Home / Rumah Tangga / KAU CAMPAKKAN DIRIKU / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of KAU CAMPAKKAN DIRIKU : Chapter 11 - Chapter 20

66 Chapters

500 Ribu Rupiah

Adel, tercengang yang menampar wajahnya adalah ibu mertuanya sendiri.Sedangkan di ambang pintu adik iparnya,Mia yang tersenyum manis ke arahnya."Mia, ngapain kamu ke sini?". Tanya Herman, kebingungan atas kedatangan istrinya."Aku sudah lama menunggu mu,mas. Token listrik habis mas,aku perlu uang untuk membelinya. Mana uang bulanan ku,mas?". Mia, menadah tangannya ke depan sang suami.Mia, mendelik ke arah kakak iparnya masih mengelus-elus pipinya itu. "Gimana mbak, rasanya di tampar? Enak pasti yah,kasian sekali". Ejek Mia, menyunggingkan senyumnya."Kamu bisa nunggu aku pulang, Mia. Kaki pincang sok-sokan kemana-mana,yang ada membuat orang susah". Gerutu Herman, tidak menyukai kedatangan istrinya."Diam kamu, Mia! Semua ini, gara-gara kamu tidak memberikan sertifikat rumah itu!". Bentaknya Adel, matanya memerah habis menangis."Aku tidak mau mbak,karena hartaku satu-satunya". Kata Mia, menoleh ke arah ibu mertuanya nampak kesal."Mana mas,uang bulananku? Kalau tidak ada,jangan minta
last updateLast Updated : 2023-09-27
Read more

Wanita Lain

 "Bagaimana bang,dapat uangnya?". Tanya Herman, setelah pulang dari kerja langsung mampir ke rumah ibunya. Jam dinding menunjukkan pukul 6 sore, sebentar pagi mau adzan magrib. Makan Malam dulu,baru pulang kerumah istrinya."Gak dapat, warisan keluarganya sudah di jual. Bahkan tanah warisannya milik Adel,di sita sama rentenir karena abangnya tak mampu bayar bulanannya. Satu-satu harapannya adalah sertifikat rumah ibu,tapi kamu tau sendiri bersikukuh tidak mau mengasih sertifikat rumah ini". Lingga, mondar-mandir tak karuan. Besok alasan apa lagi,agar dia dan keluarganya percaya. Kenapa serumit ini,sih? coba kalau Mia, dengan keihklasan sertifikat rumahnya. Pasti urusan ku sudah selesai, bahkan ongkang-ongkang santai."Ibu,gak setuju dengan idemu. Mau taruh dimana wajah ibu ibu, tetangga bakalan gosip". Bu Ratih,tetap mempertahankan rumahnya ini. Huuu...Semua ini, gara-gara menantu gak bisa ada yang benarnya."Mau gimana lagi bu,mbak Adel tidak ada uang sebanyak itu. Bahkan Mia, enggan
last updateLast Updated : 2023-09-28
Read more

Marah

 "Tidak! Aku tidak mau kehilanganmu, Liza. Lebih baik dia yang aku ceraikan, demi dirimu sayang". Lingga, menggeleng kepalanya. Mana mungkin aku melepaskan Liza,bisa hancur berantakan semuanya.Liza, tersenyum mengejek ke arah istri pertama suaminya itu. Lihatlah, istri tua suamimu malah memilih ku yang segala-galanya ini.Batinnya.Adel, terkejut mendengar ucapan sang suami demi wanita ini. Dia rela meninggalkan dirinya,tanpa memperdulikan hatinya sakit sekali. "Mas! Kamu ngomong apa sih, aku tidak mau bercerai dengan mu. Mentang-mentang dia kaya begitu, meninggalkan aku ini"."Adel,kamu diam! Makanya jadi istri yang becus dong, jadinya suami gak betah sama kamu". Sahut bu Ratih, tentu membela mantu kaya raya. Tentu saja,aku memilih mantu dari kaya raya,ibunya memiliki gelang emas banyak sekali"Benar kata ibu,mbak. Dulu bang Lingga pulang merantau,bukan melayani suami. Malah pulang ke rumah orangtua, berfoya-foya dengan jerih payahnya". Sambung Mia, menyudutkan kakak iparnya. Semakin
last updateLast Updated : 2023-09-29
Read more

