Aubree meminum obatnya yang diberikan oleh sang dokter. Lantas wanita itu duduk di sofa kamarnya dengan wajah muram dan sorot mata lurus ke depan dengan pikiran menerawang. Sekitar lima belas menit lalu, Hazel—adik iparnya baru saja pulang. Sejak tadi pikiran dan hati Aubree menjadi tidak tenang.Perkataan Hazel yang mengatakan Kylie berada di rumah sakit membuat dada Aubree bergemuruh. Aubree yakin kalau Nathan tidak mungkin menutupi sesuatu darinya. Tidak. Pasti kemarin yang Nathan temui memang teman sekolahnya. Bukan Kylie. Kalau pun Nathan ingin menemui Kylie pasti Nathan mengatakan padanya.Namun, hal yang Aubree pikirkan adalah mampukah dia memberi izin pada Nathan kalau suatu saat Nathan ingin bertemu dengan Kylie? Aubree menggelengkan kepalanya tegas. Dia tahu dirinya pasti Aubree tidak akan mampu. Jelas Aubree mengenal dirinya sendiri. Kecemburuannya tak bisa terkendali. Amarahnya tak terkontrol.Tampak Aubree menjadi gelisah, cemas, dan takut. Tiga rasa itu telah melebur men
ByurrrrrAubree melompat ke kolam renang. Wanita itu berenang seraya menikmati cuaca pagi yang cerah. Tinggal di penthouse memang memiliki feel yang berbeda. Berenang sambil menikmati gedung pencakar langit Manhattan sangatlah menyejukan hati. Dulu, Aubree kurang menyukai tinggal di penthouse karena dia ingin tinggal di istana megah. Padahal kalau hati kacau dan pikiran tidak tenang, tinggal di penthouse cukup menyenangkan. Seperti saat ini, kala pagi menyapa Aubree sudah berenang sembari menikmati keindahan gedung-gedung pencakar langit di kota Manhattan.“Nyonya Aubree, ini jus Anda, Nyonya.” Sang pelayan memanggil Aubree pelan dan sopan.Aubree muncul di permukaan. Lantas wanita itu naik ke tepi kolam. Sang pelayan dengan cepat memberikan bathrobe pada Aubree. Pun Aubree menerima bathrobe sekaligus memakainya.“Ini jus mangga yang Anda minta, Nyonya.” Pelayan memberikan jus mangga pada Aubree.“Terima kasih,” jawab Aubree datar. Kemudian, dia menerima jus mangga pemberian dari pela
Waktu menunjukan pukul sembilan malam. Aubree mematut cermin seraya menyisir rambutnya. Wajah wanita itu begitu muram dan seperti tak bersemangat. Sejak kedatangan ibu mertuanya tadi pagi, Aubree seperti merasakan sesuatu di hatinya. Tepatnya dikala Bianca—ibu mertuanya menanyakan tentang Kylie. Hati Aubree bergemuruh. Rasa takut dan cemas menelusup dalam dirinya. Hal yang membuat Aubree curiga adalah cara Nathan menjawab pertanyaan dari ibu mertuanya. Jujur, setiap kali ada yang menyebut nama Kylie selalu membuat Aubree merasa cemas dan takut. Benak Aubree memikirkan Nathan yang masih mencintai Kylie. Selama ini memang Aubree tak mempermasalahkan Nathan yang masih mencintai Kylie. Bagi Aubree, cukup Nathan hanya miliknya saja sudah membuat hatinya sangat bahagia.Obsesi. Aubree sangat tahu dirinya begitu mencintai bahkan terobsesi pada Nathan. Pernah Aubree berusaha bersikap tenang tapi nyatanya tetap tidak bisa. Aubree akan tetap memiliki rasa cemas. Jika semua orang mendengar pas
