“Aku tidak bisa memastikan Aisyah akan bahagia jika bersamaku, Pak Wahid. Namun, aku bisa memastikan untuk tak menyakitinya,” ucap Haidar yakin.Terdengar hembusan napas panjang nan lega dari lelaki di sebelahnya. Haidar melirik sebentar pada Wahid, lelaki itu tersenyum lebar. Wajah cemasnya karena mengkhawatirkan abinya kini terlihat lega setelah mendengar jawaban Haidar.“Jujur saja, aku masih merasa bersalah pada Aisyah, tetapi aku yakin dia adalah wanita yang berhati luas. Memberinya ketenangan dan tak mengganggunya adalah cara terbaik untuk meminta maaf padanya,” gumam Wahid santai seraya mengukir senyuman tipis. Ia lalu menoleh pada Haidar yang masih fokus dengan kemudi mobil. “Benarkan, Dokter Haidar?” tanyanya.Hampir saja Haidar tersentak. Namun, ia segera menoleh sebentar untuk membalas senyumannya Wahid. “Terima kasih sudah jujur, Pak Wahid,” ujarnya setelah kembali fokus pada laju kendaraannya.“Bukan hanya Aisyah yang berhati besar, tetapi Pak Wahid juga,” imbuh Haidar sa
Read more