Home / CEO / Paket Cinta untuk Calon Mama / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Paket Cinta untuk Calon Mama: Chapter 21 - Chapter 30

84 Chapters

Bab 21

Edwin memposisikan miliknya sejajar di depan bagian kewanitaan Davina. Ia yakin benar pasti milik gadis itu masih sangat rapat. Membayangkannya saja sudah membuat bagian bawah Edwin meronta.Edwin mendekatkan tubuhnya pada Davina dan mencium lembut bibir gadis itu. Ia benar-benar berada di bawah Edwin dengan pasrah. Malam ini, Davina akan menyerahkan segalanya kepada pria ini. Dan Davina tidak akan menyesalinya sedikitpun."Katakan pada saya kalau kamu merasa sakit, Davina." Ujar Edwin lembut.Davina mengangguk. Jantungnya berdebar begitu kencang seolah akan meloncat dari rusuknya. Tapi ciuman Edwin membuat ketegangannya sedikit mencair. "Saya akan memulainya." Bisik Edwin.Pria itu mulai mengambil posisinya. Ia memasukkan ujung kejantanannya ke dalam bagian intim Davina. Sesuai dugaannya, milik Davina begitu sempit dan cukup sulit ditembus. Davina menjerit kesakitan saat milik Edwin menembus sedikit miliknya."Sa-kit... sakit sekali Pak..." rintih Davina pelan.Edwin menghentikan pe
last updateLast Updated : 2023-09-19
Read more

Bab 22

Aroma sarapan pagi menyeruak dari dapur. Memanggil setiap perut yang kelaparan untuk segera turun. Mbak Murni tengah asyik mengaduk dan membuat sarapan sembari menyanyikan lagu campur sari kesukaannya. Tubuhnya yang gempal menari-nari kecil mengikuti alunan gendang khas musik Jawa.Karena Clay sedang mengikuti karyawisata dengan sekolahnya, Mbak Murni bisa sedikit lebih berkreasi dengan sarapannya. Mbak Murni membuat makanan khas daerahnya sebagai menu sarapan hari itu.Edwin menuruni tangga dengan langkah ringan. Suasana hatinya sedang sangat baik sekarang. Alasannya apa lagi kalau bukan karena kejadian semalam. Setelah memimpikan Davina selama beberapa minggu terakhir, akhirnya Edwin bisa bersatu sepenuhnya dengan gadis itu. Tentu saja ia akan merasa berbunga-bunga sejak pagi."Selamat pagi, Bi." Edwin menyapa Mbak Murni dengan senyuman yang cerah.Mbak Murni mengerutkan kedua alisnya dan menatap Edwin heran. Tumben sekali bosnya ini tampak begitu ceria? Bahkan seingatnya Edwin tida
last updateLast Updated : 2023-09-20
Read more

Bab 23

Kata-kata yang baru saja meluncur dari mulut Edwin sontak membuat wajah Davina bersemu merah. Apakah ini artinya semua yang terjadi bukanlah sesuatu yang sesaat? Bukan sebuah cinta semalam melainkan sebuah hubungan yang mungkin berkembang menjadi sesuatu yang lebih? Davina menggelengkan kepalanya. Berusaha menyadarkan dirinya agar tidak berharap lebih pada hal fana seperti itu.Davina sedang larut dalam pikirannya ketika Edwin tiba-tiba menciumnya dengan lembut. Tepat di bibirnya yang kemerahan dan selalu tampak menggiurkan bagi Edwin. Davina terhenyak dan mengerjapkan matanya."Apa yang kamu pikirkan?" Tanya Edwin penasaran."Bukan apa-apa, Pak." Jawab Davina berbohong.Edwin tertawa pelan. Ia lalu meraih sarapan yang ada di atas nakas dan menyodorkannya kepada Davina."Makan ini. Jangan sampai sakit karena semalam." Ucap Edwin.Davina hanya dapat menatap Edwin dengan mulut yang sedikit menganga. Seolah tersadar dari lamunannya, Davina mengangguk pelan. Menuruti apapun yang dikatakan
last updateLast Updated : 2023-09-20
Read more

