Semua Bab Paket Cinta untuk Calon Mama: Bab 61 - Bab 70

84 Bab

Bab 61

Wanita itu tampak sedikit terperanjat saat mendapati seorang pria bergaya necis mencari puterinya. Firasatnya mengatakan bahwa pria di hadapannya ini adalah sosok pria yang diceritakan Davina. Bosnya yang membuat Davina jatuh cinta dan akhirnya mengkhianati Davina.Namun ibunya bukanlah seorang yang kejam dan akan mengusir Edwin begitu saja. Lagipula mungkin berbicara dengan Edwin akan membuat ibunya mengerti tentang masalah yang sebenarnya terjadi. Dan sekarang disinilah mereka. Duduk berdua di ruang tamu dengan segelas teh hangat di hadapan masing-masing."Ayo diminum tehnya, Mas." Ujar Bu Eli mempersilahkan Edwin.Edwin tersenyum canggung dan mengambil cangkir itu. Ia menyesap teh hangat itu.Ah, persis sekali dengan rasa teh buatan Davina."Masnya siapa? Ada perlu apa dengan Davina ya?" Tanya Bu Eli dengan sopan."Saya Edwin, Bu. Saya..."Edwin tampak ragu melanjutkan kalimatnya. Ia bingung harus mendefinisikan dirinya sebagai apa. Mantan bos Davina? Atau bahkan mantan kekasihnya?
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-13
Baca selengkapnya

Bab 62

Davina sudah menduganya. Apalagi yang menjadi alasan Edwin untuk mendatanginya ke Surabaya jika bukan karena untuk memintanya pulang. Namun yang membuat Davina terkejut adalah alasan dibaliknya. Kenapa Edwin begitu bersikukuh dan seolah tidak menerima penolakan."Aku ingin mengajakmu pulang, Vin."Davina hening."Ke Jakarta." Sambung Edwin lagi.Sunyi. Hanya ada kesunyian yang bertahan selama beberapa menit hingga akhirnya Davina membuka mulutnya untuk berbicara."Kenapa, Mas? Bukankah kamu sudah memiliki Mbak Clarissa disana? Aku tidak diperlukan lagi, kan?" Balas Davina lirih.Edwin menghela nafas pelan. Ah, memang kesalahan sepenuhnya ada pada dirinya. Ialah yang sudah mengkhianati Davina. Dan dirinyalah pula yang membuat semuanya menjadi rumit dan berlarut-larut."Aku tidak kembali pada Clarissa, Vin. Aku selalu menunggumu. Setiap hari."Air mata menggenangi mata Davina. Perlahan bulir bening itu mengalir menuruni pipinya yang putih bersih. Davina menangis terisak. Kata-kata Edwin
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-13
Baca selengkapnya

Bab 63

Setelah selama dua bulan terakhir menutup seluruh aksesnya menuju Edwin, Davina memantapkan dirinya untuk kembali menghubungi pria itu. Tangannya menekan nomor Edwin dan nama pria itu muncul di layar ponselnya. Panggilan sedang terhubung dan setuap detijnya terasa begitu mendebarkan bagi Davina.Bahkan tak perlu menunggu lama bagi Davina, suara pria itu menyambutnya dengan nada yang begitu ceria. Seolah Edwin sudah menantikan panggilan itu sekian abad lamanya."Davina? Aku senang kamu meneleponku. Ada apa?" Tanya Edwin antusias."Bisa kita bertemu, Mas? Ada yang harus kubicarakan denganmu."Tanpa ragu sedikit pun, Edwin langsung mengiyakan ajakan itu. Dan sekarang disinilah keduanya. Duduk berseberangan di sebuah restoran. Seolah terdapat dua kutub emosi yang begitu berbeda dalam satu meja dimana Edwin tampak begitu senang dan bahagia sementara Davina ditelan bulat-bulat oleh kegugupannya."Katakan apa sebenarnya alasanmu menginginkanku kembali ke Jakarta, Mas." Ucap Davina lirih.Edw
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-15
Baca selengkapnya

