Home / CEO / Terperangkap Hasrat Atasan Suamiku / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Terperangkap Hasrat Atasan Suamiku: Chapter 81 - Chapter 90

260 Chapters

Bab 81 Sudah Gila!

Pagi ini Isha tidak keluar kamar. Danish yang melihat hal itu merasa bingung sekali. Untuk menemui Isha rasanya dia malu sekali. Sampai mau sarapan pun Danish enggan karena masih belum bisa tenang setelah hal gila yang dilakukan pada Isha. “Bi, tolong antarkan makan ke kamar Bu Isha. Pastikan dia makan.” Sebelum berangkat, Danish memberitahu asisten rumah tangga. “Baik, Pak.” Danish segera keluar dari rumah. Menghampiri Dino yang sudah menunggu di luar. Pagi ini Danish meminta Dino datang lebih awal. Dia ingin memberikan ruang pada Isha untuk di rumah lebih leluasa. Saat Danish masuk ke mobil, Dino segera melajukan mobilnya. Sambil fokus di jalan, Dino melirik-lirik ke arah Danish. Dia penasaran sekali kenapa temannya itu memintanya datang lebih cepat dari biasanya. “Isha ke mana?” Sebelum pada intinya, dia bertanya lebih dulu. Karena pagi ini hanya Danish saja yang berangkat. “Isha di rumah.” “Aku tahu dia di rumah. Maksudku kenapa dia tidak ke toko? Apa kalian bertengkar lagi?
Read more

Bab 82 Suara Itu?

Beruntung orang tersebut dapat menghindar. Jadi tidak mengenai tubuhnya. Jika sampai air mengenai tubuhnya, jelas baju dan celananya akan basah. “Isha, kamu tidak apa-apa?” Pria itu kembali mengulang ucapannya. Isha menundukkan kepalanya melihat air yang dibawa tumpah. Air tumpah ke lantai dan membuat lantai basah. Beruntung gelas yang dibawa tidak ikut jatuh. “Suara itu?” Sejenak Isha memikirkan suara siapa yang baru saja di dengar. Dia baru menyadari jika suara itu bukan suara Danish. Isha memberanikan diri untuk menegakkan pandangannya. Alangkah terkejutnya ketika yang berada di depannya bukan Danish melainkan Dino. “Pak Dino di sini?” Isha tampak terkejut ketika melihat Dino di rumah Danish. “Iya, Danish tidak bisa tidur. Jadi dia meminta aku ke sini menemani.” Dino tadi dihubungi oleh Danish ketika temannya itu kembali mimpi buruk. Tadi dia berniat mengambil minum ke dapur. Namun, justru melihat Isha. Isha terdiam sejenak ketika mendengar Danish kembali mimpi buruk lagi.
Read more

Bab 83 Danish Pergi

Dari dalam kamar, Isha langsung terbangun ketika mendengar suara ganggang pintu dibuka. Sejak kejadian Danish mau memerkosanya, memang Isha selalu was-was setiap malam. Membuat tidurnya menjadi tidak nyenyak. Saat pintu berusaha dibuka, Isha segera mendudukkan tubuhnya. Memundurkan tubuhnya menempel ke headboard tempat tidur. Matanya awas melihat pintu kamarnya. Di luar, Danish menggerakkan gagang pintu kamar Isha. Sayangnya, pintu kamar Isha terkunci dari dalam dan membuat Danish tidak bisa masuk. “Ternyata dia mengunci pintu.” Danish tidak menyangka jika Isha akan mengunci pintu kamarnya. “Apa sebegitu takut dia padaku?” Tebarkan itu melayang menghiasi pikiran Danish. Dia menebak jika Isha melakukan itu karena takut padanya. Danish merasa begitu berengsek dirinya sampai membuat takut sang istri. Tak mau membuat Isha takut, akhirnya Danish memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Di dalam kamar Isha menunggu pintu terbuka. Walaupun sebenarnya dia tahu jika pintu tidak akan terbuka kar
Read more

