Semua Bab Suami Cacatku Ternyata Sultan: Bab 41 - Bab 50

103 Bab

Bab 41

"Mengakhiri apa, Mas?" tanya Vani penasaran, lalu menghampiri Gerry dan duduk dipangkuannya.Beruntung, Gerry segera menutup aplikasi WeAnya yang satu jadi tak ketauan oleh Vani."Laporannya, Dek, pusing hahah," jawab Gerry lalu memeluk tubuh Vani. "Kenapa sayang? Pasti ada maunya ini kalau udah manja gini mah.""Jajan diluar yuk, Mas," ajak Vani dengan muka di buat sedikit manis manja."Hmm, boleh, kebetulan Mas juga lagi sumuk. Tapi kamu yang bawa motor ya, apa mau jalan aja?" tanya Gerry memberi pilihan."Jalan aja yuk, Mas, biar romantis, ke depan gang doang kok hee," jawab Vani dan mendapat anggukan dari Gerry.Setelah itu Vani pun segera bersiap, dan Gerry membereskan berkasnya.Mereka pun lalu bergandengan menyusuri jalanan gang sambil sesekali tertawa bersama.Di depan gang berjejer banyak tukang jualan bahkan hampir sampai di depan kantor K.Setelah puas jajan keduanya pun lalu pulang kerumah, selama di jalan mereka pun makan bersama jajanan tersebut.Setibanya dirumah, setel
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-08
Baca selengkapnya

Bab 42

"Pelan-pelan, Mas, sakit," keluh Vani sast merasa Gerry sedikit kasar kepadanya."Sakit? Lebih sakit mana saat kamu tau apa yang dipikirkan istri kamu bukanlah kamu sebagai suaminya dan malah orang lain?" tanya Gerry sarkas.Vani tak bisa menjawabnya dan berusaha pasrah saja karena percuma dia berontak yang ada malah akan membuat Gerry semakin marah.Mereka pun mencapai kenikmatannya bersama meskipun dengan sedikit rasa sakit. Setelah melakukan itu, Gerry pun memilih untuk segera tidur dan tak memperdulikan Vani.Melihat sikap Gerry yang seperti itu, membuat hati Vani sedikit sakit dan terasa nyeri.Keesokan paginya, Vani bangun terlebih dahulu dibandingkan Gerry. Ia pun segera mandi besar dan menyiapkan sarapan untuk Gerry dan dirinya. Sedangkan Gerry, bangun sedikit terlambat, tepat saat Vani baru saja menyelesaikan masakannya."Baru mau aku bangunin, Mas," sapa Vani namun tak di gubris oleh Gerry.Gerry pun berlalu menuju kamar mandinya dan segera mandi.Selesai mandi, Gerry pun la
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-09
Baca selengkapnya

Bab 43

Vani melemparkan gelasnya tepat mengenai kepala Gerry. Dan perlahan darah pun mulai merembes ke sela-sela rambutnya."Kamu berani ngelawan saya? Saya suami kamu, Vania!" sentak Gerry mengepalkan tinjunya. Giginya saling beradu sehingga menciptakan bunyi gemetruk."Aku gak akan berani ngelawan kamu, kalau bukan kamu yang mulai duluan, Mas! Kamu yang udah mulai ngelempar hp aku gitu aja, apa aku salah!" sentak Vani tak kalah emosi. Ucapannya penuh dengan penekanan."Salah! Karena kamu udah berani main api dibelakang aku! Wajar aku marah, kenapa kamu bisa khianatin aku kaya gini, apalagi kamu ngelakuin itu sama bos mu sendiri!" ucap Gerry kembali dengan intonasi yang sedikit menurun."Karena aku udah gak cinta lagi sama kamu! Aku bosen hidup susah sama kamu, aku pingin bahagia,Mas. Aku pingin ngabisin waktu aku sama orang yang aku sayangi. Puas kamu, Mas!" ucap Vani sambil menunjuk-nunjuk jarinya ke wajah Gerry."Apa selama ini aku selalu bikin kamu susah, hah?" tanya Gerry kembali."Ya!
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-10
Baca selengkapnya

