Semua Bab Terjerat Pernikahan Dadakan dengan CEO Duda: Bab 91 - Bab 100

162 Bab

Bab 91 Pengalaman Baru

Ego yang terlalu tinggi membuat Ardhan gengsi untuk menghubungi Nara. Walaupun perasaan di dalam hatinya terasa tidak nyaman. Ia merasakan sesuatu yang tidak beres saat ini.Pada saat yang sama, ponselnya berdering. "Itu pasti Nara, merasa bersalah karena tidak izin dahulu," ucap Ardhan dengan percaya dirinya.Karena dalam isi kepala hanya tertuju pada Nara, sehingga ketika ponsel berdering pun hanya Nara yang langsung ada di teringatnya.Namun, begitu melihat ke ponsel. Wajahnya langsung berubah kecewa karena ternyata bukan dari orang yang diharapkannya tersebut.[Halo, Tuan?] [HALO. ADA APA?][Tuan, saya melihat ada orang yang mencurigakan di depan rumah.] Sebuah penjelasan singkat yang terdengar jelas. Itu adalah telepon dari rumah dan dari salah seorang bodyguard yang berjaga.Kakek Roland memang belum pergi ke mana-mana. Ia masih belum menyerah dengan perjuangannya untuk menemui Nara yang sudah lama sekali tidak ia jumpai.[Ada orang yang mencurigakan. Dia terus menunggu di dep
Baca selengkapnya

Bab 92 Terjebak Dalam Permainan Seseorang

Wanita yang tengah duduk di sofa dengan kaki menyilang pun kemudian mengambilkan minuman rasa jeruk ke hadapan Nara."Minum dulu ini. Kamu pasti haus, 'kan?" ucapnya dengan lembut.Wanita dengan rambut digerai dan pakaian seksi sepaha berwarna mereka itu bersikap begitu ramah.Nara melirik ke arah minuman itu. Dirinya memang merasa haus, pulang dari kantor langsung ke tempat karaoke tersebut. Ketika di perjalanan pun tidak sempat membeli apapun."Itu jus jeruk!" ujar Tini saat melihat Nara yang hanya menatap minuman itu saja tanpa mau menyentuhnya.Dari matanya, Tini melihat bahwa Nara tampak ragu dengan minuman yang diberikan wanita asing itu kepadanya.Nara menoleh ke arah Tini. Lalu, Tini pun mengedipkan matanya. "Tidak apa-apa. Ini cuma minuman biasa saja. Sengaja aku sendiri yang memesan ini kepada Valen, karena kita mungkin akan merasa haus.""Kalau mau, camilan juga sudah tersedia banyak. Tinggal ambil saja apa yang kamu mau!" tambah Tini.Setelah mendengar hal itu, barulah Na
Baca selengkapnya

Bab 93 Sedikit Terselamatkan

Pria hidung belang itu terus memandangi lekuk tubuh Nara yang tampak seksi dan meningkatkan gairah seksualnya. Ia hendak menciumnya, tetapi ...."Tunggu dulu! Bawa dia ke kasur! Aku perlu foto kalian!" ujar Valencia menahan.Valencia tidak mau jika rencananya sampai terlambat hanya gara-gara mesum bejat pria hidung belang yang tak terkendali. Ia sudah mengatur fose sendiri untuk Nara dan pria hidung belang itu."Cepat bawa dia ke sana!"Lantas, pria hidung belang pun memangku Nara dalam pelukannya. Ia merasa kesal dengan teguran Valencia tadi, tetapi demi menikmati tubuh yang diinginkannya, ia rela melakukan apa saja.Mereka berjalan sedikit saja dari sana menuju tempat tidur. Di sana, Nara dibaringkan. Pria hidung belang itu tidur di sampingnya."Lucuti pakaiannya!" Tentu saja dengan senang hati, pria hidung belang itu membuka pakaian Nara. "Buka juga pakaianmu dan berposelah! Yakinkan kalau kamu ini pacarnya!" Perintah Valencia sembari mengarahkan kamera ke arah mereka.Mereka be
Baca selengkapnya

