“Kau tampak pucat pagi ini, apa kau belum sarapan?” Narendra mengamati wajah Yura yang berbeda dari biasanya. Kendati wanita itu acap kali berpenampilan tanpa riasan, tetapi ia tahu betul bahwa pucat ini bukanlah karena tidak mengenakan make up. Sebelumnya mereka bertegur sapa di sebuah koridor lantai satu, dan karena tujuan yang sama yaitu ruangan Presdir, Yura tak bisa menghindar darinya. Ingin beralasan ke kamar mandi, tetapi ia masih trauma dengan para penggosip yang ada di sana. Lebih baik ia tak tahu daripada harus menusuk hatinya sendiri dengan mendengar cercaan mereka. “Aku sudah sarapan, kok. Mungkin lip cream-ku pudar saja. Sampai di atas aku retouch lagi,” jawab Yura dengan sebuah senyum yang mengembang terpaksa. Secepat mungkin Yura menaiki tangga, berharap segera tiba di lantai tiga. “Serius, Ra? Kalau kau sakit lebih baik izin saja, jangan dipaksakan, takutnya malah semakin parah,” usul pria itu. Yura lantas mengulas senyum tipis. “Percayalah, aku baik-baik saja, Na
Last Updated : 2023-10-30 Read more