Beranda / Rumah Tangga / Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri / 106. Denial (Mencoba Menyangkalnya)

Share

106. Denial (Mencoba Menyangkalnya)

Penulis: Intans Ranum
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-01 22:28:02

"Hai Lin, kenapa kamu ditinggal sendiri disini?"

"Mas Dean lagi menyapa rekanan bisnisnya, dan mungkin mereka akan sedikit mengobrol tentang pekerjaan, dan Mas Dean tahu aku pasti langsung bosen. Dan aku diminta nunggu dia."

Marwan mengangguk kecil sambil menatap Linar lekat.

"Kenapa, liat akunya begitu?"

"Dan kamu nggak apa-apa membiarkan Dean pergi dengan Crystaline?"

Linar tersenyum kikuk, "Iya, memangnya kenapa?"

Marwan mengerjapkan matanya dua kali, kembali menimbang dan memutuskan untuk tersenyum ringan. "Nggak, memang bukan masalah."

"Ayo ikut aku! Disana ada Anggita dan Marcel, kamu bisa gabung sama mereka."

Sekali lagi diam-diam Linar bersyukur diselamatkan oleh Marwan. Kakak sepupu iparnya yang selalu peka dan rendah hati.

**

“Ya, aku dengar dan sekarang acaranya sudah mulai santai dan aku tetap ingin duduk disini, Marcel.”

“Anggit, kamu masih bisa duduk santai di dalam dan sesekali kamu bisa ikut mengobrol dengan yang lain ‘kan?”

“Aku sudah melakukanya, dan sekaran
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Fia Sakinah
ampun deh Dean, cari penyakit terus. untung linar kuat, bisa bisa keguguran lagi karena stress
goodnovel comment avatar
Suri Yantini
greget banget cerita nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri   107. Pembalasan Sekali Lagi

    “Apa?!” “Ah, sudahlah! Aku harap aku salah, aku sarankan kamu telpon suami kamu sekarang, tanya dia lagi dimana dan sama siapa?”Linar yang masih denial, mulai enggan lantaran rasa familiar yang sempat akrab dulu dengannya kembali menyerangnya. Perasaan bertanya-tanya, merasa ditinggalkan, curiga dan berakhir menyembunyikan kegetiran sendirian. “Aku nggak mau mengganggunya, Nggit.”“Cukup bertanya sewajarnya, Lin! Pastikan kalau penglihatan aku yang salah!” “Memangnya kamu liat apa?”Anggita menutup mulutnya, ia hanya melihat kedua sosok itu dari arah belakang ditambah penerangan yang minim karena mereka melewati samping bangunan rumah. “Aku yakin itu Mas Dean. Postur tubuhnya sama dan… Linar! Lihat ke atas!”Spontan Linar mendongak, meski gelap tapi berkat terang bulan mereka bisa melihat dengan jelas, Dean dan Dera keluar dari pintu jendela yang digeser dan berjalan berbarengan di balkon atas menuju arah samping.“Iya, mereka Mas Dean dan Dera.” seru Linar seolah baru saja menela

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-03
  • Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri   108. "Atau apa, hah?!" (Sisi Kelam)

    Praaangg!!Kedua wanita itu terlonjak kaget karena dua hal yang berbeda, Linar yang terkejut karena suara pecahan beling berasal dari salah satu asisten rumah tangga di rumah yang sedari tadi bekerja seolah berbaur dengan para tamu. Sedangkan Dera tercengang dan butuh beberapa saat baginya untuk mencerna apa yang baru saja dilakukan oleh Linar kepadanya. Jus alpukat strawberry yang agak kental dengan dua warna terang telah mengotori wajahnya yang sudah dirias oleh perias ternama.Dan segera saja keduanya menjadi pusat perhatian dari beberapa tamu yang berada di sekeliling keduanya.Kedua mata Dera membelalak tak percaya dan kemarahan yang sudah mencapai ubun-ubun. "Apa lo sudah gila, hah?!" bentaknya keras. “Sialan! Sini lo!”Tangannya sudah terangkat dan hendak melayang di wajah Linar, tetapi mendadak berhenti di udara.Linar sendiri yang sudah memperkirakan tamparan tersebut, membuka matanya lebar berniat akan menangkap layangan tangan meski ia sendiri gemetar. Tetapi di antara kete

