“Aku percaya padamu, Haidar.” Suara Aisyah terdengar menenangkan. “Hanya saja aku takut kamu akan sakit hati,” sambungnya dengan nada melemah.“Kamu pasti tak akan tega jika mendengar aku dihina,” imbuh Aisyah makin berat.“Tapi, kamu sudah janji untuk menceritakan semuanya padaku, Aisyah. Aku merasa lebih berguna jika kamu mau menceritakan semuanya padaku,” sahut Haidar langsung. “Aku sadar, kita memang tak lagi muda untuk saling mengungkapkan semua isi hati kita. Tapi, aku merasa sangat senang jika aku tahu masalah yang kamu hadapi dari bibirmu langsung,” tandasnya tegas.Hening. Tak terdengar suara Aisyah dari balik telepon. Haidar yakin, wanita itu tengah merenungkan ucapannya.“Aku hanya ingin kamu tahu, kalau aku selalu ada untukmu, Aisyah,” ungkap Haidar dengan suara meyakinkan. Haidar lantas menghela napas panjang. Indera penglihatannya menangkap tubuh anaknya yang sedikit beringsut dari posisi tidur nyamannya. Tampaknya, Haikal hendak terbangun.“Pelan-pelan saja, Asiyah! Ak
Baca selengkapnya