Home / CEO / Paket Cinta untuk Calon Mama / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Paket Cinta untuk Calon Mama: Chapter 51 - Chapter 60

84 Chapters

Bab 51

"Karena aku tidak dibutuhkan lagi disini, Mas."Edwin terdiam seketika. Kata-kata Davina cukup membuatnya bungkam dan kaget setengah mati. Pikirannya mulai menerka setiap kemungkinan namun yang seketika terlintas hanya satu.Davina mengetahui apa yang terjadi malam itu.Edwin meraih tangan Davina dan meremasnya lembut."Tapi kenapa? Jangan berkata seperti itu, Sayang. Jangan tinggalkan aku dan Clay, ya?""Sudah ada Mbak Clarissa disini, Mas. Aku yakin dia akan mengurusmu dan Clay dengan baik." Ucap Davina. Bibirnya masih tidak sanggup untuk mengatakan bahwa ia mengetahui apa yang disembunyikan oleh Edwin."Tapi aku bahkan tidak menyukai Clarissa, Sayang."Dan sebuah kalimat itu membuat kesabaran Davina habis seketika. Ia menoleh dan menatap ke arah Edwin dengan nanar."Tapi kenapa kamu bercinta dengannya malam itu?" Ucap Davina tajam.Edwin lagi-lagi bungkam. Kali ini ia bergerak mundur beberapa langkah karena rasa terkejutnya. Benar dugaannya, Davina mengetahui semuanya dan itu yang
last updateLast Updated : 2023-11-06
Read more

Bab 52

Biasanya perjalanan menuju kota kelahirannya akan terasa sangat menyenangkan bagi Davina. Ia akan bertemu ibunya lagi. Sebuah hal yang bagus, bukan?Tapi berbeda kali ini. Setiap kilometer ia meninggalkan Jakarta, hatinya terasa semakin berat. Seolah begitu sulit baginya untuk pergi dari ibukota. Namun Davina tidak akan sanggup untuk bertahan hidup disana. Tinggal bersama kekasih yang ia tahu sudah mencederai cintanya.Mungkin kesalahan Davina adalah memberikan hatinya kepada Edwin. Dan sekarang ialah yang harus menanggung luka itu. Luka karena pengkhianatan yang terasa begitu pahit.Davina menatap ke arah jendela kereta api yang akan membawanya pulang ke Surabaya, kota kelahirannya. Deretan pepohonan berlalu begitu cepat dan tertinggal di belakang. Seolah menggambarkan betapa Davina ingin meninggalkan segala sesuatu yang telah terjadi tetap di masa lalu.Pukul delapan pagi, Davina sampai di rumah ibunya. Sebuah rumah sederhana namun tampak begitu hangat baginya. Ia segera melangkah m
last updateLast Updated : 2023-11-06
Read more

Bab 53

Rumah Edwin menjadi kacau balau semenjak kepulangan Davina. Clarissa bertingkah seolah ia menjadi nyonya di rumah dan mulai mengacaukan banyak hal. Satu persatu masalah mulai terjadi dan itu benar-benar membuat kepala Edwin rasanya ingin pecah.Tiga hari setelah kepulangan Davina, Clay memilih untuk mogok makan. Bocah itu menolak makanan apapun yang dibuatkan untuknya. Ia hanya ingin makan jika disuapi oleh Davina. Tak peduli Mbak Murni atau bahkan Edwin sudah berusaha mati-matian membujuknya dengan segala cara."Clay Sayang, makan dulu ya. Ini Bibi sudah buat sup ayam kesukaan Clay loh!" Bujuk Mbak Murni mencoba meluluhkan hati Clay.Clay menggeleng mantap. Ia mengunci mulutnya rapat-rapat dan enggan membukanya untuk apapun."Tidak mau, Bi. Aku cuma mau kalau Miss Davina yang membuat dan menyuapinya.""Tapi Miss Davina kan tidak disini, Sayang. Miss Davina sekarang sedang pulang ke rumah ibunya loh." Balas Mbak Murni lagi.Clay menghela nafas kesal. Tangannya bertumpu di meja makan d
last updateLast Updated : 2023-11-06
Read more

