Home / Romansa / Suamiku Dari Desa Ternyata Tuan Muda / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Suamiku Dari Desa Ternyata Tuan Muda: Chapter 131 - Chapter 140

223 Chapters

Hasutan dari Yasinta

Catleya baru saja membereskan meja, Bintang tahu-tahu sudah masuk ke ruang kerjanya. Catleya menengok ke sana kemari, heran kenapa sang direktur sampai menyusul ke lantai sembilan. Padahal ia berniat menunggu lelaki itu di area parkir. Kemunculan Bintang yang menghampiri Catleya ke ruangannya, menimbulkan rasa penasaran orang-orang di kantor. Mereka mulai berbisik, membuat asumsi sesuai dengan apa yang mereka lihat. Baru saja mereka tahu bahwa Catleya adalah kekasih sang CEO, kini wanita itu malah jalan berdua dengan direktur keuangan. Bintang dan Catleya turun bersamaan ke basement. Dari awal, Catleya tidak setuju jika mereka harus berangkat bersama. Namun, ia khawatir akan menyinggung perasaan lelaki itu. Catleya pun mengedarkan pandangan ke sekitar. Tepat saat itu, netranya tanpa sengaja bertatapan dengan seorang rekan kerja. Lama-lama Catleya jengah juga terus diperhatikan. Seolah ia dicurigai memiliki hubungan spesial dengan Bintang. Padahal ia pergi bersama Bintang hanya seba
last updateLast Updated : 2024-02-29
Read more

Aku Menyayangimu, Leya!

Catleya menghentikan langkah setelah keluar dari lobi hotel. Hujan gerimis turun tanpa aba-aba dan sialnya dia tidak membawa payung. Sedikit kedinginan, Catleya bergerak merapat ke dinding agar posisinya tidak menghalangi jalan tamu hotel yang lain. Meraih ponsel dari dalam tas, lalu memesan taksi melalui aplikasi.Pesanan Catleya diterima tanpa butuh waktu lama, lantaran banyak taksi yang berlalu-lalang di sekitar hotel itu. Tidak sampai lima menit, sebuah mobil berwarna abu-abu tua memasuki kawasan hotel. Kaca samping mobil tersebut terbuka dan Catleya segera mendekat.“Dengan Ibu Catleya?” tanya sang pengemudi taksi.“Iya, Pak. Sesuai titik, ya.”Catleya membuka pintu penumpang bagian belakang. Satu kakinya sudah naik ketika mendadak sebuah tangan mencekal lengannya.“Maaf, Pak. Dia pulang dengan saya,” tukas Bintang. Menarik pelan lengan Catleya hingga terhuyung ke sampingnya, lalu menutup pintu kembali.“Maksudnya, Pak?” tanya Catleya. Alisnya bertaut heran.“Saya antar kamu pula
last updateLast Updated : 2024-02-29
Read more

Marah Tanpa Sebab

Kehadiran Bintang tadi menarik perhatian Nyonya Nandini. Dilihat dari penampilan, rupa, dan kendaraannya sangat mencolok. Kelihatan kalau Bintang bukan pria biasa. Nyonya Nandini mengekor di belakang Catleya. Padahal, suasana hati Catleya sangat buruk, imbas dari kiriman foto-foto Yasinta saat makan malam tadi. Catleya sudah berusaha melupakan dan tetap tenang. Namun semakin ingin dilupakan, gambar itu malah terus berputar-putar di benaknya.Catleya langsung mendongak, menghalangi air matanya jatuh lagi. Dengan memakai jari telunjuk, perempuan itu menyeka kedua sudut matanya. Namun tiba-tiba Nyonya Nandini muncul, membuat Catleya berjengit kaget."Astaga, aku kaget, Ma. Aku pikir Mama sudah masuk ke kamar." Catleya langsung memalingkan wajah, tidak ingin kelihatan sedih oleh ibu tirinya. Alih-alih menjawab pertanyaan Catleya, Nyonya Nandini malah mencoba mengorek informasi tentang Bintang. "Leya, apa kamu dekat dengan Bintang? Jujur saja kepada Mama. Pria tadi kelihatan sangat meny
last updateLast Updated : 2024-02-29
Read more

