Home / Rumah Tangga / KAU CAMPAKKAN DIRIKU / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of KAU CAMPAKKAN DIRIKU : Chapter 41 - Chapter 50

66 Chapters

Mengusir

Herman, nampak uring-uringan mendengar mantan istrinya ingin menikah. Bahkan bekerja tidak fokus, sampai di tegur atasannya itu.Bahkan pulang dari kerja, langsung melamun di ruang tamu. membuat bu Ratih, keheranan melihat anaknya."Kamu kenapa melamun?". Tegur bu Ratih,jatah bulanannya sudah habis dan ingat minta uang kepada anaknya."Jangan lupa transfer jatah bulanan,ibu".Herman,yang bisa wajahnya dengan kasar mendengar ucapan sang ibu."Belum tanggal waktunya bu, masih ada dua hari lagi baru aku gajian".Bu Ratih, mendengus kesal mendengar ucapan anaknya. "Uang Ibu sudah habis, Herman.Mau tanggalnya atau tidak kamu harus memberikan uang kepada,ibu. Cepetan transfer uangnya,ibu membutuhkan sekarang juga"."Minta sama bang Lingga aja,bukankah dia sudah menjadi mandor di Sawit.Sudah saatnya,ibu minta sama dia. Aku capek bu,mau istirahat". Herman, beranjak dari tempat duduknya."Abangmu mana mau ngasih uang kepada,ibu.Dia masih marah karena sertifikat tidak diberikan kepadanya,itu sem
last updateLast Updated : 2023-10-30
Read more

Henna

Deg!Gabbar, mengerjapkan bola matanya membaca siapa nama calon istrinya Mia Julia. "Apa jangan-jangan ibu guru Mia,yah?". Menggaruk-garuk kepalanya. "Bu,ini nama ibu guru Mia di desa sebelah kan? Status janda itu, iyakan?".Bu Sarmi, mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan sang anak. "Memangnya nama Mia Julia,cuman satu? Nama itu, pasaran bukan satu orang saja". Alibi sang ibu.Gabbar,menghela nafas beratnya dan menatap wajah sang ibu. "Kirain bu". Gumamnya pelan, memijit pelipisnya dan menghafal ijab kabulnya besok. Kembali ke dalam kamar,masih memandang nama tersebut."Sepertinya iya deh,tapi kenapa Mia mau menikah dengan ku?Apa ibu,yang sudah memaksa Mia atau ada maksud lain. Kalau benar Mia itu,aku malah senang hati menjadi istriku". Kata Gabbar, tersenyum manis.Bu Sarmi, tengah sibuk mengatur untuk besok hari akad nikah anaknya itu. Sekaligus mengadakan pesta pernikahan di rumahnya, dekorasi pelaminan sudah di bangun.Belum lagi,bu Sarmi sibuk membantu ibu-ibu memasak di dap
last updateLast Updated : 2023-10-31
Read more

Sah

Mia, tersenyum manis memandang dirinya di pantulan cermin. Pagi-pagi sudah di make up oleh MUA pilihan bu Sarmi,yang sebentar lagi akan menjadi ibu mertuanya.Mengenakan pakaian pengantin berwarna putih,di hiasi mahkota kecil di atas kepalanya yang di tutup menggunakan hijab yang di atur oleh MUA."Masya Allah,kamu cantik sekali. Sumpah! Aku pangling melihatmu, jadi gak sabaran menjadi pengantin juga". Kekehnya Nindi, tersenyum sumringah."Kalau nikah nanti,jasa saya aja mbak. Di jamin tidak akan mengecewakan deh, hasilnya sudah terbukti". Sahut MUA,masih merapikan make up Mia."Benar tuh,apa yang di katakan mbak Tami. Aku aja kagum sama ahli tangannya, bisa membuatku cantik begini". Sambung Mia, cengengesan."Yaelah, ada-ada saja. Dek Mia,memang sudah cantik duluan kok. Ini make up nya natural,biar kecantikan terpancar". Kata Tami, sang Jasa MUA.Mia, memegang dadanya berdebar kencang. Beberapa menit kemudian,dia akan menjadi sah istrinya Gabbar."Hussssttttt...Akad nikahnya mau di m
last updateLast Updated : 2023-11-01
Read more

