Share

Bab 60

Penulis: Alina Tan
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-13 23:10:47

"Pak, saya boleh bicara sebentar sama Bapak?"

Mbak Murni menghampiri Edwin yang saat itu sedang menjaga Clay. Sudah tiga hari puteranya dirawat karena sakit demam berdarahnya. Dan selama itu pula Clarissa tidak memunculkan batang hidungnya. Bahkan untuk sedetik pun.

Terkadang Edwin tidak habis pikir. Bagaimana mungkin ada seorang ibu yang begitu apatis kepada puteranya sendiri? Tapi bagaimanapun juga wanita itu adalah Clarissa. Edwin bahkan ragu jika wanita itu memiliki hati.

"Ada apa, Bi?" Tanya Edwin bingung.

Mbak Murni tampak diam sesaat. Keraguan tampak jelas menahannya untuk melanjutkan kata-katanya.

"Eh, saya mau minta tolong Bapak untuk melakukan sesuatu. Tapi kalau Bapak tidak mau tidak apa-apa, Pak." Ujar Mbak Murni tidak enak.

Edwin tertawa pelan.

"Astaga, Bi. Ada apa? Cepat katakan saja. Saya kan bukan orang asing, jangan sungkan begitu."

"Tapi Bapak jangan marah ya, Pak?"

"Iya, Bi Murni. Ada apa sebenarnya? Bibi mau minta naik gaji?" Canda Edwin sambil terkekeh.

"Bukan, P
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Paket Cinta untuk Calon Mama   Bab 61

    Wanita itu tampak sedikit terperanjat saat mendapati seorang pria bergaya necis mencari puterinya. Firasatnya mengatakan bahwa pria di hadapannya ini adalah sosok pria yang diceritakan Davina. Bosnya yang membuat Davina jatuh cinta dan akhirnya mengkhianati Davina.Namun ibunya bukanlah seorang yang kejam dan akan mengusir Edwin begitu saja. Lagipula mungkin berbicara dengan Edwin akan membuat ibunya mengerti tentang masalah yang sebenarnya terjadi. Dan sekarang disinilah mereka. Duduk berdua di ruang tamu dengan segelas teh hangat di hadapan masing-masing."Ayo diminum tehnya, Mas." Ujar Bu Eli mempersilahkan Edwin.Edwin tersenyum canggung dan mengambil cangkir itu. Ia menyesap teh hangat itu.Ah, persis sekali dengan rasa teh buatan Davina."Masnya siapa? Ada perlu apa dengan Davina ya?" Tanya Bu Eli dengan sopan."Saya Edwin, Bu. Saya..."Edwin tampak ragu melanjutkan kalimatnya. Ia bingung harus mendefinisikan dirinya sebagai apa. Mantan bos Davina? Atau bahkan mantan kekasihnya?

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-13
  • Paket Cinta untuk Calon Mama   Bab 62

    Davina sudah menduganya. Apalagi yang menjadi alasan Edwin untuk mendatanginya ke Surabaya jika bukan karena untuk memintanya pulang. Namun yang membuat Davina terkejut adalah alasan dibaliknya. Kenapa Edwin begitu bersikukuh dan seolah tidak menerima penolakan."Aku ingin mengajakmu pulang, Vin."Davina hening."Ke Jakarta." Sambung Edwin lagi.Sunyi. Hanya ada kesunyian yang bertahan selama beberapa menit hingga akhirnya Davina membuka mulutnya untuk berbicara."Kenapa, Mas? Bukankah kamu sudah memiliki Mbak Clarissa disana? Aku tidak diperlukan lagi, kan?" Balas Davina lirih.Edwin menghela nafas pelan. Ah, memang kesalahan sepenuhnya ada pada dirinya. Ialah yang sudah mengkhianati Davina. Dan dirinyalah pula yang membuat semuanya menjadi rumit dan berlarut-larut."Aku tidak kembali pada Clarissa, Vin. Aku selalu menunggumu. Setiap hari."Air mata menggenangi mata Davina. Perlahan bulir bening itu mengalir menuruni pipinya yang putih bersih. Davina menangis terisak. Kata-kata Edwin

