Semua Bab Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri: Bab 111 - Bab 120

138 Bab

111. Saling Melempar Uneg-Uneg

"Apa maksud kamu, Lin?""Kamu jelas tahu maksud aku, Mas.""Linar! Wajar 'kan kalau Mami memperingatkan kamu ketika harus naik turun tangga, resikonya jauh lebih besar. Biar si Mbok yang mengurusnya.""Ok,"**Linar tampak sibuk, memindahkan menu sarapan pagi menjelang siang ke meja makan dan mempersiapkan makanan untuk disantap Dean. "Tumben Mami belum muncul, Lin. Tolong panggilkan Mami ya, untuk sarapan bareng kita!""Mami, udah pergi sejak pagi, Mas. Kembali ke rumah utama.""Oh ya, kenapa aku sampai nggak tahu, biasanya 'kan-""Memang agak mendadak. Mungkin Mami sedang buru-buru atau apapun itu, yang jelas Mami sempat pamit sama aku,"Dean mengangguk kecil dengan menatap Linar yang agak bersikeras. "Ok." "Apa Mami sempat membahas masalah kemarin malam?""Iya, tentu aja. Mami nggak pernah melewatkan sekalipun untuk terus berkomentar atau memberi nasihat tentang apa yang salah dari aku, apa yang seharusnya aku lakukan apalagi kalau yang aku lakukan dianggap mempermalukan kel
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-23
Baca selengkapnya

112. Terpancing Emosi

Deg! Hati Linar mencelos akan serangan tiba-tiba, dan kini otaknya mendadak buntu, karena memang itu faktanya. Tapi.. "Dan besar kemungkinan kamu ingin membalas dendam dan pada akhirnya jatuh ke pelukan lelaki lain …" suara Gayatri terhenti dengan mata menimbang dan sinar matanya meredup. "Setelah selama ini, Mami masih meragukan kesetiaan aku? Kalau Mami nggak percaya sama aku, kenapa Mami nggak menentang Mas Dean untuk nggak menikahi aku lagi.""Apa kata dokter saat dulu kalian memeriksa kesuburan? Apa kehamilan kamu yang dulu juga sebenarnya bukan milik Dean?" "Apa?" tanya Linar terkejut akan pertanyaan jauh diluar dugaan. "Apa… apa pernah dokter pernah mengatakan kalau sebenarnya yang bermasalah adalah Dean, sendiri?"Linar mulai mencerna, alasan sinar yang meredup pada matanya, dan nada suara yang merendah. Linar memutuskan menunggu."Kamu dan Dera, sudah terbukti pernah mengandung. Apa artinya itu…""Mi, maaf tapi menurut aku, Mami terlalu ikut campur dan menyimpulkan s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-25
Baca selengkapnya

113. Emosi Membawa Petaka

"Brengsek kamu! Dengar aku akan-"Dean dengan cepat menyambar tengkuk Linar mengadah dan mencium bibir Linar rakus. Perlahan kedua kaki Linar melemas, letih melawan Dean. Dean menggerakkan dirinya secara brutal di dalam diri Linar. Kegusaran membutakan matanya, begitu pula hatinya. Dean hanya perlu menghukum Linar tanpa khawatir akan menindih Linar dan membahayakan anaknya di dalam perut."Kamu istri aku! Tugasnya istri itu patuh sama suami, ngerti kamu!" tekan Dean sambil menggerakkan dirinya dengan kasar.Linar mengalihkan perhatian saat Dean akan menciumnya. Dean menghisap leher Linar dan membelit tubuh Linar agar diam didalam rengkuhannya.***Bangun lebih dulu, dengan ingatan yang kembali terkumpul membuat perasaan Linar kembali muram. Linar menoleh ke belakang pada Dean yang masih tertidur lelap, yang ia yakini tak memakai sehelai kain apapun di balik selimut yang hanya menutupi bagian perut hingga ke bawah. Linar buru buru beranjak. Dan pergi ke kamar mandi. Setelah mandi Lin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-26
Baca selengkapnya