Berubah Dingin

Ketika terbangun pagi ini, Catleya mendapati dirinya tidak bersemangat sama sekali. Pesan dari Yasinta ternyata mempunyai efek berkepanjangan bahkan setelah hari berlalu.Seusai mandi dan mengganti piyama dengan setelan kerja, Catleya duduk di kursi rias. Matanya masih terlihat bengkak padahal sudah dikompres semalam. Catleya pun memoles riasan lebih tebal demi menyamarkan sembap yang terlihat.Cukup puas dengan penampilannya sekarang, Catleya lantas mengambil tas dan memasukkan dompet serta ponsel yang dari semalam belum dinyalakan. Dia tidak ingin atau lebih tepatnya tidak siap jika Rajendra atau Yasinta menelepon.Nyonya Nandini sudah menunggu di meja makan saat Catleya keluar dari kamar. Mereka pun sarapan bersama dengan menu yang dimasak oleh Nyonya Nandini sendiri.“Ma, aku boleh pinjam mobil buat ke kantor? Nanti pulangnya sekalian beli makan malam,” tanya Catleya. Makanan di piringnya sudah tandas tak bersisa.“Boleh, kok. Mama juga sedang malas keluar rumah.”Catleya mengguma
last updateLast Updated : 2024-02-29
Read more

Pilih Aku atau Ibumu?

Di Singapura, Rajendra mulai menyibukkan diri dengan pekerjaannya di negara tersebut. Jadwal pertama Rajendra di hari itu adalah meeting dengan kolega Tuan Chandra, Tuan Abram. Mereka berjabat tangan, saling memperkenalkan diri sebelum memulai meeting. Pria itu kemudian duduk di salah satu kursi ditemani oleh Rama. Masalahnya, Rajendra menjadi sangat tidak fokus karena memikirkan tingkah aneh Catleya. Siapa yang tidak akan kepikiran jika pasangannya berubah, membuat Rajendra bertanya-tanya ia salah apa. Sementara Catleya seolah menghindari pertanyaan suaminya. ‘Tidak mungkin ada asap jika tidak ada api.’ Rajendra membatin saat kolega bisnis kakeknya menjelaskan. Lelaki muda itu lebih sibuk memikirkan istrinya daripada pria di hadapannya. Baginya, masalah ini tidak dianggap sepele sebelum ia menemukan jawaban. ‘Bagaimana caranya aku bisa mencari tahu, sedangkan aku baru tiba di Singapura. Masih ada beberapa hari lagi di sini,’ ujar Rajendra dalam hatinya. "Tuan Rajendra," tegur Tu
last updateLast Updated : 2024-02-29
Read more

Minum untuk Melepas Penat

“Mel, kamu kenapa?” tanya Adrian segera berlari menolong sang istri.“Aduh, Mas! Perutku sakit sekali, rasanya seperti diremas-remas.”Adrian panik melihat Meliana terus memegangi perut sambil meringis. Wanita itu terduduk di lantai saking tidak kuat menahan sakit. Peluh juga sudah bercucuran membasahi keningnya.“Mana yang sakit, Mel?” tanya Adrian. Berjongkok dan berusaha melepas tangan istrinya yang terus mencengkeram perut.“Perutku, Mas!” Meliana menggigit bibir bawah.“Kita ke rumah sakit sekarang, ya?”Meliana tidak kuasa menjawab, wanita itu hanya mengangguk dan pasrah saat Adrian membawa tubuhnya ke dalam gendongan.“Ma, aku akan membawa Meliana ke rumah sakit dulu. Mama tunggu di rumah saja,” pamit Adrian.“Iya, hati-hati Adrian. Jangan lupa kabari Mama tentang kondisi Meliana.”Wajah Nyonya Pamela ikut pucat pasi melihat menantunya terus merintih. Tidak mengerti mengapa sang menantu mendadak kesakitan seperti itu. Timbul perasaan bersalah pada hatinya karena sudah terlalu k
last updateLast Updated : 2024-02-29
Read more

Terperangkap dalam Bahaya

Catleya ikut khawatir dengan kondisi adik tirinya. Kabarnya Meliana sudah dibawa ke rumah sakit, dan kini ditangani oleh dokter. Ia sungguh berharap agar kelainan pada rahim Meliana tidak terlalu serius, apalagi adiknya itu baru saja mengalami keguguran.Ponsel di kursi sebelah berdering lagi dan berasal dari nomor Nyonya Nandini. Catleya meraih benda itu, mengangkat panggilan sang ibu tiri kemudian menempelkan ke telinga."Halo, Ma.""Di mana kamu, Leya? Kenapa lama sekali?" Nyonya Nandini bertanya sembari terisak di telepon."Ini sedang di jalan, Ma, sebentar lagi aku sampai. Mama tunggu saja di depan, ya." Catleya memberi pengertian, ia sudah mengemudikan mobil jauh lebih cepat daripada biasanya.Nyonya Nandini langsung mengakhiri panggilannya begitu saja, seolah marah karena menunggu terlalu lama. Catleya hanya bisa memaklumi sikap sang ibu tiri. Bagaimanapun wanita itu sangat mengkhawatirkan putri kandungnya yang sedang sakit.Catleya menambah kecepatan berkendara, ia ingin cepat
last updateLast Updated : 2024-02-29
Read more