“Kylie. Aku dan Nathan membeli cake untukmu. Semoga kau menyukai cake ini.”Aubree meletakan cake yang dia bawa untuk Kylie ke atas meja. Tampak Aubree sejak tadi mengulas senyumannya. Wanita itu memilih untuk tak memikirkan hal yang tadi muncul dalam benaknya. Walau tak dipungkiri kecurigaan Aubree menguat kala melihat Nathan dan Anders seperti melemparkan tatapan dingin satu sama lain. Tadi memang Anders sempat menyapa Nathan namun sepertinya itu hanya seperti formalitas di hadapannya saja. “Terima kasih, Aubree. Aku pasti menyukainya,” jawab Kylie dengan senyuman di wajahnya.“Ah, ya, Kylie. Bagaimana keadaanmu? Semua baik-baik saja kan?” tanya Aubree yang tetap peduli. Lepas dari kecemasan dan ketakutannya tetap saja Aubree tak ingin terjadi sesuatu pada Kylie. Selama ini Aubree mengenal sifat Kylie sangat baik padanya. Pun Aubree dan Kylie tak pernah memiliki masalah satu pun. Dulu Kylie adalah salah satu designer terbaik yang sering menjadi langganan Aubree. Namun, sejak Aubree
“Nathan, hari ini aku harus ke kantor sebentar. Aku janji tidak akan lama. Mungkin hanya di satu atau dua jam saja. Ada yang aku kerjakan di kantor.”Aubree melangkah menghampiri Nathan seraya membawakan scramble egg yang sengaja Aubree buat untuk sarapannya dengan Nathan. Pagi ini Aubree bangun lebih awal demi membuatkan sarapan untuknya dan sang suami. Kini Aubree duduk di samping Nathan dan meletakan piring yang berisikan Scramble egg ke atas meja.“Memangnya Elida tidak bisa menggantikan pekerjaanmu?”Nathan menatap lekat Aubree. Bukan tak mengizinkan tapi Nathan tidak ingin Aubree kelelahan. Setelah keluar dari rumah sakit, Nathan memang meminta Aubree untuk lebih banyak beristirahat di ruma.“Bukan tidak bisa, Nathan. Tapi ini pekerjaan penting dan harus aku yang datang. Lagi pula hanya dua jam saja. Tidak akan lama, Nathan.” Aubree menjawab ucapan Nathan. Dia memang harus berjuang lebih keras mendapatkan izin agar Nathan memperbolehkannya berangkat ke kantor.Nathan terdiam beb
Sepasang iris mata hijau Aubree menatap tajam rekaman CCTV yang ada di hadapannya. Kilat mata Aubree bak laser yang siap untuk membunuh. Napas Aubree memburu. Tangan Aubree mencengkram kuat iPad yang ada di tangannya itu. Emosi Aubree memuncak. Darah wanita itu mendidih. Aubree merasakan seperti terkena kobaran api yang tersiram minyak.Di rekaman CCTV itu terlihat jelas Nathan mendatangi rumah sakit di mana Kylie dirawat. Bukan hanya sekedar mendatangi saja, tapi tampak Nathan sangat panik. Mulai dari pria itu turun dari mobil, sampai menuju ruang rawat Kylie. Aura wajah Nathan menunjukan jelas rasa takut dan panik. Bahkan Nathan mendatangi rumah sakit di mana Kylie dirawat tengah malam.Dan luka lebam yang didapatkan Nathan adalah hasil perkelahian dengan Anders—suami Kylie. Perkelahian yang menunjukan jelas kalau kedua pria itu sangat mencintai Kylie. Sedangkan Aubree akan selalu ada dipihak tidak pernah diinginkan. Mata Aubree memanas nyaris mengeluarkan air mata. Namun mati-mati
Nathan melajukan mobil di atas kecepatan penuh. Belum pernah dalam hidupnya melajukan mobil sampai laju tertinggi seperti ini. Tampak Nathan begitu panik dan takut. Dalam benak Nathan memikirkan alasan kenapa Aubree sampai mengamuk seperti ini. Padahal tadi pagi Aubree baik-baik saja. Bahkan beberapa kali Nathan mengatakan pada Aubree untuk tidak berpikir negative. Ya, Nathan tahu Aubree sering cemas dan takut dirinya akan meninggalkan istrinya itu. Namun Nathan kerap meyakinkan Aubree bahwa dirinya tak mungkin akan meninggalkan Aubree.Nathan mengembuskan kasar seraya memejamkan mata singkat. Pria itu menginjak pedal gas kuat-kuat guna menambah laju kecepatannya. Sepasang iris mata cokelat Nathan menyorot hamparan jalan yang luas dengan tatapan begitu dingin.Tak lama kemudian, mobil yang dilajukan Nathan mulai memasuki gedung apartemennya. Lantas pria itu segera memarkirkan mobil dan turun begitu bergesa-gesa memasuki lobby apartemennya dengan wajah yang kian panik.PranggggggBaru