Bab 84 Menyesal

“Kamu sedang apa?” tanya Dino yang melihat Danish tengah asyik mengerjakan sesuatu. “Mengirim uang untuk Luel. Mereka sepertinya mau pergi ke mal.” Danish mengulas senyumnya ketika menceritakan hal itu. Dino menebak jika Danish pasti baru saja mendengar obrolan keponakan dan istrinya. Karena itu temannya itu mengirim uang. Danish melihat wajah Isha dari CCTV dari layar ponselnya. Memang selama ini CCTV di rumahnya selalu dapat dipantau dari ponselnya. Karena itu walaupun dia tidak di rumah, tetap bisa mengawasi. Sebenarnya Danish memang memantau Isha dari CCTV. Itu digunakannya untuk mengobati rasa rindunya. “Kamu terus memantaunya dari CCTV, kenapa tidak kamu temui saja dia.” “Kemarin aku ke kamarnya dan dia mengunci pintu. Artinya memang dia tidak mau aku sampai masuk ke kamar. Artinya dia juga tidak mau bertemu dengan aku. Jika aku memaksa untuk bertemu, pasti dia akan semakin ketakutan.” Danish tersenyum getir. Rasanya sedih ketika mendapati kenyataan Isha begitu takut padany
Read more

Bab 85 Aku Merindukanmu

“Halo, Uncle.” Luel segera mengangkat sambungan telepon. “Kalian sudah pulang?” tanya Danish di seberang sana. “Sudah, dan aku membawa Aunty Isha dengan selamat sampai di rumah.” Luel menatap Isha sambil tersenyum. “Bagus kalau begitu.” Danish di seberang sana merasa senang. “Uncle kapan pulang?” Luel begitu penasaran sekali. “Mungkin aku akan pulang tiga hari. Jadi kalian selama tiga hari, jaga dulu Aunty kalian.” “Baiklah, kami akan menjaga Aunty. Jangan khawatir.” Mendengar Luel yang mengobrol dengan Danish, membuat Isha akhirnya beranjak. Tak mau sampai Luel memintanya bicara dengan Danish. “Unlce mau bicara dengan Aunty?” Baru saja Isha bangun dari posisi duduknya, tetapi sudah mendengar jika Luel memintanya untuk bicara dengan Danish. Hal yang sedari tadi Isha hindari. Dalam situasi ini jelas Isha berada dalam dilema. Sudah sejak lama Isha tidak bicara dengan Danish. Lalu, jika bicara, pastinya akan membuatnya tidak nyaman. “Ini Aunty.” Luel memberikan ponsel pada Da
Read more

Bab 86 Menunggu Dihubungi

Tangan Isha bergetar ketika mendengar ponselnya berdering dan sambungan telepon itu berasal dari Danish.Jika kemarin Isha berbicara dengan Danish karena Luel dan Ve. Agar di depan mereka, tidak terlihat jika sebenarnya ada kemarahan yang sedang terjadi. Namun, kali ini tentu saja akan jadi beda jika dia mengangkat sambungan telepon.Melihat nama Danish di layar ponselnya membuat Isha begitu merindukan pria itu. Hingga perasaannya pun mengalahkan logikanya. Dengan segera Isha mengarahkan jarinya ke layar ponselnya. Mengusap layar ponselnya untuk mengangkat sambungan telepon.Sayangnya, sebelum sambungan telepon itu diangkat, sambungan telepon itu sudah terputus. Isha merasa kecewa, kenapa dia tidak mengangkat sambungan telepon tersebut. Justru asyik dengan pikirannya.Isha menunggu Danish kembali menghubungi lagi. Karena dia tidak mau menghubungi lebih dulu. Entah ego apa yang merasukinya. Namun, dia merasa malu jika harus menghubungi kembali Danish.Sayangnya, Danish tidak kunjung me
Read more

Bab 87 Pelukan Lagi

Isha mencari sumber suara tersebut. Suara itu berasal dari ruang keluarga. Karena posisi lampu temaram. Jadi dia tidak melihat apa yang ada di sana. Isha yang penasaran mengayunkan langkahnya untuk menghampiri. Dari dekat, Isha melihat seseorang tidur di atas sofa. Hal itu membuat jantung Isha berdebar. Bertanya-tanya, siapa gerangan orang tersebut.“Hemmmm ….”Isha mendengar suara orang yang tertahan. Suara itu seperti orang yang mau berteriak, tetapi tidak bisa. Rasa penasarannya pun mengantarkannya lebih mendekat ke sofa.“Pak Danish.” Isha mengucap tanpa mengeluarkan suara. Ternyata yang tidur di sofa adalah Danish.Isha ingat betul jika kemarin, keponakan Danish mengatakan jika Danish akan pulang besok. Namun, ternyata dia pulang malam ini.“Tidak.” Danish menggelengkan kepalanya. Matanya masih terpejam.“Pasti dia mimpi buruk.” Isha menebak apa yang terjadi pada Danish. Dia sudah dengar dari Dino jika Danish kembali mimpi buruk lagi setelah tidak tidur dengannya.Melihat Danis
Read more