Bab 94 Menyadari Sesuatu

Malam semakin larut, Nara memegang kepalanya. Walaupun masih terasa agak berat, tetapi Nara memaksakannya. Kali ini, ia bisa bangun, walau masih kliyengan.Ia membuka kedua matanya perlahan. Melihat suasana berbeda dari tempat tinggalnya."Ini di mana?" gumam sembari melihat ke langit-langit apartemen. Kepalanya terus mendongak, mencoba mengenali tempat itu. Tetapi, ruangan itu tidak ia kenal sama sekali. Terasa asing. Bahkan, aroma ruangannya sungguh berbeda.Dalam keheningan itu, Nara turun dari tempat tidur. Ia berjalan terhuyung-huyung menuju pintu untuk keluar dari sana. Tetapi ....Klek Klek KlekNara berusaha membuka pintu itu. Tetapi sangat sulit sekali. "Pintu dikunci!" umpat Nara kesal.Di sana pun dirinya tidak dapat melihat keberadaan kunci tersebut. "Bagaimana ini?" Dengan kepala yang masih dalam keadaan tidak nyaman, Nara dengan cepat langsung bersembunyi di bawah kolong meja ketika terdengar suara orang dari luar. Suara yang sepertinya mengarah masuk ke kamar tersebut
Baca selengkapnya

Bab 95 Ponsel di Tangan Orang Lain

Dering ponsel berbunyi. Valencia mengambil ponsel itu dan melihatnya sebentar. Tanpa berlama-lama, ia pun langsung me-reject panggilan itu. "Ciihh! Sudah kuduga!" umpat Valencia.Ia menaruh kembali ponsel itu di meja sebagaimana sebelumnya.Ardhan yang merasa terabaikan pun semakin kesal."Sejak kapan dia mulai berani menolak panggilanku, heh!!!" umpat Ardhan kesal.Tanpa sepengetahuannya, rupanya kini ponsel Nara ada Valencia, agar Nara tidak dapat menghubungi keluarganya untuk meminta tolong.Ardhan yang merasa sudah diabaikan Nara pun tambah kesal. Ia pun melangkah pergi menaiki tangga untuk menuju kamar. "Harusnya tidak usah saya tunggu dia! Biarkan saja dia pergi!" umpat Ardhan sembari mendengus kesal.Klek! Ardhan membuka pintu, ia melemparkan tubuhnya pada kasur empuk. Sembari terbaring, Ardhan memandangi langit-langit kamar yang mana di dalamnya pun terasa sepi tanpa ada Nara.Ketika itu, Kakek Heraldo pun sedang tidak ada di sana. Ia sedang berada di rumahnya. Dilihatnya
Baca selengkapnya

Bab 96 Demi Bertemu Istri

Kini, Nara telah selesai mandi. Ia pun mengenakan baju handuk wanita yang memang sudah tersedia di sana. "Apa dia selalu membawa wanita ke apartemen ini, sampai-sampai baju handuk saja dimilikinya!" gumam Nara ketika berjalan keluar dari kamar mandi.Lalu, ia pun berjalan menuju ruangan lain yang tampaknya sering digunakan sebagai tempat santai. Pria itu ternyata tidak ada di sana. "Pyuuuhh untungnya," gumam Nara sembari mengeluarkan nafas lega.Ia akan merasa tidak nyaman jika harus berganti pakaian di depan pria lain. Di depan suaminya saja terkadang Nara masih malu-malu, apalagi jika harus berhadapan dengan pria yang baru dikenalnya dalam semalam saja."Pakaian sudah disiapkan! Pakai itu, jangan mengenakan baju yang kemarin!" ucapnya tiba-tiba dari ruangan sebelah.Nara langsung terhenyak kaget begitu mendengarnya. Ia takut jika pria itu mendadak datang ke sana ketika dirinya tengah berhenti baju.Ia refleks menoleh ke belakang untuk memastikan. Tetapi, ternyata tidak ada siapa-sia
Baca selengkapnya

Bab 97 Perjalanan Yang Sama

Ardhan dan Nara sama-sama menuju perjalanan yang sama. Mereka tengah berada dalam mobil. Entah siapa yang akan datang lebih dahulu ke rumah Rivanto.Tetapi, yang jelas keduanya selalu teringat walau hanya sekilas. Ardhan mengingat Nara karena khawatir jika terjadi sesuatu kepada istrinya. Sedangkan Nara, ia mengingat Ardhan karena takut dimarahi, sehingga memilih untuk pulang ke rumah orang tuanya saja."Semoga Mas Ardhan tidak marah padaku," batin Nara. Ia sendiri tidak tahu entah ada pesan atau panggilan masuk ke ponselnya. Yang jelas, semuanya menjadi kabur semenjak ponsel tidak ada di tangannya. Ia tidak dapat mengetahui sesuatu."Aku tidak menyangka Tini bisa merencanakan hal selicik ini," batin Nara, kesal.Sepanjang perjalanan, Nara hanya terdiam sembari memendam kekesalan yang membeku. Ia pun bertekad untuk lebih hati-hati dan tidak lagi percaya pada sembarang orang. Termasuk pada pria baik yang ada di sampingnya."Sebenarnya, apa maksud ini juga menolongku dan memberikan per
Baca selengkapnya

