Home / Rumah Tangga / Nathan & Aubree / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Nathan & Aubree: Chapter 41 - Chapter 50

138 Chapters

Bab 41. She's Scared of Losing Him

Sinar matahari menembus jendela kamar, menyentuh kulit wajah Aubree. Perlahan Aubree mengerjapkan matanya beberapa kali. Gadis itu menggeliat, dan menguap seraya merentangkan kedua tangannya. Tepat dikala Aubree sudah membuka matanya—gadis itu menoleh ke samping menatap ke ranjang di sampingnya. Namun … tiba-tiba raut wajah Aubree berubah melihat ranjang di sampingnya kosong. Padahal Aubree mengingat dengan jelas tadi malam Nathan mengatakan akan menyusulnya.“Nathan, di mana?” guman Aubree cemas.“Nathan? Nathan? Nathan?” Aubree memanggil-manggil Nathan sedikit keras. Tetapi tak ada jawaban satu pun. Itu menandakan Aubree di kamar seorang diri. Pun Aubree tak mendengar suara gemericik air. Artinya Nathan juga tidak berada di dalam kamar mandi.Suara ketukan pintu terdengar membuat Aubree segera mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Dan menginterupsi orang yang mengetuk pintu itu untuk segera masuk ke dalam kamarnya.“Nyonya Aubree.” Sang pelayan melangkah mendekat pada Aubree seray
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Bab 42. Misunderstanding

Aubree duduk di kursi yang ada di ruang khusus kolam renang. Siang ini cuaca mendung. Langit cerah tertutupi awan gelap. Persis seperti raut wajah Aubree yang tampak begitu muram. Tak ada keceriaan di wajah Aubree. Pancaran matanya menunjukan kerapuhan. Hingga detik ini Nathan belum juga pulang. Entah ke mana suaminya itu pergi. Ingin sekali Aubree mencari Nathan akan tetapi pikiran dan hatinya begitu kacau. Pun Aubree takut emosinya akan meledak-ledak. Aubree mengenal dirinya. Rasa takut dan cemas selalu saja menghantuinya. Hari ini Aubree memilih untuk tidak ke kantor. Gadis itu meminta Elida—asistennya untuk menggantikan pekerjaannya. Dalam keadaan seperti ini Aubree tidak bisa memikirkan apa pun. Yang ada di dalam benak Aubree hanyalah Nathan dan Nathan. Tidak ada lagi yang Aubree pikirkan selain Nathan.Suara dering ponsel berbunyi membuat Aubree membuyarkan lamunannya. Tampak Aubree buru-buru mengambil ponselnya yang terletak di sampingnya. Dia yakin kalau yang menghubunginya
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Bab 43. Joseph's Threat

“Aubree!!” Suara Nathan berseru memanggil nama Aubree dengan cukup keras dan lantang. Pria itu menatap dingin dan tajam Aubree yang terlihat dekat dengan Joseph. Ditambah Nathan melihat dengan mata kepalanya tangan Aubree dipegang oleh Joseph. Seketika itu juga rahang Nathan mengetat. Tatapan mata pria itu bak laser yang siap untuk membunuh.“Nathan? Kau sudah pulang?” Buru-buru Aubree menjauhkan tangan Joseph yang tadi menggenggam tangannya. Tampak Aubree terkejut melihat kedatangan Nathan. Apalagi Nathan memberikan tatapan tajam yang berbeda tak seperti tatapan biasanya.Jika Aubree terlihat terkejut melihat Nathan datang, lain halnya dengan Joseph yang tampak santai. Joseph seperti tak melakukan sebuah kesalahan apa pun. Well, memangnya apa salah dirinya? Memegang tangan kakak iparnya sendiri tidaklah salah. Hanya memegang tangan bukan berciuman. Jadi Joseph bersikap acuh dan tak peduli dengan tatapan tajam kakaknya itu.Nathan melangkah mendekat pada Aubree dan Joseph. Tatapan pr
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Bab 44. Your Body is Mine