Bab 44

Vani pun memikirkan ucapan sang adik. Setelah Adel keluar dari kamarnya, ia pun tertunduk lesu. Bayang-bayang wajah Gerry menari-nari di pelupuk matanya. Apalagi saat ia usir kemaren kepala Gerry pun sempat terluka."Mas ... Adek kangen.""Mas, gimana kabarnya disana?""Mas sehat kan?"Vani bermonolog sendiri hingga tak terasa pelupuk matanya pun basah. Ia pun terisak.Sudah dua minggu ini ia memblokir seluruh akses Gerry untuk menghubunginya, mungkin dengan cara itu agar ia bisa lepas dari Gerry dan mulai kehidupan baru dengan Kemal. Namun ternyata ia salah, meskipun sudah ada Kemal yang selalu ada, rasa itu berbeda. Ia merindukan Gerry, merindukan sosok dingin suaminya itu. Vani pun kini menyesali keputusan sesaatnya itu ....***Keesokan paginya, Vani bangun dengan wajah yang sedikit bengep karena semalaman ia menangis merindukan Gerry.Vani pun kelihatan sedikit kacau dan nampak lemas, apalagi ia pun dari pagi mual terus tak ada habis-habisnya."Kamu gak usah kerja dulu, Van," sar
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-11
Baca selengkapnya

Bab 45

"Se -- selamat? Maksudnya, Dok?" ucap Kemal tak paham.Begitu pun dengan Vani. Keduanya saling bersitatap lalu mengarahkan pandangannya kembali ke pada Sang Dokter."Iya selamat, istri bapak saat ini sedang hamil. Usia kandungannya sudah sekitar 7 minggu, untuk lebih pastinya akan di cek saat USG nanti. Karena keadaan ibunya lemah, jadi untuk sementara perlu di rawat intensif dulu ya, Pak, Bu," jelas Sang Dokter lalu segera permisi ke pasien lain."Ha -- hamil?" tanya Vani terjeda.Seketika luruh sudah air matanya, ia menangis sesegukan disana sambil memegangi perutnya."Saya tinggal urus administrasinya lagi ya, kamu baik-baik disini," ucap Kemal dan mendapat anggukan dari Vani.Setelah itu, Kemal pun segera berlalu meninggalkan Vani.Vani bingung apa yang harus dilakukannya kini. Ini artinya, ia pun tak bisa bersama dengan Kemal lagi karena ada malaikat kecil di rahimnya saat ini.Vani pun segera mengambil hpnya yang berada tak jauh darinya. Ia pun segera membuka blokiran nomor Gerr
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-12
Baca selengkapnya

Bab 46 - Ending

"Haha iya, iya, yang istri bos deh haha," ucap Gerry sambil menggoda istrinya.Vani pun ikut tertawa karenanya. Rasa sakitnya perlahan mulai menghilang karena sekarang ia tahu bahwa suaminya memang selalu benar-benar ada disampingnya walaupun dalam wujud lain."Mas ... " panggil Vani."Apa, Dek?" tanya Gerry mengalihkan pandangannya."Eh kirain mau manggil 'Yang' haha. Mas Kemal kan kalo manggil pakenya 'Yang' kalo 'Dek' itu biasanya Mas Gerry," ucap Vani menggodanya."Huh. Dah - dah sekarang gak ada begitu, aku cuma satu hahha," ucap Gerry dan keduanya pun kembali tertawa bersama."Mas, jangan tinggain Adek lagi ya," ucap Vani sambil kembali memeluk Gerry."Gak akan, Dek. Mas gak mau kehilangan kamu lagi. Cukup sudah Mas selama ini nahan cemburu antara kelakuan kamu sama Kemal itu. Sumpah, sakit, Dek, ternyata begitu tuh," ucap Gerry sambil menopang dagunya di kepala Sang Istri."Haha, dia yang mulai dia yang takut. Awas aja kalau Mas berani godain cewe lain lagi," ancam Vani dan mel
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-14
Baca selengkapnya

Season 2 - Bab 1

"Ciee bumil aku, lama gak liat penampilannya eh sekarang udah tobat nie yee, eh berhijab maksudnya hahah," ledek Adel kepada Vani saat itu."Iya lah, kamu kapan tobatnya, Del? perasaan udah di deketin Oom Arkan tapi gak insyaf-insyaf deh sama penampilan haha," timpal Gerry."Dih, apaan sih, Mas. Aku tuh gak ada apa-apa ya sama Mas Arkan. Lagi pula, aku belum mau berhijab, apalagi kalau berhijab cuma gara-gara biar dapetin Mas Arkan doang, dih gak banget deh. Aku pingin berhijab ya karna diri aku bukan karena orang lain yee," ucap Adel tak terima."Iya deh iya, terus gimana hubungan kamu sama Oom Arkan?" tanya Gerry berusaha mengalihkan pembicaraannya."Ya gak gimana-gimana. Aku belum siap buat nikah lagi. Untuk saat ini, aku pingin fokus besarin Revan aja dulu," ucap Adel dan mendapat anggukan dari Gerry dan juga Vani."Kakak tumben ikut ke kantor?" tanya Adel saat mengetahui sang Kakak ikut datang ke kantornya hari itu."Hu'um, bosen aku dirumah, sekalian aku mau liatin dia nih takut
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-16
Baca selengkapnya