Bab 64

Bocah itu menatap Davina dengan dua matanya yang berkilap dengan sinar bahagia. Bagaikan seorang peri baru datang mengunjunginya, Clay memandang Davina dengan penuh kerinduan. Seolah selama ini sosok Davina yang ia tunggu. "Ayo makan dulu ya, Clay Sayang. Aaa!"Davina berkata dengan ramah seraya menyuapkan sesendok penuh bubur ke mulut Clay. Dan secara ajaib, bocah itu menerimanya tanpa banyak protes ataupun drama. Clay dengan suka hati memakan sesuap demi sesuap bubur yang katanya tidak ia sukai itu. Ternyata selama ini hanya Davina lah yang dibutuhkan bocah itu. Dan hanya Davina yang Clay inginkan untuk bersamanya.Bahkan Davina tidak memerlukan waktu yang lama untuk menyuapi Clay. Dalam waktu sepuluh menit, semangkuk bubur dan seluruh lauknya habis dilahap oleh Clay. Dan bocah itu menyeringai puas karena ia merasa sudah menjadi anak paling pintar saat ini."Good boy, Clay! Miss sayang sekali dengan Clay." Puji Davina berkali-kali yang membuat senyum Clay semakin mekar seperti pip
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-15
Baca selengkapnya

Bab 65

Hari ini adalah hari kepulangan Clay ke rumah sakit. Memang benar apa kata dokter yang merawat Clay. Perasaan senang seorang anak adalah faktor paling penting dalam kesembuhannya. Semenjak Davina pulang dan Clay diurusnya secara langsung, bocah itu dengan cepat pulih seperti semula. Kembali gemuk dan lincah.Setibanya di rumah, Davina, Edwin, dan Clay disambut oleh Mbak Murni dengan senyumnya yang seterang lampu seratus watt. Wanita tua itu merasa begitu senang melihat bos kecilnya sudah pulang dalam keadaan sehat. Ditambah lagi Davina yang telah kembali ke Jakarta. Mbak Murni dapat merasakan angin segar yang membawa kebahagiaan itu akan segera kembali di rumah ini."Selamat datang, Clay!" Seru Mbak Murni sembari memeluk Clay erat.Bocah itu tertawa geli saat Mbak Murni menciuminya sepuas hati. Davina dan Edwin sumringah begitu melihat Clay yang memang tampak jauh membaik. Gadis itu lalu menebar pandangannya ke sekeliling rumah tersebut. Ia memperhatikan setiap jengkal rumah yang bahk
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-15
Baca selengkapnya

Bab 66

"Kamu ingin mengajak Clay berjalan jalan?"Edwin terperangah mendengar permintaan Clarissa yang benar-benar aneh. Ada apa dengan wanita ini? Apakah kepalanya terbentur di sudut tembok sehingga ia mengalami gegar otak? Kenapa tiba-tina Clarissa ingin pergi bersama Clay padahal selama ini mengurus Clay pun ia enggan?"Benar, Edwin. Boleh kan? Lagipula aku ibunya. Bukan sebuah hal aneh kalau aku mengajak anakku pergi kan?"Edwin menghela nafas pelan. Astaga, haruskah ia melarang Clarissa untuk membawa Clay pergi berjalan jalan? Karena sungguh, Edwin sangat tidak yakin pada Clarissa dan kemampuannya untuk mengurus seorang anak. Bisa saja wanita ini tiba tiba menyerah dan memutuskan untuk mengantarkan Clay pulang dalam keadaan tantrum.Tapi Edwin juga tidak bisa melarangnya. Bagaimanapun juga, Clarissa adalah ibu dari Clay. Ia punya hak yang sama dengan Edwin atas Clay. Dan mungkin Clarissa memang ingin memperbaiki hubungannya dengan puteranya sendiri. Edwin akan sangat merasa bersalah jik
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-16
Baca selengkapnya

Bab 67

Emosi benar-benar menguasai Edwin. Ternyata ia salah membuat keputusan dengan mempercayai Clarissa untuk membawa Clay pergi. Karena nyatanya, kini Edwin melihat Clay menangis di mall dengan Ananda Soedirja dan isterinya yang berusaha menenangkan puteranya mati-matian. Setidaknya Edwin bisa bernafas lega karena yang menemukan Clay adalah rekan kerjanya dan buka orang lain."Nan, apa yang terjadi?" Tanya Edwin menghampiri pria yang berusia seumuran dengannya itu."Kami dan anak-anak sedang berjalan-jalan seperti biasa, Edwin. Tapi putera sulungku, Randy, bilang kalau dia melihat Clay menangis sendirian di dekat lift. Kamu tahu kan Randy juga teman sekelas Clay?"Edwin mengangguk. Tentu saja. Ia seringkali bertemu Ananda dan puteranya saat ia menjemput Clay."Dan waktu aku mengikuti Randy, aku benar-benar melihat Clay disana. Sendirian. Kenapa bisa seperti ini, Win? Clay benar-benar sendirian kesini atau bagaimana?" Tanya Ananda bingung. Karena setahunya, Edwin sangat protektif pada pute
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-16
Baca selengkapnya

