakin terlihat begitu penasaran tapi tak berani bertanya lagi. Mikael lalu berjalan sambil diikuti oleh Andrew. Mend

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    18. Ketahuan

    Ananta terdiam selama beberapa saat tetapi kemudian dia pun memberi jawaban pada Mikael yang sedang memang menunggu jawabannya, "Sir, saya bukanlah seorang wanita yang masih single sehingga bebas melakukan apapun.. Saya tidak mungkin pergi ke tempat-tempat seperti itu."Mendengar pernyataan Ananta, lelaki berwajah tampan itu pun kaget seketika. Ia bahkan seolah baru saja mendapatkan sebuah berita yang seakan telah mengguncang dirinya.Mikael terlihat begitu tidak bisa menerima kenyataan itu."Apa maksud Nona ... Anda telah berkeluarga?" tanya Mikael.Ananta pun hanya menjawab dengan sebuah senyuman yang diyakini Mikael bahwa wanita itu memang telah menyatakan jika dirinya sudah berkeluarga.Mikael sungguh tidak pernah mengira jika wanita yang dia kira masih sangat muda itu telah menikah. Hal ini pun menjadi salah satu hal yang membuat Mikael begitu sulit untuk mempercayainya. Akan tetapi, Mikael tidak bisa mengingkari fakta itu dan akhirnya terpaksa harus mempercayai apa yang sudah di

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    19. Rahasia

    Helen pun hanya bisa menganggukkan kepalanya dan tidak lagi bertanya kepada saudaranya tersebut.Helen percaya Mikael tidak pernah mengingkari apa yang dia katakan sebab hal itu memang telah diajari oleh kedua orang tuanya semasa mereka masih hidup.Di sore hari, Mikael kembali ke taman di mana biasanya dia bertemu dengan anak kecil yang telah membuatnya merasa begitu senang saat berada di negara itu.Pria itu bahkan datang terlebih dulu di sana dan langsung duduk di sebuah taman yang menghadap ke arah pepohonan yang rindang.Hanya 10 menit berselang, Sean datang sembari membawa dua kresek berukuran sedang dan berjalan dengan riang menuju ke arah Mikael."Apa yang sedang kau bawa itu?" Mikael bertanya kepada sang anak kecil."Mainan. Apa Paman mau bermain dengan Sean lagi?" tanya Sean.Tanpa ragu Mikael pun menganggukkan kepalanya, "Tentu saja, untuk apa Paman ke sini kalau tidak bermain denganmu?"Sean seketika tersenyum lebar dan segera saja membuka mainan itu di sana. Mikael yang s

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    20. Perayaan

    Sebagai anak yang baik, Sean pun menepati janjinya dan tidak pernah mengatakan hal yang telah dibisikkan kepadanya oleh Mikael kepada siapapun.Bocah kecil itu bahkan juga tidak menceritakan kepada ibunya dan hanya tersenyum riang gembira ketika di malam hari diminta tidur oleh sang ibu.Di belahan bumi yang lain, keluarga Wiriyo dan Samudera sedang menggelar sebuah pesta perayaan berkaitan dengan keberhasilan Alan Samudera dalam mengelola bisnis miliknya sendiri.Perayaan tersebut digelar di sebuah hotel yang sangat mewah dan dihadiri oleh begitu banyaknya pebisnis di Indonesia.Seluruh anggota dua keluarga itu hadir di sana dan terlihat memasang senyum lebar ketika menyapa para tamu.Hal itu juga terlihat di bibir Vina Wiriyo yang terlihat mendampingi sang suami di manapun Alan pergi.Saat ini Vina sedang berdiri di samping Alan untuk menyambut kedatangan beberapa CEO ternama di kota itu."Selain bisnis Anda yang berjalan dengan begitu lancar, Anda juga begitu pintar telah memilih sa

Bab terbaru

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    53. The Ending

    Justin pun segera menjelaskan lebih lanjut perihal cara menelepon Alan Samudera. Keesokan harinya, di hadapan sama orang, kecuali putranya, Sean, Ananta melakukan sebuah panggilan pada Alan. Terlihat Mikael awalnya tidak suka melihat istrinya menelepon mantan pacarnya dulu tetapi dia tidak bisa memprotesnya. "Alan, ini aku ... maaf, aku harus melakukan ini," kata Ananta mengawali panggilan itu. Tentu saja dalam layar itu Alan terlihat begitu sangat terkejut. Tetapi, laki-laki itu malah langsung bertanya, "Vina. Bagaimana keadaan Vina, Nanta?" Anehnya wajah laki-laki itu terlihat begitu sangat sedih sehingga Ananta cepat-cepat menceritakan masalah tentang Vina. Betapa terkejutnya pria itu kalau mendengar kondisi mantan istrinya itu, tanpa menunda-nunda lagi dia berkata, "Aku akan segera pergi ke Indonesia dan menjenguk dia." Tak disangka-sangka oleh keluarga Wiriyo, Alan Samudera tampak tak menghindar dari mereka dan bahkan telah memutuskan untuk membantu mereka. "Aku tidak meny

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    52. Dua Pribadi?