Dingin

 Hari demi hari berlalu, Mia semakin dingin dengan suaminya. Begitu juga dengan Herman, lebih banyak waktu di rumah ibunya makan dan tidur juga.Ceklekk...Pintu rumah di buka oleh Herman,nampak wajah kusut. Matanya tertuju pada istrinya,tengah menikmati semangkuk bakso.Mia, tidak memperdulikan kedatangan suaminya. Lebih menikmati bakso, sambil menonton televisi.Herman,duduk lemas di samping istrinya dan melirik Mia. Perutnya keroncongan sejak mencium aroma bakso, terlihat sangat lezat sekali."Uang darimana kamu bisa membeli bakso?". Tanya Herman, penasaran darimana istrinya mendapatkan uang."Kerja". Jawab Mia,sinis."Ck,kerja dimana Mia? Mana ada orang menerima kamu bekerja, kondisi kamu pincang". Herman, tidak memperdulikan perasaan istrinya itu."Jangan menghina kekuranganku, mas. Aku seperti ini,demi menyelamatkan ibumu loh. Selagi kita berusaha sendiri, pasti mendapatkan pekerjaan yang layak untuk ku". Mia, tersenyum mengejek ke arah suaminya itu."Ck, palingan kerja serabuta
last updateLast Updated : 2023-09-30
Read more

Omongan Ibu-ibu

Mia, tidak memperdulikan keluarga suaminya itu. Tidak tahu,kakak iparnya mendapatkan uang darimana untuk istri barunya. Dengar-dengar Adel, masih di rumah mertuanya itu."Gimana mas,bang Lingga dapat uangnya?". Tanya Mia, Kebetulan suaminya baru datang."Malah nanya macam-macam, suami datang bukannya di suguhkan kopi kek". Sungguh Herman,duduk lemas di lantai nampak jelas raut wajahnya kusut."Gimana mau bikin kopi, semuanya serba habis mas". Jawab Mia, tersenyum kecil."Ck,bilangnya sok-sokan kerja tapi gak bisa beli bahan dapur". Herman, menoleh ke arah istrinya itu."Kamu sendiri taulah, penghasilan cukup buat aku mas. Gak mungkin kan,aku mencukupi kebutuhan mu ini. Nanti malah kamu yang menumpang hidup sama aku, buktinya masih balik kerumah ini". Jawab Mia, membuat wajah suaminya marah padam."Aaaarrgghh.... Tidak bisakah kamu meringankan beban pikiran ku,ha?". Bentak suaminya, dengan tatapan tajam."Memangnya beban pikiran apa,mas? Kehidupan mu enak banget sudah,punya pekerjaan,g
last updateLast Updated : 2023-10-01
Read more

Uang Lagi

Herman,duduk lemas di sofa ruang tamu. Sang ibu, meletakkan teh hangat untuk anaknya itu. "Herman, besok ada acara arisan di rumah ini. Jangan lupa bilangin sama istri mu buat bantuin-bantu,ibu. Sekalian deh,ibu minta uang buat beli makanan dan cemilan buat arisan gak banyak sejuta saja".Herman, mengerutkan keningnya mendengar ucapan sang ibu. "Loh, ngapain minta uang sama aku lagi bu. Aku sudah memberikan jatah 3 juta loh,gak ada uang untuk ibu". Tolaknya langsung."Loh, uang 3 juta buat kebutuhan sehari-hari ibu. Kalau ini, jelaslah beda Herman. Sudahlah,mana uangnya jangan banyak bantah ibu". Bu Ratih, langsung menadah tangan ke depan anaknya."Ibu, tau sendirilah gimana pengeluaran aku di rumah ini. Minta sama bang Lingga,atau mbak Adel. Uangku pas-pasan bayar ini,itu,bang Lingga belum tentu mau bayar sertifikat rumah ini". Herman, tidak menyanggupi permintaan ibunya."Ya sudah,ibu minta tolong sama abangmu. Terus,jangan bilang sama istri mu buat bantuin ibu besok". Bu Ratih, men
last updateLast Updated : 2023-10-03
Read more

Ibu Mertua

Sepulang dari bekerja di rumah pak RT,rupanya ada ibu mertua tengah menunggu kepulangan Mia. Kedatangan ibu mertuanya, sudah merasakan firasat buruk yang akan di hadapinya itu."Masuk,bu". Kata Mia, sudah membuka pintu rumahnya. Nampak jelas raut wajah ibu mertuanya, tidak menyukainya dan melongos masuk kedalam.Ngapain lagi sih,nenek lampir mampir segala. Anak sama ibu sama,bikin hidupku gak tenang.Batin Mia."Lama banget sih, pulang kerjanya lumutan kaki ni nungguin kamu. Cepetan sana, bikinkan minuman dingin biar seger daripada sumpek di sini. Jangan malas melayani ibu mertua,cukup jadi istri durhaka saja". Ucap bu Ratih, menyunggingkan senyumnya.Mia, bersikap biasa menghadapi sikap ibu mertuanya itu. "Di dapur gak ada apa-apa,bu. Bukannya jatah bulanan di kasih sama ibu, makanya di dapur kosong melompong. Mau air putih? Bentar yah,aku ambilkan"."Katanya kerja kamu,masa ngisi bahan dapur gak ada. Percuma dong,kerja gak punya apa-apa". Cibir bu Ratih, mengikuti menantunya ke dapur
last updateLast Updated : 2023-10-04
Read more