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-13
  • Paket Cinta untuk Calon Mama   Bab 63

    Setelah selama dua bulan terakhir menutup seluruh aksesnya menuju Edwin, Davina memantapkan dirinya untuk kembali menghubungi pria itu. Tangannya menekan nomor Edwin dan nama pria itu muncul di layar ponselnya. Panggilan sedang terhubung dan setuap detijnya terasa begitu mendebarkan bagi Davina.Bahkan tak perlu menunggu lama bagi Davina, suara pria itu menyambutnya dengan nada yang begitu ceria. Seolah Edwin sudah menantikan panggilan itu sekian abad lamanya."Davina? Aku senang kamu meneleponku. Ada apa?" Tanya Edwin antusias."Bisa kita bertemu, Mas? Ada yang harus kubicarakan denganmu."Tanpa ragu sedikit pun, Edwin langsung mengiyakan ajakan itu. Dan sekarang disinilah keduanya. Duduk berseberangan di sebuah restoran. Seolah terdapat dua kutub emosi yang begitu berbeda dalam satu meja dimana Edwin tampak begitu senang dan bahagia sementara Davina ditelan bulat-bulat oleh kegugupannya."Katakan apa sebenarnya alasanmu menginginkanku kembali ke Jakarta, Mas." Ucap Davina lirih.Edw

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-15
  • Paket Cinta untuk Calon Mama   Bab 64

    Bocah itu menatap Davina dengan dua matanya yang berkilap dengan sinar bahagia. Bagaikan seorang peri baru datang mengunjunginya, Clay memandang Davina dengan penuh kerinduan. Seolah selama ini sosok Davina yang ia tunggu. "Ayo makan dulu ya, Clay Sayang. Aaa!"Davina berkata dengan ramah seraya menyuapkan sesendok penuh bubur ke mulut Clay. Dan secara ajaib, bocah itu menerimanya tanpa banyak protes ataupun drama. Clay dengan suka hati memakan sesuap demi sesuap bubur yang katanya tidak ia sukai itu. Ternyata selama ini hanya Davina lah yang dibutuhkan bocah itu. Dan hanya Davina yang Clay inginkan untuk bersamanya.Bahkan Davina tidak memerlukan waktu yang lama untuk menyuapi Clay. Dalam waktu sepuluh menit, semangkuk bubur dan seluruh lauknya habis dilahap oleh Clay. Dan bocah itu menyeringai puas karena ia merasa sudah menjadi anak paling pintar saat ini."Good boy, Clay! Miss sayang sekali dengan Clay." Puji Davina berkali-kali yang membuat senyum Clay semakin mekar seperti pip

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-15
  • Paket Cinta untuk Calon Mama   Bab 65

    Hari ini adalah hari kepulangan Clay ke rumah sakit. Memang benar apa kata dokter yang merawat Clay. Perasaan senang seorang anak adalah faktor paling penting dalam kesembuhannya. Semenjak Davina pulang dan Clay diurusnya secara langsung, bocah itu dengan cepat pulih seperti semula. Kembali gemuk dan lincah.Setibanya di rumah, Davina, Edwin, dan Clay disambut oleh Mbak Murni dengan senyumnya yang seterang lampu seratus watt. Wanita tua itu merasa begitu senang melihat bos kecilnya sudah pulang dalam keadaan sehat. Ditambah lagi Davina yang telah kembali ke Jakarta. Mbak Murni dapat merasakan angin segar yang membawa kebahagiaan itu akan segera kembali di rumah ini."Selamat datang, Clay!" Seru Mbak Murni sembari memeluk Clay erat.Bocah itu tertawa geli saat Mbak Murni menciuminya sepuas hati. Davina dan Edwin sumringah begitu melihat Clay yang memang tampak jauh membaik. Gadis itu lalu menebar pandangannya ke sekeliling rumah tersebut. Ia memperhatikan setiap jengkal rumah yang bahk