114. Ketakutan Terbesar Dean

Dean sigap membanting kemudi ke arah kiri yang tetap terjadi tabrakan tunggal, keduanya terpelanting namun tertahan sabuk pengaman, airbag otomatis terbuka menyelamatkan mereka. Namun kejutan dan goncangan hebat berefek pada janin Linar. "Linar!! Kamu nggak apa-apa?" tanya Dean khawatir dan semakin panik saat Linar terlihat shock dan terus melemah. Ketukan jendela kaca dari luar yang mengingatkannya bahwa telah terjadi masalah, Dean bisa melihat mobil yang ditabrak serong tadi ikut terdorong beruntung di depannya tidak ada kendaraan lain. Dean kembali menoleh pada Linar yang sudah tergolek lemah, "Linar! Buka mata kamu! Linar!" Linar yang mendengar suara Dean langsung mengangkat wajahnya yang menahan rasa sakit luar biasa yang berpusat dari perutnya. Ia mengulurkan tangannya yang lemah ke arah pria itu dan memanggil dengan bibirnya yang pucat. "Mas," Dadanya serasa diremas dengan keras melihat rasa sakit yang menyelimuti wajah wanita itu. "Rasanya sakit banget," lirih Linar dian
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-29
Baca selengkapnya

115. Pasca Operasi

"Bagaimana kondisi istri saya, Dok? Saya suaminya." tanya Dean yang langsung menerobos kumpulan keluarganya berhenti tepat di depan sang dokter."Operasinya cukup lancar dan Nyonya berhasil melewati masa kritisnya, bayi dan ibunya selamat. Tapi si ibu masih belum sadarkan diri karena masih dalam pengaruh anestesi. Dan kita akan terus memantaunya didalam ruang pemulihan. Setelah Nyonya siuman kita masih akan memeriksanya kembali untuk memastikan kembali bahwa kondisinya sudah bisa dibilang baik- baik saja."Pintu ruang operasi terbuka dari dalam, tampak beberapa perawat mendorong brangkar yang membawa Linar dengan cairan infus yang tertanam di tangan kirinya. Mereka akan memindahkan Linar ke ruang perawatan.Dean pun mengalihkan fokusnya pada Linar yang belum siuman, saat akan melintasi dirinya, Dean mencegat berupaya menyentuh Linar meski posisinya menghalangi laju perawat yang membawa istrinya tersebut."Mas?!" panggil Ista membuyarkan lamunan saudara laki-lakinya tersebut. Dan sedik
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-01
Baca selengkapnya

116. Sweet Talk

“Polisi?!”“Di depan ada dua orang yang mengaku sebagai polisi, mereka dapat melaporkan atas nama Raif Alam atas tuduhan penyerangan membabi buta di ruang publik. Dia mengaku dikecam oleh Dean dan sekarang melaporkan ke pihak berwajib. Dan mereka meminta keterangan di kantor mereka, Dean.”“Ok, gue kesana dan gue minta tolong bantu gue sebagai pengacara. Oke?"Dipta, mengangkat satu landmark sebagai pancingan dan langsung dimakan oleh Dean. “Bayarannya gue lebihin dari yang terakhir kali, deal?”"Oke setuju!" tumis Dipta setuju. “Raif Alam, itu teman SMA kamu kan Lin?” tanya Asri memastikan.“Ya, Mah. Mungkin dia nggak terima karena antusias sama Mas Dean, tapi ini seharusnya cuma sekedar salah paham, ya 'kan Mas?” tanya Linar menegaskan.“Iya, aku percaya sama kamu. Tapi sekarang aku harus ikut mereka untuk menyelesaikan semuanya. Begitu selesai aku akan langsung kesini, oke!”Tangan Linar yang tidak terpasang jarum infus bergerak naik, menangkup sisi wajah Dean. Dengan mata sendu y
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-02
Baca selengkapnya

117. Baby Elkan

Linar pun tersenyum terlalu lebar atas kegembiraannya. Ia mencoba bangkit untuk duduk dan berbicara lebih tetapi rasa sakit di perutnya membuatnya menghentikannya, sebelum Dean menangkap ringisan yang tersamar di ujung bibirnya. Itu hanyalah rasa nyeri dari bekas jahitan di perut yang dikatakan oleh dokter baru saja. Tak ingin hal itu membuat Dean berubah pikiran."Tunggu sebentar. Ada sesuatu yang ingin kutanyakan pada dokter," tahan Dean ketika dokter sudah selesai dan berpamit ke arah pintu.Linar mengangguk. Menatap punggung Dean yang menghilang di balik pintu bersama dokter dan kedua perawatan. Sambil bertanya-tanya apa yang ingin ditanyakan oleh Dean.Tak berapa lama kemudian, pintu terbuka dan Dean melangkah masuk. Linar berusaha menelaah ekspresi di wajah pria itu lebih dalam. Tetapi tak ada apa pun di sana."Kenapa? Apa yang kamu tanyakan? Dokter bilang apa?" tanya Linar memastikan. Dean membawa kedua tangannya ke dalam genggaman pria itu. Menatap lurus kedua matanya dan meng
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-03
Baca selengkapnya

