Home / Rumah Tangga / KAU CAMPAKKAN DIRIKU / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of KAU CAMPAKKAN DIRIKU : Chapter 21 - Chapter 30

66 Chapters

Sifat Suami Dibelakang

Mia,tengah menyantap makan siang di warung bi Murni. "Makasih bi". Katanya, pesanan sudah datang dan perutnya keroncongan sejak tadi.Sisil, duduk disampingnya Mia yang baru datang. "Bi Murni,satu porsi gado-gado ekstra pedas yah!". Pintanya melirik sekilas ke arah Mia,lalu tersenyum smrik.Mia,cuman mengangguk pelan dan melanjutkan makannya. Tidak memperdulikan tatapan wanita di sampingnya itu, dia tau teman sekolah suaminya dulu."Kasian yah,kamu memang cantik tapi sayang cacat. Sudah cacat sok belagu banget lagi, tidak mau melayani suami. Kasian sekali mas Herman, harus mencari pelampiasan hasrat ke wanita lain. Oups... Kecoplosan deh". Sisil,nampak cekikikan tertawa.DegMia, seketika berhenti menyendok makanannya ke dalam mulut. Langsung menoleh ke arah Sisil, hatinya terasa teriris-iris mendengar ucapannya tadi."Gak papa,ambil saja. Aku tidak memperdulikan suami yang seperti itu, cocok sama kamu yang suka bekas". Ejek Mia, menyunggingkan senyumnya sontak membuat Sisil geram deng
last updateLast Updated : 2023-10-08
Read more

Sembuh

Mia, diam-diam melakukan terapi urut di bagian kakinya. Suatu kebahagiaan baginya, kakinya berlahan-lahan membaik seperti semula. Meskipun menahan rasa sakit,ketika di urut oleh seorang wanita yang berumur tua."Makasih bu, kakiku mulai membaik seperti dulu". Mia,menyeka air matanya dan tak sia-sia kesabarannya selama ini."Alhamdulillah,nak. Kakinya sudah sembuh seperti semula lagi,kamu hati-hati berjalan yah. Ini belum sembuh total, beberapa hari ke sini lagi". Ucap seorang ibu itu, langsung di angguki Mia."Iya,bu. Terimakasih banyak,bu. Permisi dulu, sepertinya lumayan banyak antri ingin di pijat". Mia, mengulurkan tangannya dan memberikan upah juga.Dengan perasaan senang sekali, Mia berjalan menuju pulang kerumahnya. Dia bisa berjalan normal lagi, tidak kesusahan dan menahan rasa sakit di bagian kakinya."Mia, kakimu sudah sembuh?". Tanya bu Ratih, kebetulan bertemu dengan menantunya itu.Mia, tersenyum manis ke arah ibu mertuanya itu. "Alhamdulillah,bu. Berkat usaha sendiri, ta
last updateLast Updated : 2023-10-09
Read more

Ingin Balikkan

Herman, tersenyum sumringah dan duduk di sebelah Nindi. Memberanikan diri untuk mendekati Nindi, terang-terangan di depan karyawan kantor lainnya.Nindi, melonjak terkejut melihat suami teman terang-terangan duduk di sebelahnya. Mau tak mau, berusaha bersikap biasa saja."Boleh kan, aku duduk di sini?" Tanya Herman, dengan nada lemah lembutnya."Boleh,pak". Jawab Nindi, mengangguk pelan. Astaga! Ngapain sih,buaya darat dekat-dekat sama aku. Jangan sampai deh,rekan kerja mikir macam-macam dekat sama suami orang."Makasih, silahkan mau makan apa saja. Aku yang bayar, sesekali mentraktir teman". Kekehnya Herman, mengubah posisi duduknya agar lebih dekat lagi.Beberapa pasang mata melihat ke arah mereka,ini adalah pertama kalinya."Jangan dekat-dekat pak,gak enak diliat orang lain". Tegur Nindi, merasa risih dekat dengan Herman.Herman,menoleh ke sekililing kantin nampak ramai dengan karyawan tengah makan siang dan menjadi pusat perhatian orang-orang juga."Santai saja,jangan memperdulika
last updateLast Updated : 2023-10-10
Read more

