Aku terkejut mendengarnya, aku tidak menyangka Luna mengajak Taufan."Tapi kayaknya Kak Taufan bakal terlambat, dia lagi di perjalanan pulang, baru dari Kota Linde. Kita nggak perlu menunggu dia. Ayo, kita makan duluan." Dia menjelaskan alasannya mengajak Taufan, "Ini juga mendadak, tadi Kak Taufan meneleponku untuk menanyakan aku mau makan apa. Aku bilang sudah terlanjur mengajakmu makan malam, terus dia malah mau ikut. Kamu nggak keberatan, 'kan?""Nggak." Aku menggelengkan kepala. Meskipun bibirku berkata tidak keberatan, sebenarnya aku merasa agak canggung. Hanya saja, aku tidak mungkin menolak kehadiran Taufan."Baguslah." Luna memberikan buku menu kepadaku. "Aku sudah pesan. Karena ini adalah pertama kalinya kita makan bersama, aku nggak tahu kamu suka makan apa. Jadi kamu pesan sendiri, ya!"Apakah aku salah menilai Luna? Aku merasa dia adalah wanita yang ramah. Hanya saja aku masih mengingat jelas ekspresinya yang dingin saat pertama kali bertemu. Dia memandang ke sekeliling de
Read more