All Chapters of Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri: Chapter 101 - Chapter 110

138 Chapters

101. Pertengkaran Tak Terelakan

“Aaarrghhh….”Linar memekik dengan keras, memiringkan tubuhnya dan rasa sakit yang terus meremas keras perutnya. Sontak ia meringis keras, dan terisak.“Mas…” rintih Linar pilu. Linar langsung teringat, hasil testpacknya. Janinnya? Dengan gemetar Linar berusaha bangkit, tetapi rasa sakit yang lebih mendominasi daripada tenaganya. Air matanya mengalir semakin deras dan kedua tangannya bergerak memeluk perutnya. “Darah…? Tolong…” Berharap ada yang mendengar namun mengingat ia sedang ada di kamar hotel pasti tak akan terdengar dari balik pintu ia butuh sesuatu yang lebih keras. Dengan sekuat tenaga ia menggusurkan badannya keluar dari kamar mandi, beruntung tepat di sebelah pintu terdapat nakas yang dihiasi dengan pot bunga terbuat dari kaca setinggi sepuluh sentimeter, dengan meringis tangis dan bercucuran keringat. Linar meraih pot bunga tadi dan melemparnya pada jendela kaca balkon berjarak dua meter di depannya. Praaang….Linar tersenyum meringis nyaris tersengal melihat usahanya
last updateLast Updated : 2024-01-20
Read more

102. Saling Mengungkap Tabir

Linar tak menggubris. Meneruskan perjalanannya.Tak sabar, Dean pun menyusul dan berhasil menyambar pergelangan tangan Linar. "Lalu kenapa kamu tiba-tiba berubah? Sebelumnya kita baik-baik aja tapi setelah pemeriksaan kandungan kamu kenapa kamu tiba-tiba diam seolah. Aku nggak ngerti kamu marah kenapa?!""Kamu beneran nggak tahu, Mas?"Dean terdiam, mencoba menyelami arti tatapan Linar."Ya, aku memang memberikan kamu kesempatan kedua, membiarkan kamu menarik aku ke kehidupan kamu semau kamu, tapi bukan berarti kamu berhak mengabaikan aku dan melakukan kesalahan yang sama, Mas!”Mata Dean menyipit, berusaha mengelupas lapisan emosi di wajah Linar. "Apa kamu marah karena aku lebih memilih pergi ke kantor dan mengabaikan janji aku ke kamu, gitu?"Linar memutar bola matanya jengah, menyentakkan tangan Dean, tetapi Dean malah semakin mengetatkan cekalannya."Kamu tahu aku udah jelasin ke kamu! Kalau itu panggilan urusan kerjaan dan aku harus kenkantor sebentar! Aku udah janji sama kamu ng
last updateLast Updated : 2024-01-20
Read more

103. Tersulut Emosi

Dean menatap nyalang, lidahnya kelu akan sikap Linar yang balik menantang. “Ada teman aku yang melihat kebersamaan kalian dan dia mengirimi aku, fotonya. Hufthh! Jangan coba mengelak karena kalian bertemu di ruang publik, siapapun bisa melihatnya ‘kan?” dengus Dean.“Karena memang sedari awal yang kami nggak berniat selingkuh Mas! Dan kami nggak pernah selingkuh! Pertemuan kami murni karena ada keperluan.” tukas Linar lelah.“Apa yang membuat aku harus percaya? Kamu bukan jenis perempuan yang terbiasa berhubungan dekat dengan seorang lelaki. Aku tau seberapa selektifnya kamu berteman. Dan dari dulu sampai sekarang kamu selalu dekat sama satu pria yaitu lelaki itu.”“Dan lelaki itu, pacar dari sahabat aku, Mas! Dan rasanya wajar aja karena kami kenal sejak awal kuliah!” jelas Linar jengah.“Terserah kamu mau percaya atau nggak? Aku lelah! Kami butuh istirahat!” Linar sengaja menekan kata kami agar Dean ingat jika ia juga sedang hamil, tak hanya dirinya yang merasakan lelah tapi jelas j
last updateLast Updated : 2024-01-24
Read more