Bab 24

Hari itu, Edwin benar-benar mengajak Davina berkeliling tempat-tempat elit Jakarta. Mengenalkan dunia yang Davina kira bahkan tidak pernah ada. Keduanya menjelajahi gemerlap kehidupan kelas atas berdua. Seolah dunia indah itu memang hanya milik mereka berdua.Edwin memarkirkan mobilnya di taman dekat kompleksnya. Langit sudah gelap dan jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Itu berarti hampir seharian penuh mereka mengelilingi setiap jengkal kota Jakarta. Namun tampaknya Edwin masih ingin menghabiskan waktu bersama gadis yang ada di sampingnya ini.Davina menatap Edwin dengan tatapan bingung."Kenapa kita berhenti disini, Pak?"Edwin menyenderkan tubuhnya ke jok mobil. Menikmati setiap kesunyian malam itu dengan hanya danau buatan khas kompleks elit mereka yang ada di hadapannya. Entah apa yang dimiliki Davina, tapi Edwin merasa ia bisa menjadi dirinya sendiri saat bersama gadis itu. Sesuatu yang sudah lama tidak ia lakukan. Sisi dirinya dibalik topeng kokoh yang selalu ia pakai."Saya
last updateLast Updated : 2023-09-21
Read more

Bab 25

Sepasang pria dan wanita tampak berpegangan tangan dengan erat sembari menunggu kedatangan sebuah bis. Pasangan itu adalah Davina dan Edwin yang sedang menjemput Clay pulang dari karyawisatanya. Sudah tiga hari bocah itu pergi dan rasa rindu Davina sepertinya sudah tidak terbendung lagi.Tak berapa lama, sebuah bis bergerak mendekati sekolah tempat Davina dan Edwin menunggu. Riuh keramaian bahkan sudah terdengar saat bis itu masih berjarak sepuluh meter. Davina tersenyum sumringah saat mengenali Clay yang kepalanya menyembul dari jendela bis.Davina melambaikan tangannya dengan penuh semangat ke arah Clay. Bis itu pun akhirnya merapat dan berhenti. Rombongan bocah yang tampak menggelap karena terlalu banyak bermain di pantai itu berlarian menghambur. Setiap anak sibuk memeluk orangtuanya masing-masing. Tak terkecuali dengan Clay. Bocah itu berlari kencang dan memeluk Edwin. Setelahnya ia langsung beralih ke Davina dan merengek minta digendong."Miss! Gendong aku, please." Pinta Clay y
last updateLast Updated : 2023-09-21
Read more

Bab 26

"Miss, apakah Miss suka tinggal disini?"Clay bertanya kepada Davina sembari memainkan ujung pakaian Davina dengan jemari mungilnya. Keduanya berbaring di ranjang empuk milik Clay dengan Davina yang memeluk bocah itu sembari mengelus kepalanya. Rutinitas setiap malam yang sekarang menjadi kebiasaan bagi keduanya.Davina mengangguk pelan."Iya, Miss suka sekali tinggal bersama Clay disini."Clay menggeliat dan meringkuk memeluk Davina erat. Bocah itu menguap dan matanya tampak sudah mengantuk. Davina tersenyum lembut karena hatinya terasa hangat diperlakukan Clay seperti itu."Clay sangat sayang Miss Davina. Jangan tinggalkan Clay ya Miss?" Pinta Clay sembari memeluk Davina semakin erat.Davina mencium puncak kepala Clay dengan penuh kasih sayang. Tanpa ia sadari, air mata menetes di sudut matanya. Hatinya begitu tersentuh dengan aksi kecil seperti ini. Davina seolah menemukan hangatnya sebuah keluarga di rumah ini. Rumah yang tak pernah ia kira akan menjadi tempat hatinya terikat."Mi
last updateLast Updated : 2023-09-22
Read more

Bab 27

Davina mengedipkan matanya beberapa kali. Berusaha memproses perintah yang dikeluarkan oleh Edwin. Beberapa saat kemudian, gadis itu mengangguk dan menurutinya. Davina melepas atasan piyamanya dan membalik tubuhnya. Ia mengambil posisi seperti yang diminta Edwin. Ia bertumpu dengan kedua tangannya dan kedua lututnya.Dari belakangnya, ia dapat mendengar gemerisik yang ditimbulkan Edwin. Pria itu sedang melucuti dirinya sendiri dengan begitu cepat. Setelah melepaskan seluruh pakaiannya, Edwin memeluk Davina dari belakang. Tubuhnya ikut menekuk mengikuti Davina yang bertumpu dengan tangan dan lututnya.Dari belakang, tangan Edwin merayap ke kedua dada Davina. Meremasnya dengan pelan sembari memilin-milin puting Davina. Gadis itu mendesah pelan. Sensasi luar biasa itu membuat ia kembali bergairah. Kejantanan Edwin yang sudah menegang seolah ingin protes untuk segera masuk ke dalam bagian intim Davina. Edwin segera menurunkan tangannya ke pinggul Davina. Ia lalu memposisikan benda itu te
last updateLast Updated : 2023-09-22
Read more

