Semua Bab Istri Pengganti sang CEO: Bab 611 - Bab 620

911 Bab

Bab 611 Semoga Harapanmu Terkabulkan

Sulika menghampiri, lalu menatap Evan dan berucap dengan tersenyum, "Tolong Pak Evan pergi sebentar, ada yang ingin kubicarakan dengan Linda."Evan tidak memedulikannya, melainkan menatap Lindsey. Lindsey memberinya isyarat mata untuk pergi.Evan merasa tidak tenang sehingga menyerahkan kartu namanya dan berkata, "Aku pergi dulu. Kalau ada masalah, telepon saja aku."Lindsey mengangguk sambil menatap Evan menjauh. Sesaat kemudian, dia baru bertanya dengan pelan, "Kamu mencariku karena masalah Gino?""Nggak juga, tapi bisa dibilang begitu juga. Setelah kamu pergi, Gino si bajingan itu mencekokiku bir. Makin dia marah, berarti dia makin tertarik padamu. Sejak awal, aku sudah menduga Pak Yanto akan menyerahkannya kepadamu," balas Sulika sambil tersenyum."Aku bicara begitu bukan untuk menakutimu. Aku hanya merasa perlu mengingatkanmu untuk lebih berhati-hati saat berhubungan dengan pria itu." Ketika berbicara, Sulika menyelipkan rambutnya ke belakang telinga dengan canggung. "Aku bukan kh
Baca selengkapnya

Bab 612 Berada di Kapal yang Sama

Pada saat yang sama, Chelsea membaca data yang dikirim oleh Lindsey dengan santai. Lindsey bukan hanya muda dan cantik, tetapi juga punya penilaian yang tajam dalam investasi. Ketika berada di luar negeri, semua klien yang ditanganinya menghasilkan banyak uang.Kalau bukan karena Lindsey punya hubungan tidak jelas dengan Ferdy, mungkin Chelsea sudah memberinya uang untuk mencoba. Sungguh disayangkan.Chelsea menutup dokumen itu, lalu memanggil asisten untuk berpesan, "Kirimkan dokumen ini ke Purnama Sekuritas sore ini. Bilang aku belum tertarik untuk berinvestasi, jadi tolong jangan ganggu aku."Ketika asisten membawa dokumen itu keluar, Chelsea mendapat panggilan dari Kendrian. Kendrian terkekeh-kekeh dan berkata, "Bu Chelsea, hari ini kamu harus mentraktirku makan.""Kamu berhasil?" tanya Chelsea dengan terkejut."Ya, kita bicarakan setelah bertemu nanti," sahut Kendrian.Chelsea langsung berkata, "Oke, malam ini di Restoran Semesta."....Jam makan malam, Restoran Semesta sangat ram
Baca selengkapnya

Bab 613 Wanita Kedua Belas

Kendrian berujar, "Ketika aku coba mencari informasi tentang Malcolm melalui web gelap, aku langsung diawasi oleh orang-orang Zenith. Mereka masuk ke dalam komputerku melalui porta dan mengirimkan virus peringatan padaku."Kendrian menghela napas ringan sebelum melanjutkan, "Zenith memang berbahaya. Aku baru saja mulai menggali sedalam ini, tapi sudah diawasi. Orang itu bahkan bisa mengabaikan tembok apiku."Chelsea tampak mengernyit. Dia jelas tidak menyangka bahwa Zenith akan begitu waspada."Tapi, kamu nggak perlu terlalu kecewa. Aku sempat menemukan sedikit informasi," ucap Kendrian. Dia mengeluarkan ponselnya untuk membuka sebuah dokumen.Kemudian, Kendrian memberikannya kepada Chelsea seraya berujar, "Saat berusia 17 tahun, Malcolm terlibat dalam insiden di Mahara. Itu adalah sebuah kasus perkelahian. Ada 6 orang dari pihak lawan, 2 di antaranya terluka parah dan 4 lainnya terluka ringan. Kala itu, Malcolm belum genap 18 tahun, jadi dia ditahan di lapas anak selama 5 tahun."Kend
Baca selengkapnya

Bab 614 Kamu Benar-Benar Bukan Manusia!