    Ananta memejamkan matanya seolah mencoba untuk tetap kuat. Dia tak boleh terlihat lemah di depan suaminya itu, meskipun kenyataannya dia saat ini memang sedang melemah.Wanita itu tak membalas sepatah kata pun perkataan suaminya hingga kemudian Mikael Alexander menghentikan ucapannya sendiri. Dia tak lagi melanjutkan perkataan kejamnya.Ketika dia melihat istrinya sedang menutup matanya dan bahkan dia bisa melihat bagaimana tubuh Ananta sedikit bergetar karena mendengarkan perkataannya itu, Mikael segera mundur ke belakang dan memegang kepalanya dengan rasa frustrasi yang sangat mengganggunya."Astaga, apa yang sudah aku lakukan?" gumam Mikael yang kini menatap istrinya dengan penuh penyesalan.Ananta bahkan belum berani membuka mata sehingga Mikael kini kembali melangkah ke depan lalu mendekati istrinya dengan perlahan. Dia ingin merengkuh istri tercintanya itu dan menenangkannya."Sayang, maafkan aku. Aku-""Tidak apa-apa," ucap Ananta yang langsung mundur ke belakang setelah dia ta

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    51. Cara Justin

    "Begini, Madam. Kami bisa membantu Anda dengan membuat sebuah tawaran kerjasama dengan perusahaan beliau," kata Justin.Ananta segera mengerutkan keningnya, "Maksud Anda? Anda berniat untuk menawarkan sebuah kerjasama palsu pada Alan?"Justin berdeham kecil saat idenya itu dikatakan demikian, tetapi dia tidak memiliki hak untuk tersinggung karena memang sebutan itu memang tepat."Ini demi menjaga kerahasiaan tujuan Anda, Madam," ucap Justin dengan nada yang terdengar sedikit agak malu.Sebagai seorang detektif, sudah menggunakan berbagai cara dan bahkan dengan cara yang kotor sekalipun untuk menuntaskan kasus-kasusnya.Tidak sekali hanya dua kali dia kerap melakukan sebuah tipu daya agar dia bisa menjebak orang yang dia incar. Akan tetapi, baru sekarang ini dia merasa begitu sangat malu dan tidak nyaman setelah mendengar ucapan dari Ananta Alexander.Dia tidak mengerti. Yang dia ketahui pendapat wanita itu seakan langsung mudah membuatnya goyah.Ada apa denganmu sebenarnya, Justin? Ka

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    50. Informasi

    "Luar negeri. Aku yakin dia tidak mungkin berada di Indonesia. Jadi, memang satu-satunya tebakan yang mungkin paling benar adalah dia berada di luar negeri selama ini," kata Alma. "Itu masuk akal. Kalau hanya di dalam negeri tak mungkin informan kita sampai tak berhasil melacak keberadaannya walaupun hanya sedikit," kata Johan. Belinda menganggukkan kepalanya setelah dia memahami semua itu. "Kalau begitu detektif swasta yang disewa oleh Ananta sangatlah bagus karena mereka bisa menemukan keberadaan Alan hanya dalam waktu yang cukup singkat." Sementara itu Ananta yang masih di tengah jalan mengemudikan mobilnya dengan tidak sabar. Dia ingin segera mengetahui informasi tentang Alan dan ingin melakukan apa yang dia inginkan. Begitu sampai di kantor detektif swasta tersebut yang tak terlalu jauh dari rumahnya atau hanya sekitar 15 menit perjalanan menggunakan mobil tanpa kemacetan, Ananta melihat Vincent yang sedang duduk di depan seolah sedang bersantai. Vincent segera berdiri ketik

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    49. Kecurigaan

    Dari panggilan itu Mikael menjelaskan, "Maafkan aku, Sayang. Aku sedang begitu sangat sibuk.""Sampai kamu lupa mengabari istri dan anakmu? Yang padahal sedang jauh dari jangkauanmu?" ucap Ananta sinis.Mikael terdiam selama beberapa saat hingga kemudian pria itu kembali berkata, "Maaf, Nanta. Aku benar-benar sedang tidak bisa menghubungi kamu kemarin dan baru sekarang aku bisa menghubungimu."Ananta menghela napas panjang. Kali ini dia benar-benar tidak bisa memahami apa yang sedang dikerjakan oleh suaminya itu.Dia pun juga tak bisa mencari tahu lebih banyak karena keterbatasan yang dia miliki. Dia sudah tidak memiliki Helen dan juga dia pun tak memiliki orang lain yang bisa dia tanyai mengenai sang suami.Menurutnya sangat percuma untuk mendesak Mikael berkata yang sebenarnya."Hm, lalu apa kau akan pergi ke Indonesia atau tidak?" tanya Ananta."Aku tentu saja akan pergi. Bagaimana mungkin aku membiarkan kamu dan Sean sendirian di sana?" ucap Mikael.Nyatanya kamu bahkan lepas kami