Menyatakan Perasaan

Herman,tengah menunggu kepulangan Nindi di parkiran perusahaan. "Secepatnya aku memiliki Nindi,jangan sampai pria lain merebut dariku". Gumamnya pelan, gelisah gusar karena menunggu sang pujaan hati.Ada senyuman manis di sudut bibirnya Herman, segeralah mendekati Nindi ketika sampai di mobilnya."Nindi,aku mau ngomong sesuatu sama kamu". Kata Herman, senyum-senyum tidak jelas.Nindi,menghela nafas beratnya dan melihat sekeliling takut ada yang salah paham tentang dirinya nanti. "Mau ngomong apa,pak?".Meskipun Nindi,risih dengan tatapan Herman seperti tidak wajar saja."Nindi,aku pengen menjalin hubungan serius sama kamu. Boleh gak? Sebenarnya,aku sudah lama suka sama kamu. Pertama kalinya kamu jalan-jalan ke rumah Mia, setiap detik kepikiran kamu terus". Ucap Herman, tersipu-sipu malu mengatakan perasaannya.Nindi, menggeleng pelan mendengar ucapan Herman suami temannya itu. "Maaf,aku tidak bisa pak. Apa lagi,pak Herman suaminya teman saya. Apa kata orang pak,harga diriku bakalan di
last updateLast Updated : 2023-10-11
Read more

Sudah Jatuh Talak

 Mata bu Ratih, tertuju pada Mia tengah membersihkan motornya. "Loh,sejak kapan Mia memiliki motor? Apa jangan-jangan dia beli,dari hasil uang anakku. Aah...Aku tidak akan membiarkan menikmati uang anakku,motor itu milikku". Bergegas menuju ke rumah Mia, tidak akan pernah membuat menantunya senang sedikitpun.Beberapa hari yang lalu, Mia berniat untuk membeli motor bekas. Kebetulan sekali,ada tetangga dekatnya menjual motor bekas dengan harga murah. Meskipun nyicil perbulannya, walaupun memiliki uang lebih akan tetapi mencari aman jangan sampai ketahuan mantan suaminya.Mia,yang tengah asyik membersihkan motor di halaman dan terkejut dengan kedatangan mantan ibu mertuanya itu."Wahh... Sudah punya motor baru yah, pasti beli menggunakan uang anakku. Iyakan, Mia? Kamu itu,cuman menantu tidak pantas menikmati uang Herman. Mana kunci motornya?". Bu Ratih, langsung menadah tangan di depan Mia."Ngomong apa sih,bu. Datang-datang mau ngambil kunci motor ku,aneh". Gerutu Mia, tersenyum mengej
last updateLast Updated : 2023-10-12
Read more

Salah Lawan

Lingga, berlalu meninggalkan ibu dan adiknya itu. Tidak memperdulikan teriakan sang ibu, terus-terusan memanggil namanya."Sudahlah bu, jangan memikirkan bang Lingga. Palingan pergi ke rumah orangtuanya mbak Adel,terus melupakan kita". Ucap Herman, namun dalam hatinya senang karena sang ibu marah kepada kakaknya."Herman,kenapa gak bilang sama ibu kalau sudah menjatuhkan talak tiga kepada Mia?". Tanya bu Ratih,baru ingat soal tadi.Herman, menepuk keningnya karena lupa menceritakan tentang itu. "Terlanjur marah sama Mia, sudah menceritakan keburukan sebagai seorang suami. Terus, Mia cerita sama Nindi gak di beri nafkah dan ngutang lagi. Bikin malu-maluin bu, untungnya Nindi mau aku bodohi dan tidak mempercayai ucapan Mia. Masalahnya sih,aku membayar hutang Mia kepada Nindi rencana mulus ku". Herman, menceritakan kekesalannya terhadap mantan istrinya."Huu... Keterlaluan sekali Mia,sengaja ngomong kaya itu. Biar kamu tidak jadi sama Nindi,iri palingan Mia sama temannya itu. Gak berapa
last updateLast Updated : 2023-10-13
Read more

Tidak Tahu Malu

Sisil, meremas ujung bajunya mendengar ucapan bu Ratih yang terang-terangan menghina dirinya. "Apa sih,bu? Aku gak kaya gitu, orang-orang cuman iri sama aku makanya fitnah sana sini"."Aku gak ada memfitnah mu loh, semua orang tau siapa kamu? Bahkan banyak buktinya, Herman jangan dekat-dekat dengan wanita ini. Dia seringkali morotin laki orang,jangan sampai tertipu daya olehnya". Bu Ratih, sambil menunjuk-nunjuk jarinya ke wajah Sisil."Siapa juga bu,demen sama wanita model kaya dia. Mendingan sama Mia, jelas-jelas jauh lebih baik dari Sisil". Ejek Herman, tanpa menoleh ke arah Sisil yang marah kepadanya."Mas,kamu ngomong apa sih? Bukankah aku ini kekasihmu,ha? Kita baru jadian loh,kita sudah melakukan itu". Sisil, menarik lengan Herman dengan kasar."Ngomong apa kamu sil? Kamu sama anakku melakukan itu,memangnya ngelakuin apa?". Bentak bu Ratih, memandang lekat wajah Herman."Dia ngomong ngaur bu,cuman menjebak ku doang. Maklum lah Sisil, tipe wanita gimana? Ibukan tau sendirilah,si
last updateLast Updated : 2023-10-14
Read more