118. Negatif Thinking

“Lho, kenapa aku nggak boleh ada disini, ini rumah sakit umum, Linar.” balas Dera semakin menajamkan mata dan senyumnya.Linar melirik cepat pada suster Ana dan bayinya. “Nggak usah berbelit Dera, to the point aja. Ada perlu apa kamu disini? Dan siapa yang memberitahu kamu aku disini? “Haduh, kamu salah paham, aku nggak butuh cari tahu kamu karena itu sama Sekali nggak penting.” Dera menoleh pada suster Ana yang tersenyum menyapa. Ia berjalan mendekat.“Sus, tolong bawa anak saya ke ruang perawatan lain ya!” sergah Linar sembari memberi isyarat tatapan keluar pada suster Ana.Dera terkikik geli, “Kenapa? Kamu takut? Emang apa yang kamu pikirkan?” “Emang apa yang aku pikirkan? Bayiku udah selesai disusui jadi ini waktunya dia istirahat. Jangan tersinggung Dera.”Sontak Dera melepaskan topengnya. Dengan benci ia mengikuti baby Elkan yang dibawa keluar oleh susternya. “Anakku juga sempat dapat perhatian dan perlindungan dari Dean, tapi secepat itu juga Dean bergerak cepat menyadarinya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-04
Baca selengkapnya

119. Dibalas Pembuktian

Linar beri isyarat agar Dean tetap diam, “Soal anak, kamu tenang aja sampai kapanpun Elkan akan tetap anak kandung kamu. Silahkan kamu bertanggung jawab atas Elkan aku nggak akan menghalangi hubungan kalian.”Dean bertolak pinggang, memutuskan memberi waktu Linar melampiaskan semuanya dengan mata menatap Linar lekat.“Sekarang kita udah mempunyai Elkan, aku hanya ingin menunjukkan sikapku sekaligus memperjelas semuanya. Aku nggak mau menjadi pengganti seseorang, atau jadi penghambat kebahagiaan kamu sama dia. Aku tau soal perjanjian kamu sama mamah yang jadi persyaratan kamu diberi restu untuk menikahi aku lagi,"Rahang Dean menegang, kekhawatiran makin menyergapnya. "Apa yang mau kamu ucapkan?" desis Dean muak. "Kalaupun aku harus pergi jauh dari kalian sekali lagi dengan membawa Elkan, aku nggak masalah aku tau kamu udah memberikan saham perusahaan kamu atas nama aku ditambah uang bulanan dari kamu untuk Elkan, itu udah lebih dari cukup untuk aku,"Rahang Dean mengeras dan rasanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-05
Baca selengkapnya

120. Sebuah Kesaksian

“Brengsek! Diam kamu, Linar! Nggak usah ikut campur.” decak Dera sinis.“Aku nggak bermaksud ikut campur, tapi aku sedang bertanya dengan… Galtan?” tanya Linar di ujung kalimatnya.“Shit! Ya sama aja!” sewot Dera kesal.“Mending kamu diam, aku cuma perlu Galtan yang jawab.”Dean menoleh jengah pada Linar yang bersikukuh terkesan menginginkan interaksi dengan Galtan.Pria yang bernama Galtan itu tersenyum tipis kemudian tersenyum secerah mentari pagi. “Sorry itu pertanyaan privacy.”“Apa?”“Kita belum saling kenal, agak nggak nyaman langsung ditanyakan begitu.”Linar mengerjapkan matanya, menyadari kelancangannya. Memilih diam berharap ada yang berbicara.“Kamu mantan istrinya Dean ‘kan?” “Istri gue, kami rujuk lebih tepatnya.” balas Dean datar.Galtan lekas menoleh pada Dera yang langsung membuang wajahnya, tak berkutik. “Interesting,” Galtan menyeringai tipis pada Dera, “Iya, aku ayah dari bayinya Dera. Ada lagi yang mau tanyain?”“Cukup! Kalian keluar sekarang!” “Ra, aku nggak ak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-06
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status