Ditipu

"Gimana bu, Mia atau mbak Adel mau bantuin hari ini?". Tanya Herman,baru datang bekerja dan langsung kerumah ibunya untuk makan malam. Jika dirinya langsung pulang,mana ada makanan di rumah karena istrinya tidak masak."Gak ada. Mereka berdua bikin kesal saja, Adel mana mau menolong ibu semenjak Lingga menikah lagi". Jawab bu Ratih, mendengus dingin."Yah...Sabar aja bu,ada kabar tentang bang Lingga gak?". Tanya Herman, was-was takut sang kakak meninggalkan tanggung jawabnya."Gak ada juga, nomornya tidak aktif". Jawab bu Ratih, dengan kesalnya. "Bukannya Lingga, mau mengadakan pesta pernikahan? Terus,kenapa gak kabarin kita?".Herman, menggaruk-garuk kepalanya. "Apa jangan-jangan bang lingga,kena tipu yah?"."Alah...Mana mungkin abangmu kena tipu,ngawur kamu ini. Herman,besok bawa istri mu ke sini untuk masak dan beberes rumah sekalian di rumah ibu. Bi Fatma,mau pulang kampung katanya ngambil cuti". Perintah sang ibu, yang hobi santai-santai tidak mengerjakan apapun di rumah. "Kalau
last updateLast Updated : 2023-10-05
Read more

Pelampiasan

 Mia, menyunggingkan senyumnya kala suaminya menggedor-gedor pintu rumah tidak bisa masuk kedalam lagi. Dia sudah mengganti kunci baru,agar suaminya tidak bisa menggunakan kunci cadangan dulu."Rasakan kamu mas, aku ogah memberikan tumpangan kepada benalu". Gumamnya pelan, tidak ada suara gedoran pintu lagi. Berarti suaminya itu, sudah pergi kerumah ibunya.Kemarin ada notif masuk uang dari jumkat, tapi pas cek saldo gak nambah kak.mohon konfirmasinya kakMia, melenggang masuk kedalam kamar dengan perasaan tenang. "Mas Herman,aku tidak akan mengalah demi dirimu itu. Diluar sana,masih banyak pria lain jauh lebih baik dari mu". Kata Mia, tersenyum manis.Herman, meninggalkan perkarangan rumah istrinya dan memukul setir mobil meluapkan emosi. "Sialan, Mia tidak main-main untuk berpisah dengan ku. Niatnya tidak membayar pinjaman dari juragan Karto, tidak perduli ibu tinggal di rumah Mia. Kalau seperti ini,mana bisa merayu Nindi dengan uang". Gerutunya, terpaksa harus kerumah sang ibu.Cuma
last updateLast Updated : 2023-10-06
Read more

Balas Dendam

Herman, meletakkan dua lembar uang berwarna merah dan menyodorkan kepada Sisil. Hari ini,puas melempiaskn hasratnya dan mulai bersemangat untuk beraktivitas lagi."Makasih mas,kalau minta lagi bakalan aku service". Sisil, tersenyum semanis mungkin dan mengambil uang tersebut."Akhirnya aku bersemangat lagi,Sil. Tapi,kurang enak kalau tidak masuk ke situ". Ucap Herman, matanya melirik nakal ke bawah selangkangan Sisil."Mas Herman, kapan-kapan yah. Kalau Sisil, mendapatkan cuti menjaga kedai. Asalkan jangan di semak-semak, Sisil gak mau yah. Takutnya gatal-gatal tubuhku yang mulus ini, bolehlah di hotel atau vila". Sisil, berusaha menjerat Herman ke pelukannya."Baik, akan mas tunggu dan nomor telepon di simpan yah. Mas mau balik lagi,ke tempat ibu". Kedip mata Herman, tersenyum sumringah."Hati-hati mas, Sisil bakalan rindu". Sisil, melambaikan tangannya dan mengigit bibir nakalnya itu. Akan tetapi, Sisil berhasil merekam adegan tadi untuk pegangan agar mangsanya tidak bisa berkutik
last updateLast Updated : 2023-10-07
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status