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-15
  • Paket Cinta untuk Calon Mama   Bab 66

    "Kamu ingin mengajak Clay berjalan jalan?"Edwin terperangah mendengar permintaan Clarissa yang benar-benar aneh. Ada apa dengan wanita ini? Apakah kepalanya terbentur di sudut tembok sehingga ia mengalami gegar otak? Kenapa tiba-tina Clarissa ingin pergi bersama Clay padahal selama ini mengurus Clay pun ia enggan?"Benar, Edwin. Boleh kan? Lagipula aku ibunya. Bukan sebuah hal aneh kalau aku mengajak anakku pergi kan?"Edwin menghela nafas pelan. Astaga, haruskah ia melarang Clarissa untuk membawa Clay pergi berjalan jalan? Karena sungguh, Edwin sangat tidak yakin pada Clarissa dan kemampuannya untuk mengurus seorang anak. Bisa saja wanita ini tiba tiba menyerah dan memutuskan untuk mengantarkan Clay pulang dalam keadaan tantrum.Tapi Edwin juga tidak bisa melarangnya. Bagaimanapun juga, Clarissa adalah ibu dari Clay. Ia punya hak yang sama dengan Edwin atas Clay. Dan mungkin Clarissa memang ingin memperbaiki hubungannya dengan puteranya sendiri. Edwin akan sangat merasa bersalah jik

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-16
  • Paket Cinta untuk Calon Mama   Bab 67

    Emosi benar-benar menguasai Edwin. Ternyata ia salah membuat keputusan dengan mempercayai Clarissa untuk membawa Clay pergi. Karena nyatanya, kini Edwin melihat Clay menangis di mall dengan Ananda Soedirja dan isterinya yang berusaha menenangkan puteranya mati-matian. Setidaknya Edwin bisa bernafas lega karena yang menemukan Clay adalah rekan kerjanya dan buka orang lain."Nan, apa yang terjadi?" Tanya Edwin menghampiri pria yang berusia seumuran dengannya itu."Kami dan anak-anak sedang berjalan-jalan seperti biasa, Edwin. Tapi putera sulungku, Randy, bilang kalau dia melihat Clay menangis sendirian di dekat lift. Kamu tahu kan Randy juga teman sekelas Clay?"Edwin mengangguk. Tentu saja. Ia seringkali bertemu Ananda dan puteranya saat ia menjemput Clay."Dan waktu aku mengikuti Randy, aku benar-benar melihat Clay disana. Sendirian. Kenapa bisa seperti ini, Win? Clay benar-benar sendirian kesini atau bagaimana?" Tanya Ananda bingung. Karena setahunya, Edwin sangat protektif pada pute

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-16
  • Paket Cinta untuk Calon Mama   Bab 68

    Clarissa membawa Heru ke salah satu hotel yang ada di dekat mall tersebut. Keduanya tak peduli dengan fakta bahwa matahari masih bersinar begitu terang dan hari masih siang. Baik Clarissa maupun Heru masih saja melenggang dengan santai masuk ke kamar hotel. Memuaskan birahi keduanya yang sudah memuncak.Begitu pintu kamar tertutup, Clarissa langsung menangkap Heru dalam ciuman yang begitu panas dan membara. Bibir keduanya beradu dan lidah saling membelit. Clarissa menghisap dan menggigit bibir Heru dengan pelan. Mengecap rasa tembakau dari rokok yang baru saja dihisap pria itu.Dengan bibir yang masih saling bertaut, keduanya bergerak menuju kasur dan saling melucuti satu sama lain. Clarissa dengan cepat membuka satu persatu pakaiannya dan pakaian Heru. Dalam sekejap, keduanya sudah dalam keadaan bugil dengan Clarissa yang bertengger di atas Heru. Siap untuk memulai permainannya.Jemari Clarissa memegang kejantanan Heru dan menggosoknya beberapa kali. Membuat benda itu bangun seiring

