Home / CEO / Gadis Desa Milik CEO Arogan / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Gadis Desa Milik CEO Arogan: Chapter 11 - Chapter 20

101 Chapters

Bab 11

Hari pertama Dyra hidup mandiri, mulai dari hari ini Dyra akan mencari uang sendiri untuk bertahan hidup, selama ini dia bekerja di perkebunannya sendiri, karena itu Dyra masih bingung cara mencari uang di luar sana.Dyra yang tengah bingung pergi ketempat Robin, saat sampai disana Robin juga sedang bersiap untuk menggembala, dia yang melihat Dyra langsung menyapa."Dyra. Tumben kamu sepagi ini udah berkeliaran." Tanya Robin.Dyra kemudian menceritakan dengan singkat permasalahan antara dia dan ayahnya. Mendengar cerita Dyra. Robin hanyut dalam ceritanya dan merasa kasihan melihat temanya."Dyra yang sabar, jangan sedih. Aku akan selalu mendukungmu." Ucap Robin."Sungguh, kau akan membantuku," ucap Dyra tersenyumDengan semangat Robin mengatakan bahwa dia akan membantunya. "Betul. Aku akan membantu dan selalu berada disamping Dyra Karena itu jangan bersedih, Dyra tidak sendirian, aku a
Read more

Bab 12

Hujan dan petir terdengar nyaring saling sahut, sebuah rumah yang mewah dipenuhi dengan aura mencekam, di dalam rumah itu, seorang lelaki paruh baya sekitar 50 tahunan duduk di sofa.Semua orang tengah berkumpul, sekitar empat orang di sana duduk saling berhadapan."Itu semua salahmu, jika bukan karenamu Anggara tidak akan mati," suara berat berbicara lebih dulu."Sudahlah kak, Ayah akan marah," seorang gadis dengan suara lembut menyahut.Sedangkan wanita paruh baya hanya meneteskan air mata tanpa bicara sepatah kata.Ashmore. Alih-alih mengatakan bahwa mereka adalah keturunan bangsawan yang berasal dari jerman. Sebulan lalu alih waris Ashmore yang bernama Anggara Ashmore wafat saat menjalankan bisnis.Didunia bisnis, kematian bisa saja menghampiri setiap saat."Mulai hari ini, kau akan menempati posisi Anggara, persiapkan dirimu sebagai ketua dari Ashmore," suara berat dan disertai bat
Read more

Bab 13

Setelah selesai makan mereka beristirahat sebentar, tiba-tiba salah satu karyawan wanita restoran memintanya foto bersama."Permisi, bisakah saya minta foto bersama." Ucapnya mendekat pada Aoran dan menyodorkan hpnya.Aoran dengan tatapannya tidak suka, dirinya hanya diam dan memperhatikan wanita itu berdiri tersipu malu. Gaya wanita seperti itu sudah sering dilihat Aoran, mereka hanya tertarik dengan ketampanan.Evan yang tahu bahwa Aoran kurang nyaman langsung mengambil kamera dan mengajak wanita itu foto bersamanya."Foto bersama saya saja." Evan meraih kamera dan berselfie bersama. "Sebaiknya jangan mengajaknya berfoto, dia itu sedikit pemarah." Berbisik setelah foto bersama.Mendengar perkataan Evan membuat karyawan itu langsung pergi dengan wajah kecewa.Evan melihat Aoran duduk dengan santai. "Ao sebaiknya besok lu pake masker aja pas jalan-jalan, kasihan gue lihat cewek-cewek yang minta foto
Read more

Bab 14

Pagi hari.Ayu yang baru saja datang dari kota berencana untuk menemui Dyra dan Robin.Dia berjalan keluar, saat tengah berjalan Ayu melihat sosok pria tampan ada di penginapannya. Pria itu tengah duduk di kursi deret dengan secangkir kopi hangat.Ayu yang penasaran langsung pergi menuju penginapan, dia bertanya pada karyawan di sana tentang tamu yang tengah duduk itu.Tentu karyawan itu jelas mengingat siapa dia. Pria tampan yang bernama Aoran itu tidak sulit diingat.Setelah mendengar penjelasan karyawan. Ayu mulai mendekat dan berdiri agak jauh memandangi wajah Aoran."Aduh, ada ya manusia setampan itu. Bahkan di kota aku gak pernah ketemu," gumam Ayu."Permisi, boleh saya lewat." Evan dengan secangkir kopi di tangannya."Oh. Maaf," ucap Ayu menyingkir.Ketika Ayu berbalik, Evan merasa tertarik dengan wajah manis Ayu. Dari tadi Evan tidak melihat ada gadis
Read more

Bab 15

Hari ketiga Aoran di pulau, seperti biasa dia sedang jogging, kali ini dia jogging lebih jauh dari penginapan hingga sampai ke pelabuhan. Aoran yang sedang jogging melewati pelabuhan dikejutkan dengan suara orang menangis.Aoran melihat seorang wanita berjongkok, wajahnya ditelengkup, Aoran tidak dapat melihat wajahnya dengan jelas. Aoran yang berdiri dibelakangnya mendengar suara tangisan terisak sedih."Hiks. Sakit."Aoran mendengarnya merasa kasihan, namun dia juga tidak ingin berurusan dengan orang asing. Aoran mulai beranjak menjauh, diliriknya sekali lagi, kakinya terhenti."Huh, sial." Ucapnya pelan. Aoran ingin mengabaikannya tapi ntah kenapa Aoran berbalik arah dan mendekat. "Adik kecil, kamu kenapa menangis," ucap Aoran mendekat.Karena melihat tubuhnya kecil Aoran berpikir bahwa mungkin hanya seorang anak kecil. Ternyata suara wanita yang sedang menangis adalah Ardella. Waktu berjalan menuju pelabuhan
Read more

