Begitu bangun, kepala Olivia sangat sakit. Dia melihat Chelsea berjalan masuk ke kamar dengan linglung dan mengira dirinya sedang bermimpi. Setelah Chelsea membuka tirai jendela, cahaya matahari menyilaukan mata Olivia. Di saat itulah dia baru menyadari bahwa ini bukan mimpi. Olivia menghadang cahaya matahari dengan tangannya, lalu bertanya dengan heran, "Kok kamu ada di rumahku?""Semalam kamu mabuk. Kalau aku nggak antar kamu pulang, memangnya kamu mau diantar Harris?" timpal Chelsea. "Oh ...." Olivia menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil terkekeh-kekeh. Dia melanjutkan, "Sekarang aku sudah bangun, kamu sudah boleh pulang. Kamu nggak pulang semalaman, Pak Ferdy harusnya ....""Aku berencana tinggal di sini beberapa hari." Chelsea duduk di tepi ranjang sembari menambahkan, "Dulu, aku pernah menampungmu di rumahku. Sekarang, giliranmu untuk menampungku. Kamu nggak mungkin menolak, 'kan?" "Tentu saja nggak!" Olivia bertanya dengan ragu, "Kamu bertengkar lagi dengan Pak Ferdy?"
Andre memesan restoran bergaya bistro. Dia duduk berhadapan dengan Chelsea dan mengobrol sambil makan. Suasana pun terasa sangat menyenangkan. Di tengah makan, telepon Chelsea berdering. Ketika melihat nama "Ferdy" di layar, Chelsea menutup telepon tanpa ragu-ragu.Melihat itu, Andre bertanya karena merasa penasaran, "Kok kamu nggak mengangkatnya?""Itu panggilan telepon spam," jawab Chelsea."Kayaknya bukan deh?" Andre menyipitkan matanya dan lanjut berkata, "Tadi, aku lihat ada nama kontaknya."Begitu Andre selesai berbicara, telepon Chelsea berdering lagi. Dia takut Andre akan melihat nama Ferdy, jadi dia buru-buru menutup layar ponsel dan berdiri. "Aku akan mengangkatnya dulu."Chelsea berjalan ke pembatas dinding dan berujar dengan nada kesal, "Ada apa?""Siapa pria yang makan bersamamu? Tampaknya, kalian mengobrol dengan senang," kata Ferdy dengan dingin.Saat mendengarnya, Chelsea bertanya sambil mengernyit, "Kamu suruh orang membuntutiku?""Kamu ingin berbalik menyalahkanku kar
Chelsea memarkirkan mobilnya dan menghampiri Ferdy. "Kalau mau bertanya tentang pria itu, mending jangan tanya. Aku nggak perlu menjelaskan apa pun.""Oke, aku nggak tanya," ujar Ferdy. Chelsea tidak bisa bereaksi karena Ferdy mengalah terlalu cepat. Kenapa Ferdy yang tadinya masih marah-marah di telepon tiba-tiba menuruti ucapannya?"Kapan kamu mau pulang?" tanya Ferdy dengan serius."Nggak punya rencana seperti itu. Aku hidup cukup baik di sini," jawab Chelsea. "Oke, aku akan menjemputmu waktu kamu mau pulang," ujar Ferdy yang berbalik dan masuk ke dalam mobil. Saat melihat adegan itu, Chelsea benar-benar tercengang. Apa maksud pria ini? Dia datang dari Harbourside Villa hanya untuk mengucapkan beberapa kata ini? Sampai mobil Maybach menghilang di tengah kegelapan, Chelsea masih kebingungan.Mobil Ferdy melaju dengan cepat di jalan yang kosong. Disertai dengan suara angin yang berembus ke dalam mobil, hati Ferdy yang awalnya gelisah perlahan menjadi tenang. Tiba-tiba, dia sadar bah
Ketika melihat mereka hendak menyeberang jalan, Chelsea buru-buru menurunkan payung untuk menutupi wajahnya. Mereka berjalan melewati Chelsea sambil bersenda gurau."Kak Bernard, aku akan masak untukmu malam ini. Kamu nggak boleh pergi lagi habis makan," ujar wanita itu."Tenang saja, di larut malam seperti ini, siapa lagi yang bisa kucari selain kamu?" timpal Bernard."Aduh! Apa sih yang kamu bilang!" kata wanita itu dengan malu. Seiring mereka makin menjauh, Chelsea tidak bisa mendengar obrolan mereka lagi. Dia menoleh dan melihat mereka memasuki kompleks. Tiba-tiba, dia tidak bisa menahan tawa. Bernard hebat sekali! Bisa-bisanya dia mencari ibu tiri yang begitu muda untuk Radi! Kalau sampai Radi mengetahui hal ini, Keluarga Mulyana pasti akan kacau balau!Kemudian, Chelsea pulang dengan membawa cuka balsamik. Setelah menyaksikan adegan itu, suasana hatinya berubah drastis. Saat ini, dia berusaha menahan seringai di bibirnya. Olivia pun bertanya dengan penasaran, "Chels, ada apa de
