Share

Bab 29

Penulis: Runtah Pen
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-28 18:01:22

"Dari mana saja kamu? Tiap hari gak pernah ada di rumah. Itu apa lagi?" tanya Ramlan pada Janet. Isteri baru yang belum lama ini dinikahinya.

"Biasa, lah, Bang! Baju baru, tas baru dan sepatu baru. Biar aku makin cetar dan cantik pastinya," jawab Janet santai.

"Belanja lagi! Astaga Boneng!" Ramlan menggerutu sembari menepuk dahinya beberapa kali.

"Haduh, kalau kamu belanja terus, habis uang kita sayang. Mana Abang masih lama gajian. Tolonglah, di hemat-hemat dulu uangnya. Atau uangnya bisa kamu pergunakan untuk yang berguna," ucap Ramlan, mencoba merayu sang isteri.

"Maksud Abang kebutuhanku gak berguna begitu? Enak saja bicara. Aku juga punya banyak kebutuhan yang berguna, Bang. Kalau bicara itu yang jelas!" bentak Janet mulai marah. Ia masuk kedalam kamar dengan menggebrak pintu cukup keras.

"Bukan begitu sayang. Maksud Abang-"

"Gak mau dengar suara Abang. Abang gak peka!" jerit Janet dari dalam kandang. Ramlan mengacak rambutnya frustasi.

"Percuma punya isteri cantik kalau ho
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ditalak suami karena gendut   Bab 30

    Darwan heran. Ada yang aneh dalam dirinya saat ini. Sejak Nani tak lagi bekerja dengannya, ia merasakan ada yang kurang. Setiap kali mengingat Nani, Darwan selalu rindu. Entah ada apa dengan perasaannya! Hidupnya seolah-olah begitu hampa. Di lain sisi, Nani tengah membenahi pakaiannya yang belum sempat ia rapihkan kedalam lemari. Tak sengaja tangannya menyentuh gaun hitam cantik yang pernah dibelikan Darwan pertama kali. Dalam diam Nani tersenyum. "Nani!" Mirna masuk dan menatap Nani dengan tampang cemberut. "Ada apa Mbak?" tanya Nani. Pandangannya fokus pada lipatan baju. "Kamu pasti gak ikhlas, kan pekerjaan itu kamu tinggalkan? Aku juga Nani. Menyayangkan kalau kamu harus berhenti jadi Artis," keluh Mirna. Mengungkapkan unek-uneknya yang ia tahan sejak kemarin. "Kenapa masih saja membahas itu sih, Mbak. Kalau Ibu dengar dia bisa marah!""Aku juga sebenarnya kesal sama ibu. Ada apa, sih sama ibu, sampe dia begitu gak suka kamu jadi Artis! Padahal dengan cara kamu mengangkat der

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-29
  • Ditalak suami karena gendut   Bab 31

    "Ayah!" Ajril bergumam. "Iya. Ini ayah Ajril. Ayah kangen kamu," seru Ramlan sembari memeluk putranya. Ajril masih belum mempercayai sikap Ayahnya. Sebab, sang Ayah belum pernah berperilaku hal seperti ini terhadap Ajril juga Angga. "Ayah bohong!" Ajril melepas paksa pelukan sang Ayah. "Ayah gak bohong. Maafin Ayah Ajril. Selama ini Ayah gak pernah bersikap baik sama Ajril dan Bang Angga. Ayah janji akan berubah," ucap Ramlan memelas. Ia berjongkok menyamakan tubuhnya dengan Ajril. "Ayah janji?" "Iya! Ayah berjanji."Ajril tersenyum. Ia pun memeluk sang Ayah kembali. "Ajril mau kemana pergi sendirian?""Mau nyamperin Ibu ke warung!" "Gimana kalau kamu ikut Ayah aja. Kita beli mainan. Kamu boleh pilih mainan apapun yang kamu suka, Ayah pasti belikan,""Beneran, Yah?""Benar!""Oke!" Ajril menurut. Ramlan pun senang menjalankan misi pertama. Sejujurnya ia ingin kembali lagi dengan Nani, namun dengan cara mendekati sang anak terlebih dahulu. . . . Nani pulang membawa barang b

