"Mamah, pamit pulang, ya?" kata Bu Antena. Darwan mencium tangan sang ibu penuh takzim."Iya, Mah!" sahut Darwan sembari tersenyum."Mamah akan kembali lagi nanti, membawa calon isteri pilihan mamah buat kamu," ucap Bu Antena antusias."Gak usah, Mah! Makasih. Darwan bisa cari sendiri!" Tolak Darwan lembut."Oh, tidak bisa. Pokoknya calon isteri pilihan mamah kali ini harus kamu terima. Kalau enggak, mamah akan coret nama kamu dari hati mamah.""Uh, sadis!" Nani berkomentar pelan dibelakang sang majikan."Tapi, Mah. Darwan masih mau sendiri! Darwan belum kepikiran untuk menikah lagi tuk saat ini," ungkap Darwan dengan nada semakin lembut."Iya... tapi, kan kamu bisa saling mengenal dulu lebih dekat. Setelah itu kamu tinggal pikirkan hal lebih jauh bersama dia.""Oke! Darwan ikuti kemauan, mamah. Asal, bila Darwan tak cocok dengan perempuan itu, mamah gak boleh memaksa Darwan, gimana?""Baik!" sang ibu tersenyum sembari masuk kedalam mobil. Darwan melambai kepada Bu Antena. Memandangi m
Read more