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-07
  • Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri   109. Pelampiasan Gairah

    Setelah kembali ke rumah mereka, Ini kali pertama Linar memasuki ruangan ini, ruangan yang diatur sebagai kantor Dean kala bekerja dari rumah atau terima rekan kerja namun ia tidak menyangka jika banyak yang sudah berubah dengan ruangan ini. Kini di sudut ruangan tersedia lemari kaca kecil yang penuh dengan segala minuman dari yang biasa sampai yang memabukkan seperti botol yang sedang Dean pegang. Dengan tubuh gemetar yang sarat akan kekecewaan, Linar memanggil Dean dengan lirih dan mungkin karena keheningan yang mendera suara Linar terdengar jelas. Membuat Dean tersentak di tempatnya dan membalik tubuhnya dengan wajah memerah dan membentak Linar yang seharusnya tidak menyusul ke ruangan ini.Dengan gemuruh Linar menatap Dean nyalang. “Kenapa kamu jadi begini, Mas?”Dean membuang wajahnya frustasi. “Kembali ke kamar, Linar! Istirahatlah!”"Aku mencari kamu ke mana-mana." Linar berjalan melihat Dean yang kembali berbalik memunggunginya dan menghabiskan isi gelasnya lalu menurunkan ge

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-13
  • Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri   110. Luapan Gairah dan Emosi

    Dean meremas rambut Linar menekannya ke konter, menahan perempuan itu yang kewalahan menerima ciumannya yang menuntut penyerahan diri Linar sepenuhnya. Tangannya masuk ke dalam celana dalam Linar mengusap dan menggelitik bagian yang mulai basah dan licin itu."Mas," desah Linar ketika Dean melepaskan bibirnya dan beralih mencumbu wajah, leher, dan dadanya dengan terburu- buru, seperti kelaparan.Dean menjilat, mengisap, menarik, dan menggigit. Meninggalkan tanda di semua yang dilalui bibirnya."Mas," pekiknya meringis saat jemari laki-laki itu masuk dan bergerak di dalam pusat gairahnya.Kaki Linar terbuka, lututnya sedikit menekuk ketika Dean menambah satu jari lagi, tidak memberi ampun mendorongnya mencapai puncak. Linar terengah, kepalanya terkulai ke belakang, jemarinya meremas pinggiran konter saat Dean merayap turun, bersimpuh di antara kakinya, menarik celana dalam turun melepasnya dari kaki Linar.Wajah Dean mendongak terbenam di selangkangan Linar. Dia mencumbu kewanitaan, me

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-19
  • Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri   111. Saling Melempar Uneg-Uneg

    "Apa maksud kamu, Lin?""Kamu jelas tahu maksud aku, Mas.""Linar! Wajar 'kan kalau Mami memperingatkan kamu ketika harus naik turun tangga, resikonya jauh lebih besar. Biar si Mbok yang mengurusnya.""Ok,"**Linar tampak sibuk, memindahkan menu sarapan pagi menjelang siang ke meja makan dan mempersiapkan makanan untuk disantap Dean. "Tumben Mami belum muncul, Lin. Tolong panggilkan Mami ya, untuk sarapan bareng kita!""Mami, udah pergi sejak pagi, Mas. Kembali ke rumah utama.""Oh ya, kenapa aku sampai nggak tahu, biasanya 'kan-""Memang agak mendadak. Mungkin Mami sedang buru-buru atau apapun itu, yang jelas Mami sempat pamit sama aku,"Dean mengangguk kecil dengan menatap Linar yang agak bersikeras. "Ok." "Apa Mami sempat membahas masalah kemarin malam?""Iya, tentu aja. Mami nggak pernah melewatkan sekalipun untuk terus berkomentar atau memberi nasihat tentang apa yang salah dari aku, apa yang seharusnya aku lakukan apalagi kalau yang aku lakukan dianggap mempermalukan kel