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    48. Keyakinan

    Haruka menatap sahabatnya itu dengan seksama, "Boleh. Kamu boleh melakukan apa saja jika itu bisa membantumu, asalkan jangan lupakan satu hal, Nanta."Wanita itu tentu saja tak mau jika sahabatnya itu sampai salah melangkah sehingga dia mencoba untuk memberikan beberapa saran agar masalah yang dihadapi oleh sahabatnya itu bisa terselesaikan tanpa adanya penyesalan ataupun kesalahan lain yang mungkin dia perbuat.Ananta cepat-cepat membalas, "Apa, Haruka?"Haruka menahan napas dan kemudian menghembuskannya secara perlahan, "Ketika kamu sudah mendapatkan bukti yang kamu inginkan itu, kamu tidak boleh goyah. Jangan pernah sekalipun kamu berpikir untuk mundur jika semuanya sudah tersaji di depan mata."Haruka mengamati perubahan ekspresi Ananta dan kini dia yakin bila kali ini sarannya sudah tepat sasaran.Ananta menelan ludahnya dengan gugup ketika dia teringat bagaimana dia membatalkan penyelidikannya kala itu.Padahal hanya satu langkah saja dia pasti sudah tahu apakah suaminya itu mem

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    47. Aku Salah

    Namun, Alan tahu percuma saja dia berpikir karena nyatanya semua yang ada di dalam kepalanya itu tak pernah bisa dia lakukan.Dia lalu memutuskan untuk lanjut berjalan melihat-lihat pemandangan sekitar dan larut dalam dunia yang menurutnya tak sedikitpun bisa menyembuhkan hatinya itu.Sementara itu, Ananta masih menunggu kabar dari sang detektif muda untuk informasi selanjutnya. Pagi itu, Ananta memilih untuk berkunjung ke kediaman Haruka bersama dengan Sean serta seorang sopir keluarga besarnya."Kamu yakin hanya pergi dengan sopir saja, Nanta? Nggak apa-apa, Nanta?" tanya Johan dengan wajah terlihat tidak tenang.Ananta tersenyum pada sang ayah, "Papa nggak perlu khawatir. Ananta bisa sendiri kok. Sama sopir udah cukup. Lagipula, sekarang jarak ke kota itu bisa ditempuh lebih cepat kan?"Johan pun akhirnya melepaskan putri sulungnya itu untuk pergi ke kota di mana Haruka tinggal.Perjalanan itu tak memakan waktu lama dan hanya ditempuh sekitar satu jam lebih saja."Tante," seru Sea

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    46. Takdir Apa?

    Justin mendengus keras sebelum kemudian menanggapi perkataan Vincent, "Takdir? Takdir yang bagaimana maksudmu?"Tatapannya penuh dengan kebingungan sehingga Vincent pun tak tahan untuk segera menjelaskan."Hm, takdir di antara sepasang muda mudi yang bertemu karena ketidaksengajaan dan-""Jangan gila! Dia sudah memiliki seorang suami dan bahkan anak," sambar Justin cepat agar temannya itu tak lagi berpikir macam-macam.Dia tak mau bila Vincent membayangkan hal yang bukan-bukan.Vincent terlihat terkejut dengan ucapan Justin dan langsung saja dia melihat file yang diisi oleh Ananta tadi."Ah, kau benar. Dia memang sudah menikah dan memiliki seorang anak. Hm, sungguh aku pikir dia itu masih single," kata Vincent masih terlihat sulit percaya.Justin menaikkan alis kanannya lalu menatap Vincent dengan tatapan aneh.Vincent terkikik geli lalu berkata, "Ayolah, dia memang terlihat masih begitu sangat muda kan? Sangat cantik dan tidak terlihat seperti seorang wanita yang telah memiliki seora

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    45. Kebetulan Lain

    "Iya, Pa. Bagaimana menurut Papa?" tanya Ananta tanpa sedikitpun ragu.Johan menggelengkan kepalanya, "Entahlah. Papa belum pernah menggunakan detektif swasta. Jadi, Papa tidak bisa memberikan kamu pendapat."Ananta mengangguk mengerti, "Nanta pernah menyewa detektif swasta di London dan mereka sangat membantu Ananta."Tetapi, Johan terlihat sanksi. "Nanta, kamu tidak bisa membandingkan negara yang pernah kamu tinggali itu dengan Indonesia. Kamu tahu juga kan kalau di sini masih sangat jarang orang yang menggunakan jasa detektif swasta?" Ananta bukannya tidak tahu tetapi justru karena itulah dia sangat ingin menggunakan jasa detektif swasta."Tidak masalah, kita bisa mencobanya walaupun kita masih belum tahu bagaimana cara kerja detektif swasta di sini," kata Ananta.Johan pun hanya bisa mendesah dan berkata, "Baiklah, kalau memang itu yang kamu inginkan, Papa hanya bisa memberikanmu informasi mengenai beberapa kantor detektif swasta yang mungkin bisa kamu pilih."Ananta mengangguk s

DMCA.com Protection Status