Home / Rumah Tangga / Nathan & Aubree / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Nathan & Aubree: Chapter 51 - Chapter 60

138 Chapters

Bab 51. Touch Me, Please

“Nathan, kita tetap berada di New York kan? Maksudku kau tidak membawaku ke luar kota kan?”Suara Aubree bertanya seraya bersiap-siap memasukan alat-alat make up ke dalam tas khusus kosmetiknya. Tampak Aubree tengah sibuk dengan barang-barangnya. Beberapa kali Aubree memastikan kalau barang-barang pribadi miliknya tak tertinggal. Padahal tadi pelayan sudah membantunya memasukan barang-barangnya tapi tetap saja Aubree cemas. Gadis itu takut kalau ada barang yang tertinggal. Mengingat weekend ini akan menjadi weekend special maka dia harus mempersiapkannya dengan sempurna.“Iya, kita liburan di dalam kota. Nanti kalau waktuku senggang kita akan liburan ke luar.”Nathan menjawab sambil fokus pada ponsel di tangannya. Pria itu sejak tadi membaca email masuk dari asistennya. Dan tak melihat ke arah Aubree yang sejak tadi sibuk.Senyuman di wajah Aubree terlukis mendengar ucapan Nathan. Lantas gadis itu mendekat pada Nathan yang sejak tadi duduk di sofa. Dengan santai, Aubree mengambil pons
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Bab 52. Hurts Like Hell

Bibir Nathan mencium bibir Aubree begitu agresif. Tak hanya diam, Aubree pun membalas lumatan bibir Nathan. Suara decapan terdengar. Mereka melumat satu sama lain dengan gairah yang membakar keduanya. Air hujan yang tadi telah membasahi tubuh keduanya. Namun bukan dingin yang mereka rasakan. Saat ini yang mereka rasakan adalah panas akibat percikan api yang mereka sendiri ciptakan.“Ah—” Aubree mendesah kala Nathan mencium bibirnya dengan hebat. Lidah Nathan mendesak masuk ke dalam rongga mulut Aubree. Menyentuh langit-langit mulut gadis itu. Lumatan Nathan sangat liar. Bahkan Aubree mulai kewalahan mengimbangi Nathan.Nathan mulai menurunkan tubuh Aubree yang tadi ada digendongannya. Pria itu menangkup kedua pipi Aubree, dengan bibir yang masih memagut bibir Aubree. Seakan enggan untuk melepaskan. Tiba-tiba sesuatu muncul dalam benak Nathan. Sesuatu hal yang membuat Nathan harus segera melepaskan lumatan bibirnya itu.“Segera ganti pakaianmu. Nanti kau sakit,” ucap Nathan yang hendak
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Bab 53. Feeling Lonely

Sinar matahari menembus jendela menyentuh wajah Nathan. Perlahan Nathan mengerjapkan matanya beberapa kali. Lantas pria itu mulai membuka mata. Sesaat Nathan menyipitkan matanya melihat dirinya berada di sebuah kamar asing. Detik itu juga ingatan Nathan langsung mengingat bahwa dirinya tengah mengajak Aubree berlibur. Lalu … tiba-tiba ingatan Nathan muncul tentang kejadian tadi malam di mana dia telah menjadikan Aubree menjadi miliknya. Wajah Nathan memucat. Pria langsung mengumpat dalam hati kala mengingat dirinya menyebut nama Kylie.Buru-buru, Nathan mengalihkan pandangannya ke samping—akan tetapi Nathan tak menemukan keberadaan Aubree. Wajah Nathan menjadi panik. Pancarannya menunjukan kecemasan yang terselimuti rasa takut.“Aubree …”“Aubree …”“Aubree …”Nathan berseru memanggil nama Aubree dengan cukup keras. Namun tak ada respon apa pun. Nathan segera bangkit berdiri—dia mencari Aubree ke setiap sudut kamar itu. Bahkan Nathan pun mencari Aubree ke kamar mandi. Tapi hasilnya
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Bab 54. Meet Kylie