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • Ditalak suami karena gendut   Bab 32

    "Bang!""Apalagi, Janet? Sudah Abang bilang, Abang belum punya uang. Gajian bulan ini pun belum keluar!" "Ya, Abang usaha dong. Cari pinjaman dulu kemana gitu, yang penting dapat uang.""Gak, ah! Abang gak biasa menghutang.""Atau Abang ngojek saja. Meski gak banyak, tapikan lumayan buat nutupin kebutuhanku, Bang!"Ramlan pusing dibuatnya. Dulu saja dia mengeluh karena terlalu lelah bekerja. Dan sekarang harus melakukannya lagi. Ramlan lebih baik pura-pura sakit agar wanita di sebelahnya tak memintanya untuk banyak bekerja. Jika dulu ia tak masalah mengojek karena butuh tambahan uang untuk persalinan anak pertamanya dengan Nani. Tapi, lain lagi bila sekarang, Janet justru menginginkan uang tambahan untuk perawatan beli skincare yang harganya ratusan ribu. Bagi Ramlan itu bukanlah hal penting. "Ya, Bang! Mau, ya Bang. Demi aku, loh," bujuk Janet dengan rayuan mautnya. Sementara, Ramlan hanya bisa mengangguk pasrah. Perasaannya kini campur aduk. Ramlan sangat menyesal karena telah m

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-31
  • Ditalak suami karena gendut   Bab 33

    Sudah beberapa pekan ini Nani sibuk dengan kegiatan barunya. Ia membuka toko baju yang berada di tak jauh dari tempat tinggalnya. Toko yang baru Nani buka itu ramai di minati semua orang. Di tambah, Nani yang masih dikenal sebagai seorang Artis, jelas kalangan pembelinya bukan kaleng-kaleng. Selain itu, Nani pun tetap mengambil Endorsean dengan sembunyi-sembunyi. Ponsel yang di berikan Darwan ia gunakan lagi untuk mengambil Endorsean. Bukan hanya itu, Nani pun membeli sebuah tanah dan sawah untuk Ibunya. Nek Idah jelas senang. Dengan begitu Nek Idah tak harus bekerja di tempat orang. Tapi, Ia bisa gunakan tanah untuk berkebun, juga sawah untuk ia bertani. Dengan begitu penghasilannya bisa sepenuhnya untuk sang ibu. Nani tak mempermasalahkan jika sang ibu masih ingin berkegiatan di usianya yang semakin tua. Sebab, Nek idah sangat suka berkebun dan bertani. Terkecuali, jika sang ibu sudah mulai mengeluh, Nani pastilah mencari orang untuk membantu mengurus kebun dan sawah yang ibu. Si

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Ditalak suami karena gendut   Bab 34

    Darwan mengantar Bu Antena pergi kerumah Pak Hidar dan Bu Ratna. Sudah lama sekali semenjak Pak Hidar membawa isterinya berobat keluar negeri, Bu Antena jarang bertemu. Padahal mereka sudah Bu Antena anggap seperti keluarga sendiri. Karena Ratna adalah sahabatnya sejak kecil. "Kamu jangan kemana-mana! Kita ketemu sebentar sama Pak Hidar dan Bu Ratna!" oceh Bu Antena. Mereka berdua sudah berada di depan pintu rumah Pak Hidar usai memencet bel. Tak lama, Pak Hidar muncul sehabis membukakan pintu dengan senyum khasnya."Antena!" seru Pak Hidar antusias. Bu Antena tersenyum. "Ayo, masuk-masuk. Ya ampun seneng saya bisa ketemu kalian lagi," ucap Hidar, sembari mempersilahkan keduanya duduk. "Ini juga saya dapat kabar dari Darwan," sahut Bu Antena. Darwan menanggapinya dengan tersenyum simpul. "Oh, Sebentar, biar saya ambilkan minum!" Pak Hidar mulai beranjak. "Gak usah repot-repot. Kami ke sini cuma sebentar. Eum.. Saya boleh bertemu Bu Ratna?" tanya Bu Antena. "Boleh! Mari," ajak