Nathan menatap Aubree yang tertidur pulas dalam dekapannya. Sebagai ganti tadi malam, Nathan harus tetap berada di samping Aubree. Gadis itu tidak mau berpisah dengan Nathan. Ya, Aubree merajuk agar bisa tidur dalam pelukan Nathan. Dan Nathan menuruti keinginan Aubree. Pasalnya Nathan tak mau berdebat. Lebih baik Nathan menuruti keinginan Aubree selama permintaan Aubree masih cukup masuk akal sehatnya.Tampak Aubree tertidur begitu pulas dalam dekapan Nathan. Pun Aubree memeluk erat pinggang Nathan. Sedangkan Nathan hanya diam. Tatapan Nathan malah mengamati wajah polos Aubree yang tak menggunakan polesan make up sedikit pun. Nathan tak menampik kalau Aubree memiliki paras yang sangat cantik. Jika tertidur pulas seperti ini, Nathan tak melihat wajah angkuh Aubree yang selama ini dia lihat.Sejenak, Nathan memikirkan kalau apa yang dia lakukan ini salah. Tujuan Nathan hanya karena ingin menenangkan Kylie. Lepas dari dirinya masih mencintai Kylie tapi Kylie adalah teman masa kecilnya. I
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Bab 45. I'll Never Leave You

“Aubree, jam berapa hari ini kau akan pulang kantor?”Suara Nathan bertanya seraya menatap Aubree yang tengah memoles wajah dengan make up. Seperti biasa dikala pagi menyapa, Nathan dan Aubree sama-sama bersiap-siap berangkat ke kantor. Baik Nathan dan Aubree memang memiliki kesibukan yang sama. Memimpin perusahaan keluarga mereka masing-masing. Namun, meski memiliki kesibukan yang sama tetap saja Aubree yang paling sering meminta asistennya untuk menyelesaikan sisa pekerjannya. Bagi Aubree; Nathan adalah segalanya. Tentu Nathan akan selalu menjadi prioritasnya. Cinta yang Aubree berikan pada Nathan bukan cinta yang harus untuk mendapatkan balasan yang seimbang. Nathan cukup ada di sisinya sudah lebih dari cukup.“Aku tidak akan pulang malam, Nathan. Aku akan pulang lebih awal darimu.” Aubree menjawab seraya memberikan senyuman di wajahnya.“Good.” Nathan memberikan kecupan di kening Aubree. “Aku harus berangkat sekarang. Nanti malam aku akan pulang sedikit terlambat tapi tidak akan p
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Bab 46. He Still Loves Her

“Aubree, hari ini aku ingin bertemu dengan kakakku sebentar. Ada project yang harus aku bahas dengannya. Besok kakakku sudah pergi ke Los Angeles. Aku harus menemuinya sekarang.”Nathan menatap Aubree yang tengah meminum susu almond. Waktu menunjukan pukul sepuluh pagi. Awalnya Nathan ingin bekerja di rumah. Namun, sekitar satu jam yang lalu Nathan mendapatkan pesan dari Justin—kakaknya yang memintanya untuk datang membahas project Afford Group. Terpaksa Nathan harus segera menemui kakaknya itu. Karena besok kakaknya sudah berangkat ke Los Angeles untuk pertemuan bisnis.Aubree meletakan gelas yang berisikan setengah susu almond ke atas meja. Kemudian, gadis itu menatap Nathan yang ada di hadapannya. “Jadi hari ini kau tidak jadi bekerja di rumah?” tanyanya pelan namun tersirat nada kecewa.“Aku tidak akan lama, Aubree. Meeting-ku dan kakakku pasti tidak akan lebih dari dua jam. Sepulang dari rumah kakakku aku akan segera pulang. Kalau kau mau berangkat ke kantor berangkat saja. Tapi
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Bab 47. Stay with Me

“You're here, there's nothing I fear. And I know that my heart will go on. We'll stay forever this way. You are safe in my heart and My heart will go on and on.”Aubree bernyanyi seraya memainkan piano. Alunan musik My Heart Will Go On mengimbangi suara merdu Aubree. Tampak Aubree begitu bahagia kala bernyayi dan bermain piano. Sudah lama sekali gadis itu menginginkan bermain piano. Impian Aubree bisa bermain piano sudah terwujud. Dan semua karena Nathan yang membantunya.Hingga ketika Aubree sudah selesai bermain piano, tatapan Aubree teralih pada dering ponsel miliknya. Refleks, Aubree mengambil ponselnya dan melihat ke layar. Tampak kening Aubree mengerut melihat nomor Joseph muncul di layar ponselnya.Sejenak, ingatan Aubree muncul tentang kata-kata Nathan yang memintanya untuk menghubungi suaminya itu kalau Joseph datang. Tapi ini kan bukan Joseph datang melainkan Joseph menelepon. Jadi tidak perlu dirinya menghubungi suaminya itu. Lagipula Nathan juga sebentar lagi akan pulang.
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Bab 48. Delina’s Arrival