Kesialan

"Mia! Berani sekali kamu menampar wajah ku,ha?". Teriak Herman, matanya melotot hampir keluar. "Wanita sialan! Kau lancang terhadap ku, Mia. Apa kamu lupa siapa aku,ha?". Bentaknya lagi."Apa,mas? Pergiiiii....! Aku tidak sudi melihat wajahmu itu, pergi!". Teriak Mia, dadanya kembang kempes menahan emosi. "Cukup,selama ini aku mengalah dengan mu. Aku tidak akan pernah takut sama kamu,mas. ingat itu!".Anggi, tersenyum sumringah melihat menu makanan di meja. Pagi-pagi ada seseorang yang membuat sarapan untuknya, serta membereskan tempat tinggalnya juga. "Aku sudah membantu kalian bekerja di rumah sakit ini, kerjaan kalian gampang cuman beres-beres doang sama yang lainnya". Kata Anggi, tidak memperdulikan mau atau tidaknya mereka."Bang,gimana motornya?". Tanya Dani, mendengus kesal karena tidak mendapatkan yang diinginkannya. "Aku bakalan telat loh,mana suka motor mbak Mia. Aku sudah lama menginginkan motor ini,mbak buat aku yah?". Pinta Dani, tanpa ba-bi-bu lagi."Tidak tahu malu, data
last updateLast Updated : 2023-10-15
Read more

Tawaran Pekerjaan

Mia, tersenyum sumringah mendapatkan gaji pertama mengajar di sekolah pesantren. Dia merasa senang, karena mendapatkan penghasilan tambahan. Bahkan mengajar anak-anak di sekolahan,dia juga memperbaiki dirinya. Dua bulan berlalu, Mia benar-benar mengenakan hijab dan pakaian tertutup jika keluar dari rumah. Bu Fatimah, merasa senang melihat perubahan Mia yang bertahap."Terimakasih bu,berkat mengajar di sekolah ini. Aku bisa memperbaiki diri lagi,semua ini berkat ibu Fatimah juga". Kata Mia, tersenyum manis."Alhamdulillah, ibu sangat senang mendengarnya nak. Beginilah penghasilan mengajar di sini, tidak terlalu besar". Bu Fatimah, mengelus lembut lengan Mia karena kesabaran menghadapi anak-anak setiap hari."Alhamdulillah, cukup untukku sehari-hari bu. Anak-anak sudah pada pulang semua,aku pamit dulu bu". Ujar Mia, mengulum senyumnya."Silahkan,Mia. Aku juga siap-siap mau pulang, hati-hati di jalan". Kata bu Fatimah,yang langsung di angguki Mia.Dengan perasaan senang, Mia mendapatk
last updateLast Updated : 2023-10-17
Read more

Ditagih Hutang

Ana, melirik sekililing kediaman Mia yang tidak terlalu besar. "Mia,kamu harus bangkit menjadi orang sukses dan memperbanyak uang biar mantan suamimu nyesal ceraikan kamu. Makanya kerja sama aku di karaokean, biar dapat uang lebih dan bisa renovasi rumah ini. Aku yakin sekali,mantan suamimu bersikukuh minta rujuk". Mia, tersenyum kecil meletakkan dua gelas teh hangat di meja. "Sepertinya aku tidak tertarik Ana, lagipula aku senang mendapatkan pekerjaan yang ada. Alhamdulillah, cukup untuk sehari-hari ku.Ana,apa kamu tidak memikirkan perkataan orang lain. Maksudnya yah, pekerjaanmu malam hari kan? Pasti para tetangga sebelah sana,sini, membicarakan tentang mu". Ana, menyunggingkan senyumannya dan menggeleng pelan."Mia, ngapain mendengar ucapan orang lain. Toh, mereka tidak memberikan kita uang dan makan. Yang penting kita kerja baik-baik, tidak melakukan hal macam-macam. Mia,jangan memandang ucapan orang lain deh. Yang penting uang, daripada gak punya uang sama sekali".Mia, menghela
last updateLast Updated : 2023-10-18
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status