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-16

Bab terbaru

  • Paket Cinta untuk Calon Mama   Bab 84

    Pesta pernikahan itu berlalu bak sebuah film yang ditayangkan di depan mata. Adegan demi adegan dan momen demi momen berkelebat dan melayang. Tanpa terasa, tiga jam berlalu dan pesta pernikahan Davina dan Edwin resmi selesai. Keduanya sudah sah sebagai suami isteri dan berjanji akan ada di sisi satu sama lain hingga maut memisahkan.Tamu yang datang menyalami pasangan pengantin satu persatu. Mengucapkan selamat berbahagia, memuji betapa cantik dan tampannya kedua mempelai, dan ucapan indah lainnya. Sungguh, hari ini adalah hari yang paling membahagiakan bagi Davina dan Edwin.Davina akhirnya bisa menikah dengan Edwin dan Edwin memberikan Davina kesempatan untuk melakukan pernikahan impiannya. Sementara Edwin, akhirnya menemukan cintanya setelah pencarian yang begitu panjang. Menemukan tempat kapalnya akan berlabuh setiap hari. Tempat dimana ia akan menemukan kehangatan dan kenyamanan dari seorang isteri. Dan tempat itu adalah Davina."Duh, pengantin baru, kalian mau bulan mau kemana s

  • Paket Cinta untuk Calon Mama   Bab 83

    Lantunan musik indah terdengar memenuhi ballroom tempat pernikahan Davina dan Edwin akan dilaksanakan. Semuanya tampak begitu indah. Dekorasi dengan nuansa putih dan emas. Bunga-bunga cantik yang berada hampir di setiap jengkal ruangan, karpet merah yang mengantarkan keduanya ke pelaminan. Seperti negeri dongeng. Semuanya tampak begitu sempurna dan begitu menggambarkan perasaan sang pengantin hari ini.Davina menatap pantulannya di cermin. Ia tampak begitu memukau dengan pulasan riasan yang sangat apik. Bahkan Davina tampak secantik pengantin yang sering ia lihat di televisi. Begitu anggun dan elegan. Namun juga tampak hangat dan bersahabat. Seperti Davina."Cantik sekali, Mbak Vina. Saya yakin Mas Edwin pasti akan terpesona sekali." Puji Mbak Sekar, perias yang bertanggung jawab kepada Davina di hari spesialnya."Terimakasih banyak, Mbak Sekar. Mbak memang hebat sekali." Balas Davina kagum.Tak berapa lama, seorang wanita masuk ke ruangannya. Davina melihatnya dari cermin di hadapan

  • Paket Cinta untuk Calon Mama   Bab 82

    "Vin, tunggu! Jangan pergi!"Edwin mengejar Davina dengan begitu tergopoh-gopoh. Davina menghentikan langkahnya dan terdiam tanpa menoleh ke arah Edwin."Ron, tolong kamu bawa mobil saya pulang. Biar saya pulang bersama Davina."Roni mengangguk dan segera pergi meninggalkan bosnya dan Davina."Kenapa kamu melakukan semua itu, Mas?" Tanya Davina saat keduanya berada di dalam mobil."Karena aku tidak mau kamu kecewa, Vin. Kamu sudah merindukan ayahmu begitu lama dan aku tahu harapanmu pasti sangat besar padanya. Aku tidak ingin kamu sedih saat mengetahui yang sebenarnya. Aku hanya tidak ingin kamu terluka, Sayang." Ujar Edwin sembari membelai lembut pipi Davina.Air mata mengalir dari mata indah itu. Membasahi pipinya dan menjadi tangisan sunyi di dalam mobil yang bergerak membelah jalanan."Aku malu, Mas. Aku malu mengakui pria itu sebagai Papaku." Ucap Davina dengan begitu lirih.Edwin menghentikan mobilnya di sebuah ruas jalanan yang lengang. Sepertinya Davina memang membutuhkan wakt

