Semua Bab Istri Pengganti sang CEO: Bab 151 - Bab 160

911 Bab

Bab 151 Kamu Mau Meninggalkanku?

Melihat Ferdy yang berlagak angkuh, Peter tertawa kesal. Dia mendongak sambil meneguk habis bir yang ada di gelasnya, lalu membanting gelas itu ke atas meja dengan kuat. Setelah Peter pergi, Chelsea menyingkirkan tangan Ferdy dan duduk menjauh darinya. Tidak lama kemudian, Ferdy mengulurkan tangan ke belakang punggung Chelsea dan bertanya, "Apa kamu sudah meminta persetujuanku untuk keluar dari Harbourside Villa?"Chelsea menatap Ferdy dengan tajam seraya menjawab, "Aku manusia, bukan peliharaan yang bisa kamu kekang."Ferdy mengernyit sambil menimpali, "Kamu sudah salah mengartikan maksudku.""Aku bahkan nggak berani menebak, mana mungkin aku berani menyalahartikan maksud Pak Ferdy?" sahut Chelsea. Dia membalas tatapan Ferdy dengan mabuk dan mengeluarkan semua yang ada di benaknya beberapa hari ini. "Peter memang berengsek, tapi ucapannya cukup masuk akal. Nggak sepertimu yang terlihat seperti pria baik-baik, tapi ternyata begitu kejam. Aku takut suatu hari nanti nyawaku akan teranc
Baca selengkapnya

Bab 152 Hanya Bisa Menghadapinya

Begitu bangun, kepala Olivia sangat sakit. Dia melihat Chelsea berjalan masuk ke kamar dengan linglung dan mengira dirinya sedang bermimpi. Setelah Chelsea membuka tirai jendela, cahaya matahari menyilaukan mata Olivia. Di saat itulah dia baru menyadari bahwa ini bukan mimpi. Olivia menghadang cahaya matahari dengan tangannya, lalu bertanya dengan heran, "Kok kamu ada di rumahku?""Semalam kamu mabuk. Kalau aku nggak antar kamu pulang, memangnya kamu mau diantar Harris?" timpal Chelsea. "Oh ...." Olivia menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil terkekeh-kekeh. Dia melanjutkan, "Sekarang aku sudah bangun, kamu sudah boleh pulang. Kamu nggak pulang semalaman, Pak Ferdy harusnya ....""Aku berencana tinggal di sini beberapa hari." Chelsea duduk di tepi ranjang sembari menambahkan, "Dulu, aku pernah menampungmu di rumahku. Sekarang, giliranmu untuk menampungku. Kamu nggak mungkin menolak, 'kan?" "Tentu saja nggak!" Olivia bertanya dengan ragu, "Kamu bertengkar lagi dengan Pak Ferdy?"
Baca selengkapnya

Bab 153 Bukankah Fokus Perhatiannya Sedikit Menyimpang?

Andre memesan restoran bergaya bistro. Dia duduk berhadapan dengan Chelsea dan mengobrol sambil makan. Suasana pun terasa sangat menyenangkan. Di tengah makan, telepon Chelsea berdering. Ketika melihat nama "Ferdy" di layar, Chelsea menutup telepon tanpa ragu-ragu.Melihat itu, Andre bertanya karena merasa penasaran, "Kok kamu nggak mengangkatnya?""Itu panggilan telepon spam," jawab Chelsea."Kayaknya bukan deh?" Andre menyipitkan matanya dan lanjut berkata, "Tadi, aku lihat ada nama kontaknya."Begitu Andre selesai berbicara, telepon Chelsea berdering lagi. Dia takut Andre akan melihat nama Ferdy, jadi dia buru-buru menutup layar ponsel dan berdiri. "Aku akan mengangkatnya dulu."Chelsea berjalan ke pembatas dinding dan berujar dengan nada kesal, "Ada apa?""Siapa pria yang makan bersamamu? Tampaknya, kalian mengobrol dengan senang," kata Ferdy dengan dingin.Saat mendengarnya, Chelsea bertanya sambil mengernyit, "Kamu suruh orang membuntutiku?""Kamu ingin berbalik menyalahkanku kar
Baca selengkapnya