Lolos dari Tragedi

Mobil yang dikendarai Catleya berbelok, lalu berhenti di sebuah halaman rumah bertingkat dua. Tepatnya, di sebuah kawasan perumahan elite ibu kota. Lewat kaca yang terbuka sebagian, sepasang mata Catleya tertuju pada angka timbul di sisi pintu. Sesuai dengan yang diberitahukan Lusi melalui pesan tertulis.Catleya lantas turun dari mobil dan menaiki dua undakan teras. Tatapannya sempat mengedar ke sekitar dan mendapati suasana begitu sepi. Sepertinya memang benar bahwa Bintang dan Ibrahim sedang tidak ada.Tiga kali pintu diketuk hingga akhirnya dibuka dari dalam. Lusi muncul dengan wajah sumringah, seolah berterima kasih karena sang penyelamat sudah tiba.“Di mana Milly?” tanya Catleya.“Ada di kamar. Langsung ke sana saja, Bu, karena Milly dari tadi menangis terus. Badannya juga masih demam.”“Kalau begitu tolong antarkan saya ke kamarnya, Mbak,” pinta Catleya. Ia sungguh cemas memikirkan kondisi gadis kecil itu.Catleya mengikuti langkah Lusi yang sedikit cepat. Kedua wanita itu mel
last updateLast Updated : 2024-03-02
Read more

Rajendra Murka

Catleya masih terguncang sehabis mendapat perlakuan kurang pantas dari Bintang. Beruntung, ia bisa melepaskan diri sebelum Bintang bertindak semakin jauh. Jika tidak, entah sehancur apa keadaannya saat ini. Sepanjang perjalanan, Catleya menahan tangis. Ia mengusap bekas di mana Bintang mencium dirinya tadi. Catleya menggeleng, ia tidak menyangka hal ini akan menimpa dirinya. Dengan telapak tangan, Catleya menyeka bulir-bulir kristal yang mengalir turun dari pelupuk matanya. Ia menginjak pedal gas untuk menambah kecepatan mobilnya. Yang diinginkan Catleya hanyalah cepat tiba di rumah, lalu membasuh seluruh tubuhnya dengan air. Begitu tiba di halaman rumah, Catleya memarkirkan mobil lalu menyambar tas kerjanya. Dengan tergesa-gesa ia masuk ke dalam rumah, mengunci semua pintu dan jendela rapat-rapat. Kemudian, ia berlari menaiki anak tangga menuju ke lantai dua.Di dalam kamarnya, Catleya melepas semua bajunya yang telah terjamah oleh Bintang. Ia menghidupkan shower lantas berdiri ta
last updateLast Updated : 2024-03-03
Read more

Lakukan Kewajibanmu sebagai Istri

Mendengar tuduhan yang menyakitkan itu, bumi yang dipijak Catleya seakan runtuh dalam sekejap. Rongga dadanya terasa sesak, membuatnya kesulitan untuk sekadar meraup oksigen dari udara. Cairan bening pun menetes perlahan, mengikuti raut wajah Catleya yang memucat. Bahu perempuan itu bergetar di bawah tatapan nyalang sang suami. Belum pernah ia melihat Rajendra semarah ini. Entah ke mana perginya sorot teduh penuh kelembutan yang biasanya terpancar dari netra Rajendra. "S-saya tidak pernah... melakukan... itu… Apa yang Bapak lihat … tidak seperti kenyataan,” ucap Catleya dengan napas tersengal. Suara Catleya terputus oleh rasa sakit yang menyebar ke seluruh pembuluh nadi. Sebegitu sempitkah pikiran Rajendra hingga meragukan kesetiaannya sebagai seorang istri? Tidakkah Rajendra curiga bahwa video ini hanya rekayasa belaka, yang sengaja dibuat seseorang untuk menjebaknya?Melihat penderitaan di mata Catleya, Rajendra tak bergeming sama sekali. Hatinya telah mengeras seperti batu. Dia
last updateLast Updated : 2024-03-04
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
23
DMCA.com Protection Status