Bab 54

"Davina?"Suara perempuan itu jelas bukan Davina. Edwin mengutuk kebodohan dirinya yang begitu merindukan Davina hingga ia lupa gadis itu tidak berada di sisinya. Ia berdecak kesal dan melepaskan tangan yang memeluknya. Tanpa memandang si pemilik tangan, ia mengusir wanita itu pergi."Pergilah, Clarissa. Sebelum aku marah kepadamu.Tapi Clarissa tampaknya tidak peduli. Wanita itu tertawa puas dan duduk di samping Edwin. Di kursi yang biasanya didudukki oleh Davina setiap malam. Edwin melirik Clarissa tajam."Jangan duduk disana." Ancam Edwin.Clarissa mengangkat sebelah alisnya dan pandangannya tampak bertanya-tanya."Kenapa? Karena ini kursi Davina kesayanganmu?" Ejek Clarissa puas.Edwin terdiam. Ia begitu malas menanggapi sindiran dan ejekan Clarissa yang semakin besar kepala. "Astaga, Edwin. Apakah kamu sebegitu rindunya dengan gadis itu sampai mengira aku Davina? Padahal aku hanya memakai parfumnya saja." Ucap Clarissa sembari mencium pergelangan tangannya yang beraroma cokelat
last updateLast Updated : 2023-11-06
Read more

Bab 55

Nada dering itu berbunyi beberapa kali. Tidak ada jawaban. Mbak Murni mencoba sekali lagi dan hasilnya sama. Ia menoleh kepada Edwin sembari menggelengkan kepalanya."Mungkin sudah tidur, Pak."Edwin menghela nafas berat. Tentu saja. Sekarang sudah pukul tiga pagi dan siapa yang masih terjaga jika bukan karena tangisan anaknya? Edwin sendiri bahkan merasa tidak enak karena terus menerus merepotkan Davina untuk urusan Clay. Ia hampir pasrah dengan tangisan Clay yang tak kunjung reda saat ia mendengar sebuah panggilan masuk ke ponsel Mbak Murni.Wanita tua itu langsung meraih ponselnya dan matanya membelalak saat membaca nama Davina di layarnya."Mbak Vina, Pak!" Seru Mbak Murni senang.Edwin pun ikut sumringah mengetahuinya. Mbak Murni segera menjawab telepon itu dan wajah Davina yang masih mengantuk tampak jelas di layar."Ada apa, Bu?" Tanya Davina dengan suara sedikit serak khas bangun tidurnya."Clay menangis terus, Mbak Vina. Dia mencari Mbak Vina dari tadi." Jelas Mbak Murni deng
last updateLast Updated : 2023-11-08
Read more

Bab 56

Hampir dua minggu Davina sudah berada di rumah ibunya. Menenangkan diri awalnya. Tapi lama kelamaan Davina merasa betah disini. Tentu saja karena ia merasa aman berada di dekat ibunya.Dan kesibukan Davina sekarang hanyalah membantu ibunya di toko sembako milik sang Ibu. Ia akan berjaga disana hingga toko tersebut tutup agar ibunya dapat sedikit beristirahat. Membosankan memang. Tapi sepertinya hal seperti inilah yang Davina butuhkan untuk sekarang. Sesuatu yang sedikit monoton agar ia dapat menghabiskan waktunya untuk berpikir dan memutuskan kemana kakinya akan melangkah.Hari ini, toko ibunya sedikit sepi dibandingkan biasanya. Maklum sedang akhir bulan. Banyak orang yang mulai mengerem pengeluarannya hingga menunggu bulan berganti dan gaji diterima. Tatapan Davina terfokus pada layar ponselnya yang menayangkan drama Korea favoritnya. Kebiasaan barunya yaitu menghabiskan waktu dengan menonton sekumpulan pria tampan dan wanita cantik beradu peran. Benar kata orang, saat sedang patah
last updateLast Updated : 2023-11-08
Read more

Bab 57

Untuk pertama kalinya Edwin enggan menghadiri makan malam bersama pengusaha lainnya. Sungguh berat hatinya untuk tampil di depan publik bersama mantan isterinya itu. Karena kabar perceraiannya satu tahun yang lalu merebak begitu cepat bagaikan kebakaran di musim kemarau. Kemunculannya kali ini bersama Clarissa tentu akan membuat gosip baru lainnya.Tapi apa yang bisa dilakukan Edwin? Ia tidak punya pilihan lain selain menggandeng Clarissa ke acara itu. Mobilnya berhenti tidak jauh dari barisan mobil lain yang akan menuju ke hotel tersebut. Edwin menoleh ke arah Clarissa yang tampak begitu senang malam ini."Clarissa, ingat kata-kataku. Jangan berbicara apapun tentang rujuk karena kita tidak akan pernah melakukannya."Clarissa tertawa sembari mencondongkan tubuhnya untuk berbisik kepada Edwin."Baiklah, Sayang. Tidak ada pembicaraan tentang rujuk. Aku mengerti."Edwin berdecak kesal mendengar bagaimana Clarissa memanggilnya."Dan jangan panggil aku Sayang." Ancamnya keras."Baiklah, Ed
last updateLast Updated : 2023-11-08
Read more