Nathan menatap Aubree yang tengah menata barang-barang pribadi wanita itu masuk tasnya. Tampak tatapan Nathan tak lepas menatap Aubree. Sejak tadi Nathan berusaha mengajak Aubree berbicara membahas tentang masalah mereka namun lagi dan lagi setiap kali Nathan berusaha mengajak Aubree berbicara malah wanita itu selalu mengalihkan pembicaraan. Entah Nathan tak mengerti kenapa hingga detik ini Aubree masih belum berbicara sedikit pun. Awalnya Nathan pikir Aubree akan marah besar. Mengingat selama ini Aubree selalu marah dan mengamuk jika cemburu. Akan tetapi kali ini berbeda. Aubree malah menunjukan seolah tak terjadi masalah. Itu yang menbuat Nathan semakin merasa bersalah.Hari ini adalah hari di mana Nathan membawa Aubree kembali ke Manhattan. Tiga hari sudah Nathan mengajak Aubree berlibur. Selama tiga hari ini mereka menghabiskan liburan seperti tak ada masalah sedikit pun. Aubree selalu menujukan wajah yang tampak bahagia. Sedangkan Nathan seperti dibuat tak mengerti harus berbuat
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Bab 55. Hidden Secrets

“Kau sudah pulang?”Nathan menatap Aubree yang baru saja masuk ke dalam kamar. Tampak Nathan memperhatikan Aubree lekat-lekat. Pun Nathan meletakan iPad yang ada di tangannya ke atas meja. Nathan memang sengaja menunggu Aubree di kamar. Padahal Nathan ingin menjemput Aubree, tetapi Aubree menolaknya. Wanita itu mengatakan sebentar lagi akan pulang. Sebenarnya, jauh dari dalam lubuk hati Nathan, dia mencemaskan Aubree.“Iya, Nathan. Aku baru pulang. Maaf membuatmu menunggu lama.”Aubree mendekat pada Nathan. Wanita itu meletakan tas dan ponselnya ke atas meja. Lantas dia duduk di pangkuan Nathan. Membenamkan wajahnya di leher Nathan. Terlihat Nathan sedikit terkejut kala tiba-tiba Aubree duduk di pangkuannya. Namun keterkejutannya hanyalah sebentar. Refleks, Nathan segera membenarkan posisinya agar jauh lebih nyaman.“Apa kau sudah makan?” Nathan mengusap-usap punggung Aubree.“Aku sudah makan. Tapi aku ingin makan pasta buatanmu lagi. Boleh tidak?” Aubree menatap Nathan dengan tatapan
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Bab 56. Leaving Scars

Aubree menatap layar ponselnya; terdapat dua panggilan tak terjawab dari Joseph. Entah ada apa adik iparnya itu menghubunginya. Aubree enggan untuk berbicara memilih untuk mengabaikan panggilan dari Joseph. Pagi ini Aubree sengaja berangkat lebih pagi. Bukan karena memiliki pekerjaan. Aubre hanya ingin duduk di ruang kerjanya. Aubree ingin sekali meyendiri. Dikala emosi tersulut dan letupan amarahnya nyaris meledak. Aubree memilih untuk menjauh dari Nathan. Aubree takut kalau emosinya akan membuat dirinya semakin tak disukai oleh Nathan.“Nyonya Aubree?” Elida—asisten Aubree melangkah mendekat pada Aubree.“Ada apa?” tanya Aubree dingin dengan raut wajah tanpa ekspresi. Tatapannya menatap dingin Elida yang mendekat padanya.“Nyonya, tadi Nyonya Delina datang ke kantor karena memiliki meeting. Beliau menanyakan keberadaan Anda, Nyonya. Tapi saya hanya jawab Anda sedang sibuk,” ujar Elida melaporkan.Aubree terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh Elida. Sejak di mana ibunya marah, mem
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Bab 57. Leaving Scars II

Gelegar petir membelah langit. Kilatnya begitu mengerikan bagi banyak orang yang takut akan petir. Malam itu jalanan di Manhattan pun mulai sepi. Hujan turun begitu deras membasahi bumi. Jika semua orang banyak takut dengan gelegar petir, lain halnya dengan Aubree. Wanita itu melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh membelah kota Manhattan. Lampu mobil beserta lampu jalan membantu mobil Aubree yang melalui jalan tersebut.Derai air mata Aubree tak henti-hentinya berlinang deras bersamaan dengan hujan turun. Tangis yang terdengar begitu pilu dan menyakitkan. Benak Aubree memikirkan tentang apa yang dikatakan oleh Nathan. Tak pernah Aubree sangka kalau Nathan akan mengakui mencintai Kylie di hadapannya. Hancur. Bagaikan sebuah benda yang pecah berkeping-keping.Aubree memukul-mukul setir mobilnya seraya berteriak keras. Tangisnya pecah bersamaan dengan suara jeritannya. Dada Aubree terasa begitu sesaak. Luapan amarah dan emosinya tak tertahan. Lagi dan lagi tak ada yang menginginkannya
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Bab 58. Leaving Scars III