“Kau benar. Percuma menjelaskan padaku. Aku akan tetap marah dan tak mau mengerti. Sekarang aku mengerti kalau kau memang bukan pria yang ditakdirkan untukku. Sekeras apa pun aku menggenggammu, tetap tidak akan membuatmu ada di sisiku. Kylie akan selalu menjadi prioritasmu, bukan aku.”Suara Aubree berucap lirih. Nada bicaranya tersirat memendung luka yang dalam. Tatapan Aubree melemah. Menunjukan betapa rapuhnya wanita itu. Aubree menyadari sekeras apa pun dirinya menggenggam Nathan, pada akhirnya Nathan akan tetap mengutamakan Kylie bukan dirinya. “Kau salah, Aubree. Kau akan tetap menjadi yang utama. Aku tidak mungkin mengutamakan orang lain. Demi Tuhan aku tidak bermaksud membohongimu. Esok hari setelah aku pulang dari rumah sakit, aku ingin langsung memberitahumu kalau aku menjenguk Kylie. Tapi penyakitmu kambuh. Aku tidak bisa memiliki lain selain menutupi kebenaran. Dokter pun memintaku untuk tidak mengatakan hal yang memicu amarahmu. Maafkan aku, Aubree. Aku tidak mungkin me
Rockefeller Centre, Rockefeller Plaza, New York, USA.“Daddy … Mommy …” Audie, Nick, Niguel melambaikan tangan mereka ke arah Nathan dan Aubree yang tengah duduk menunggu mereka yang tengah bermain ice skating. Tampak senyuman di wajah Nathan dan Aubree begitu hangat melihat anak-anak mereka yang riang gembira kala bermain ice skating.Ya, Nathan membawa istri dan anaknya ke Rockefeller Centre. Tak tanggung-tanggung, Nathan sampai menyewa tempat ini satu hari hanya khusus menjadi tempat bermain ketiga anaknya. Biasanya weekend tempat ini akan ramai, Nathan tak mau ambil resiko sampai terjadi sesuatu pada ketiga anaknya. “Sayang, hati-hati bermain ice skating-nya.” Aubree berseru mengingatkan ketiga anak-anaknya. Meskipun sudah ada empat penjaga yang siaga menjaga Audie, Nick, dan Niguel tetap saja Aubree mencemaskan anak-anaknya.“Sayang, kau tenang saja, Audie, Nick, dan Niguel sudah hebat bermain ice skating. Lihatlah putri kita bahkan sampai menari. Lagi pula ada penjaga yang men
Pertengkaran Aubree dan Nathan berakhir manis dengan cara yang kerap mereka lakukan. Cara di mana memperkuat hubungan dua insan yang saling mencintai itu. Well, ini memang bukan pertama kali Nathan menjadi pria yang pencemburu. Bisa dikatakan semakin lama usia pernikahan Aubree dan Nathan, maka semakin menjadi kecemburuan Nathan. Seperti contoh, ada pria yang tidak sengaja melihat Aubree saja, Nathan sudah memberikan tatapan permusuhan pada pria tersebut. Andai kala itu Aubree tak buru-buru membawa Nathan pergi, sudah pasti Nathan akan mengajak ribut pria yang menatap dirinya.Jujur, Aubree pun terkadang jengah akan sifat berlebihan sang suami. Tapi anggaplah impian Aubree dulu telah terkabul. Aubree tak mungkin lupa dikala dirinya ingin sekali mendapatkan perhatian dari Nathan. Buah kesabaran Aubree memang manis. Terbukti Nathan sekarang bukan hanya memberikan perhatian penuh, tapi juga sangat overprotective.Ya, Aubree tak mengira rumah tangganya dengan Nathan sudah lebih dari empat
