All Chapters of Terperangkap Hasrat Atasan Suamiku: Chapter 71 - Chapter 80

260 Chapters

Bab 71 Pindah Kamar

“Apa kamu keberatan?”Tidak dipungkiri jika Isha juga menikmati tidur bersama Danish. Pelukan Danish memberikan kehangatan dan ketenangan yang tidak pernah didapatkan. Entah karena kerinduannya akan sebuah kehangatan atau alasan lain, Isha tidak tahu. Namun, dia menikmati pelukan itu.“Saya tidak keberatan. Jika itu baik untuk Pak Danish kenapa tidak.” Akhirnya Isha mengizinkan Danish untuk tidur di kamarnya. “Lagi pula jika Pak Danish tidur di sini, bukankah akan lebih baik. Jadi kita akan segera punya anak.” Isha mengulas senyumnya tipis. Keputusannya sepertinya memang tidak salah. Karena dengan begitu mereka akan segera punya anak jika terus bersama.“Kamu benar juga. Tidak ada salahnya jika kita tidur bersama. Dengan begitu kita bisa segera punya anak.” Danish merasa ide Isha cukup pas. “Kalau begitu ayo kita buat anak lagi.” Danish pun menarik tubuh Isha.“Kemarin kita sudah melakukannya, dan sekarang bukan jadwalnya melakukan.” Isha mendorong tubuh DanishDanish mendesah kasar.
last updateLast Updated : 2023-10-23
Read more

Bab 72 Tidak Peduli Jadwal

“Saya sedang tidak merayu.” Isha mengelak apa yang dikatakan Danish.Jika Isha merayu pun Danish tidak akan keberatan sama sekali. Danish menatap lekat wajah sang istri. Saat memerhatikan Isha, dia melihat wajah Isha begitu cantik tanpa riasan. Danish membelai lembut wajah Isha.“Kamu cantik.” Danish tanpa ragu memuji Isha.Hati Isha jelas menghangat ketika Danish memujinya. Senyum manis menghiasi wajahnya. “Apa kini giliran Pak Danish yang merayu?” tanya Isha.“Anggap saja iya.” Danish mendaratkan kecupan di bibir Isha. Menikmati bibir manis Isha.Isha menikmati ciuman yang diberikan Danish. Untuk sesaat dia larut dalam ciuman tersebut. Namun, selang beberapa saat, dia melepaskan ciuman tersebut.“Ini bukan jadwalnya.”“Peduli apa dengan jadwal.” Danish kembali mendaratkan ciuman.Ketika hasrat sudah menggebu. Dia tak peduli kapan harus melakukannya. Apalagi Isha begitu menggoda sekali. Tak bisa dia melewatkan istrinya begitu saja.Malam itu tentu saja dimanfaatkan Danish dan Isha un
last updateLast Updated : 2023-10-24
Read more

Bab 73 Jadi Bodoh

“Iya, apa kamu pikir aku sedang main-main?” Danish menatap Isha kesal.Isha benar-benar bingung dengan sikap Danish yang aneh itu. Tiba-tiba sekali Danish ingin toko bersamanya.“Nish, di sini sempit, bagaimana mau makannya.” Dino yang melihat tempat sempit-langsung melayangkan protes.“Kamu makan saja di mobil.” Danish mengambil jalan tengah.Dino hanya bisa pasrah. “Begini kalau orang jatuh cinta, jadi bodoh,” gumam Dino kesal.“Kamu bilang apa?” Danish menatap Dino yang bergumam tidak jelas.“Tidak-tidak.” Dino langsung menggeleng.Melihat Danish yang tampak serius, Isha tidak bisa melarang. “Ina, kamu beli lagi saja. Itu biar aku yang makan. Pak Danish biar makan punyaku. Tolong sekalian pesankan untuk Pak Dino.” Isha menatap Ina.“Baiklah.” Ina memberikan satu piring yang harusnya dimakan olehnya pada Isha. “Pak Dino tunggu saja di mobil. Nanti saya antarkan.” Ina menatap Dino.Dino mengangguk. Kemudiaan mengayunkan langkahnya ke mobil. Meninggalkan Isha dan Danish.Kini tinggal
last updateLast Updated : 2023-10-24
Read more