104. Kembali Kecewa

"Ada apa?""P-perutku. arrghh... " ringis Linar nyaris tak bisa bernapas.Kepanikan melapisi seluruh permukaan wajah Dean, pria itu menunduk dan menyelipkan kedua lengannya di punggung dan balik lutut Linar. Kemudian membawa Linar kembali ke tempat tidur.Linar menggigit bibir bagian dalamnya menahan nyeri di bagian bawah perutnya. Sedangkan Dean, memposisikan dirinya memeluk Linar dari belakang, pria itu menyelipkan telapak tangannya di balik pakaian Linar yang memunggungi Dean.Diam-diam, Dean ikut meringis dan menyentuhkan tangannya di perut Linar yang mengeras. Kemudian pria itu mengelusnya dengan lembut. Perlahan tapi pasti, ketegangan di perut Linar dan desah kesakitan pun berkurang. Hingga benar-benar sirna. Dan saat keduanya tersadar, Linar menyentakkan tangan Dean dari tubuhnya. "Pokoknya aku udah kasih alasan, kenapa aku nggak mau datang."Dean mendengus tipis. "Lantas. Apa kamu nggak keberatan kalau aku kasih alasan yang sama, lengkap dengan ekspresi yang kamu tunjukkan k
last updateLast Updated : 2024-01-26
Read more

105. Wanita Lain

“Karena itu nggak penting Lin, dan kamu nggak nanya apapun.” jawab Dean dengan suara yang diseret.Linar menipiskan bibirnya kesal mendengarnya. Dengan sengaja mendorong gelas dan piring kosong dari hadapannya agak kasar. “Aku sudah selesai makan, aku permisi ke atas Mi, Mas.”Tanpa mendengar jawaban, Linar gegas bangkit dan berjalan cepat menaiki tangga. Sesekali mengelus perut besarnya untuk menenangkan janinnya.Sesampainya di dalam kamar Linar langsung mengambil sepotong coklat putih yang ada di kulkas kecil samping ranjang mereka. Dengan hati yang tak nyaman ia mengunyah coklat putih berharap bisa menetralkan suasana hatinya.“Linar! Kenapa kamu langsung pergi gitu, aja, hah?!”Dean menghela napasnya, “Kamu tahu ‘kan. Mami akan lebih tersinggung dengan apa yang kamu lakukan tadi!”“Dan gimana sama aku, Mas? Kenapa Mami belum juga menjaga perasaan aku? Apa maksud dari kata-katanya bahwa aku harus tampil all-out untuk mengalahkan kehadiran Dera, mantan menantu idamannya itu? Jujur
last updateLast Updated : 2024-02-01
Read more

106. Denial (Mencoba Menyangkalnya)

"Hai Lin, kenapa kamu ditinggal sendiri disini?" "Mas Dean lagi menyapa rekanan bisnisnya, dan mungkin mereka akan sedikit mengobrol tentang pekerjaan, dan Mas Dean tahu aku pasti langsung bosen. Dan aku diminta nunggu dia."Marwan mengangguk kecil sambil menatap Linar lekat. "Kenapa, liat akunya begitu?""Dan kamu nggak apa-apa membiarkan Dean pergi dengan Crystaline?"Linar tersenyum kikuk, "Iya, memangnya kenapa?"Marwan mengerjapkan matanya dua kali, kembali menimbang dan memutuskan untuk tersenyum ringan. "Nggak, memang bukan masalah.""Ayo ikut aku! Disana ada Anggita dan Marcel, kamu bisa gabung sama mereka."Sekali lagi diam-diam Linar bersyukur diselamatkan oleh Marwan. Kakak sepupu iparnya yang selalu peka dan rendah hati. ** “Ya, aku dengar dan sekarang acaranya sudah mulai santai dan aku tetap ingin duduk disini, Marcel.”“Anggit, kamu masih bisa duduk santai di dalam dan sesekali kamu bisa ikut mengobrol dengan yang lain ‘kan?”“Aku sudah melakukanya, dan sekaran
last updateLast Updated : 2024-02-01
Read more

107. Pembalasan Sekali Lagi

“Apa?!” “Ah, sudahlah! Aku harap aku salah, aku sarankan kamu telpon suami kamu sekarang, tanya dia lagi dimana dan sama siapa?”Linar yang masih denial, mulai enggan lantaran rasa familiar yang sempat akrab dulu dengannya kembali menyerangnya. Perasaan bertanya-tanya, merasa ditinggalkan, curiga dan berakhir menyembunyikan kegetiran sendirian. “Aku nggak mau mengganggunya, Nggit.”“Cukup bertanya sewajarnya, Lin! Pastikan kalau penglihatan aku yang salah!” “Memangnya kamu liat apa?”Anggita menutup mulutnya, ia hanya melihat kedua sosok itu dari arah belakang ditambah penerangan yang minim karena mereka melewati samping bangunan rumah. “Aku yakin itu Mas Dean. Postur tubuhnya sama dan… Linar! Lihat ke atas!”Spontan Linar mendongak, meski gelap tapi berkat terang bulan mereka bisa melihat dengan jelas, Dean dan Dera keluar dari pintu jendela yang digeser dan berjalan berbarengan di balkon atas menuju arah samping.“Iya, mereka Mas Dean dan Dera.” seru Linar seolah baru saja menela
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more