Aubree duduk di sofa seraya membaca majalah yang baru saja diantar oleh pelayan. Baru saja Nathan berangkat ke kantor. Sedangkan Audie, Nick, dan Niguel tengah berada di rumah ibunya. Bisa dikatakan Audie, Nick, dan Niguel memang kerap menginap di rumah kakek dan nenek mereka. Well, tentu saja Aubree dan Nathan tak melarang. Mereka pun senang karena anak-anak mereka sangat dekat dengan keluarga.Ngomong-ngomong, Aubree sudah sangat jarang datang ke kantor. Aubree sekarang hanya memeriksa pekerjaan dari rumah saja. Aubree menyerahkan pada asistennya untuk memimpin perusahaan. Ya, sejak di mana Aubree melahirkan Nick dan Niguel, Nathan memang kerap meminta Aubree fokus mendidik anak-anak mereka. Nathan tidak melarang Aubree untuk bekerja, hanya saja Nathan ingin Aubree memiliki lebih banyak waktu untuk mengurus anak-anak.“Nyonya Aubree.” Pelayan melangkah menghampiri Aubree yang tengah bersantai.“Hm? Ada apa?” Aubree mengalihkan pandangannya, menatap sang pelayan.“Nyonya, maaf mengga
Tiga tahun berlalu … Alunan musik piano indah dan merdu memenuhi panggung megah. Tampak sosok gadis kecil yang sangat cantik tengah bermain piano. Tubuhnya mungil dengan pipi tembam. Rambut pirang indahnya dikuncir kuda. Dari kejauhan saja bisa dilihat gadis kecil itu memiliki paras yang luas biasa cantik. Keahliannya pun mengipnotis seluruh tamu undangan di sana.Nathalie. Audie. R. Afford—gadis kecil yang berusia 4 tahun itu tengah bermain piano di panggung megah ditonton oleh ribuan tamu undangan. Semua orang di sana begitu kagum pada sosok gadis kecil yang sangat cantik itu. Alunan musik piano sangat lembut dan terdengar indah.“Go, Sweetheart.” Aubree bertepuk tangan bangga melihat putri kecilnya berada di panggung megah. Mata Aubree sampai berkaca-kaca penuh haru. Impiannya dulu menjadi seorang pianis diwujudkan oleh putri kecilnya. Di usia yang masih kecil, Audie mampu berada di panggung megah untuk pentas bersama dengan para pianis senior.Di tempat megah pementasan para pian
Beberapa bulan kemudian …Kandungan Aubree memasuki minggu ketiga puluh. Kehamilan kedua Aubree ini sukses membuat berat badan Aubree bertambah hingga lebih dari 20 kg. Lengan, paha, betis, pipi, semua membengkak. Aubree sampai-sampai jengkel melihat ke cermin, tak ada satu pun yang kurus pada tubuhnya selain kelingkingnya.Ya, wajar saja kalau kehamilan kedua ini berat badan Aubree naik drastis lebih dari kehamilan pertama, pasalnya kali ini Aubree mengandung bayi kembar. Keinginan Delina—ibunya telah terjuwud. Sudah sejak di mana Aubree mengandung, Delina sudah memiliki pengharapan Aubree mengandung bayi kembar. Akan tetapi kehamilan kedua Aubree ini bukanlah kembar tiga atau empat yang Delina inginkan. Kehamilan kedua Aubree ini kembar dua namun tentu Aubree sangatlah bersyukur. Hanya saja, hingga detik ini memang Aubree dan Nathan memutuskan untuk tidak menanyakan pada dokter jenis kelamin bayi kembar mereka. Pasalnya, baik Aubree dan Nathan ingin menjadikan hal ni kejutan untuk
Para pelayan mondar-mandir menyajikan makanan ke atas meja makan. Tak hanya makanan saja, tapi juga minuman tengah pelayan siapkan. Mulai dari apple juice, orange juice, hingga minuman beralkohol. Hari ini adalah hari di mana Nathan dan Aubree akan kedatangan tamu seluruh keluarga mereka. Rencananya hari ini mereka semua akan makan siang bersama. Tentu ini adalah rencana Bianca. Bianca ingin merayakan kehamilan kedua Aubree. Itu kenapa seluruh keluarga wajib hadir.“Nyonya Aubree, apa Anda ingin ada menu ayam untuk makan siang nanti?” tanya sang pelayan pada Auberr yang tengah menggendong Audie.“Hm, boleh. Siapkan saja. Jangan hanya daging. Oh, ya, siapkan seafood juga,” jawab Aubree hangat dengan senyuman di wajahnya.“Baik, Nyonya.” Pelayan itu kembali menyiapkan bahan-bahan makanan.Suara tangis Audie terdengar. Refleks, Aubree langsung menimang-nimang putri kecilnya yang tiba-tiba menangis. Namun, sayangnya tangis Audie tak kunjung reda. Padahal Aubree baru saja menyusui putri ke