Bab 16

Keesokan hari.Aoran yang telah menunggu dua jam dipelabuhan berjalan bolak-balik melihat ke arah jalan. Aoran dengan setelan rapi dengan jaket abu-abu.Gadis yang ditunggunya bahkan belum muncul, dengan gelisah dan resah Aoran kembali mondar-mandir menatap sekeliling tetapi Ardella belum juga terlihat.Situasi Dyra.Dyra yang masih bertengkar dengan ayahnya membuatnya tidak terlalu betah dirumah, karena hari ini Dyra tidak pergi bekerja, dia ingin jalan-jalan kerumah Ayu.Tiba dirumah Ayu. Dilihatnya tidak ada seorangpun dirumah. Akhirnya Dyra memutuskan kepelabuhan lagi.Menuju pelabuhan Dyra berjalan dengan santai, diperjalanan Dyra melihat seorang nelayan mengangkat jaringnya, Dyra tertarik dan memperhatikan nelayan tersebut. Nelayan itu adalah asli penduduk setempat. Dyra memangil nelayan dengan sebutan paman.Nelayan yang melihat Dyra asyik memperhatikannya memutar balik kapal k
Read more

Bab 17

Pagi hari.Dikediaman Robin. Seperti biasanya Dyra akan menunggu Robin untuk berangkat kerja. Masih dalam keaadan menunggu Dyra duduk sebentar untuk menghilangkan rasa lelahnya karena berjalan dari rumah."Sudah siap Rob?" tanya Dyra ketika melihat Ririn keluar."Udah. Kita berangkat sekarang," saut Robin.Dyra dan Robin menuju ke perkebunan cengkeh.Sepanjang jalan Robin melihat Ardella. "Sampai kapan kamu begini, apa tidak bisa kamu dan ayahmu berbaikan," ucap Robin dengan sedih.Dyra melihat Robin mengerti apa yang dikatakan sahabatnya. "Tidak bisa Rob, aku sudah lelah bertengkar dengan ayahku, dan juga tidak mau diatur oleh ibu tiriku," Dyra yang tidak tahu harus mengucapkan apa pada sahabatnya."Memangnya kamu gk pernah berpikir untuk menikah aja. Daripada hidup seperti ini rasanya aku ingin ada seseorang disampingmu. Punya suami yang menghidupimu, punya anak yang imut. Merawat su
Read more

Bab 18

Robin dalam perjalanan bertanya pada Dyra tentang pertemuannya dengan laki-laki barusan."Kami hanya bertemu beberapa kali, hanya itu saja. Dia terus menggangguku," ucap Dyra kesal."Sebaiknya kamu menjauh darinya."*** Ayu didalam kamarnya sedang bersendung, dia terus menata rambutnya dan mengoleskan make up le wajahnya."Ayu cepat turun, Robin dan Dyra sudah datang," panggil Ibu Ayu."Ok Ma, sebentar lagi siap."Ayu keluar, saat dia baru saja keluar wangi parfum menyebar ke seluruh ruangan."Wangi sekali," ucap ibu Ayu."Anak gadis Ma, biar cepat kecentol jodoh," cengir Ayu.Dyra dan Robin sudah menunggu di ruang tamu, hari ini mereka ingin ngumpul-ngumpul dan bakar ayam untuk merayakan kepulangan Ayu.Acara bakar ayamnya di laksanakan di penginapan Ayu. Luas halaman yang biasa dipakai untuk pengunjung sangat nyaman untuk berkumpul d
Read more

Bab 19

Aoran sedang melakukan jogging di tempat biasa, berharap bahwa dia akan bertemu Dyra.Dyra berjalan dengan wajah cemberut, Aoran yang ada didekatnya tidak dilihat.Mengingat uangnya diambil Dyra ingin menambah pekerjaannya lagi, apapun itu yang penting Dyra bisa menghasilkan uang secepatnya."Hei!" panggil Aoran keras.Dyra menoleh. "Dia lagi," gumam Dyra kembali berbalik badan dan tetap berjalan.Aoran mengejar Dyra, kini mereka saling berjalan beriringan. "Kami kenapa? Sedang ada masalah ya?" tanya Aoran tanpa henti."Bukan urusanmu," saut Dyra.Gadis itu sungguh membuat hati Aoranenggenu, sikapnya yang cue membuat Aoran semakin penasara. Aoran tetap mengikuti Dyra dari belakang.Dyra yang mengira dirinya sendirian berteriak keras ke arah danau."Yahhh, enyahlah kalian semua," teriaknya keras. Lalu Dyra kembali beraut sedih. "Apa aku tidak me
Read more

Bab 20

Suara berat yang memanggilnya ialah Aoran."Kau masih disini?"Perlahan Dyra berjalan mendekat. Namun karena belum makan seharian, Dyra merasa pusing, langkah kakinya sempoyongan menuju Aoran.Langkah berikutnya Dyra Sudah ambruk, untungnya Aoran langsung menangkap Dyra."Dyra kamu kenapa?" Aoran mengguncang tubuh Dyra.Ayu dan Evan mendengar suara teriakan Aoran. Dengan sangat cepat Evan pergi memastikan.Dilihatnya Dyra tengah tidak sadarkan diri, ditambah wajahnya pucat."Dyra kamu kenapa?" Ayu terlihat cemas dengan kondisi Dyra.Dyra dibawa ke penginapan, Aoran tanpa segan membaringkan Dyra di atas kasurnya, dia berusaha memanggil nama Dyra, namu belum ada reaksi apapun dari Dyra.Ayu mencari bantuan, dia memanggil seorang dokter yang ada di desa.Evan dan Ayu pergi mencari dokter, sementara Aoran menjaga Dyra."Gadis kecil ban
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status