“Ya, aku memang terbawa emosi … jadi, biarkan aku pulang untuk menenangkan diri, karena aku sama sekali tidak bisa mengerti jalan pikiranmu!” “Aku nggak akan ngizinin kamu pulang sebelum kamu menyelesaikan kesalah pahaman ini, Haidar!” tegas Aisyah sembari ikut berdiri. “Aku memintamu untuk datang bukan hanya membahas tentang kak Zali, ‘kan?” ujarnya hingga Haidar langsung menatap wajahnya. “Aku belum menemukan solusi tentang rancanganku dan kak Shahira! Aku masih membutuhkan kamu, Haidar!” sambung Aisyah dengan tatapan memohon. Haidar terdiam sebentar. Ia menatap Aisyah lagi sebentar. Wanita itu menunjukkan kesungguhan ucapannya. Bahkan tangannya masih memegangi ujung lengannya, menahan dirinya untuk tak beranjak. “Aku mohon, Haidar, ya!” Aisyah memohon dengan sungguh-sungguh. “Baiklah!” sahut Haidar terdengar pasrah. “Terima kasih, Haidar,” balas Aisyah disusul senyuman tulusnya. Kemudian keduanya kembali duduk. Aisyah memberi jeda sebentar pada Haidar agar lelaki tampan itu b
Read more