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-23
  • Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri   112. Terpancing Emosi

    Deg! Hati Linar mencelos akan serangan tiba-tiba, dan kini otaknya mendadak buntu, karena memang itu faktanya. Tapi.. "Dan besar kemungkinan kamu ingin membalas dendam dan pada akhirnya jatuh ke pelukan lelaki lain …" suara Gayatri terhenti dengan mata menimbang dan sinar matanya meredup. "Setelah selama ini, Mami masih meragukan kesetiaan aku? Kalau Mami nggak percaya sama aku, kenapa Mami nggak menentang Mas Dean untuk nggak menikahi aku lagi.""Apa kata dokter saat dulu kalian memeriksa kesuburan? Apa kehamilan kamu yang dulu juga sebenarnya bukan milik Dean?" "Apa?" tanya Linar terkejut akan pertanyaan jauh diluar dugaan. "Apa… apa pernah dokter pernah mengatakan kalau sebenarnya yang bermasalah adalah Dean, sendiri?"Linar mulai mencerna, alasan sinar yang meredup pada matanya, dan nada suara yang merendah. Linar memutuskan menunggu."Kamu dan Dera, sudah terbukti pernah mengandung. Apa artinya itu…""Mi, maaf tapi menurut aku, Mami terlalu ikut campur dan menyimpulkan s

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-25
  • Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri   113. Emosi Membawa Petaka

    "Brengsek kamu! Dengar aku akan-"Dean dengan cepat menyambar tengkuk Linar mengadah dan mencium bibir Linar rakus. Perlahan kedua kaki Linar melemas, letih melawan Dean. Dean menggerakkan dirinya secara brutal di dalam diri Linar. Kegusaran membutakan matanya, begitu pula hatinya. Dean hanya perlu menghukum Linar tanpa khawatir akan menindih Linar dan membahayakan anaknya di dalam perut."Kamu istri aku! Tugasnya istri itu patuh sama suami, ngerti kamu!" tekan Dean sambil menggerakkan dirinya dengan kasar.Linar mengalihkan perhatian saat Dean akan menciumnya. Dean menghisap leher Linar dan membelit tubuh Linar agar diam didalam rengkuhannya.***Bangun lebih dulu, dengan ingatan yang kembali terkumpul membuat perasaan Linar kembali muram. Linar menoleh ke belakang pada Dean yang masih tertidur lelap, yang ia yakini tak memakai sehelai kain apapun di balik selimut yang hanya menutupi bagian perut hingga ke bawah. Linar buru buru beranjak. Dan pergi ke kamar mandi. Setelah mandi Lin

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-26
  • Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri   114. Ketakutan Terbesar Dean

    Dean sigap membanting kemudi ke arah kiri yang tetap terjadi tabrakan tunggal, keduanya terpelanting namun tertahan sabuk pengaman, airbag otomatis terbuka menyelamatkan mereka. Namun kejutan dan goncangan hebat berefek pada janin Linar. "Linar!! Kamu nggak apa-apa?" tanya Dean khawatir dan semakin panik saat Linar terlihat shock dan terus melemah. Ketukan jendela kaca dari luar yang mengingatkannya bahwa telah terjadi masalah, Dean bisa melihat mobil yang ditabrak serong tadi ikut terdorong beruntung di depannya tidak ada kendaraan lain. Dean kembali menoleh pada Linar yang sudah tergolek lemah, "Linar! Buka mata kamu! Linar!" Linar yang mendengar suara Dean langsung mengangkat wajahnya yang menahan rasa sakit luar biasa yang berpusat dari perutnya. Ia mengulurkan tangannya yang lemah ke arah pria itu dan memanggil dengan bibirnya yang pucat. "Mas," Dadanya serasa diremas dengan keras melihat rasa sakit yang menyelimuti wajah wanita itu. "Rasanya sakit banget," lirih Linar dian