Bab 74 Lebih Seru

Isha tidak menyangka jika ucapannya didengar oleh Danish. Dia pikir Danish tidak akan mendengarnya. “Saya tidak bicara apa-apa.” Isha mengelak, tetapi seraya berlari. Menjauh dari Danish karena takut dengan Danish. Melihat Isha yang lari, Danish yakin jika Isha mengatakan dirinya jelek. Tak tinggal diam, Danish segera mengejar Isha. “Jangan lari kamu Isha.” Danish langsung mengejar Isha. Isha berlari sekencang mungkin untuk menghindari Danish. Dia tidak mau sampai ditangkap oleh Danish. Isha berlari ke ruang tamu. Berusaha untuk menghindar dari Danish. “Apa yang kamu katakan tadi?” Danish menatap Isha. Isha dan Danish terpisah dengan meja yang berada di ruang keluarga. Setiap Danish bergerak mendekat, Isha bergerak menjauh. Isha memasang mata awas karena takut tiba-tiba Danish menangkapnya. Isha melihat celah untuk lari ke kamarnya. Jadi dia berusaha untuk mengelabuhi Danish dengan jalan ke sebelah kiri, tetapi aslinya ke kanan. Sayangnya, Isha salah prediksi. Danish lebih tahu
last updateLast Updated : 2023-10-25
Read more

Bab 75 Mengurung Diri

Isha tidak kunjung menjawab, tetapi justru menangis. Danish yang melihat hal itu jelas bingung. Dia tidak mengerti kenapa istrinya tiba-tiba sekali menangis. “Kita duduk dulu.” Danish memegangi bahu Isha sambil mengayunkan langkah. Tepat di sofa yang berada di dekat tempat tidur, Danish meminta Isha untuk duduk. “Sebenarnya ada apa?” Danish ikut duduk di samping Isha. Isha masih terus menangis. Tak mau menjawab pertanyaan Danish. Ini benar-benar membuat Danish bingung sekali. Dia tidak mengerti kenapa istrinya menangis. “Jika kamu terus menangis, aku tidak akan tahu apa yang terjadi padamu.” Danish yang gemas pun menaikkan nada suaranya sedikit. Geram melihat Isha yang terus menangis tanpa menjelaskan apa-apa. “Aku datang bulan.” Isha akhirnya menjelaskan pada Danish apa yang membuatnya menangis. Mendengar apa yang dikatakan Isha, Danish hanya bisa terpaku. Tidak bisa memberikan tanggapan apa pun. “Bulan ini kita sudah berusaha keras. Kenapa tidak juga diberikan?” Isha menangi
last updateLast Updated : 2023-10-25
Read more

Bab 76 Mood Buruk

“Isha datang bulan artinya dia belum hamil?” Dino menatap Danish. “Iya.” Danish menjawab diiringi dengan desahan. “Kemarin dia menangis seharian. Tidak mau keluar kamar sama sekali. Tidak makan sama sekali.” Danish menceritakan bagaimana istrinya kemarin. “Maklum saja. Wanita datang bulan itu mood-nya selalu buruk. Kamu harusnya lebih tahu karena dikelilingi para wanita.” Dino tersenyum. Danish memang biasa menghadapi mami, kakak, dan saudara kembarnya. Namun, kali ini berbeda. Danish tidak bisa memahami kemarahan Isha itu. “Sudah ayo berangkat.” Danish malas memikirkan Isha. Memilih untuk segera ke kantor. Segera dia membuka pintu mobil dan masuk ke mobil. Dino menyusul Danish yang lebih dulu masuk ke mobil. Segera dia melajukan mobilnya untuk ke kantor. Selama perjalanan Danish memikirkan kenapa Tuhan belum juga memberikannya anak. Padahal itulah yang ditunggu. “Kamu kenapa?” Dino yang menyetir menoleh ke Danish sejenak. Membagi konsentrasinya. “Aku bingung, kenapa kami belum
last updateLast Updated : 2023-10-26
Read more

Bab 77 Dipeluk

“Aku mau dipeluk saat tidur.” Mendapati permintaan itu Isha terdiam. Kemarin dia tidak memeluk Danish seperti biasa. Jadi wajar kali ini Danish minta hal itu. “Baiklah. Aku akan memeluk Pak Danish.” Malu-malu Isha menjawab. Di dunia ini memang tidak ada yang gratis. Hanya untuk menginginkan sesuatu, Danish harus melakukan sesuatu dulu. Isha menikmati makannya. Rasa manis benar-benar mengembalikan mood-nya. Perasaannya kembali tenang ketika merasakan nikmatnya kue. Makan, Isha memilih merapikan bekas makan terlebih dahulu. Memberikan jeda pada perutnya yang baru selesai makan. Danish ikut membantu. Tentu saja itu membuat pekerjaan semakin cepat. Usai semua pekerjaan selesai, barulah mereka ke kamar. Isha menggosok gigi lebih dulu sebelum tidur. Makan manis tentu saja akan membuat giginya keropos. Danish pun bergantian dengan Isha yang menggunakan kamar mandi lebih dulu. Mereka naik ke atas tempat tidur saat semua sudah selesai. Seperti permintaan Danish, Isha langsung memeluk. Me
last updateLast Updated : 2023-10-26
Read more