“Nathan, Hazel ada di mana? Kenapa adik perempuanmu itu jarang sekali ada di New York?” tanya Aubree seraya menatap Nathan yang baru saja selesai berenang. Gadis itu mendekat pada Nathan dan memberikan handuk yang khusus dia bawakan untuk suaminya.Nathan mengambil handuk yang diberikan oleh Aubree, lalu dia mengeringkan rambutnya yang basah itu dengan handuk. “Beberapa hari lalu aku menghubungi adikku. Sekarang dia berada di Madrid. Dia bilang belum bisa kembali ke New York karena dia memiliki banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.”“Ah, begitu.” Aubree mengangguk-anggukan kepalanya. Selama ini memang Aubree tak begitu mengenal Hazel—adik bungsu Nathan. Dia hanya bertemu satu kali tepat di resepsi pernikahanya dengan Nathan. Waktu bertemu pun, Aubree hanya berbicara sedikit pada Hazel. Yang Aubree tahu Hazel memiliki paras wajah yang sangat cantik dan mata yang indah dan ramah juga hangat pada semua orang. Hanya saja Hazel tak terlalu banyak bicara. Selama di resepsi pernikahan pu
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Bab 49. I Can't Live Without You

“Siapa yang membeli piano ini?”Suara Delina bertanya dengan nada dingin dan penuh interogasi. Sepasang iris matanya menajam menatap Nathan dan Aubree. Tampak Delina menunjukan jelas kemarahannya. Apalagi tadi dia pun mendengar suara alunan musik piano. Tanpa harus bertanya, Delina sudah yakin orang yang memainkan piano adalah putrinya. “Aku … aku yang membeli piano ini khusus untuk istriku.”Nathan menjawab dengan tegas dan tatapan lekat menatap Delina. Sedangkan Aubree yang ada di samping Nathan tampak ketakutan. Wajah Aubree memucat. Bayangan kemarahan ibunya muncul dalam benak Aubree. Selama ini Aubree tak pernah membantah. Aubree terlalu takut ibunya marah padanya. Namun, Aubree yakin kali ini ibunya akan marah besar.“Kenapa kau harus membelikan piano untuk Aubree? Itu sama sekali tidak memiliki manfaat, Nathan! Aubree juga tidak menyukai bermain piano!” seru Delina dengan nada yang seperti menahan amarah kala berbicara dengan Nathan.“Siapa yang bilang Aubree tidak menyukai b
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Bab 50. I'm Sure, You Always Make Me Happy

Sudah dua hari sejak kedatangan Delina membuat Aubree lebih memilih berdiam diri di rumah. Pun Aubree tak banyak bicara. Gadis itu lebih banyak melamun di kamar melihat pemandangan dari balkon kamar. Tinggal di pethouse membuat Aubree bisa melihat keindahan gedung-gedung perkotaan New York yang tertata rapi sempurna.Dua hari ini Aubree menyerahkan pekerjaannya pada Elida—asistennya. Segala urusan pekerjaan Aubree percayakan pada Elida. Ya, Aubree ingin mencari ketenangan dalam hatinya. Berada di rumah menunggu Nathan pulang bekerja adalah hal yang membuat Aubree sedikit lebih tenang. Bahkan demi mendapatkan ketenangan, Aubree sengaja menonaktifkan ponselnya. Aubree tak ingin diganggu oleh siapa pun. Selama ini hidup Aubree memang bagaikan terpenjara. Gadis itu tidak pernah bisa hidup bebas. Apa pun yang Aubree lakukan akan selalu mendapatkan larangan. Aubree tak pernah bisa memiliki teman. Bahkan Aubree tak pernah bisa meraih mimpinya. Dulu, Aubree ingin sekali menjadi seorang piani
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more
PREV
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status