Home / Rumah Tangga / Nathan & Aubree / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Nathan & Aubree: Chapter 61 - Chapter 70

138 Chapters

Bab 61. Love Obsession Disorder

“Nyonya Aubree mengalami gangguan mental, Tuan.”Tubuh Nathan membatu mendengar apa yang dikatakan oleh sang dokter. Sepasang iris mata cokelat Nathan melebar menunjukan jelas keterkejutannya. Otak Nathan blank seketika nyaris tak mampu merangkai kata.“Gangguan mental? Bagaimana mungkin? Istriku baik-baik saja!”Nathan menjawab dengan nada penuh penenakanan. Pria itu meyakinkan dirinya sendiri kalau Aubree baik-baik saja. Walau tak dipungkiri kecemasan melanda Nathan. Tidak. Bukan hanya cemas tapi rasa takut, panik, khawatir telah melebur menjadi satu. Benak Nathan terus memikirkan tentang kesehatan Aubree.“Tuan Nathan, saya tidak bisa memberikan jawaban secara lengkap karena ini bukan bidang saya. Tapi obat yang dikonsumsi oleh istri Anda adalah obat yang sering digunakan untuk orang yang mengalami depresi berat. Mungkin lebih lengkapnya Anda bisa berbicara dengan psikiater yang menangani istri Anda.” Sang dokter berucap memberi saran.Nathan terdiam beberapa saat. Napasnya membera
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Bab 62. Teach Me How to Forget You

Pelupuk mata Aubree mulai bergerak. Perlahan mata wanita itu mulai terbuka. Dan ketika mata Aubree sudah terbuka, dia melihat dirinya berada di sebuah ruangan putih. Wanita itu mengerutkan kening bingung. Namun, beberapa detik selanjutnya Aubree menyadari dirinya berada di rumah sakit bertepatan dengan aroma khas rumah sakit telah menyeruak ke indra penciumannya.Kini Aubree mengalihkan pandangannya ke samping ketika dirinya merasakan tangan kanannya seperti tertindih seseuatu. Tampak raut wajah Aubree berubah melihat Nathan yang tertidur di sisi kanannya.Aubree menghela napas panjang. Sejenak, ingatan Aubree mulai tergali alasan dirinya berada di rumah sakit. Ya, Aubree mengingat dengan jelas kalau dirinya berusaha bunuh diri dengan meminum semua obat miliknya. Kali ini Aubree harus menelan kekecewaan. Aubree pikir dirinya akan mati. Tapi ternyata tidak. Dia masih bisa menghirup udara dengan hati yang masih hancur berkeping-keping.Napas Aubree mulai memberat. Hatinya kembali merasa
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Bab 63. Second Chance

“Ajari aku, Nathan … ajari aku cara melupakanmu.”Tubuh Nathan mematung kala mendengar ucapan Aubree. Sepasang iris mata cokelat Nathan menatap Aubree yang sejak tadi tidak henti menangis. Lidah Nathan kelu. Otaknya blank seketika. Nathan melihat dengan jelas betapa hancur Aubree. Jantung Nathan seperti ingin berhenti berdetak mendengar permintaan Aubree.“Aubree—”“Tidak ada yang perlu kita perbaiki lagi, Nathan. Aku tahu kau tidak akan pernah mencintaiku. Tidak akan pernah. Sampai kapan pun yang kau cintai hanya Kylie. Kalau pun kita tetap bersama kau hanya kasihan padaku. Kau tahu aku mengalami gangguan mental. Lebih baik kita sudahi saja pernikahan kita. Aku akan berusaha melatih diriku untuk bisa tanpamu. Meski aku tahu itu sulit. Tapi aku akan tetap belajar, Nathan.” Aubree memotong ucapan Nathan. Wanita itu tak membiarkan Nathan menyelesaikan ucapannya. Air mata Aubree tak henti-hentinya berlinang. Wanita itu merasakan bahwa di sangat amat terluka.Nathan terdiam beberapa saat.
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Bab 64. Feeling Guilty