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-02
  • Ditalak suami karena gendut   Bab 35

    Mirna mulai gelisah. Sejak subuh tadi ia terus mondar-mandir membuat orang rumah tampak heran melihatnya. "Gak perlu tegang, Mbak. Semua akan berjalan baik-baik saja," kata Nani seraya mengikat rambut asal dan berjalan menghampiri kakaknya. "Aku gugup, Nan. Gimana kalau keluarga calon Mbak itu gak suka dengan ,Mbak!" Belum sempat Nani berbicara, ponselnya tiba-tiba berdering dari dalam kantung celananya. Nani melirik kakaknya."Aku angkat telepon sebentar ya, Mbak," kata Nani. Mirna mengangguk. Mata Nani sedikit memicing melihat nomor tak di kenal dari layar ponselnya. Lalu dengan cepat Nani mengangkat teleponnya. Menempelkan ponsel itu di telinga. "Halo! Nani!" sapa orang itu. Nani membelalak kaget. Ia mengenal suara itu. Suara yang sempat akhir- akhir ini membuatnya rindu. Itu adalah suara Darwan. "Mas, Darwan!" seru Nani dengan senangnya. Ia pun masuk kamar dan menguncinya. Mirna melongo melihat tingkah Nani yang begitu senang mendapat panggilan itu. Sebab itu ia penasaran da

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-03
  • Ditalak suami karena gendut   Bab 36

    Nani dan semuanya sudah bersiap pulang kerumah. Rumah yang kini sudah seratus persen selesai di renovasi. Ajril dan Angga tampak gembira sekali, namun berbeda dengan Mirna. Kakaknya itu masih bersedih sejak kejadian lamarannya batal dengan Ridwan. Ia jadi pendiam dan pemurung. Nek Idah ikut sedih melihat penampakan Mirna yang semakin acak kadut. Jangankan untuk di suruh makan, mandi pun Mirna ogah-ogahan. Sesakit itu, lah hati Mirna, hidup pun seolah tiada guna. Mereka akhirnya sampai di rumah. Semuanya tampak takjub melihat rumah itu jauh lebih bagus dan besar. Nek Idah saja sampai tak berkedip hingga Nani meminta semuanya untuk masuk. Tak terkecuali anak-anak yang langsung nyelonong masuk sembari berjingkrak-jingkrak. "Wah, besar banget, Bu rumahnya," seru Angga sembari melihat-lihat setiap ruangan. Rumah itu di desain secara modern dan baru pertama kali ada di kampung itu. Nani pun sudah mengeluarkan uang ratusan juta dan hasilnya memang memuaskan. "Kalian, mau lihat kamarnya?

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-04
  • Ditalak suami karena gendut   Bab 37

    Sebelum Arya datang menemui Nani di kampung. Darwan terlebih dahulu menghubungi Arya untuk pulang ke Indonesia. Sehingga, Arya tak bisa menolak permintaan sang kakak. Ia pun langsung terbang ke Indonesia. Saat sampai di rumah Darwan dan Bu Antena langsung menceritakan semuanya tentang siapa Arya yang sebenarnya. Hal itu membuat Arya bergeming. Arya tak percaya jika ia hanya anak angkat Bu Antena. Darwan dan Bu Antena menjelaskan semuanya, berusaha agar Arya memahami keadaan orang tuanya. Akan tetapi, tetap saja, Arya menganggap Kakak dan ibunya hanya bercanda. "Darwan!" teriak Bu Antena dengan turun tergesa-gesa dari lantai dua. "Apa ada, Mah?" "Arya gak ada di kamar! Mamah hubungi juga nomornya gak aktif. Mamah khawatir, Darwan," Bu Antena tampak gelisah. "Mamah, tenang dulu. Mungkin Arya cuma keluar sebentar."Rupanya Arya pergi ke kampung halaman Nani. Ia mengira, dengan bersembunyi di rumah Nani, kakak dan ibunya tak tahu keberadaannya. Arya sudah lama tahu jika Nani tak be