  • Paket Cinta untuk Calon Mama   Bab 81

    "Sayang, aku ke kantor dulu ya."Edwin berpamitan kepada Davina untuk ke kantor di hari Sabtu. Sesuatu yang benar-benar aneh dan tidak bisa dimengerti Davina. Karena Edwin selalu menyisihkan akhir pekannya di rumah. Menghabiskan waktunya bersama Davina dan Clay."Tumben, Mas? Biasanya kamu selalu libur kalau Sabtu.""Ada urusan mendadak. Aku pergi sama Roni kok, jangan khawatir ya." Jawab Edwin sambil tersenyum.Bohong. Davina tahu benar itu semua bohong. Edwin bahkan tidak pernah merasa perlu untuk menjelaskan dengan siapa ia pergi jika tidak ada sesuatu yang ia tutupi. Seolah Edwin berusaha keras meyakinkan Davina agar percaya bahwa Edwin benar-benar pergi ke kantor."Kalau begitu hati-hati di jalan, Mas. Makan siang di rumah saja ya? Aku akan memasak makanan kesukaanmu."Edwin memeluk Davina dan mengecup kening kekasihnya itu. Tangannya membelai pipi Davina dan matanya menatap Davina seolah ada sesuatu yang ia ingin ceritakan. Namun Edwin mengurungkannya. Membiarkan kebenaran itu k

  • Paket Cinta untuk Calon Mama   Bab 80

    "Maksudmu, Mas?""Iya, aku ingin hadiahku karena aku sudah bekerja dengan baik. Bisakah aku memintanya sekarang?"Edwin bertanya dengan tatapan yang tampak begitu nakal dan menggoda. Senyumnya tersungging dan Davina langsung mengerti hadiah apa yang diinginkan oleh pria itu. Dan entah darimana dorongan itu berasal, Davina juga ingin menggoda pria itu sesekali."Lalu bagaimana kamu akan menikmati hadiahmu, Sayang?" Ucap Davina sembari mengelus dada Edwin dengan kedua telapak tangannya.Edwin mendekatkan bibirnya ke telinga Davina dan berbisik dengan suaranya yang seksi."Di meja ini. Aku akan menikmati hadiah itu di meja ini. Sepuasnya hingga kita berdua lelah."Davina melingkarkan lengannya memeluk Edwin dengan begitu erat. Bibirnya memagut bibir Edwin dan mencium kekasihnya dengan begitu dalam. Edwin melumat bibir manis itu dan sesekali menggigitnya. Bibir keduanya saling terbuka dan lidah saling beradu dalam ciuman yang begitu sensual.Tangan Edwin yang melingkar di pinggul Davina d

  • Paket Cinta untuk Calon Mama   Bab 79

    "Vin, aku sudah menemukan dimana Papa tinggal." Edwin mengabari berita itu setelah ia yakin semua persiapan yang ia lakukan benar-benar sempurna. Kekasihnya menoleh dan menatapnya dengan begitu takjub. Sungguh, Davina benar-benar tidak menyangka semua ini akan terjadi. Bagaimana mungkin Edwin bisa menemukan ayahnya yang menghilang selama dua puluh tahun terakhir ini?"Benarkah? Dimana Papa tinggal, Mas?""Di Tanjung Priok, Vin. Kamu mau kita kesana besok?" Ajak Edwin dengan senyum yang begitu lembut.Davina mengangguk mantap. Berkali-kali dengan penuh semangat. Tak peduli sebesar apapun bencinya kepada sosok ayahnya, hati kecilnya tetap merindukan pria itu. Sebuah hal yang normal bagi setiap anak perempuan untuk mendambakan ayahnya ada di sisinya, bukan?Karena itu, Davina merasa senang bukan kepalang saat Edwin mengajaknya untuk menemui sang ayah. Setelah dua puluh tahun mereka berpisah tanpa bertukar kabar sedikitpun, akhirnya Davina akan bertemu dengannya. Sosok cinta pertamanya y