“Ini untukmu.” Joseph memberikan teh hangat untuk Aubree. Lalu dia duduk tepat di samping Aubree. Tampak Joseph sejak tadi tak henti-hentinya melihat wajah pucat Aubree. Tak perlu banyak bertanya, Joseph sudah tahu Aubree memiliki masalah besar. Hanya saja sejak tadi Aubree tak mau mengatakan tentang masalah yang menimpa wanita itu.“Terima kasih, Joseph.” Aubree menerima cangkir yang berisikan teh hangat pemberian Joseph. Lantas dia menyesap teh hangat itu perlahan. “Ini apartemenmu?” tanyanya seraya memegang cangkir teh itu. Hangat yang tersalurkan dari cangkir telah menjalar ke tubuhnya yang dingin akibat terkena guyuran air hujan.Joseph menganggukan kepalanya. “Iya, ini apartemenku. Tidak ada yang tahu apartemenku. Baik itu keluargaku atau temanku. Ini apartemen pribadiku. Biasanya jika aku sedang memiliki masalah atau hal yang membebani pikiranku; aku akan ke apartemen ini.”Joseph membawa Aubree ke salah satu apartemen pribadinya yang cukup jauh dari pusat kota. Apartemen yang
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Bab 59. Giving Space

“Sialan!” Nathan mengumpat kasar kala nomor ponsel Joseph tidak aktif. Emosi Nathan tersulut. Benaknya memikirkan tentang Aubree yang tengah bersama dengan Joseph. Umpatan terus lolos dari mulutnya. Rahang pria itu mengetat. Tangannya terkepal begitu kuat. Bisa-bisanya adiknya berani membawa istrinya tanpa izin darinya.Nathan mondar mandir tidak jelas di dalam kamarnya. Pria itu berusaha melacak GPS ponsel Aubree dan Joseph tapi semua itu gagal karena ponsel mereka sama-sama tak aktif. Pun Nathan tidak bisa sembarangan melacak GPS di mobil adiknya, karena tentu saja adiknya sangat waspada. Jalan satu-satunya saat ini adalah melacak CCTV di jalanan. Hanya itu yang bisa Nathan lakukan. Namun hingga detik ini Cedric—asistennya tak kunjung kembali.Nathan meremas rambutnya kuat. Wajahnya terlihat begitu cemas dan panik. Berkali-kali Nathan berusaha untuk tenang tapi nyatanya dia tetap tak bisa. Tak dipungkiri yang Nathan pikirkan adalah terjadi sesuatu pada Aubree. Mengingat adik laki-la
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Bab 60. Mental Disorder

“Nyonya Aubree. Ini makanan Anda. Jangan sampai telat makan, Nyonya. Nanti Tuan Nathan marah. Beliau sangat mencemaskan Anda.”Seorang pelayan meletakan makanan yang tadi telah dia bawa ke atas meja. Lantas pelayan itu segera pamit undur diri dari hadapan Aubree. Sedangkan Aubree duduk di sofa seraya memeluk lututnya. Tampak sorot mata Aubree kosong, menatap lurus ke depan. Wajah Aubree terlihat sangat muram.Sesaat, Aubree melihat makanan yang ada di atas meja. Wanita itu tak menyentuh sedikit pun makanan yang ada di hadapannya. Hanya menatap dengan pandangan kosong. Dan … tiba-tiba, sesuatu muncul dalam benak Aubree. Suatu hal di mana dirinya akan merasa jauh lebih tenang.Aubree bangkit berdiri. Wanita itu mengunci pintu kamarnya. Detik selanjutnya, Aubree mengambil kotak obat yang ada di dalam tasnya. Menatap sebentar obat itu. Lalu dia mengeluarkan semua obat yang ada di kotak itu dan langsung meminum semua obat itu.Seketika tubuh Aubree tak sanggup berdiri. Pandangannya buram.
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more
PREV
1
...
45678
...
14
DMCA.com Protection Status