Berita tentang kehamilan Aubree telah tersebar luas. Media pun sampai memberitakan kehamilan Aubree. Kabar tentang kehamilan Aubree memang menggemparkan publik. Pasalnya terakhir publik tahu Aubree telah tiada. Namun, tentu Nathan segera membereskan berita-berita tentang kematian Aubree. Nathan meminta asistennya untuk memberikan keterangan bahwa apa yang terjadi di antara dirinya dan Aubree karena kesalahnnya. Nathan meminta publik untuk tidak lagi mengungkit apa yang telah menjadi masa lalu.Jujur, Aubree merasa tidak enak karena media hehoh akan tentang kematian palsunya. Bahkan Aubree sampai menonktifkan sosial medianya. Sebelumnya, Aubree memang pernah mengaktifkan sosial medianya ketika pertama kali kembali ke New York. Pasalnya, Aubree memposting moment-moment indah dengan suami dan anaknya selama berlibur di Spanyol. Tapi tak lagi sekarang. Berita tentang kematian palsunya cukup heboh membuat Aubree beristirahat dari sosial media. Bukan tanpa alasan tapi Aubree takut membaca k
Tanpa terasa sudah dua minggu Nathan dan Aubree berada di Spanyol. Madrid dan Barcelona adalah dua kota di Spanyol yang dikunjungi oleh Nathan dan Aubree. Ya, bulan madu mereka sangat indah ditambah di tengah-tengah mereka ada Audie—putri kecil mereka yang sangat cantik dan menggemaskan. Audie benar-benar memiliki wajah perpaduan antara Nathan dan Aubree. Bayi perempuan kecil mungil itu sangatlah lucu. Ditambah Audie sangat pencemburu kalau melihat Nathan dan Aubree berciuman.Selama di Spanyol, Nathan selalu membawa Aubree menuju tempat-tempat yang indah dan romantis. Nathan benar-benar ingin membahagiakan Aubree dan Audie. Lebih dari satu tahun Nathan menikahi Aubree belum pernah Nathan membawa Aubree ke tempat yang indah. Terakhir kali Nathan membawa Aubree hanya liburan dalam kota—dan moment itu juga yang membuat Nathan dan Aubree mendapatkan badai masalah di rumah tangga mereka.Namun, semua masalah yang dulunya menyisakan luka dalam untuk Aubree mulai terkikis seiring berjalanny
Aubree tak menyangka Nathan sekarang sangat berbeda dengan Nathan yang dulu. Sifat Nathan yang dulu cenderung tak peduli. Kalaupun melarang Aubree maka tak akan sampai semurka sekarang. Sungguh, Aubree tak menyangka kalau Nathan sudah marah sangatlah menyeramkan. Padahal Adam adalah mantan kekasih Aubree sudah lama. Tapi Aubree tak mengerti kenapa bisa Nathan semurka itu.Tadi malam, tak lagi bisa terhitung berapa kali Aubree melakukan pergulatan panas dengan Nathan. Bahkan, Nathan baru membiarkan Aubree tidur pada pukul empat pagi. Andai saja, Aubree tak terkulai lemah sudah pasti Nathan akan tetap menyentuhnya lagi dan lagi.Meski Aubree sempat kesal akan sifat cemburu Nathan, tapi Aubree tetap bersyukur karena Nathan sekarang begitu mencintainya. Walau harus Aubree akui sifat Nathan sangat berlebihan. Seperti contoh ada pria yang mentap Aubree saja, Nathan langsung marah tidak jelas. Dan sekarang setelah pertengkaran manis tadi malam, Aubree akan pergi jalan-jalan dengan suami d