Resepsi Pernikahan

Resepsi pernikahan berjalan dengan lancar, kedua mempelai duduk manis di pelaminan. Bersalaman dengan tamu undangan, mereka silih berganti mengucapkan selamat dengan mempelai pengantinnya.Mia, sangat cantik hari ini mengenakan pakaian pengantin berwarna navy. Dia tersipu malu-malu,ketika Gabbar meliriknya diam-diam.Herman,menatap dari kejauhan terpesona dengan kecantikan Mia yang di atas pelaminan bersanding dengan pria lain.Begitu juga dengan Wira, memandang wajah cantik Mia bersanding dengan teman sekolahnya dulu. Setidaknya aku lega sekarang,karena Mia mendapatkan pria seperti Gabbar.Batinnya, tersenyum kecil.Bu Ratih,tak henti-hentinya menyantap hidangan di sajikan untuk para tamu undangan. Awalnya meremehkan suaminya Mia, orang-orang tau jika Gabbar cuman seorang petani biasa.Ketika melihat kediamannya di desa sebelah, dengan dekorasi pelaminan seperti hotel. Herman dan ibunya, syok berat melihat apa yang mereka lihat.Rumah mertua Mia,jauh lebih besar dari rumah bu Ratih da
last updateLast Updated : 2023-11-02
Read more

Malam Pengantin

Malam harinya,Mia duduk di tepi ranjang dan gelisah gusar. ini adalah malam pertama pengantin,dia masih sibuk memainkan ponselnya sekedar menghilangkan perasaannya campur aduk.Sedangkan Gabbar,tengah menelpon seseorang yang mau membeli sapinya. Cukup lama bertelepon dengan pembeli, sampai sepakat harga yang ditentukan."Memangnya abang,punya sapi?". Tanya Mia,yang tidak tahu soal peternakan suaminya itu."Punya,tapi di ladang ke atas gunung saja". Jawab Gabbar, ikutan duduk di tepi ranjang sebelahnya."Oh,berapa ekor bang?" Tanya Mia, penasaran sekali."Hmmmm...300 ekor apa 400 ekor yah? Abang,lupa berapa jumlahnya. Nanti kamu ikut deh, ngitung sendiri". Jawab Gabbar,namun istrinya syok berat mendengar.Mia, terperangah mendengar jawaban suaminya itu. Beratus-ratus ekor sapi yang dia miliki, sungguh menakjubkan sekali."Besok mau ikut gak? Kebetulan ada yang mau beli, katanya buat hajatan". Ajak Gabbar,kepada istrinya itu."Boleh bang,". Jawab Mia, merebahkan tubuhnya. Gila! Baru ta
last updateLast Updated : 2023-11-03
Read more

Sholat Berjamaah

Adzan subuh berkumandang di mesjid,yang tidak jauh dari tempat tinggalnya.Gabbar, beranjak dari tempat tidur dan menoleh ke arah istrinya ingin membangunkan."Mia,bangun!Mia,bangun!". Gabbar, membangunkan istrinya dan mengelus lembut pipi istrinya itu."Uughhh...Ada apa,bang?". Gumamnya pelan,masih memejamkan matanya karena masih kelelahan sekali."Bangun, sudah adzan subuh. Ayo, bersihkan diri dan sholat berjamaah". Bisik Gabbar, dengan lembut membelai rambut Mia."Hmmm...Kakiku kayanya lemas bang, bantuin ke kamar mandi yah?". Pinta Mia, membuat Gabbar senyum-senyum sendiri.Gabbar, mengangguk pelan dan mengangkat tubuh istrinya. "Ayo,kita mandi bareng. Tidak perlu di tutupi lagi, aku sudah melihat semuanya".Kedua pipinya Mia,merah merona menahan rasa malu."Abang,iih...Bikin aku malu". Kekehnya Mia, membenamkan wajahnya di dada bidang Gabbar.Ceklekk...Gabbar,membawa istrinya masuk kedalam kamar mandi. "Mau di mandikan?". Tanyanya dengan iseng."Tidak. Aku bisa mandi sendiri, bang
last updateLast Updated : 2023-11-04
Read more

Nafkah Pertama

Mia, terbalalak mendengar harga sapi besar yang mencapai 300 juta. Dia belum pernah melihat uang sebanyak itu, sapi-sapi suaminya besar mencapai 1 ton.Benar sekali,sapi suaminya memang banyak dan rutin di rawat. Ada beberapa pekerja di peternakan, spesial memberikan makan dan lainnya.Peternakan luas sekali, bahkan ada lapangan sapi dan di tumbuhi pepohonan besar untuk berteduh para sapi-sapi di sana."Masya Allah, bang. Sapi-sapinya sehat sekali,mana besar-besar. Pasti ekstra sabar merawat sampai beratnya mencapai 1 ton". Kata Mia, menggeleng kepalanya."Hmmmm... Inilah aku seringkali menghabiskan waktu di peternakan sapi, bahkan ibu ngomel-ngomel gak jelas karena kurang pergaulan". Kekehnya Gabbar, tersenyum kecil ke arah istrinya.Mia, mendekati salah satu anak sapi yang masih di dalam kandang tengah makan. "Lucu banget sih, gemesin".Gabbar, mendekati istrinya dan berdiri di samping. "Mia,mana nomor rekening kamu?"."Ee...Buat apa bang?". Tanya Mia,yang kebingungan mendengarnya.
last updateLast Updated : 2023-11-05
Read more