Bab 98 Seperti Diadu Domba

"Untuk hal ini, sebaiknya tidak perlu aku jawab. Kalau kita dipertemukan kembali ... baru aku akan menjawabnya untukmu." Hanya itu saja jawaban yang tidak pasti terlontar keluar dari mulut pria itu.Hingga, tak lama kemudian mereka pun sampai di rumah orang tua Nara."Stop di sini!" ujar Nara.Pria itu pun segera menepikan mobilnya di tempat tersebut. Dengan cepat, Nara pun turun dari mobil tersebut.Suara mobil di depan rumah membuat Kakek Roland yang saat itu berada di sana pun keluar. Namun, ia sungguh tidak menyangka jika orang yang datang itu adalah Nara dengan Kendra."Kakek?" gumamnya, mengernyitkan dahi. Mencoba melihatnya berkali-kali. Dan memang benar saja, itu adalah calon Kakeknya.Kendra pun antusias turun dari dalam mobil. Ia segera menghampiri Kakek Roland."Loh, itu siapa?" gumam Nara. Terakhir kali bertemu adalah ketika Nara saat masih kanak-kanak. Ia yang sudah dewasa pun kini tidak begitu mengenal sosok pria tua yang ada di hadapannya.Rivanto dan Verra pun ikut k
Baca selengkapnya

Bab 99 Perbincangan Panas Dalam Keluarga

"Jadi, langsung saja ke intinya. Kakek tidak mau buang-buang waktu lagi!" ujar Kakek Roland tiba-tiba.Ardhan masih tidak paham dengan apa yang terjadi selama ini. Ia menoleh ke arah Nara. "Katakan sama saya, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Ardhan dengan nada berbisik di telinga Nara.Namun, Nara sendiri tidak tahu. Ia hanya diam dan mendengarkan. Lalu, menyahutnya dengan singkat. "Kita dengarkan saja dulu apa yang ingin dikatakannya.""Ken, kamu kenalkan dirimu sekarang, biar mereka tahu siapa kamu!" pinta Kakek Roland.Tentu saja, Kendra dengan senang hati mengenalkan dirinya. Ia pun tidak menyangka jika wanita yang akan dijodohkan dengannya adalah wanita yang ditemuinya semalam tadi. "Halo, semua. Aku Kendra. Tinggal di Jerman dan kembali ke sini karena akan melakukan pertunangan."Perasaan Ardhan semakin tidak nyaman. Ia merasa tidak enak hati, terlebih ketika Kendra mengatakan 'akan melakukan pertunangan'."Tunggu, sebenarnya apa yang terjadi?!" pungkas Ardhan menyergah ucap
Baca selengkapnya

Bab 100 Menentang Demi Keutuhan Pernikahan

"Pa! Terserah Papa kalau mau percaya dengan Kakek. Tapi, Papa harus tahu kalau aku tidak bisa dipaksa untuk melakukan sesuatu!" tegasnya.Nara pun melangkah pergi dari rumah itu. Tetapi ...."Jangan biarkan dia pergi!" perintah Kakek Roland.Kendra yang memang menyukai fisik Nara pun tentu saja tidak ingin kehilangan kesempatan ini. Ia rela merebut istri seseorang untuk kemudian menjadi miliknya."Kamu jangan pergi!" ujar Kendra.Kendra menarik pergelangan tangan Nara hingga Nara tidak bisa melakukan apapun selain menyerah pada tarikan kuat Kendra."LEPASKAAN!!! KAMU TIDAK BISA MEMAKSA SAYA BEGINI!!!" "Kamu jangan ke mana-mana! Kakek sedang menunggu kita!""Tolong jangan katakan soal kita, saya dan kamu itu berbeda. Saya tidak ada ikatan apapun dengan kamu!!!" tegas Nara.Namun, Kendra tetap yakin bahwa Nara akan menjadi pasangannya. Rivanto yang melihat kejadian itu membuatnya semakin tidak paham. "Kenapa Papa memaksa Nara untuk menikah lagi? Papa lihat sendiri 'kan tadi suaminya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
17
DMCA.com Protection Status