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05

Bab terbaru

  • Ditalak suami karena gendut   Bab 45

    Arya mengangkat telepon. Itu dari Ayahnya. Jelas sekali suara ayahnya terdengar panik. Arya menoleh pada kakaknya. Tersirat jelas jika ia juga tak bisa memungkiri kekhawatiran pada seseorang.Setelah akhirnya ia memutuskan telepon dari sebrang sana. Arya buru-buru mendekati sang kakak."Mamah Ratna hilang," ungkap Arya. Darwan terkejut. " Aku harus segera pulang, Kak!""Kita pulang bersama," kata Darwan. Ia melirik Nani sekilas. " Saya akan datang lagi untuk menagih jawaban dari kamu," ucap Darwan pada Nani. Nani hanya bisa tersenyum tipis.Usai Arya dan Darwan berpamitan pada semua orang, mereka pun akhirnya pergi. Di tengah perjalanan Arya merasa bersalah tak membiarkan kakaknya tetap berada di sana bersama Nani. Bukankah mereka datang kesana untuk melancarkan aksi kakaknya untuk melamar Nani, lantas mengapa jadi begini."Kak, maafin aku karena hal ini rencana kakak jadi gagal terhadap Mbak Nani. seharusnya kakak gak usah menemani aku mencari Mamah. Aku masih bisa mencari sendiri,"

  • Ditalak suami karena gendut   Bab 44

    "Kesempatan bagus nih! Gimana kalau kita beri kejutan juga buat Mbak, Nani?" usul Arya. Darwan tak menanggapi. Dirinya tengah memperhatikan photo Nani yang begitu tampak mempesona di acara pernikahan Kakaknya. Ia dapat semua photo itu dari media sosial. Rupanya ada pula beberapa wartawan yang meliput acara tersebut dikediaman keluarga Nani secara diam-diam. "Eh, Kak?" Arya melirik ponsel Kakaknya. Lalu mengulum senyum. Arya pun melajukan kendaraannya sebelum Darwan menyadari sesuatu. "Ya ampun sampai segitunya memandang photo calon isteri," oceh Arya, usai mereka sampai di sebuah toko Emas. Darwan menggelengkan kepala sembari tersenyum. Matanya beralih pada toko Emas di depan. Halisnya bertaut heran. "Mau ngapain ke sini?" tanya Darwan sembari melirik Arya. "Ada yang mau aku beli! Tunggu sebentar ya, Kak."Arya keluar turun dari mobil. Kemudian berjalan masuk kedalam Toko Emas. Darwan seolah terpancing. Lelaki itu pun ikut turun mengikuti Arya masuk kedalam Toko. "Silahkan, Ma

  • Ditalak suami karena gendut   Bab 43

    Bel rumah Nani berbunyi. Cukup mengganggu kenyamanan mereka yang sedang beristirahat. Hari ini tak ada yang beraktivitas di luar. Semuanya melakukan kegiatan di dalam rumah, termasuk Nek Idah yang sedang selonjoran menonton televisi bersama Angga dan Ajril. "Nek, biar Angga aja yang buka pintu!" Nek Idah mengangguk setuju. Angga berlari ke arah pintu bersiap untuk membukanya. "Assalamu'alaikum?""Wa'alaikumussalam! Ada yang bisa dibantu? Tante cari siapa?" Angga dengan sopan bertanya pada sang tamu. Ia diajari sang Ibu untuk bersikap sopan dan melayani tamu yang datang ke rumah. "Tante mau ketemu-" Belum sempat wanita itu berucap, Mirna muncul dari dalam rumah dengan raut wajah tak senang. "Ada perlu apa datang ke sini?" tanya Mirna tanpa basa-basi. Lestari tersenyum menanggapi. Kini wanita itu sudah duduk di sambut baik oleh keluarga Mirna, terkecuali Mirna sendiri. Ia bersikap acuh terhadap Lestari. "Silahkan di minum, Mbak," kata Nani. "Terima kasih!" ucap Lestari gugup. Na