Berita

Sudah 5 hari, Mia libur tidak turun mengajar di sekolah pesantren milik bu Fatimah. Rencananya sore ini, meminta izin kepada suaminya untuk pulang kerumah lamanya itu."Bang, besok aku sudah mulai mengajar anak-anak di sekolahan. Hmmm...Sore ini,aku boleh pulang ke rumah lama di desa sebelah?". Tanya Mia, menundukkan kepalanya."Itu,hak kamu sebagai seorang guru. Aku sebagai suamimu cuman bisa mendukung kok,sore abang antar yah.Tapi, pagi-pagi sudah kembali ke desa ini. Biasalah mau jaga-jaga peternakan sapi, meminumnya vitamin dan yang lainnya. Abang, bakalan datang kalau gak sibuk". Gabbar, tersenyum kecil dan mengelus rambut panjang istrinya."Makasih banyak bang,aku merasa tidak enak sama bu Fatimah". Kata Mia, mengulum senyumnya."Dek Mia,kalau capek mengajar anak-anak di sekolahan. Kalau mau berhenti bekerja gak papa,abang cukup menafkahi mu dan bisa membuatmu bahagia". Gabbar, memandang wajah cantik istrinya."Hmmmmm...Aku pikirkan lagi bang,masih belum punya anak juga. Aku bia
last updateLast Updated : 2023-11-06
Read more

Kedatangan Mereka

Beberapa minggu kemudian,bu Ratih di datangi oleh anak buahnya juragan Karto."Kami datang ke sini atas perintah juragan Karto, kapan bayar cicilan perbulannya? Ini sudah jatuh tempo,jangan sampai kami menyita rumah ini". Tegas pria itu, menyunggingkan senyumnya.Bu Ratih, mengusap keringatnya bercucuran membasahi keningnya itu. Rupanya lingga, tidak ada pergerakan membayar pinjamannya ke juragan Karto. "Baik,saya usahakan untuk membayar cicilan perbulannya. Tolong,beri waktu hari ini".Sudah pasti bu Ratih,malu dengan tetangganya itu. Anak buahnya juragan Karto, langsung menagih ke rumahnya.Dua preman itu, langsung meninggalkan halaman rumah bu Ratih. Yang menjadi pusat perhatian orang-orang sekitar, terdengar bisik-bisik ibu-ibu."Dani!Dani!". Bu Ratih, memanggil anak bungsunya itu."Ada apa,bu?". Tanya Dani, mendengus kesal mendengar ibunya memanggil tengah sibuk."Cepat,kita harus ke tempat abangmu Lingga. Bisa-bisanya dia tidak bayar cicilan perbulannya di tempat juragan Karto,i
last updateLast Updated : 2023-11-07
Read more

Tersentuh

"Assalamualaikum, bu Sarmi". Ucap seorang wanita cantik mengenakan hijab senada dengan gamisnya."Wa'alaikum salam,masya Allah cantiknya Ayu. Apa kabar nak, sudah pulang dari sekolah pesantrennya?". Bu Sarmi, menyambut kedatangan anak temannya itu."Alhamdulillah,aku sudah lulus dan langsung bisa mengajar di pondok pesantren milik ustadz Yusuf. Ini adalah oleh-oleh dari jawa, semoga suka". Ayu, tersenyum manis dan matanya calingukan melihat ke dalam."Masya Allah, terimakasih nak. Kamu malah merepotkan ibu,senang mendapatkan oleh-oleh darimu". Kekehnya bu Sarmi,tapi mengetahui gelagat aneh Ayu.Tak berselang lama, Gabbar keluar dari rumah dan terkejut melihat kedatangan Ayu. Masalahnya sudah hampir 1 tahun lamanya, tidak melihat Ayu karena sekolah ke jawa."Ayu, sudah pulang dari jawa? Kapan?". Tanya Gabbar, terbilang ramah terhadap Ayu."Alhamdulillah,baik bang. Pasti kabar abang, pasti sangat baik kan? Aku baru saja, melihat foto pernikahan abang". Kata Ayu, tersenyum manis. "Ee...M
last updateLast Updated : 2023-11-08
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status