Bab 154 Tetapi Jangan Memanfaatkannya

Chelsea memarkirkan mobilnya dan menghampiri Ferdy. "Kalau mau bertanya tentang pria itu, mending jangan tanya. Aku nggak perlu menjelaskan apa pun.""Oke, aku nggak tanya," ujar Ferdy. Chelsea tidak bisa bereaksi karena Ferdy mengalah terlalu cepat. Kenapa Ferdy yang tadinya masih marah-marah di telepon tiba-tiba menuruti ucapannya?"Kapan kamu mau pulang?" tanya Ferdy dengan serius."Nggak punya rencana seperti itu. Aku hidup cukup baik di sini," jawab Chelsea. "Oke, aku akan menjemputmu waktu kamu mau pulang," ujar Ferdy yang berbalik dan masuk ke dalam mobil. Saat melihat adegan itu, Chelsea benar-benar tercengang. Apa maksud pria ini? Dia datang dari Harbourside Villa hanya untuk mengucapkan beberapa kata ini? Sampai mobil Maybach menghilang di tengah kegelapan, Chelsea masih kebingungan.Mobil Ferdy melaju dengan cepat di jalan yang kosong. Disertai dengan suara angin yang berembus ke dalam mobil, hati Ferdy yang awalnya gelisah perlahan menjadi tenang. Tiba-tiba, dia sadar bah
Baca selengkapnya

Bab 155 Sepertinya Termasuk Hukuman

Ketika melihat mereka hendak menyeberang jalan, Chelsea buru-buru menurunkan payung untuk menutupi wajahnya. Mereka berjalan melewati Chelsea sambil bersenda gurau."Kak Bernard, aku akan masak untukmu malam ini. Kamu nggak boleh pergi lagi habis makan," ujar wanita itu."Tenang saja, di larut malam seperti ini, siapa lagi yang bisa kucari selain kamu?" timpal Bernard."Aduh! Apa sih yang kamu bilang!" kata wanita itu dengan malu. Seiring mereka makin menjauh, Chelsea tidak bisa mendengar obrolan mereka lagi. Dia menoleh dan melihat mereka memasuki kompleks. Tiba-tiba, dia tidak bisa menahan tawa. Bernard hebat sekali! Bisa-bisanya dia mencari ibu tiri yang begitu muda untuk Radi! Kalau sampai Radi mengetahui hal ini, Keluarga Mulyana pasti akan kacau balau!Kemudian, Chelsea pulang dengan membawa cuka balsamik. Setelah menyaksikan adegan itu, suasana hatinya berubah drastis. Saat ini, dia berusaha menahan seringai di bibirnya. Olivia pun bertanya dengan penasaran, "Chels, ada apa de
Baca selengkapnya

Bab 156 Dia Pasti Menunggumu Juga

Sonia memberi tahu Diana semua yang dia ketahui. Diana hanya diam dan tidak berbicara untuk waktu yang lama. Saat mobil berhenti karena lampu merah, Sonia menoleh untuk melihat Diana dan berkata, "Diana, meskipun dia saudara kandungku, kurasa kamu dan Pak Ferdy adalah pasangan yang paling serasi.""Sekarang, kamu sudah pulang dan seharusnya kembali ke sisi Pak Ferdy. Dia pasti menunggumu juga," lanjut Sonia.Saat mendengar ucapannya, Diana menggelengkan kepalanya. Ada banyak hal yang terjadi di kala itu. Kondisi sekarang sudah ditakdirkan tidak bisa diubah. Kembali ke sisi Ferdy? Dia tidak berani memikirkan hal tersebut. Tujuan kepulangannya kali ini hanya untuk melihat kondisi kehidupan Ferdy dan seperti apa wanita yang berada di sisi Ferdy.Diana menengadah untuk melihat Sonia dan bertanya dengan serius, "Kapan aku bisa menemui adikmu?" Sonia diam-diam merasa senang. Dia sangat menantikan saat-saat Chelsea dipermalukan oleh Diana! "Seharusnya, Chelsea akan berpartisipasi dalam pamer
Baca selengkapnya

Bab 157 Balikan Sama Mantan?

Chelsea merasa makin senang saat memikirkannya. Saat ini juga, Andre menelepon. "Bos, boleh bawa aku ke pameran perhiasan besok?"Chelsea tersenyum dan menimpali, "Infomu cukup lancar, ya."Pihak penyelenggara mengundang merek perhiasan ternama dalam negeri. Berkat kesuksesan pameran produk barunya, Soraya Jewelry juga diundang. Perusahaan Chelsea sangat menghargai kesempatan ini. Hanya demi menentukan perhiasan untuk pameran, mereka mengadakan belasan pertemuan hingga kemarin sebelum mengambil keputusan."Bos, jangan khawatir, aku cuma mau lihat-lihat. Aku nggak ...," kata Andre."Sudahlah, pameran itu penuh dengan pesaing Soraya Jewelry, nggak apa-apa kalau tambah kamu lagi," ujar Chelsea. Dia tidak merasa terancam dengan Andre yang ingin memperluas pangsa pasar. Bagaimanapun, suatu merek hanya bisa bertahan dengan kemampuan sendiri, bukan dengan menekan merek lain. Dia telah memahami hal ini dengan jelas sejak mendirikan "Quentin".....Cuaca di hari pameran perhiasan sangat baik.
Baca selengkapnya