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-29

Bab terbaru

  • Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri   Promo , Terjerat Kontrak Cassanova

    Silahkan Mampir Cerita Lainnya, Peringatan Cerita 19+Genre Adult Romance, Kontrak dg CEO yg bergaya Cassanova. Alur dan permasalahannya lebih real dan relate kehidupan normal. BlurbJavas mengerang karena bergairah, semakin merengkuh tubuh Zehra pada tubuh tegapnya yang membuat pipi Zehra memerah karena ikut merasakannya, dengan mata berkilat Javas mengusap pipi Zehra. "Jadi dari mana aja kamu seharian ini?""Cuma di rumah, mengemas semua barang aku. Kamu ingat 'kan? Ini jadi hari terakhir-""Aku berubah pikiran, ayo kita bertunangan!" Zehra mendorong dada Javas pelan, "Maaf, aku nggak bisa karena kontrak kita udah selesai, benar 'kan?"Tentang dua manusia yang tak pernah bersilang jalan sebelumnya kini terus dipertemukan hingga memantik rasa penasaran Javas Wira Sastro yang sudah muak dengan hidupnya, mencoba bermain api hingga memanfaatkan Zehra Deris yang terhimpit masalah.Mereka setuju untuk terikat dan tanpa sadar saling terbakar. Namun terlalu banyak perbedaan, drama serta

  • Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri   137. Extra Part V (Akhir Sempurna)

    Empat Tahun Kemudian “Elkan sudah berusia enam tahun, sudah agak telat buat punya adik, tapi kenapa masih belum?” pupil mata Tante Ambar membesar, dengan reaksi dramanya ia melanjutkan. “Apa kalian cuma berencana punya satu anak atau ada masalah dengan rahim kamu lagi, Lin?”Pertanyaan terakhir adalah yang paling sensasional terbukti semua mata tertuju pada Linar yang tengah menuangkan air ke dalam gelas kosong. Ia menyadarinya tapi tak cukup ada alasan untuk menghentikan gerakannya. Ia memang langsung haus saat Tante Ambar kembali kumat.“Ambar! Jaga ucapan kamu!” peringat Om Soepomo.“Aku cuma tanya, kita ini ‘kan keluarga. Wajar dong kalau saling terbuka lagipula lebih baik bertanya langsung dari pada ngomongin di belakang ‘kan?”“Memangnya Tante Ambar masih ngomongin aku di belakang, ya?” tanya Linar berpura-pura ingin tahu.Tante Ambar mengerjapkan matanya beberapa kali. Kemudian mengulas senyum sambil mengedikkan bahunya. “Kadang-kadang aja, kamu terlihat awet muda sih,”“Aku ‘

  • Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri   136. Extra Part IV

    "Dia pasti tahu itu, Roland pasti sudah cerita tentang itu ke dia." Linar bersedekap layaknya petugas biro interogasi, "Maryn tahu kamu sudah punya anak?" Dean menghela napasnya kasar. “Aku nggak tau, kami jarang ketika bertemu, ngobrol urusan pribadi seperti itu.” Linar memutuskan untuk tidak berhenti, ia mengikuti suaminya. "Lantas, mau apa dia menghubungi kamu selarut ini?" Dean memandang Linar lama, mencoba merangkai kata dengan penjelasan yang ia pilih. "Maryn memastikan aku hadir di pestanya Roland. Akan banyak yang datang dan mungkin akan menjadi acara semacam reuni." "Kamu memang pasti hadir 'kan? Secara dia sahabat kamu. Lagian acara pernikahannya masih dua minggu lagi, jadi kenapa dia harus memastikan kamu hadir sampai segitunya?" Dean terlihat frustrasi dengan enggan ia menambahkan. “Bukan acara pernikahannya tapi…semacam pesta lajang di tempat yang sudah di booking sama yang punya acara.” “Pesta lajang? Dimana?” “Di salah satu pulau Bali.” “Hah, pesta sendirian sek

  • Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri   135. Extra Part III

    Braaak! Dean memejamkan matanya, coba menahan keluhan lantaran pintu mobilnya yang baru saja dibanting oleh istrinya. Ia melirik pada Linar yang masih cemberut mengotak atik ponselnya.“Sebentar lagi jam sebelas, kita sekalian makan siang aja ya, jadi kamu pulang jam satu aja.” buka Dean sembari menjalani mobilnya keluar garasi.“Nggak bisa, ‘kan aku udah bilang aku nggak tega ninggalin Elkan terlalu lama.” balas Linar.“Makanya aku udah bilang tadi, bawa Elkan dan susternya sekalian.” bantah Dean santai namun dibalas delikkan oleh Linar.“Justru karena aku mikirin posisi kamu di kantor. Gimana kalau tantrumnya kambuh? Udah pasti mengganggu kesejahteraan kantor kamu.” ucap Linar sewot.Dean memejamkan matanya lelah. Tangannya mengusap wajahnya gusar. Dia mencoba mendekati Rere. “Aku minta maaf, ok. Berhenti ketus saat bicara sama aku, Lin.” Hening…Linar menyadari jika Dean sudah mulai tersinggung dan mengambil sikap tegas dan dinginnya.“Aku pikir kita udah baik-baik aja. Aku bena

  • Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri   134. Naik Turun Kepercayaan (Extra Part II)

    "Maaf, Buk. Pak Dean sedang tidak ada di tempat.""Oh ya, bukannya kurang dari setengah jam, baru tiba jam istirahat?""Betul, Buk. Tapi sejam dua jam yang lalu Pak Dean keluar kantor untuk menghadiri event peluncuran salah salah satu karya kami, dan Bapak bilang akan kembali ke kantor sekitar jam dua nanti." jawab sekretaris Dean. Linar mengangguk kecil, ada perasaan menyesal karena sudah semangat mempersiapkan bekal makan siang sejak jam sembilan pagi. "Tadi kamu bilang, event peluncuran produk? Apa itu artinya Buk Dera William dan Pak Roland juga ikut?" pancing Linar. ***Linar merengut kesal, perasaan was-was masih saja menganggunya selama masih ada Dera yang menjadi salah satu partner kerja suaminya artinya Dera masih berputar di dunia suaminya. Peluang mereka untuk bertemu, dekat dan kembali nyaman terlalu besar. Dan terbukti ada kecocokan tempat diantara mereka. Dean baru saja memberitahu lewat telpon jika ia tengah berada di restoran ternama dan memakai ruang makan tertut

  • Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri   133. Extra Part I

    "Iya, nanti di dalam kamarnya jangan terlalu lama, ya. Biar kamu bisa ikut foto bersama nah, setelah itu kita bahas acara ulang tahun Ista, nanti. Kamu tahu 'kan sebentar lagi giliran Ista, adik ipar kamu yang berulang tahun. Jadi kamu harus ikut diskusi, ya!""Ok, Tante. Yaudah aku ke kamar dulu, ya. Elkan udah merengek terus."Linar masuk ke salah satu kamar tamu yang ada di lantai dasar. la duduk di sisi ranjang dan mulai menurunkan gaunnya di bagian dada dan melepas kancing bra. Sejak melahirkan Elkan, Linar selalu memakai bra dengan kancing di bagian depan agar memudahkannya untuk menyusui.Linar segera menempatkan bibir Elkan di puncak dadanya. Elkan yang sudah lapar dan haus, segera menghisap dengan tidak sabar. Tidak lama kemudian, mata bayi laki-laki sehat itu terpejam. Linar menatap Elkan dengan penuh kasih sayang. Tangannya bergerak pelan dan lembut untuk mengelus kepala anaknya yang berambut lebat seperti Dean. la tersenyum tipis. Perjalanan rumah tangga yang dulu terasa

  • Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri   132. Usaha Memantaskan Diri

    Dean menelengkan kepalanya. "Kenapa bisa nggak seger lagi?""Ya, karena aku udah mandi dari setengah jam yang lalu," ucap Linar cemberut."Ya, terus kenapa kamu nggak langsung samperin aku aja, hmm?" "Niatnya 'kan mau kasih kejutan, lagian kamu kelihatan serius banget kerjanya, jadi aku pilih skincare-an deh, sambil nungguin." Dean mendengus ketika kedua lengan Linar mengalungi lehernya. “Bukan karena kamu sibuk cari alasan supaya aku nggak marahin kamu, hm?” sindir Dean tajam. Meski begitu, kedua tangannya bergerak pasti memeluk pinggang Linar.Linar tersenyum geli, kakinya sedikit berjinjit agar bisa mengecup sebentar bibir Dean. "Jangan marah dong, 'kan akunya ga jadi seminggu disana.""Kesepakatannya kamu dan Elkan cuma tiga hari disana, ingat.""Tapi kamu tau sendiri, Mamah aku protes karena aku nggak ikut bantuin acaranya. Dan kamu udah izinkan aku, ingat?""Amat sangat terpaksa, karena mamah kamu yang minta." dengus Dean. “Tapi Mas, kamu suka nggak?” bisiknya tepat didepa

  • Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri   131. Solusi Setiap Masalah

    "Cium!" bisik Linar ragu, "Dia cium bibir aku, Mas."Jawaban Linar cukup membuat Dean lega, hanya saja egonya terlanjur luka. Ia kecewa manakala di saat mereka berpisah, ia masih meyakini Linar masih mencintainya, dan kepercayaan Linar adalah perempuan yang pandai menjaga dirinya. Sejujurnya ia pun banyak membiarkan Dera. "Tumben, kamu mau. Padahal hubungan kalian setengah tahu pun belum?""..." Linar tak mampu memandang wajah suaminya.Dean berbalik, "Aku kecewa, aku pikir kamu nggak akan semudah itu berpaling.""Mas..." Linar menahan lengan Dean, "Waktu itu kita udah bercerai, Mas.""Secepat itu kamu berpaling? Apa kamu memang tipikal nggak bisa kesepian? Jangan - jangan kalau aku tinggal dinas lama di luar kota, kamu cari pelukan pria lain.""Aku nggak kaya gitu, Mas. Bukannya banyak kesempatan yang aku buktikan ke kamu, ya? Aku yang selalu nungguin kamu di kamar yang dingin sendirian, Mas! Aku selalu setia sama kamu….” Linar menggigit lidahnya, dan membuang wajahnya ke samping.D

  • Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri   130. Diam Salah Paham

    Dean mengetahui jika Linar sudah lama bersahabat dengan Tita tapi dengan Andaru, pria yang dikenalnya sebagai kekasih dari Tita, sejauh apa istrinya dekat dengan Andaru? Dan apakah Tita mengetahui kedekatan mereka berdua hingga dengan santainya Andaru membuat janji temu dan makan bersama, bahkan mengirim pesan selarut ini. Berbagai macam pertanyaan dan pikiran negatif bersemayam dibenaknya dengan cara yang menjengkelkan. Ia curiga, khawatir dan mungkin cemburu. Namun kali ini Dean ingin menguji istrinya.***Tok.. Tok.. "Masuk,"“Mas, ini udah jam makan siang lho, makan yuk!”Dean tersenyum kecil saat menemukan Linar yang melangkah menuju meja kerjanya. Ia memundurkan kursinya dan menyamankan posisi duduknya dengan kaki yang terbuka lebar.Linar berdiri di sampingnya, menyandar di pinggir meja setelah meletakkan tas di atasnya. Tangannya memainkan rambut Dean. “Lunch bareng aku yuk, ada resto recommended yang mau aku coba bareng kamu," Dean mengangguk setuju, menikmati tangan Linar

DMCA.com Protection Status