108. "Atau apa, hah?!" (Sisi Kelam)

Praaangg!!Kedua wanita itu terlonjak kaget karena dua hal yang berbeda, Linar yang terkejut karena suara pecahan beling berasal dari salah satu asisten rumah tangga di rumah yang sedari tadi bekerja seolah berbaur dengan para tamu. Sedangkan Dera tercengang dan butuh beberapa saat baginya untuk mencerna apa yang baru saja dilakukan oleh Linar kepadanya. Jus alpukat strawberry yang agak kental dengan dua warna terang telah mengotori wajahnya yang sudah dirias oleh perias ternama.Dan segera saja keduanya menjadi pusat perhatian dari beberapa tamu yang berada di sekeliling keduanya.Kedua mata Dera membelalak tak percaya dan kemarahan yang sudah mencapai ubun-ubun. "Apa lo sudah gila, hah?!" bentaknya keras. “Sialan! Sini lo!”Tangannya sudah terangkat dan hendak melayang di wajah Linar, tetapi mendadak berhenti di udara.Linar sendiri yang sudah memperkirakan tamparan tersebut, membuka matanya lebar berniat akan menangkap layangan tangan meski ia sendiri gemetar. Tetapi di antara kete
last updateLast Updated : 2024-02-07
Read more

109. Pelampiasan Gairah

Setelah kembali ke rumah mereka, Ini kali pertama Linar memasuki ruangan ini, ruangan yang diatur sebagai kantor Dean kala bekerja dari rumah atau terima rekan kerja namun ia tidak menyangka jika banyak yang sudah berubah dengan ruangan ini. Kini di sudut ruangan tersedia lemari kaca kecil yang penuh dengan segala minuman dari yang biasa sampai yang memabukkan seperti botol yang sedang Dean pegang. Dengan tubuh gemetar yang sarat akan kekecewaan, Linar memanggil Dean dengan lirih dan mungkin karena keheningan yang mendera suara Linar terdengar jelas. Membuat Dean tersentak di tempatnya dan membalik tubuhnya dengan wajah memerah dan membentak Linar yang seharusnya tidak menyusul ke ruangan ini.Dengan gemuruh Linar menatap Dean nyalang. “Kenapa kamu jadi begini, Mas?”Dean membuang wajahnya frustasi. “Kembali ke kamar, Linar! Istirahatlah!”"Aku mencari kamu ke mana-mana." Linar berjalan melihat Dean yang kembali berbalik memunggunginya dan menghabiskan isi gelasnya lalu menurunkan ge
last updateLast Updated : 2024-02-13
Read more

110. Luapan Gairah dan Emosi

Dean meremas rambut Linar menekannya ke konter, menahan perempuan itu yang kewalahan menerima ciumannya yang menuntut penyerahan diri Linar sepenuhnya. Tangannya masuk ke dalam celana dalam Linar mengusap dan menggelitik bagian yang mulai basah dan licin itu."Mas," desah Linar ketika Dean melepaskan bibirnya dan beralih mencumbu wajah, leher, dan dadanya dengan terburu- buru, seperti kelaparan.Dean menjilat, mengisap, menarik, dan menggigit. Meninggalkan tanda di semua yang dilalui bibirnya."Mas," pekiknya meringis saat jemari laki-laki itu masuk dan bergerak di dalam pusat gairahnya.Kaki Linar terbuka, lututnya sedikit menekuk ketika Dean menambah satu jari lagi, tidak memberi ampun mendorongnya mencapai puncak. Linar terengah, kepalanya terkulai ke belakang, jemarinya meremas pinggiran konter saat Dean merayap turun, bersimpuh di antara kakinya, menarik celana dalam turun melepasnya dari kaki Linar.Wajah Dean mendongak terbenam di selangkangan Linar. Dia mencumbu kewanitaan, me
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status