Bab 78 Meminta Datang

“Kak Abra mau bicara apa dengan Isha?” “Ada sesuatu yang penting yang tidak bisa aku bagikan padamu.” Abra mengulas senyumnya. Ina sebenarnya kecewa, tetapi mau bagaimana lagi. “Baiklah, aku akan sampaikan.” “Terima kasih, Ina.” Abra tersenyum. Ina memang saat ini bisa diandalkan. Apalagi untuk perantara dengan Isha. Ina yang selesai dari penjara segera kembali ke toko. Jika bukan karena ada yang harus disampaikan pada Isha, dia pastinya akan memilih langsung pulang. “Ina, aku pikir kamu akan langsung pulang.” Isha cukup terkejut ketika melihat Ina yang kembali ke toko. Sebenarnya Isha tidak masalah jika Ina langsung pulang. Apalagi pasti lelah jika harus bolak-balik. “Tadi ada pesan Kak Abra, jadi aku ke sini sekalian.” “Kak Abra titip pesan apa?” Isha menarik lengan Ina. Ingin tahu apa yang dikatakan Abra. Ina melihat Isha yang memegangi lengannya. Tampak Isya yang begitu ingin tahu. “Kak Abra minta kamu ke sana, karena ada yang dibicarakan.” Isha pikir Abra tidak akan mau b
last updateLast Updated : 2023-10-27
Read more

Bab 79 Ke Penjara Tanpa Izin

Sesuai dengan niat kemarin hari ini Isha memutuskan untuk ke penjara tanpa izin. Walaupun sebenarnya dia takut, tetapi dia harus melakukannya. Apalagi Abra sedang sakit. Isha mengambil waktu saat di toko. Waktu itu adalah waktu ideal untuknya tidak ketahuan Danish dan Dino. Isha hanya bisa berharap jika Dino tidak tiba-tiba ke penjara seperti tempo lalu. “Jika tiba-tiba Pak Danish datang, bilang aku sedang ke bank.” Sebelum pergi, Isya menitipkan pesan pada Ina. Kemungkinan Danish datang bisa saja. “Sebaiknya kamu cepat kembali. Agar tidak menimbulkan masalah.” Sejujurnya Ina sendiri juga takut. Namun, mau bagaimana lagi, Abra begitu ingin bertemu Isha. “Iya, aku usahakan sebelum jam dua belas aku sudah kembali.” Isha segera buru-buru berangkat. Dia naik ojek untuk mempersingkat waktu. Mengingat jalanan kadang macet. Dari toko ke penjara memakan waktu satu jam. Isha sengaja berangkat jam sembilan agar sampai di penjara jam sepuluh. Itu waktu pas untuk menjenguk. Perjalanan dilal
last updateLast Updated : 2023-10-27
Read more

Bab 80 Menuduh

Isha memberanikan diri untuk mengatakan pada Danish seperti yang diminta oleh Abra. Mendapati pertanyaan itu seketika Danish langsung melepaskan pelukannya. Menjauhkan tubuhnya dari Isha agar dapat menjangkau wajah Isha. “Apa kamu sedang menuduh jika aku tidak subur?” Danish menatap tajam pada Isha. Dia sedikit tersinggung dengan ucapan Isha. Reaksi Danish itu jelas membuat Isha curiga. Harusnya Danish tidak semarah itu jika tidak ada masalah. Namun, Isha masih berpikir positif. “Aku tidak menuduh, tetapi aku merasa memang seharusnya kita coba cara itu. Jika memang ada masalah padamu, kita bisa tangani.” Isha berusaha untuk menjelaskan pada Danish. “Keadaanku baik-baik saja. Jadi jangan perlu khawatir dengan hal itu. Kita belum diberikan anak memang Tuhan belum berkehendak.” Danish merasa jika Isha berpikir terlalu jauh. “Apa salahnya jika mencoba memeriksakannya? Lagi pula kita sedang berusaha.” Danish mengembuskan napasnya. Yang dikatakan Isha benar. Memang tidak ada salahnya
last updateLast Updated : 2023-10-28
Read more
PREV
1
...
678910
...
26
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status