Sonia memberi tahu Diana semua yang dia ketahui. Diana hanya diam dan tidak berbicara untuk waktu yang lama. Saat mobil berhenti karena lampu merah, Sonia menoleh untuk melihat Diana dan berkata, "Diana, meskipun dia saudara kandungku, kurasa kamu dan Pak Ferdy adalah pasangan yang paling serasi.""Sekarang, kamu sudah pulang dan seharusnya kembali ke sisi Pak Ferdy. Dia pasti menunggumu juga," lanjut Sonia.Saat mendengar ucapannya, Diana menggelengkan kepalanya. Ada banyak hal yang terjadi di kala itu. Kondisi sekarang sudah ditakdirkan tidak bisa diubah. Kembali ke sisi Ferdy? Dia tidak berani memikirkan hal tersebut. Tujuan kepulangannya kali ini hanya untuk melihat kondisi kehidupan Ferdy dan seperti apa wanita yang berada di sisi Ferdy.Diana menengadah untuk melihat Sonia dan bertanya dengan serius, "Kapan aku bisa menemui adikmu?" Sonia diam-diam merasa senang. Dia sangat menantikan saat-saat Chelsea dipermalukan oleh Diana! "Seharusnya, Chelsea akan berpartisipasi dalam pamer
Chelsea merasa makin senang saat memikirkannya. Saat ini juga, Andre menelepon. "Bos, boleh bawa aku ke pameran perhiasan besok?"Chelsea tersenyum dan menimpali, "Infomu cukup lancar, ya."Pihak penyelenggara mengundang merek perhiasan ternama dalam negeri. Berkat kesuksesan pameran produk barunya, Soraya Jewelry juga diundang. Perusahaan Chelsea sangat menghargai kesempatan ini. Hanya demi menentukan perhiasan untuk pameran, mereka mengadakan belasan pertemuan hingga kemarin sebelum mengambil keputusan."Bos, jangan khawatir, aku cuma mau lihat-lihat. Aku nggak ...," kata Andre."Sudahlah, pameran itu penuh dengan pesaing Soraya Jewelry, nggak apa-apa kalau tambah kamu lagi," ujar Chelsea. Dia tidak merasa terancam dengan Andre yang ingin memperluas pangsa pasar. Bagaimanapun, suatu merek hanya bisa bertahan dengan kemampuan sendiri, bukan dengan menekan merek lain. Dia telah memahami hal ini dengan jelas sejak mendirikan "Quentin".....Cuaca di hari pameran perhiasan sangat baik.
Diana tertegun dan tidak menjawabnya."Nona Sonia pasti sudah memberitahumu tentang Pak Ferdy, 'kan?" tanya Peter yang terus tersenyum. "Seorang wanita jelek malah berdiri di sebelah Pak Ferdy yang bermartabat. Kesannya kurang cocok, 'kan? Pak Ferdy lebih serasi dengan wanita cantik seperti Nona Diana.""Kami juga nggak tahu kenapa Pak Ferdy selalu mendekatinya." Peter menoleh ke samping, lalu tersenyum dan lanjut berkata, "Nona Diana, kamu paling kenal dengan Pak Ferdy. Menurutmu, apa wanita itu mengancam Pak Ferdy dengan kelemahannya?"Diana sedikit terkejut karena dia tidak memikirkan kemungkinan ini. "Sebelumnya, aku pernah berurusan dengan wanita itu. Dia sangat licik dan cerdik. Jelas, dia bukan wanita yang mudah dihadapi." Saat mendapati Diana tampak merenung, sudut bibir Peter sedikit terangkat."Kalau kamu bersedia mendengarkan ucapanku, pulanglah dari luar negeri secepatnya dan jadi ambasador Amelia Jewelry pada hari pameran produk baru perusahaan kami. Dengan begitu, popula
Di pameran perhiasan, Chelsea akhirnya tetap tidak bertemu dengan Diana. Akan tetapi, wajah Diana telah terukir di benaknya. Dibandingkan dengan foto, dia terlihat jauh lebih cantik secara langsung.Diana terlihat seperti wanita yang berjalan keluar dari kabut. Dia bagaikan keindahan yang sangat rapuh sehingga membuat siapa pun tak kuasa merasa simpati saat melihatnya. Sebagai seorang wanita, hati Chelsea bahkan luluh, apalagi pria.Ternyata Ferdy menyukai tipe wanita seperti ini. Kalau begitu ... Chelsea sama sekali bukan tipenya. Dia lebih seperti pisau yang mampu melindungi wanita cantik."Apa yang kamu pikirkan?"Begitu mendengar suara Andre, Chelsea baru tersadar kembali dan menjawab, "Nggak ada."Andre menggerutu dengan suara rendah, "Kamu terlihat aneh sejak kembali dari pameran ...." Hari ini, entah sudah berapa kali dia melihat Chelsea bengong tanpa alasan.Chelsea pun menendangnya, lalu bertanya, "Bukannya kamu pulang untuk mengembangkan pasar? Kenapa kamu malah datang ke rum
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me