Asiyah panik dan bingung. Ia tak bisa menemukan keberadaan Nurul. Kemudian ia mencoba menghubungi suaminya, mencoba meminta bantuan dari Wahid.“Halo, Mas. Mas, aku minta maaf dan aku bisa minta bantuanmu,, nggak?” seru Aisyah panik setelah sambungan telepon terhubung dan mengucapkan salam.“Bantuan apa, Dek?” sahut Wahid langsung dengan nada cemas. “Kamu tenang dulu, Dek! Ceritakan ada apa?” Wanita bercadar itu menuruti saran suaminya. Aisyah menarik napas dalam dan panjang, agar ia bisa lebih tenang. Kemudian ia menceritakan keadaan dirinya.“Kok bisa kamu kehilangan Nurul, Dek? Nurul itu sedang hamil, loh. Bisa-bisanya kamu ceroboh begitu, kalau umi tahu bisa marah besar,” sembur Wahid setelah Aisyah menceritakannya.“Aku hanya menegur Nurul, Mas. Aku nggak bermaksud apa-apa, Mas. Tiba-tiba Nurul langsung marah dan pergi dari pasar,” jelas Aisyah dengan derai air mata. “Aku minta maaf, Mas. Aku bener-bener bingung.”“Ya sudah, kami diam dan tenangkan diri dulu! Mas akan mencoba me
Read more