Bab 68

Clarissa membawa Heru ke salah satu hotel yang ada di dekat mall tersebut. Keduanya tak peduli dengan fakta bahwa matahari masih bersinar begitu terang dan hari masih siang. Baik Clarissa maupun Heru masih saja melenggang dengan santai masuk ke kamar hotel. Memuaskan birahi keduanya yang sudah memuncak.Begitu pintu kamar tertutup, Clarissa langsung menangkap Heru dalam ciuman yang begitu panas dan membara. Bibir keduanya beradu dan lidah saling membelit. Clarissa menghisap dan menggigit bibir Heru dengan pelan. Mengecap rasa tembakau dari rokok yang baru saja dihisap pria itu.Dengan bibir yang masih saling bertaut, keduanya bergerak menuju kasur dan saling melucuti satu sama lain. Clarissa dengan cepat membuka satu persatu pakaiannya dan pakaian Heru. Dalam sekejap, keduanya sudah dalam keadaan bugil dengan Clarissa yang bertengger di atas Heru. Siap untuk memulai permainannya.Jemari Clarissa memegang kejantanan Heru dan menggosoknya beberapa kali. Membuat benda itu bangun seiring
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-16
Baca selengkapnya

Bab 69

"Dimana Nyonya Clarissa, Pak? Saya tidak melihatnya dari tadi?"Mbak Murni bertanya saat ia sedang menyiapkan sarapan pagi sementara Edwin menyesap kopi hitam di sampingnya. "Aku mengusirnya, Bi."Wanita tua itu menghela nafas pelan tanpa berkata sepatah pun. Ia tetap fokus pada masakannya yang sebentar lagi matang."Bibi tidak bertanya kenapa aku mengusirnya?" Ucap Edwin sembari menyeruput kopinya lagi.Mbak Murni menggeleng."Saya sudah bisa menebak alasannya, Pak. Pasti karena kejadian Clay kemarin kan?"Edwin mengangguk mantap."Tapi bukan karena itu saja, Bi. Keberadaan Clarissa membawa banyak hal buruk ke rumah ini. Perginya Davina dan masalah lainnya. Selain itu, Clarissa tidak bisa memberikan contoh yang baik kepada Clay. Dan menurutku mempertahankannya disini sama saja mendidik Clay untuk menjadi seorang yang buruk.Mbak Murni menggerakkan kepalanya sebagai tanda persetujuan. Bahkan orang bodoh pun bisa menilainya. Clarissa hanya membawa masalah dan akan selalu begitu. Sejak
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-16
Baca selengkapnya

Bab 70

Permintaan Edwin terus menerus terngiang di kepala Davina. Ia bahkan tidak bisa berhenti memikirkannya dan keyakinannya seakan terbelah menjadi dua. Davina gamang antara harus mempertahankan prinsipnya atau memaafkan semuanya dan kembali merengkuh kesempatan itu. Ia ragu dan juga takut. Karena sejujurnya Davina tidak sanggup jika harus mengalami luka yang sama untuk kedua kalinya."Mbak Vina, Bapak sudah bilang ke Mbak Vina kan?"Mbak Murni bertanya kepadanya seolah apa yang akan ditanyakan adalah rahasia terbesar yang tidak boleh diketahui oleh siapapun.Davina mengangguk pelan."Jadi bagaimana, Mbak? Mbak mau kan pindah kesini lagi?" Tanya Mbak Murni penuh harap.Davina hanya dapat menghela nafas pelan."Entahlah, Bu. Sebenarnya aku juga bingung dengan hatiku." Jawab Davina sedikit murung.Mbak Murni lalu mengambil kursi dan duduk di hadapan Davina. Rasanya ia harus mengatakan kebenaran ini. Kebenaran yang ia pendam akan apa yang terjadi malam itu. Malam dimana pengkhianatan Edwin y
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status