SCTS 2 - Bab 2

Mendengar kata darah, Gerry berlalu begitu saja meninggalkan ruang rapat. Pikirannya kacau dan sedikit kalut."Vani, semoga kamu gak kenapa-kenapa," ucapnya lirih.Lantai dua serasa jauh sekali baginya padahal ia telah berlari secepat yang ia bisa sehingga ia pun melupakan hpnya yang tertinggal di ruang rapat.Tak hanya Gerry, tapi orang yang berkumpul pun semua tampak panik mendengar kabar dari Adel.Arkan segera bangkit dari duduknya, lalu mengambil hpnya dan juga hp Gerry dan mendekati Adel."Kakakmu kenapa, Del?" tanya Arkan selembut mungkin."Kakak pendarahan," jawab Adel setelah sedikit tenang."Apa? pendarahan? Ayo kebawah," ajak Arkan dan mendapat anggukan dari Adel.Arkan, Adel dan beberapa orang itu pun segera menuju lantai dua tempat dimana Vani berada.Gerry telah tiba diruangan Adel dan sedikit panik saat melihat keadaan istrinya yang nampak pucat dan memegangi perutnya."Adek kenapa?" tanya Gerry panik saat melihat darah yang mulai keluar dari sela-sela celana Vani."Gak
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-18
Baca selengkapnya

SCTS2 - BAB 3

Gerry pun segera memanggil suster yang berjaga disana, setelah di cek ternyata pembukaan sudah lengkap dan siap melahirkan.Gerry pun memposisikan dirinya di sebelah Vani. Dia pun merangkul tubuh istrinya. Satu tanganya memegang tangan Vani sedangkan satunya lagi membelai wajah Vani."Bismillah bisa yu, Sayang. Mas ada disini," lirih Gerry menguatkan istrinya itu."Ayo, Bu, dikit lagi, kepalanya udah nongol ini," ucap sang dokter yang menangani Vani.Vani pun berusaha mengatur napasnya yang sudah naik turun. Keringat dingin membasahi dahinya. Ia menggenggam erat tangan Gerry. Ia pun berusaha mengeluarkan bayi itu dengan susah payah.Gerry yang melihat Vani sedang berjuang tak bisa berkata apa-apa, hanya bisa sesekali mengecup kepala istrinya yang masih tertutup hijabnya. Gerry pun ikut merasakan mulas saat Vani mengejan dan merasakan kontraksi.Tak berselang lama, suara tangis bayi pun pecah memenuhi ruangan itu. Bersamaan tangisan itu, Vani pun mengehela napas panjang dan sedikit ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-19
Baca selengkapnya

SCTS2 - BAB 4

"Ijinkan aku memilih ... agar aku yang bisa menggantikan istriku disana. Aku tak pernah bisa hidup tanpa dia, aku mencintainya Ya Allah. Aku mohon, semoga, Vani bisa segera sadar, begitu pun dengan anakku," doa Gerry dalam isak nya.Gerry percaya Allah gak akan pernah kasih ujian diluar batas kemampuan umatnya. Ia yakin, Vani dan Key pasti akan segera sadar dan bisa pulang.Gerry pun segera meninggalkan musholla setelah hatinya sedikit tenang. Ia berjalan kembali ke arah ICU tempat istrinya dirawat. Perutnya mulai terasa perih karena ia belum makan sama sekali. Hanya sarapan tadi pagi saja. Meskipun rasa lapar itu ada, tapi mulutnya benar-benar kelu dan tak bisa menelan apapun. Sampai di ruangan ICU tampak keluarganya masih berkumpul."Mas, makan dulu," ucap Amira sambil memberikan sebungkus nasi untuk Gerry."Mas gak laper, Mir," tolak Gerry, namun bunyi cacing di perutnya sama sekali tak bisa membohonginya. Perut Gerry pun berbunyi tanda minta di isi."Mas punya maag, kalau ampe te
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-20
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status