Bab 88 Berinteraksi

Isha sudah siap untuk ke toko, tetapi dia tidak buru-buru keluar dari kamar. Dia masih merasa malu sekali dengan orang-orang di luar. Malu dengan Luel dan Ve yang melihatnya berpelukan dengan Danish. Malu dengan asisten rumah tangga karena pasti asisten rumah tangga melihat apa yang dilakukannya. Yang terutama malu dengan Danish karena sudah memeluk erat tubuhnya semalam. Rasanya, Isha mau mengurung diri saja sampai mereka semua pergi. Namun, itu tidak mungkin. Tidak mungkin dia tidak keluar kamar. Pasti akan membuat orang-orang curiga. Di saat kebingungan Isha itu sedang melanda, tiba-tiba suara pintu terdengar. Isha sampai terkejut karena mendengar itu hal itu. Buru-buru Isha membuka pintu. Untuk tahu siapa yang mengetuk pintu. Saat pintu dibuka, ternyata Ve yang berada di balik pintu. “Aunty, tidak keluar-keluar dari kamar. Tidak mau sarapan dengan kita?” Ve menatap Isha dengan penuh pengharapan. “Iya, ini aku baru akan keluar.” Isha mengulas senyumnya. Berusaha meyakinkan Ve.
Read more

Bab 89 Tidak Ada Kesalahpahaman

“Sudah cepat bersiaplah dan jangan banyak bertanya!” Kembali Isha mendapati perintah dari Danish. Hal itu membuatnya sedikit kesal. Sikap dominan Danish kembali. Padahal juga mereka belum berbaikan. Danish juga belum meminta maaf dengan apa yang dilakukannya kala itu. Danish menatap Isha lekat. Tatapan itu seolah menyiratkan untuk Isha segera mengambil tasnya dan segera pergi dengannya. Isha segera mengambil tas miliknya. Kemudian berpamitan pada Ina. Meminta Ina untuk menutup toko saat sore. Tak berlama-lama, Isha masuk ke mobil. Sudah ada supir di dalam yang siap mengantarkan mereka. Ke mana? Isha sendiri tidak tahu. Pasrah saja mengikuti yang dilakukan Danish. Mobil terus melaju. Isha pun tak bertanya sama sekali ke mana mereka pergi. Sampai akhirnya, mereka sampai di sebuah rumah sakit. Isha langsung terperangah. Bertanya-tanya, kenapa Danish membawanya ke sini? Saat mobil berhenti di depan lobi, Isha masih terdiam. Tak beranjak sama sekali. Masih termangu di kursi penu
Read more

Bab 90 Pantas Mendapatkan

Isha menatap Danish yang berhenti di belakangnya. Merasa bingung karena Danish mengikutinya yang hendak masuk ke kamar. “Ke kamar, memang ke mana lagi?” Danish balik bertanya. Isha masih menatap aneh. “Masalah kita sudah selesai. Sudah tidak ada kesalahpahaman. Jadi aku akan kembali tidur di kamarmu.” Isha masih terdiam. Belum menanggapi sang suami. “Apa kamu tega membiarkan aku mimpi buruk terus?” Danish menatap Isha dengan tatapan memelas. Berharap Isha mau menerimanya kembali di kamar. Hanya alasan itu yang membuatnya bersama Isha. Jelas Isha tidak tega melihat Danish mimpi buruk. Apalagi semalam Danish tampak ketakutan. “Baiklah.” Akhirnya Isha setuju. Jawaban Isha itu jelas membuat Danish senang. Dia langsung menerobos masuk ke kamar Isha. Sepertinya, malam ini dia akan tidur nyenyak. Tidak seperti malam-malam sebelumnya. Isha yang melihat Danish pergi, hanya bisa menggeleng saja. Sang suami begitu bersemangat sekali. ****Usai makan malam, Danish dan Isha se
Read more
PREV
1
...
7891011
...
26
DMCA.com Protection Status