Pelayan itu terlihat ragu-ragu. Akhirnya, dia berujar, "Ini ... ini adalah privasi pelanggan. Mana boleh kami ...?"Chelsea mengeluarkan ponselnya, lalu mengancam, "Oke. Kalau gitu, aku akan lapor polisi sekarang. Aku akan bilang bahwa Restoran Semesta membiarkan Gino melakukan kekerasan pada wanita dan melindungi perilaku kriminalnya."Melihat Chelsea yang bersiap untuk menelepon polisi, pelayan segera mendekat dan meraih tangannya. Kemudian, dia langsung menjelaskan situasinya dengan jelas. Lima menit yang lalu, Gino membawa pergi Lindsey. Seperti biasa, kemungkinan besar mereka akan pergi ke hotel bintang lima di sebelah untuk menginap.Dalam situasi yang mendesak, Chelsea tidak punya waktu untuk menjelaskannya kepada Kendrian. Dia hanya mengirim pesan kepada pria itu.[ Aku punya urusan mendadak. Kamu nggak perlu menungguku. ]Sementara itu, di lobi hotel.Sulika sedang menelepon Evan. Dia berbicara dengan suara gemetar saking paniknya, "Evan, sesuatu terjadi pada Linda. Kamu adala
Baca selengkapnya

Bab 615 Chelsea Pasti akan Mendapat Masalah Besar!

Chelsea pun menghajar Gino dengan sadis, bahkan mengikat kedua tangan dan kakinya dengan dasi dan ikat pinggang. Usai melakukan semua itu, Chelsea langsung meninggalkan kamar. Dia merasa bahwa perbuatan baiknya ini tidak perlu diketahui orang lain. Lindsey pasti akan melaporkan pria itu kepada polisi ketika bangun besok.Namun Chelsea tidak tahu bahwa ketika dia masuk ke dalam lift, pintu kamar di ujung lorong terbuka sedikit. Diana berdiri di balik pintu. Matanya memantulkan cahaya dari layar ponselnya yang gelap. Pada layar ponselnya, ada pesan balasan dari Vera.[ Beraninya Chelsea menyakiti Gino! Aku akan membunuhnya! ]Malam ini, awalnya Diana hanya ingin menonton pertunjukan dari Gino. Hanya saja, tidak disangka bahwa Chelsea akan ikut campur. Diana pun tiba-tiba berubah pikiran. Dia mengirim pesan kepada Vera dengan nada khawatir bahwa Chelsea telah menghajar Gino di hotel. Dengan begitu, Chelsea pasti akan mendapat masalah besar.Diana menggenggam ponselnya erat-erat untuk mene
Baca selengkapnya

Bab 616 Mempermalukan Keluarga Saja

Malam itu, Gino dibawa ke rumah sakit dengan sekujur tubuh yang dipenuhi luka memar. Sebagian besar memang hanya luka luar, tetapi Vera merasa sangat sedih. Dia menangis sambil berteriak ingin membalas dendam kepada Chelsea!Lantaran tidak bisa menghalangi Vera, Damian pun hanya bisa mengikutinya ke rumah Chelsea. Setibanya di depan gerbang, Vera langsung berteriak ke arah vila, "Chelsea, keluar! Beraninya kamu melukai Gino! Jangan sembunyi! Aku akan lapor polisi untuk menangkapmu hari ini!"Di dalam vila, Chelsea menahan Melvin yang hendak berdiri. Dia berkata, "Kamu temani Timothy saja, biar aku yang keluar menghadapinya. Ini rumahku, dia nggak akan bisa berbuat macam-macam."Setelah melihat Chelsea keluar dari kamar, Timothy bergegas menuju ke balkon. Melihat ini, Melvin juga menyusul Timothy. Mereka berdua berdiri di balkon seraya memandang ke bawah. Terlihat Chelsea yang sedang berjalan ke arah gerbang.Vera yang berada di luar gerbang terlihat seperti orang gila. Dia mencengkeram
Baca selengkapnya

Bab 617 Jalan Keluar

"Kamu masih ingin melindungi bajingan itu?" Antoni berujar dengan marah, "Oke, masalah ini juga di luar kuasaku. Kita tunggu sampai Lindsey siuman. Kalau dia mau lapor polisi, Keluarga Milano akan mendukung dia sepenuhnya."Vera bertanya dengan panik, "Pa, a ... apa maksudmu? Papa mau membantu orang luar dan membiarkan Gino dihukum? Papa nggak bisa begitu!""Sebagai manusia, kita harus punya hati nurani dan moral! Kalau Gino berani melakukan hal bejat, dia juga harus berani bertanggung jawab! Keluarga Milano nggak akan melindungi orang seperti dia!" timpal Antoni dengan tegas. Setelah membuat keputusan, dia tidak mau bertengkar dengan Vera lagi.Melihat Antoni hendak beranjak pergi, Vera awalnya ingin mengejar. Akan tetapi, lengannya ditahan oleh Damian. Ketika Damian melihat Ferdy menghampirinya, dia berkata, "Ferdy, Chelsea juga agak keterlaluan dalam masalah ini. Dia ....""Siapa yang memberi tahu kalian bahwa ini perbuatan Chelsea?" tanya Ferdy dengan dingin.Damian terkejut. Ferdy
Baca selengkapnya