Bab 58

Berita tentang kemunculan Edwin bersama Clarissa menjadi topik paling hangat di berbagai portal gosip. Keduanya muncul di publik dalam acara formal setelah satu tahun lalu kabar perceraian mereka menyebar begitu cepat. Tentu saja para wartawan akan dengan senang hati memelintir setiap fakta agar membuat berita mereka tampak menarik.Dan hal ini membuat kepala Edwin semakin terasa akan pecah. Setiap berita yang ia baca membuat sekujur tubuhnya merinding. Mereka menggambarkan seolah hubungan keduanya begitu romantis dan tidak akan terpisah meskipun perceraian sudah di depan mata. Padahal kenyataannya tidaklah demikian.Edwin begitu membenci mantan isterinya itu. Dan Clarissa hanya memanfaatkan Edwin untuk kepentingannya. Naas bagi Edwin, keadaan menjadi semakin rumit hingga sulit baginya untuk kabur dari situasi ini.Karena gosip itu, sejak pagi ponselnya terus menerus berdering. Kedua orangtuanya bolak balik menanyakan tentang kebenaran isu tersebut. Adiknya heboh dan terus menerus men
last updateLast Updated : 2023-11-08
Read more

Bab 59

Walaupun berat, Edwin perlahan belajar untuk hidup tanpa Davina. Ia mulai membiasakan dirinya lagi untuk mengurus dirinya sendiri dan Clay. Ia belajar untuk mulai terbiasa dengan kesepian lagi. Dan ia belajar untuk berhenti mengenang Davina walaupun hanya sekejap.Dan Clarissa? Yang dilakukan wanita itu hanyalah pergi berbelanja seharian dan pulang ketika larut malam. Ia sama sekali tidak peduli dengan bagaimana keadaan Clay apalagi Edwin. Seolah setelah misinya untuk menyingkirkan Davina berhasil, ia kembali pada wujud aslinya. Clarissa menyebalkan yang gila harta.Edwin tengah sibuk dengan rapatnya saat ponselnya berdering terus menerus. Tanpa memperhatikan nama peneleponnya, ia langsung mematikan panggilam tersebut dan melanjutkan rapatnya lagi. Rapat ini begitu penting untuk kelangsungan perusahaannya. Urusan apapun selain ini bisa menunggu nanti.Kurang lebih tiga jam berlalu dan akhirnya rapat itu selesai sebagaimana dengan jadwalnya. Edwin tersenyum puas dengan hasil rapat hari
last updateLast Updated : 2023-11-08
Read more

Bab 60

"Pak, saya boleh bicara sebentar sama Bapak?"Mbak Murni menghampiri Edwin yang saat itu sedang menjaga Clay. Sudah tiga hari puteranya dirawat karena sakit demam berdarahnya. Dan selama itu pula Clarissa tidak memunculkan batang hidungnya. Bahkan untuk sedetik pun. Terkadang Edwin tidak habis pikir. Bagaimana mungkin ada seorang ibu yang begitu apatis kepada puteranya sendiri? Tapi bagaimanapun juga wanita itu adalah Clarissa. Edwin bahkan ragu jika wanita itu memiliki hati."Ada apa, Bi?" Tanya Edwin bingung.Mbak Murni tampak diam sesaat. Keraguan tampak jelas menahannya untuk melanjutkan kata-katanya."Eh, saya mau minta tolong Bapak untuk melakukan sesuatu. Tapi kalau Bapak tidak mau tidak apa-apa, Pak." Ujar Mbak Murni tidak enak.Edwin tertawa pelan."Astaga, Bi. Ada apa? Cepat katakan saja. Saya kan bukan orang asing, jangan sungkan begitu.""Tapi Bapak jangan marah ya, Pak?""Iya, Bi Murni. Ada apa sebenarnya? Bibi mau minta naik gaji?" Canda Edwin sambil terkekeh."Bukan, P
last updateLast Updated : 2023-11-13
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status