Sudah satu minggu Aubree berada di rumah sakit. Kondisi kesehatan Aubree mulai berangsur-angsur membaik. Tentu semua karena Nathan yang selalu setia di sisinya. Selama satu minggu ini Nathan menyerahkan semua pekerjaannya pada Cedric—asistennya. Nathan fokus pada pemulihan Aubree. Bagi Nathan saat ini kesehatan Aubree jauh lebih penting dari apa pun.Terakhir, psikiater yang menangani Aubree mengatakan pada Nathan kalau sekarang suasana hati Aubree stabil. Pun sang psikiater mengingatkan Nathan untuk tidak membahas apa yang menjadi masa lalu atau hal-hal yang telah lewat. Semua itu guna agar Aubree fokus pada apa yang ada di depan.Satu minggu ini, Nathan lebih sangat dekat dengan Aubree. Mereka sering menghabiskan menonton film bersama. Makan bersama. Dan masih banyak hal lainnya. Tentu semua itu telah memperbaiki kondisi mood Aubree secara perlahan. Tak ada masalah yang Nathan bahas. Nathan selalu menghindari hal-hal yang menjadi sumbu masalah di antara mereka.Sekitar dua hari lalu
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Bab 65. Bleeding?

“Nathan, besok apa kau akan bekerja?”Suara Aubree bertanya seraya mendongakan kepalanya dari dalam pelukan Nathan. Kini Aubree dan Nathan tengah membaringkan tubuh mereka di ranjang. Waktu masih pukul sembilan malam. Baik Aubree dan Nathan masih belum ingin tidur. Mereka sejak tadi mengobrol dan menghabisi waktu bersama.“Besok kemungkinan aku akan bekerja dari rumah. Lusa aku baru akan ke kantor.”Nathan membelai pipi Aubree dengan lembut. Memberikan kecupan di bibir Aubree. Pun Aubree memejamkan matanya menikmati bibir Nathan yang berada di atas bibirnya.“Aubree,” panggil Nathan pelan dan hangat.“Hm?” jawab Aubree seraya menatap Nathan.“Aku minta kau jangan ke kantor dulu. Aku ingin kau lebih banyak beristirahat. Biarkan Elida yang mengerjakan pekerjaanmu.” Nathan berucap dengan nada pelan tapi tersirat tegas. Tentu Nathan belum mengizinkan Aubree mengurus pekerjaannya. Bukan tanpa alasan tapi Nathan ingin Aubree benar-benar pulih.Aubree menghela napas dalam. “Aku bosan di ruma
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Bab 66. Honesty is Important

Nathan menginjak pedal gas, guna menambah laju mobilnya. Malam kian larut. Lampu jalanan serta lampu mobil membantu mobil Nathan yang sedang melaju di tengah malam kota Manhattan. Cuaca malam itu sangat cerah. Namun tidak dengan wajah Nathan. Terlihat jelas raut wajah kepanikan di wajah Nathan. Bahkan jelas Nathan menunjukan kegelisahan di wajahnya. Debar jantung pria itu berpacu keras. Benak Nathan hanya memikirkan tentang Kylie. Ada rasa penyesalan dalam diri Nathan karena menonaktifkan ponselnya. Harusnya Nathan ingat kalau Kylie tidak mungkin menghubunginya jika tidak ada hal yang penting. Nathan mengembuskan napas panjang. Ingatan Nathan baru mengingat kalau dia meninggalkan penthouse begitu saja tanpa meninggalkan pesan pada pelayan. Rasa panik sampai membuatnya lupa. Nathan yakin pasti Aubree akan mencarinya. Shit! Nathan mengumpati kecerobohannya. Harusnya dia meninggalkan pesan pada pelayan agar Aubree tidak cemas padanya. Sejenak, Nathan memikirkan solusi yang paling tepat
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Bab 67. DNA Test Result

Nathan menatap Kylie yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Lepas dari rasa cintanya yang dalam pada Kylie, Nathan merasa iba akan masalah yang terjadi di hidup Kylie. Nathan pikir Kylie telah hidup bahagia dengan suaminya. Tapi ternyata apa yang Nathan pikirkan semuanya salah. Hidup Kylie bahkan sangat menderita. Wanita itu menunjukan banyak senyuman di wajahnya di hadapan publik tapi kenyataan tak sesuai dengan apa yang terjadi.“Kau masih di sini?” Anders melangkah menghampiri Nathan yang berada didekat ranjang Kylie.Nathan melirik Anders tajam kala Anders menyapa dirinya. Aura wajah Nathan begitu dingin. Sorot matanya menatap Anders dengan tatapan tak suka dan terselimuti kebencian. Sedangkan Anders menanggapi tatapan tajam Nathan dengan santai. Tanpa ditanya, Anders tahu kalau Nathan masih menaruh hati pada Kylie.“Aku mengakui ini semua kesalahanku.” Anders mulai mengeluarkan suara. Nadanya terdengar begitu bersalah. “Tapi ini semua di luar apa yang aku rencanakan. Aku ya
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Bab 68. Nathan's Request

