Firheith mengangguk, karena ia telah mendengar sendiri betapa marahnya Gabriel kali ini pada Celine. Namun, perhatiannya tersita ketika ia merasakan sebuah usapan lembut di bahu. “Ya, Baby?”“Sebaiknya, kita jangan masuk ke dalam rumah dulu, ya. Aku tidak enak pada papa dan mama, jika melihat kita lewat. Lagi pula, kita juga tidak tahu apa yang terjadi di dalam, bukan?” usul Mutia berbisik, “Mereka pasti canggung.”“Kau benar, Mutia.”“Apa kita pergi lagi saja? Aku tak enak takut dianggap lancang ketahuan menguping, Fir,” kata Mutia yang tak suka ikut campur urusan orang lain. “Tidak akan ada yang berani mengatakan itu, Baby.” Firheith menenangkan Mutia, dengan menarik bahunya ke dalam dekapan. Puncak kepala Mutia dikecupnya dengan lembut, kehangatan pelukan Firheith sekejap saja memberi rasa nyaman bagi Mutia di dada Firheith. Namun, pelukan mereka berdua tak berlangsung lama. Kedekatan Firheith dan Mutia terkacaukan bunyi tamparan yang sangat keras. “Fir…,” sebut Mutia dengan
Last Updated : 2024-05-09 Read more