  • Ditalak suami karena gendut   Bab 42

    "Bu, itu Tante," ucap Angga sembari mengarahkan telunjuknya. Nani mengikuti arah telunjuk anaknya. Halis Nani mengernyit heran. Mirna terus menggerutu panjang. mendekati Nani dan kedua ponakannya secara tergesa. Sementara Roji mengekori Mirna dari belakang. "Mbak, mau kemana?" tanya Nani. Sementara Mirna melenggang melewati Nani tanpa berniat menoleh sedikitpun. Kemudian, Mirna masuk mobil dengan wajah ditekuk. "Bayiku!"Seorang wanita berteriak panik mengejar kereta bayi berhenti tepat di tengah jalan. Mirna mendengar suara teriakan wanita itu dari kejauhan. Tepat di sebelah mobilnya, roda kereta bayi itu rupanya berhenti karena terjebak di sebuah lubang kecil. Mirna langsung keluar dari dalam mobil dan bergegas menyelamatkan bayi itu. Benar saja, sebuah truk hampir mendekat. BrakkkKereta bayi itu hancur akibat tertabrak mobil. Sang ibu bayi itu menjerit histeris dan langsung mendekati kereta bayinya. Rupanya ibu dari sang bayi itu belum mengetahui jika anaknya telah diselamatk

  • Ditalak suami karena gendut   Bab 41

    "Gimana, Mbak udah seneng, kan sekarang?" tanya Nani. Usai beres berbelanja. Mirna cengar-cengir setelah memborong puas barang-barang mahal di sebuah pusat berbelanjan. Nani tak mempermasalahkan keinginan Kakaknya, sebab hari ini ia harus membuat mood kakaknya bahagia. "Udah dong. Happy banget! Terima kasih, ya sudah membelikan banyak barang untuk, Mbak?""Iya sama-sama!""Ngomong-ngomong apa gak papa kamu belanjakan, Mbak banyak barang begini, harganya mahal, Nani? Takut uang kamu habis.""Mbak gak perlu pikirkan itu. Aku gak mungkin belanjakan Mbak barang-barang mahal jika aku gak mampu.""Wah, hebat kamu. Ibu udah gak mempermasalahkan kamu untuk jadi terkenal lagi, kan?""Sepertinya sih, enggak.""Berkat Arya semua jadi terungkap. Pantas saja ibu selama ini terlihat beda menyayangi kamu.""Mbak bicara apa, sih. Ibu tak pernah membedakan kita. Walaupun aku pun agak kecewa mengetahui kebenaran ini!" Nani tampak sedih. "Ah, udah gak usah dibahas lagi. Kamu itu tetap keluarga kami. T

  • Ditalak suami karena gendut   Bab 40

    "Mah, aku pulang!" teriak Arya usai sampai dirumah. Bu Antena yang sedang menangis lantas terkejut mendapati anaknya kini sudah pulang. "Arya!" Bu Antena berlari kecil menghampiri Arya. Arya sendiri sudah merentangkan tangan, namun bukannya dapat pelukan dirinya malah dapat pukulan bertubi-tubi dari sang ibu. "Dasar anak gak tahu diri. Susah payah, Mamah besarin kamu, didik kamu dengan penuh kasih sayang, tapi balasan kamu seperti ini sama, Mamah. Beberapa hari ini Mamah hampir gila gara-gara mikirin kamu!" omel Bu Antena membabi buta memukuli anaknya. Kini pukulan itu berpindah ke Darwan, sebab Arya bersembunyi dibalik punggung kakaknya. Arya bukannya bersalah malah tertawa kecil. "Udah, Mah. Percuma ngomel, anak seperti Arya ini gak mempan dimarahi. Buang-buang emosi aja!" gerutu Darwan mulai kesal. Darwan lantas menarik tali ransel dipunggung Arya dengan sekali hentakan. "Tanggung jawab," sambung Darwan sembari menghindar dari Bu Antena. Arya kembali hendak dipukuli oleh Bu An