Bab 28

Hari berganti minggu dan minggu berganti bulan. Tanpa terasa sudah tiga bulan Davina bekerja sebagai pengasuh Clay dan dua bulan menjadi kekasih Edwin. Baik Davina maupun Edwin tidak pernah memberitahukan kepada siapapun tentang hubungan mereka. Tapi keduanya juga tidak menutupi apapun tentang itu. Edwin tidak pernah ragu menunjukkan kemesraannya di rumah dan begitu pula Davina. Setiap malam, Davina akan tidur bersama Clay dan kemudian menyelinap ke kamar Edwin ketika Clay sudah tertidur. Tidak jarang pula ketiganya tidur bersama seperti keluarga kecil yang bahagia.Suasana rumah pun terasa menjadi semakin hangat. Seolah kebahagiaan yang sudah lama hilang itu kini muncul kembali. Musim dingin yang menyelimuti hati Edwin kini telah berganti menjadi musim semi. Setiap hari hatinya merasa hangat karena melihat pemandangan Davina yang tertidur nyenyak di sisinya. Tak jarang pula perasaan bahagia itu menyelinap ketika Edwin melihat Davina yang sedang bermain dan mengurus Clay seperti seor
last updateLast Updated : 2023-09-23
Read more

Bab 29

Davina tersenyum tipis. Senyuman yang menggoda Edwin untuk melumat bibirnya. Namun ia menunggu gadis itu untuk mengatakan apapun yang ada di pikirannya saat itu. Hadiah apa yang dipikirkan oleh Davina untuk Edwin? Dan begitu tiba-tiba?"Hadiah apa?" Tanya Edwin penasaran.Davina lalu bergerak turun dari pangkuan Edwin. Ia lalu berlutut di antara kedua kaki Edwin dan mendongak ke arah Edwin yang duduk di kursinya. Dalam sekejap saja, Edwin sudah mengerti apa yang akan dilakukan Davina selanjutnya. Namun entah kenapa, Edwin ingin bibir Davina mengatakannya sendiri apa yang akan ia lakukan."Apa yang akan kamu lakukan, Sayang?" Ucap Edwin menggoda. Ia memegang dagu Davina dengan ibu jari dan telunjuknya serta mengangkat wajah gadis itu.Davina tersenyum sensual. Ia menjilati bibirnya dengan perlahan seolah sengaja ingin menggoda Edwin."Aku akan membuatmu merasakan kenikmatan yang kamu suka, Sayang." Bisik Davina lembut.Edwin mengangguk mantap. Jantungnya berdebar sedikit lebih cepat ka
last updateLast Updated : 2023-09-23
Read more

Bab 30

"Davina, Clay, apakah semuanya sudah siap?"Edwin berseru dari ruang tengah memanggil Davina yang sejak tadi masih menyiapkan barang-barang Clay. Sementara Clay yang sejak tadi heboh membantu Davina bersiap, menjadi sebal karena ayahnya yang terus menerus memanggil mereka.Dengan bibir mengerucut, Clay berjalan dengan sebal dan mengintip dari pangkal tangga ke arah ayahnya."Papa, sabar sebentar dong! Aku dan Miss Davina kan harus bersiap-siap dulu!" Seru Clay dengan wajah cemberut.Clay berdecak sembari menggelengkan kepalanya."Papa ini memang tidak sabaran sekali!" Gerutunya lagi lalu pergi kembali ke kamarnya.Melihat tingkah anaknya itu tentu saja membuat Edwin tergelak dalam tawa. Kenapa sekarang anaknya itu semakin cerewet dan suka sekali mengomelinya? Edwin tidak habis pikir dengan anaknya yang semakin banyak bicara itu. Dengan geli ia menggelengkan kepalanya sembari berdecak pelan."Clay, Clay."Setengah jam berlalu, akhirnya semua yang akan ikut berlibur ke Bali dan Lombok s
last updateLast Updated : 2023-09-24
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status