Bab 158 Wanita Licik

Diana tertegun dan tidak menjawabnya."Nona Sonia pasti sudah memberitahumu tentang Pak Ferdy, 'kan?" tanya Peter yang terus tersenyum. "Seorang wanita jelek malah berdiri di sebelah Pak Ferdy yang bermartabat. Kesannya kurang cocok, 'kan? Pak Ferdy lebih serasi dengan wanita cantik seperti Nona Diana.""Kami juga nggak tahu kenapa Pak Ferdy selalu mendekatinya." Peter menoleh ke samping, lalu tersenyum dan lanjut berkata, "Nona Diana, kamu paling kenal dengan Pak Ferdy. Menurutmu, apa wanita itu mengancam Pak Ferdy dengan kelemahannya?"Diana sedikit terkejut karena dia tidak memikirkan kemungkinan ini. "Sebelumnya, aku pernah berurusan dengan wanita itu. Dia sangat licik dan cerdik. Jelas, dia bukan wanita yang mudah dihadapi." Saat mendapati Diana tampak merenung, sudut bibir Peter sedikit terangkat."Kalau kamu bersedia mendengarkan ucapanku, pulanglah dari luar negeri secepatnya dan jadi ambasador Amelia Jewelry pada hari pameran produk baru perusahaan kami. Dengan begitu, popula
Baca selengkapnya

Bab 159 Sonia Telah Menipunya!

Di pameran perhiasan, Chelsea akhirnya tetap tidak bertemu dengan Diana. Akan tetapi, wajah Diana telah terukir di benaknya. Dibandingkan dengan foto, dia terlihat jauh lebih cantik secara langsung.Diana terlihat seperti wanita yang berjalan keluar dari kabut. Dia bagaikan keindahan yang sangat rapuh sehingga membuat siapa pun tak kuasa merasa simpati saat melihatnya. Sebagai seorang wanita, hati Chelsea bahkan luluh, apalagi pria.Ternyata Ferdy menyukai tipe wanita seperti ini. Kalau begitu ... Chelsea sama sekali bukan tipenya. Dia lebih seperti pisau yang mampu melindungi wanita cantik."Apa yang kamu pikirkan?"Begitu mendengar suara Andre, Chelsea baru tersadar kembali dan menjawab, "Nggak ada."Andre menggerutu dengan suara rendah, "Kamu terlihat aneh sejak kembali dari pameran ...." Hari ini, entah sudah berapa kali dia melihat Chelsea bengong tanpa alasan.Chelsea pun menendangnya, lalu bertanya, "Bukannya kamu pulang untuk mengembangkan pasar? Kenapa kamu malah datang ke rum
Baca selengkapnya

Bab 160 Aku Tidak Menipunya

Setelah makan malam, Peter mengantar Andre kembali ke hotel. Begitu Andre menghilang dari pandangannya, ekspresi Peter langsung berubah. Dia menatap dingin ke arah Shania yang duduk di kursi penumpang, lalu bertanya, "Apa yang sudah kamu lakukan sampai menyinggung Andre? Apa yang terjadi dengan portofolio?"Nada bicara Peter sangat tegas sehingga membuat Shania ketakutan. Wanita itu bahkan bersembunyi ke sisi jendela mobil, lalu berbicara sambil terisak-isak, "Sonia menipuku .... Dia jelas-jelas bilang padaku sudah mengirim portofolionya ...."Saat melihat Shania menangis, Peter hanya merasa makin kesal. Saat ini, dia merasa bahwa wanita ini begitu bodoh hingga tak tertolong lagi."Apa gunanya menangis? Itu urusanmu sendiri, sebaiknya cari solusinya sendiri. Jangan harap aku akan membantumu," tegas Peter. Kemudian, dia menyalakan mobil dan enggan memberikan perhatian apa pun pada Shania. Pria itu hanya melanjutkan dengan nada dingin, "Jelaskan sendiri pada mama dan kakekku."Shania mer
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1415161718
...
92
DMCA.com Protection Status