  • Paket Cinta untuk Calon Mama   Bab 78

    Berita yang disampaikan Roni cukup menyita perhatian Edwin selama seharian. Ia diselimuti dilema akan keputusan yang harus ia ambil. Antara melindungi Davina dari kenyataan sebenarnya tentang sang ayah, atau membiarkan kekasihnya itu tahu dan tenggelam dalam kekecewaan.Tidak, Edwin tidak bisa membiarkan hal itu terjadi. Edwin bahkan tidak sanggup melihat Davina terluka dan meneteskan air mata. Bagaimana mungkin ia membiarkan calon isterinya hidup dalam kekecewaan dalam waktu yang lama?Edwin melirik ke arah ponselnya. Sudah setahun belakangan ia menggunakan foto Davina bersama Clay sebagai layar utamanya. Senyum tipis tersungging di bibirnya. Kebahagiaan keduanya adalah prioritas Edwin sampai kapanpun. Dan Edwin tidak akan membiarkan semuanya runtuh. Impian Davina untuk hidup bahagia bersamanya dan Clay akan ia wujudkan. Meskipun itu artinya Edwin harus begitu banyak menyembunyikan kenyataan pahit sendirian.Ia sudah memutuskan. Ia akan menemui pria itu seorang diri dan menyelesaikan

  • Paket Cinta untuk Calon Mama   Bab 77

    Edwin memanggil Roni, asistennya, untuk menghadapnya ke ruangan. Ada tugas penting yang harus dilakukan pemuda itu. Mencari ayah mertuanya. Alias ayah dari calon isterinya."Ada apa, Pak Edwin? Kenapa memanggil saya langsung kesini?" Tanya Roni sedikit bingung."Saya memiliki tugas penting untukmu, Ron. Sangat penting."Wajah Edwin berubah begitu serius sehingga Roni menyadari betapa pentingnya tugas itu bagi atasannya."Tugas apa, Pak?""Tolong cari keberadaan pria ini." Ucap Edwin sambil menyodorkan sebuah foto.Foto lama yang tampak begitu usang. Dan di foto itu terlihat seorang pria yang begitu gagah dan tampan sedang menggendong seorang bayi perempuan. Foto itu adalah foto ayah Davina. Pria yang ia cari selama satu minggu terakhir."Namanya Rudi Halim, Ron. Temukan keberadaan dia secepatnya."Roni mengangguk tanpa bertanya sedikitpun. Namun rasa ingin tahu mencuat dalam hatinya karena Edwin tidak pernah menyuruhnya mencari seseorang yang tidak berkaitan dengan bisnisnya. Pemuda i

  • Paket Cinta untuk Calon Mama   Bab 76

    Kata-kata sang ibu terus menerus terngiang di kepala Davina. Meminta izin kepada ayahnya? Dimana ayahnya berada pun Davina tidak sedikitpun mengetahuinya. Bagaimana ia bisa menemukan ayahnya dan meminta izin kepada pria itu? Tapi ibunya benar. Bagaimanapun, Davina memiliki seorang ayah yang berhak tahu tentang kehidupan puterinya. Apalagi jika sudah menyangkut pernikahan.Ah, tapi dimana ia bisa menemukan pria itu?"Vin? Ada apa? Kenapa kamu tampak kusut sekali, Sayang?"Davina merasakan pelukan hangat dari belakang. Edwin baru saja bangun dari tidurnya. Rambutnya bahkan masih terlihat berantakan dan matanya tampak mengantuk. Tapi pria itu sudah mencari Davina dan bermanja-manja dengan gadis itu lagi. "Aku sudah mengabari Mama soal lamaranmu, Mas."Senyum Edwin merekah. Ia segera membalik Davina dan keduanya berhadapan dengan jarak yang amat dekat. Meskipun sudah mengenal Edwin selama setahun lebih, Davina masih saja merasa kagum dengan paras pria ini. Begitu tampan dan tegas. Namun

DMCA.com Protection Status