Mobil Nathan mulai memasuki gedung parkir apartemen di mana unit penthouse-nya berada. Kemudian, dia melangkah memasuki lobby apartemen dengan raut wajah yang menunjukan jelas rasa cemas. Dalam hati, Nathan berharap Aubree masih tidur. Sungguh, Nathan benar-benar merasa di posisi bersalah. Dia tak pernah berniat untuk melukai Aubree. Namun sekarang? Lagi dan lagi Nathan merasa kalau dirinya telah melukai Aubree. Kini Nathan memasuki penthouse miliknya. Dia hendak segera menuju kamar. Akan tetapi tiba-tiba seorang pelayan berlari menghampiri Nathan dengan begitu terburu-buru dan wajah yang panik.“Tuan,” seru sang pelayan.“Ada apa?” tanya Nathan seraya menatap dingin dan tersirat menuntut sang pelayan untuk segera menjawabnya.Sang pelayan menelan salivanya susah payah. Tampak kecemasan dan ketakutan melandanya. “T-Tuan, tadi Nyonya Aubree penyakitnya kambuh. Nyonya berteriak teriak seperti orang ketakutan dan marah. Tapi saya sudah menghubungi dokter, Tuan. Tadi dokter juga sudah m
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Bab 69. Aubree's Anxiety

Nathan duduk di kursi kebesarannya seraya menatap lurus ke depan dengan pikiran yang menerawang. Dalam benak Nathan memikirkan tentang kondisi kesehatan Aubree. Jujur, Nathan merasa bersalah karena membohongi Aubree. Padahal kemarin Nathan sudah ingin mengatakan yang sebenarnya pada Aubree. Akan tetapi semua harus Nathan tunda karena kesehatan Aubree drop. Andai saja kesehatan Aubree tidak drop maka Nathan akan menceritakan semuanya tentang Kylie. Pun Nathan tak betah dibayang-bayangi rasa bersalah karena telah membongi Aubree. Nathan mengembuskan napas panjang. Lantas pria itu mengambil wine yang ada di hadapannya, dan disesapnya perlahan. Sepasang iris mata cokelat Nathan jelas menunjukan begitu banyak yang dipikirkan oleh pria itu.Suara ketukan pintu sukses membuyarkan lamunan Nathan. Refleks, Nathan mengalihkan pandangannya ke arah pintu, dan langsung menginterupsi orang yang mengetuk pintu itu untuk masuk.“Tuan Nathan,” sapa Cedric—asisten Nathan seraya melangkah mendekat pada
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Bab 70. You're the Only One that I Want

Aubree meminum obatnya yang diberikan oleh sang dokter. Lantas wanita itu duduk di sofa kamarnya dengan wajah muram dan sorot mata lurus ke depan dengan pikiran menerawang. Sekitar lima belas menit lalu, Hazel—adik iparnya baru saja pulang. Sejak tadi pikiran dan hati Aubree menjadi tidak tenang.Perkataan Hazel yang mengatakan Kylie berada di rumah sakit membuat dada Aubree bergemuruh. Aubree yakin kalau Nathan tidak mungkin menutupi sesuatu darinya. Tidak. Pasti kemarin yang Nathan temui memang teman sekolahnya. Bukan Kylie. Kalau pun Nathan ingin menemui Kylie pasti Nathan mengatakan padanya.Namun, hal yang Aubree pikirkan adalah mampukah dia memberi izin pada Nathan kalau suatu saat Nathan ingin bertemu dengan Kylie? Aubree menggelengkan kepalanya tegas. Dia tahu dirinya pasti Aubree tidak akan mampu. Jelas Aubree mengenal dirinya sendiri. Kecemburuannya tak bisa terkendali. Amarahnya tak terkontrol.Tampak Aubree menjadi gelisah, cemas, dan takut. Tiga rasa itu telah melebur men
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more
PREV
1
...
56789
...
14
DMCA.com Protection Status