  • Ditalak suami karena gendut   Bab 39

    Arya membantu Nek Idah dan pekerja lainnya memetik cabai yang sudah merah dari kebun Nek Idah. Cabai tersebut sudah mulai dipanen. Hasil cabainya akan Nek Idah jual ke Distributor. Usai dari kebun Arya dan Nek Idah pun pulang kerumah. Mereka tampak lelah dan bersiap membersihkan tubuh mereka yang begitu berkeringat. Sebelum Nek Idah masuk kamar. Tanpa sengaja ia melewati kamar Nani. Ia mendengar samar, Nani tengah berbicara sendiri dari dalam kamar. Sontak hal itu membuat kecurigaan pada Nek Idah. Diam-diam Nek Idah masuk dan memergoki Nani sedang siaran langsung di media sosialnya. "Nani!" Nek Idah sudah diambang pintu. Sorot matanya kian tajam. Tersirat jika ia kini sedang marah pada Nani. "Ibu!" buru-buru Nani mematikan ponselnya. Nek Idah pergi keluar. Tangannya ia kepal kuat. Rasa sesak mulai menyelimuti relung hatinya. "Bu!""Berusaha untuk jadi Artis kembali, begitu?" tanya Nek Idah dengan ketus."Nani, minta maaf, Bu! Nani-""Cukup. Ibu gak mau dengar apapun lagi. Begini

  • Ditalak suami karena gendut   Bab 38

    Arya kini tinggal bersama keluarga Nani. Nek Idah pun tak keberatan soal itu. Justru mereka sangat senang adanya Arya yang rajin membantu Nek Idah di perkebunan dan Nani di toko baju . Di lain tempat, Darwan dan Bu Antena semakin cemas. Karena sudah dua hari ini Arya tak memberitahu keberadaannya. Hal tersebut membuat Bu Antena sempat ingin melapor ke kantor polisi namun Darwan mencegah, ia mengatakan baru mendapat kabar dari Nani jika Arya ada bersamanya. Itu pun Nani meminta Darwan untuk jangan mengkhawatirkan Arya karena saat ini Arya tak ingin di ganggu. Arya sedang ingin menenangkan diri untuk sementara waktu di kampung Nani. Nani bisa bicara seperti itu sebab, Arya sudah bercerita tentang permasalahannya. Maka dari itu, Nani diam-diam memberitahu keberadaan Arya agar Darwan tak mengkhawatirkan adiknya lagi. Darwan dan Bu Antena akhirnya bisa tenang. Mereka mempercayakan Arya kepada Nani. Jika Arya sekarang baik-baik saja. . . . Janet mengurung diri di kamar. Ramlan sibuk m

  • Ditalak suami karena gendut   Bab 37

    Sebelum Arya datang menemui Nani di kampung. Darwan terlebih dahulu menghubungi Arya untuk pulang ke Indonesia. Sehingga, Arya tak bisa menolak permintaan sang kakak. Ia pun langsung terbang ke Indonesia. Saat sampai di rumah Darwan dan Bu Antena langsung menceritakan semuanya tentang siapa Arya yang sebenarnya. Hal itu membuat Arya bergeming. Arya tak percaya jika ia hanya anak angkat Bu Antena. Darwan dan Bu Antena menjelaskan semuanya, berusaha agar Arya memahami keadaan orang tuanya. Akan tetapi, tetap saja, Arya menganggap Kakak dan ibunya hanya bercanda. "Darwan!" teriak Bu Antena dengan turun tergesa-gesa dari lantai dua. "Apa ada, Mah?" "Arya gak ada di kamar! Mamah hubungi juga nomornya gak aktif. Mamah khawatir, Darwan," Bu Antena tampak gelisah. "Mamah, tenang dulu. Mungkin Arya cuma keluar sebentar."Rupanya Arya pergi ke kampung halaman Nani. Ia mengira, dengan bersembunyi di rumah Nani, kakak dan ibunya tak tahu keberadaannya. Arya sudah lama tahu jika Nani tak be

DMCA.com Protection Status