Bab 618 Jangan Ampuni Dia

Lindsey yang sedang dirawat di rumah sakit telah siuman. Begitu membuka mata, dia terkejut saat menyadari bahwa dirinya berada di kamar pasien.Evan baru saja kembali setelah membeli makan siang. Kala melihat Lindsey duduk, dia buru-buru berjalan ke samping tempat tidur dan bertanya, "Kamu sudah siuman? Apa ada yang membuatmu merasa nggak nyaman?""Aku ...." Kepala Lindsey sangat sakit. Dia menatap Evan sambil mengernyit, lalu bertanya, "Kenapa aku bisa ada di sini?" Ingatan yang tersisa di dalam benaknya hanya saat dia meminum segelas kecil alkohol yang manis. Kejadian selanjutnya .... Dia tidak mengingatnya sedikit pun."Semalam, Gino ingin berbuat macam-macam padamu. Untung saja kamu baik-baik saja. Kalau nggak, aku pasti akan menguliti bajingan itu," jawab Evan.Evan memang terkenal suka bermain-main, tetapi dia punya prinsip sendiri. Dia tidak akan pernah melakukan pelecehan. Meskipun mereka berdua berada di dalam satu ruangan, tetap tidak akan terjadi apa-apa.Evan meludah ke lan
Baca selengkapnya

Bab 619 Kami akan Berikan

Berhubung kondisi Lindsey tidak serius, dia sudah bisa keluar dari rumah sakit keesokan harinya. Evan pergi mengurus prosedur keluar rumah sakit sekalian membeli sarapan. Sementara itu, Lindsey duduk sendirian di tempat tidur pasien sambil melamun menatap pemandangan luar jendela. Kala ini, seseorang mengetuk pintu kamar.Ketika menoleh, Lindsey melihat Yanto yang sedang tersenyum beserta dua pria paruh baya di belakangnya. Yanto membawa sebuah keranjang buah sembari bertanya, "Linda, gimana kondisimu?"Lindsey melirik Yanto sekilas, lalu memandang dua pria paruh baya dan bertanya, "Siapa mereka?""Halo, aku Damian, ayahnya Gino.""Aku pengacaranya Pak Damian."Setelah mereka berdua memperkenalkan diri, Damian berjalan menghampiri Lindsey untuk meminta maaf. Dia berucap, "Lindsey, putraku sudah membuat masalah besar untukmu. Sebagai ayahnya, aku minta maaf karena gagal mendidiknya dengan baik."Lindsey seketika berwaspada. Dia tanpa sadar beringsut mundur seraya bertanya, "Untuk apa ka
Baca selengkapnya

Bab 620 Apa Kamu Berhak untuk Berbicara?

"Omong kosong!" sergah Evan dari depan pintu. Dia berjalan ke sebelah Lindsey dan mendorong Yanto.Evan memandang Damian dengan penuh amarah seraya menyindir, "Pak Damian, kalau aku jadi kamu yang punya putra bajingan seperti Gino, aku pasti sudah menggali lubang dan mendorongnya masuk ke sana. Kamu malah berani melakukan trik semacam ini di hadapan putri orang lain?""Sekarang aku sudah mengerti. Gino bisa melakukan hal bejat karena didukung oleh orang-orang nggak tahu malu seperti kalian!" Evan meludah ke lantai sambil mencela, "Cih! Orang tua dan anak sama saja!"Damian bertanya sembari mengernyit, "Kamu pasti putra Keluarga Mahendra. Apa hubungan masalah ini denganmu? Apa kamu berhak untuk berbicara?""Linda adalah temanku. Aku nggak bisa melihat kalian menindas temanku!" Evan tersenyum sinis dan menghina, "Gino memang bajingan yang nggak bisa apa-apa. Setelah melakukan kesalahan, dia hanya bisa meminta bantuan orang tuanya."Damian menghardik, "Jaga ucapanmu!"Evan menyergah, "Kal
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
6061626364
...
92
DMCA.com Protection Status